KEBIJAKAN PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HUKUM KETENAGAKERJAAN
Advertisements

STANDAR PELAYANAN MINIMAL Setda Propinsi Jawa Tengah
BURUH SEJAHTERA REALITA ATAU ANGAN-ANGAN
Ringkasan Lampiran PP 05 th 2010 ttg RPJMN
EKSISTENSI KELEMBAGAAN DALAM RANGKA PENYALURAN OBAT KE FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PEMERINTAH Oleh : Sekretaris Kementerian PAN dan RB selaku Deputi.
KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PP SERTA PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN PKB PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Anak di daerah
USULAN SISTIM DAN MEKANISME PENGUPAHAN DI INDONESIA
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
PADA KEGIATAN ORIENTASI CPNS TAHUN 2010
ARAH KEBIJAKAN DAN PEMANFAATAN DAK BIDANG LH 2012.
DIALOG MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN LEMBAGA MASYARAKAT PEDULI ANAK Jakarta, 31 Agustus 2010.
Disampaikan oleh : Sjaiful DP.  Penduduk : jiwa.  Penyebaran penduduk: Perkotaan : 56%. Pedesaan: 44% (2013)  Angkatan Kerja : 118 juta.
ROAD MAP IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 DISAMPAIKAN OLEH: TARMIZI.
UU 21/2000 (SP/SB) Penjelasan Umum Ayat (1)
BIDANG INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA & ANEKA
Pelayanan Standard Minimun
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
FORUM SKPD Dinas Pendidikan 2015.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
RAPAT KERJA program KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT NASIONAL
DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 2012
PAPARAN KEPALA BAPPEDA KOTA BEKASI
Jayapura, 13 Agustus SEJAHTERA DEMOKRATIS BERKEADILAN Memperkuat triple tracks strategy serta pembangunan inklusif dan berkeadilan Memantapkan.
HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi 6 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ, QIP
SELAMAT BERJUMPA SELAMAT BERJUMPA.
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
PENGUATAN DIMENSI SOSIAL- KEMANUSIAAN DALAM ARN Disampaikan dalam Rapat Penyusunan ARN Disampaikan dalam Rapat Penyusunan ARN
SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH
BINDIKLAT Kebijakan Direktorat Departemen Pendidikan Nasional
UU No. 23 TAHUN 2014 IMPLIKASINYA TERHADAP SDM KESEHATAN
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Sektor Industri Oleh : Hermien Roosita Asisten Deputi Urusan Manufaktur, Prasarana dan.
HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIA
Tim Fasilitator PKP2A 1 LAN untuk Bimbingan Teknis Penyusunan SOP dan SP Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon April 2014.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
SIKLUS PERENCANAAN & PENGANGGARAN TAHUNAN
KEBIJAKAN DISNAKERTRAN PROVINSI SUMATARA BARAT
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
Kepala Biro Organisasi Setda Prov. Sumbar
KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI NASIONAL
Direktorat Bina Intala Ditjen Binalattas
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( SAKIP)
HUKUM INVESTASI DAN PASAR MODAL
MENTERI DALAM NEGERI PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
ANGGARAN BERBASIS PRESTASI KERJA & STANDAR PELAYANAN MINIMAL
DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR
Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Pertemuan 12 Hubungan Industrial
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN BLITAR
PRIORITAS NASIONAL REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG PBJ
DITJEN MANAJEMEN DIKDASMEN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
POTENSI DAN KENDALA IMPLEMENTASI INOVASI DAERAH
JENIS DAN PROGRAM KESEHATAN DI INDONESIA
Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI KEBIJAKAN PRIORITAS KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN.
DI SAMPAIKAN OLEH KEPALA BAPPEDA
HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIA
Pembuatan dan PELAKSANAAN KLHS RPJMD
KOMPETENSI SDM LOGISTIK PETERNAKAN UNTUK MENDUKUNG SISLOGNAS
“Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu”
Kebijakan Ketenagakerjaan
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
Transcript presentasi:

KEBIJAKAN PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

SELURUH INSTANSI YG M’BIDANGI KETENAGAKERJAAN RPJMN 2010-2014 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) TELAH DITETAPKAN PRIORITAS PROGRAM YANG AKAN DILAKSANAKAN PEMERINTAH YAITU : REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA PENDIDIKAN KESEHATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN KETAHANAN PANGAN INFRASTRUKTUR IKLIM INVESTASI DAN USAHA ENERGI LINGKUNGAN HIDUP DAN BENCANA DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA KONFLIK KEBUDAYAAN, KREATIVITAS DAN INOVASI TEKNOLOGI SELURUH INSTANSI YG M’BIDANGI KETENAGAKERJAAN IKLIM INVESTASI DAN USAHA DUKUNG

PROGRAM AKSI IKLIM INVESTASI DAN USAHA Kepastian hukum : Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya 2. Kebijakan Ketenagakerjaan : Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja. 3

