PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates
Peranan Sektor Pertanian Menurut Simon Kuznets (1964), pertanian di negara sedang berkembang (Low Developing Countries/LDCs) memiliki empat kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional, yaitu: Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat bergantung pada pertumbuhan output di sektor pertanian, baik dari sisi permintaan maupun dari penawaran. Kuznet menyebutnya sebagai kontribusi produk Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor ekonomi lainnya. Kuznet menyebutnya kontribusi pasar. Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya. Dalam proses pembangunan ekonomi terjadi transfer surplus tenaga kerja dari pertanian (pedesaan) ke industri dan sektor-sektor perkotaan lainnya. Kuznet menyebutnya kontribusi faktor-faktor produksi.
Sektor Pertanian Sub sektor: Sub sektor bahan makanan. Subsektor perkebunan. Sub sektor kehutanan. Sub sektor peternakan. Sub sektor perikanan.
Sub sektor bahan makanan Produksi Konsumsi Kebijaksanaan padi/beras
Sub sektor perkebunan Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Pola Unit Pelayanan Pengembangan (UPP). Pola Swadaya. Pola Perusahaan Perkebunan Besar.
Sektor Kehutanan Berdasasrkan tata guna: Hutan lindung. Hutan produksi terbatas. Hutan produksi tetap. Hutan produksi yang dapat dikonversi.
Sub sektor Peternakan Peternakan rakyat: Skala usaha kecil dan modal terbatas. Teknologi sederhana dan pengelolaan tradisional. Bersifat padat karya dan berbasis keluarga serumah. Produktivitas dan mutu produk rendah.
Sub sektor Perikanan Kenaikan produksi perikanan: Pertambahan jumlah rumah tangga perikanan. Produktivitas.
Sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (sumber devisa), baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian maupun peningkatan produksi pertanian dalam negeri menggantikan barang impor (substitusi impor). Kuznet menyebutnya kontribusi devisa. 1. Kontribusi Produk Kontribusi produk pertanian terhadap PDB diukur dengan rumus: PDB = Pp + PNP
Di dalam perekonomian terbuka, besarnya kontribusi produk terhadap PDB dari sektor pertanianbaik lewat pasar maupun lewat keterkaitan produksi dengan sektor-sektor non pertanian, misalnya industri manufaktur juga sangat dipengaruhi oleh kesiapan sektor itu sendiri dalam menghadapi persaingan dari luar. Dari sisi pasar, produk pertanian Indonesia di pasar domestik dibanjiri oleh produk luar (impor), sedangkan dari sisi keterkaitan banyak produk manufaktur yang kesulitan mendapatkan bahan baku, padahal produk tersebut berlimpah namun lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor karena harga jualnya kompetitif.
2. Kontribusi Pasar Kontribusi pasar untuk produk pertanian dibandingkan sektor nonpertanian tergantung pada: Pertama, dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestik juga diisi dengan barang-barang impor. Jenis teknologi yang digunakan di sektor pertanian yang menetukan tingkat mekanisasi dan modernisasinya.
3. Kontribusi faktor-faktor produksi Kontribusi faktor-faktor produksi di ukur dengan produktivitas. Jika sektor pertanian mengalami kelebihan supply tenaga kerja, maka ada kecenderungan mereka beralih ke sektor industri. Hal ini mengakibatkan produktivitas di sektor pertanian semakin menurun digantikan oleh peran sektor industri yang makin meningkat. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian harus terjadi surplus di sektor pertanian dengan cara meningkatkan kinerja (teknologi, infrastruktur, SDM), meningkatakan permintaandi mana mereka mampu menditingkatkan sisi permintaan, serta nilai tukar antara produk pertanian dan non pertanian.
4. Kontribusi Devisa Kontribusi sektor pertanian terhadap peningkatan devisa ditunjukkan dengan peningkatan ekspor atau pengurangan tingkat ketergantungan terhadap impor komoditi pertanian. Namun harus tetap menambah kapasitas produksi dan meningkatkan daya saing produk agar tidak terjadi trade-off di pasar domestik. Kinerja dan Peran Sektor Pertanian di Indonesia Pangsa produk pertanian terhadap PDB pada tahun 1993 sebesar 17,9%, turun menjadi 16,4% tahun 2001. sebaliknya sektor industri meningkat dari 22,3% menjadi 26,0% pada tahun yang sama. Dari sisi produk, komoditas pertanian yang dihasilkan dan berhasil diekspor cukup banyak, namun dilihat dari total ekspor nasional, kontribusi pertanian terhadap ekspor nasional sangat kecil. Tahun 2002 hanya 4,47%, bila dibandingkan dengan industri sebesar 69,0%. Dari sisi kontribusi terhadap kesempatan kerja, pada tahun 1980-an sektor pertanian menyerap lebih dari 50% tenaga kerja (31,6 juta) pada tahun 90-an menjadi 40,7 juta.
Dalam masalah ketahanan pangan, produk pertanian Indonesia saat ini ternyata belum dapat memenuhi permintaan domestik terhadap bahan pangan terutama beras. Peningkatan jumlah kebutuhan pangan berkorelasi positif dengan peningkatan jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan kesadaran akan gizi. Berdasarkan perkiraan Husodo (2002), kebutuhan pangan per kapita selama satu tahun pada tahun 2001 mencapai 133 kg (beras). Ini belum ditambah dengan kebutuhan lain seperti ikan, ayam, daging, telur, dan sebagainya. Dalam 10 – 20 tahun terakhir, ketergantungan negara-negara sedang berkembang (LDC’s) terhadap impor pangan semakin tinggi.
Menurut data FAO, impor pangan LDC’s tahun 1995 sekitar 170 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 270 juta ton pada 2030. Dalam hal beras, setiap tahunnya Indonesia harus mengimpor beras 2 juta ton. Selain itu, tingkat ketergantungan terhadap impor atas beberapa komoditi pangan lainnya seperti kedelai, jagung, gula pasir, sayuran, dan buah-buahan juga semakin tinggi. Hal ini berakibat pada neraca perdagangan pertanian Indonesia atas produk tersebut selalu negatif.