PENGARUH KOTORAN TERNAK TERHADAP PERTUMBUHAN LABU SIAM (Sechium edule) Fitria Ulupalu NPM: 2009 15 423 Prodi: Pendidikan Biologi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebutuhan sayuran, khususnya Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pertumbuhan gizi. Sayuran mempunyai peranan penting sebagai sumber vitamin dan mineral (Padang,2000). Labu siam atau jipang (Sechium edule, bahasa Inggris:chayote) adalah tumbuhan suku labu-labuan (Cucurbitaceae) yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan ini merambat di tanah atau agak memanjat dan biasa dibudidayakan di pekarangan, biasanya di dekat kolam. Buah menggantung dari tangkai. Daunnya berbentuk mirip segitiga dan permukaannya berbulu.(Anonim,2012)
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia, dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif bagi tanaman. Salah satu cara untuk menjaga kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan yang mencakup juga pemulasan. Sudah sejak dahulu diketahui bahwa kotoran ternak memainkan peranan yang tidak kalah penting bagi lahan pertanian. Beberapa kelebihan kotoran ternak (feces) seperti sapi, kambing dan kuda mengandung unsur hara yang lengkap dan sangat dibutuhkan oleh tanah dan tanaman, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, meningkatkan daya ikat air serta mampu meningkatkan aktivitas jasadrenik. (Anonim, 2012).
1.2 Rumusan masalah 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan Latar Belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai“Pengaruh Kotoran Ternak Terhadap Pertumbuhan Labu Siam (Sechium edule) “ 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh kotoran ternak terhadap pertumbuhan labu siam (Sechium edule)?” 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kotoran ternak terhadap pertumbuhan labu siam.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan budidaya tanaman labu siam. Sebagai bahan informasi kepada pembaca, masyarakat maupun petani labu siam yang ingin menerapkan atau mengembangkan tanaman labu siam dengan menggunakan kotoran ternak. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti di dunia pendidikan dan acuan bagi peneliti selanjutnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup didalam penelitian ini yaitu kotoran ternak (sapi, kambing, kuda ) yang digunakan sebagai pupuk. Kotoran yang digunakan sebelumnya dijemur sampai kering, setelah itu digunakan sebagai pupuk. 1.6 Penjelasan Istilah Labu siam adalah tumbuhan suku labu-labuan yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya (wikipedia,2012). Kotoran ternak adalah sisa hasil pencernaan dan metabolisme yang di keluarkan dari tubuh hewan.(KBBI 2001)
Pertumbuhan adalah Proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik) dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. (Biologi Jilid 3, 2006)
Bab III Metode Penelitian 3.1Tipe Penelitiaan Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian eksperimen lapangan,guna melihat pengaruh berbagai kotoran ternak terhadap pertumbuhan tanaman labu siam (Sechium edule). 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di dusun Waipo desa Haruru Kec. Amahei Kab. Maluku Tengah.
2. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal diseminarkan dan direncanakan berlangsung selama 3 bulan. 2.3Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian adalah labu siam sebanyak 30 bibit yang diambil secara proposive sampling dengan perlakuan pemberian kotoran ternak.
3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut: 1. Kotoran sapi a0 : Kontrol a1 : 250 g dan 3 kg tanah/tanaman a2 : 500 g dan 3 kg tanah/tanaman a3 : 750 g dan 3 kg tanah/tanaman 2.Kotoran Kambing b0 : Kontrol b1 : 250 g dan 3 kg tanah/tanaman b2 : 500 g dan 3 kg tanah/tanaman b3 : 750 g dan 3 kg tanah/tanaman
Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: 3. Kotoran Kuda c0 : Kontrol c1 : 250 g dan 3 kg tanah/tanaman c2 : 500 g dan 3 kg tanah/tanaman c3 : 750 g dan 3 kg tanah/tanaman 3.5 Variabel Penelitiaan Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: 1. Variabel bebas: kotoran ternak (sapi, kambing, kuda) 2. Variabel terikat: pertumbuhan tanaman labu siam (Sechium edule ) Dengan indikator: Tinggi Tanaman Jumlah daun
3.6Alat dan Bahan Alat Antara lain : Mistar, Kamera digital, Trofol, Alat tulis,Timbangan, Hilter, Ayakan, dan Polibag 5 kg sebanyak 30. 2. Bahan Bibit labu siam, Tanah , Kotoran sapi, kambing, dan kuda, Air, bambu dan tali rapia.
2.7 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Menyiapkan bibit labu siam yang akan ditanam sebanyak 30 buah Menyiapkan polibek. Tanah yang akan digunakan adalah tanah hitam dengan cara pengambilannya 20 cm di atas permukaan tanah Menimbang tanah dengan menggunakan timbangan dengan berat tanah 3 kg/polibek.
Menyiapkan kotoran ternak kemudian dijemur selama 10 hari sampai kering setelah itu diayak dan ditimbang kemudian dicampurkan dengan tanah dan dimasukkan dalam polibek sesuai perlakuan. Masukkan bibit labu siam ke dalam polibek sesuai perlakuan. Penyiraman tanaman dengan menggunakan hilter dilakukan pada saat pagi dan sore hari sesuai kapasitas lapang. Membuat kayu penyanggah untuk jalur tumbuhnya labu siam Pengukuran tinggi tanaman dengan menggunakan mistar dan sekaligus menghitung jumlah daun. Pengukuran akan dilakukan 2 minggu sekali.
3.8 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan uji F pada pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan dan total 30 perlakuan. Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA). Jika Fhitung>Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% maka hipotesis H1 diterima dan hipotesis H0 ditolak. Apabila hasil analisis menunjukan perbedaan nyata (signifikan) pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), untuk mengetahui derajat beda antara kelompok perlakuan.