RENCANA STRATEGIS DITJEN PHI DAN JAMSOS TAHUN 2010 - 2014 VISI : Terwujudnya Hubungan Industrial Yang Mendukung Kelangsungan Usaha Dan Peningkatan Kesejahteraan Pekerja/Buruh MISI : 1. Memberdayakan lembaga-lembaga HI 2. Membangun syarat kerja yang meningkatkan produktivitas kerja Membangun komunikasi dan negosiasi bipartit yang efektif PROGRAM : PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENINGKATAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA 4

RPJMN-RENSTRA 2010 - 2014 DITJEN PHI DAN JAMSOS Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan 2 Pengelolaan Kelembagaan dan Pemasyarakatan Hubungan Industrial 3 Pengelolaan Persyaratan Kerja, Kesejahteraan, dan Analisis Diskriminasi 4 Penerapan Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 5 Konsolidasi Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan HI 6 Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA BERDASARKAN DATA SAKERNAS Jenis Data   Satuan Feb Agustus 2009 2010 1. Angkatan Kerja 113,833,280 115,998,062 116,527,546 Orang 2. Bekerja 104,870,663 107,405,572 108,207,767 3. Pencari Kerja 4,707,873 8,592,490 8,319,779 4. Penduduk 15 Tahun 169,328,208 171,017,416 172,070,339 5. TKI 632,172 477,757 6. Pengangguran Terbuka 8,962,617 7. Pengangguran Setengah 31,600,000 32,802,941 33,269,338 8. Pemogokan 1. Kasus PHK 4,879 519 1,432 Kasus 2. Orang Terkena PHK 30,181 4,831 16,393 9. Rata-Rata Kebutuhan Hidup Layak 1,010,372 1,068,399 1,046,183 Rp 10. Rata-Rata Upah Minimum Prov. 841,529 908,821 1. L. Usaha Angkutan 6,117,985 5,817,680 5,619,022 1. L. Usaha Bangunan 5,486,817 4,844,689 5,592,897 1. L. Usaha Industri 12,839,800 13,052,521 13,824,251 1. L. Usaha Jasa 14,001,515 15,615,114 15,956,432 1. L. Usaha Keuangan Dan Asuransi 1,486,596 1,639,748 1,739,486 1. L. Usaha Listrik, Gas, Dan Air 223,054 208,494 234,070 1. L. Usaha Perdagangan 21,947,823 22,212,885 22,492,176 1. L. Usaha Pertambangan 1,155,233 1,188,634 1,254,501 1. L. Usaha Pertanian 41,611,840 42,825,807 41,494,941 Sumber data : Bapenas dan Balitfo Kemenakertrans

KONDISI HUBUNGAN INDUSTRIAL & JAMSOS DESEMBER 2010 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 1. Jumlah Perusahaan 221.875 Data s.d Juni 2011 Perusahaan Besar >50 orang 17.953 Perusahaan Sedang 25 s/d 49 orang 41.598 Perusahaan Kecil < 25 orang 163.224 2. Angkatan Kerja 116.530.000 - Yang Bekerja 108.210.000 Penganggur 8.320.000 Sumber : BPS Des 2010 dan Ditjen PHI dan Jamsos Des 2010 7

URAIAN JUMLAH KETERANGAN 3. NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 3. KELEMBAGAAN HI LKS Tripartit Prop 33 LKS Tripartit Kab/Kota 241 LKS Bipartit 13.914 Koperasi Pekerja 18.980 Konfederasi SP Federasi SP/SB 5 91 (SP/SB) tingkat perusahaan: 11.852 Anggota SP/SB 3.414.455 Sumber : Puslitbang 2010 dan Ditjen PHI dan Jamsos 2010

URAIAN JUMLAH KETERANGAN Lanjutan Kondisi Hubungan Industrial dan Jamsos NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 4. PENGUPAHAN DAN JAMSOS Kepesertaan Jamsostek DHK Tenaga Kerja 31.416.652 s.d. Nop 2010 - Aktif 9.225.079 - Non aktif 22.191.573 Perusahaan 222.679 131.965 90.714 Kepesertaan Jamsos LHK 505.736 s.d. Agustus 2010 Dewan Pengupahan Propinsi 33 s.d. Des 2010 Dewan Pengupahan Kab/Kota 189 Upah Minimum Provinsi Tertinggi Th 2010 - Terendah Th. 2010 Rp.1.316.500 Rp. 630.000 Papua Jatim Nilai UMP >KHL Kalsel, Sumut, Kalteng dan Sulut Sumber : Puslitbang 2010 dan Ditjen PHI dan Jamsos 2010

