KOTA SEHAT BERAWAL DARI LINGKUNGAN YANG SEHAT
Pengertian kota/kabupaten sehat sendiri adalah suatu kondisi kota atau kabupaten yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk. Terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati oleh masyarakat dan pemerintah daerahnya, Tatanan disini adalah sasaran yang akan dicapai oleh kota atau kabupaten tersebut sesuai dengan potensi dan permasalahan pada masing-masing kecamatan di kabupaten atau kota tersebut (Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan nomor 34 tahun 2005 dan nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat)
Bahwa konsepnya tidak hanya kondisi pelayanan kesehatan dan kondisi masyarakatnya yang selalu sehat saja, tetapi lebih luas lagi, yaitu kepada faktor pendukung kesehatan seperti lingkungan.
WHO memperkirakan, lebih 3 juta penduduk di dunia hidup di perkotaan WHO memperkirakan, lebih 3 juta penduduk di dunia hidup di perkotaan. Di tahun 2007, laju pertambahan populasi penduduk perkotaan melampaui 50% dan proporsi ini akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang. Diproyeksikan pada tahun 2030, enam dari sepuluh orang akan menjadi penghuni daerah perkotaan dan akan meningkat menjadi tujuh dari sepuluh orang di tahun 2050.
Di Indonesia, pada tahun 2009, lebih dari 43% penduduk tinggal di wilayah perkotaan, dan menurut prediksi pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 60%. Akibatnya pemerintah kota akan menghadapi tantangan besar seperti penyediaan air minum, sanitasi, kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, perumahan yang tidak sehat, kriminalitas dan penggunaan minuman keras dan obat-obat terlarang.
Masalah Air Bersih
SAMPAH
Masalah Sanitasi
KEPADATAN LALU LINTAS DAN POLUSI UDARA
Permasalahan lingkungan Sampah Limbah Air Udara Volume semakin meningkat Nimby Belum ada pengolahan Jarak dengan sumber air Kualitas Kuantitas
PERMASALAHAN UMUM Timbulan sampah semakin besar Perhatian/prioritas kurang Paradigma pengelolaan tidak sesuai Manajemen belum memadai Peran masyarakat belum dibangun Widhi’02
Merubah paradigma pengelolaan sampah Paradigma Lama Paradigma Baru Kumpul – angkut - buang Membuang sampah Pengelolaan dengan metoda 3R Menaruh sampah
PARADIGMA LAMA KUMPUL BUANG ANGKUT Makin besar sampah makin besar kebutuhan biaya
Sampah Organik (basah) PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA Plastik Kertas Kaca/Logam Sampah Anorganik (kering) Sumber Sampah di Rumah Tangga Komposter Rumah Tangga Sampah Organik (basah)
SOLUSI PENANGANAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA Perbaikan septik tank pribadi Membuat Septik tank bersama IPAL bersama Menyambung ke SAL
komunal individual Sawerage system Sanitasi Setempat On site Terpusat Off site Sawerage system
PETA JARINGAN LIMBAH TERPUSAT
CONTOH IPAL KOMUNAL IPAL Komunal RT 54 Muja-muju IPAL Komunal RW 8 Cokrodiningratan
SOLUSI PENANGANAN AIR MENGEMBALIKAN FUNGSI DRAINASE : larangan membuang limbah ke Saluran MENAMBAH MEDIA PERESAPAN: Resapan air hujan Menanam tanaman keras PROKASIH (Progam Kali Bersih) larangan membuang limbah ke Sungai Ajakan untuk mencintai sungai
MENAMBAH MEDIA RESAPAN AIR HUJAN DENGAN BIOPORI (LUBANG TABUNG AIR)
Udara Uji emisi Rekayasa lalu lintas Menanam pohon Sepeda untuk trasportasi jarak dekat
UJI EMISI Uji Emisi Kendaraan Milik pemerintah Uji Emisi Kendaraan Pribadi
REKAYASA TRANSPORTASI Penataan Rute Penataan Simpang Reformasi Angkutan Publik Penyediaan Terminal Penumpang dan Angkutan Barang
JANGAN CUMA KIPAS KIPAS BUMI SEMAKIN PANAS JANGAN CUMA KIPAS KIPAS ayo Menanam pohon Mengolah sampah Menggunakan sepeda Menghemat air dan listrik
Pertanyaan & Saran dapat disampaikan melalui email suyana@jogjakota.go.id