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 5 PERSYARATAN KERJA Peraturan Perusahaan Pusat = 819 Daerah = 864 Pusat dan Daerah = 1683 Selama 1 januari-31 Des 2010 44.882 Data s.d Juni 2011 PKB Pusat = 184 Daerah = 92 Pusat dan Daerah = 276 11.054 Perjanjian Penyedia Jasa Pekerja/Buruh 56 Perjanjian * Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh 40 Perusahaan * Perusahaan Pemberi Pekerjaan 45 Perusahaan* SUBSIDI PROGRAM Subsidi Perumahan Pekerja /Buruh 4.192 Pekerja - Subsidi Koperasi Pekerja/Buruh 246 Koperasi 10

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN HI DAN JAMSOS PELAKSANAAN SYARAT-SYARAT KERJA KETENTUAN UPAH DAN KESEJAHTERAAN KETENTUAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA KETENTUAN KELEMBAGAAN H I KETENTUAN FASILITASI PENYELESAIAN PERSEL HI PEMBERDAYAAN TENAGA PENYELESAIAN PHI BERSINERGI

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) Ketentuan tentang Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar Yang Merupakan Urusan Wajib Daerah Yang Berhak Diperoleh Setiap Warga Secara Minimal

Urusan Wajib Bidang Ketenagakerjaan Urusan Pemerintah yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara bidang ketenagakerjaan yang penyelenggaraanya diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan kepada daerah untuk perlindungan hak konstitusi, kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat serta ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional

Indikator SPM Bidang KetenagakerjaaN Tolak Ukur Prestasi Kuantitatif dan Kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM bidang Ketenagakerjaan bagi daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota yang dapat berupa masukan, proses, keluaran, hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar.

JENIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL No JENIS PELAYANAN DASAR STANDAR PELAYANAN MINIMAL BATAS WAKTU PENCAPAIAN SATKER/ LEMBAGA PENANGGUNG JAWAB KETERANGAN INDIKATOR NILAI 1. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Besaran Kasus Yg Diselesaikan dgn Perjanjian Bersama (PB) 50% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota Σ Kasus Yg Diselesaikan dgn Perjanjian Bersama Σ Kasus Yg Dicatatkan 2. Pelayanan Kepesertaan Jamsostek Besaran Pekerja yang menjadi peserta jamsostek. Σ Pekerja peserta jamsostek Σ Pekerja Dalam Hubungan Kerja X 100% X 100%

MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL Jumlah Mediator seluruh Indonesia yang ada saat ini sekitar 1.200 orang. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut diupayakan melalui Pengembangan SDM bidang Hubungan Industrial, antara lain melalui : a. Diklat Mediator HI b. Upgrading Pejabat fungsional Meditor HI c. Peningatan Kemampuan Teknis Pejabat Struktural HI Penyusunan SKKNI Hubungan Industrial dan Uji Kompetensi

PAKTA LAPANGAN KERJA INDONESIA

Pengantar PLK sudah memperoleh kesepakatan melalui DEKLARASI LKS TRIPARTIT NASIONAL, 13 April 2011 Penandatangan bersama, disaksikan oleh Presiden RI. Merupakan Komitmen pemerintah, pelaku usaha, dan pekerja untuk bersama-sama mengatasi persoalan ketenagakerjaan menghadapi tantangan dalam rangka penciptaan lapangan kerja Acuan yang digunakan adalah RPJMN 2010 – 2014 dan pencapaian tujuan millenium development goals (MGDs), khususnya IB.

TUJUAN PLK Memberikan kontribusi pada pencapaian target-target spesifik Millenium Development Goals (MDG’s) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014; Mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi untuk memberikan kesejahteraan bagi semua negara melalui penciptaan pekerjaan yang layak dan produktif Mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak guncangan-guncangan eksternal melalui perbaikan mekanisme perlindungan sosial dalam pengertian luas yang tidak saja melibatkan sektor ketenagakerjaan namun juga sektor-sektor lainnya; dan Mempercepat restrukturisasi kelembagaan, dimana dengannya aktivitas ekonomi Indonesia menjadi lebih kompetitif di kawasan regional, siap menghadapi tantangan di era global, dan siap menghadapi ketidakpastian dan dampak yang mungkin ditimbulkannya.

Fokus Prioritas Penciptaan Lapangan Kerja Menciptakan kondisi sosial ekonomi yang kondusif untuk penciptaan lapangan kerja Melakukan identifikasi potensi pusat-pusta pertumbuhan ekonomi Lingkungan usaha dan kebijakan Kewirausahaan dan dukungan bagi UKM Penghapusan diskriminasi di tempat kerja Pekerjaan padat karya di sektor publik

Fokus Prioritas 2. Hubungan Industrial Peningkatan kapasitas untuk menciptakan dialog sosial yang konstruktif Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan Pemberdayaan kelembagaan hubungan industrial Penyelenggaraan perselisihan hubungan industrial Pengawasan ketenagakerjaan

Fokus Prioritas 3. Produktifitas Tenaga Kerja Pengembangan sumber daya manusia Pendidikan dan pelatihan kejuruan Peningkatan produktifitas lingkungan kerja Kompensasi dan intensif yang adil berdasarkan kinerja Investasi di bidang produktifitas dan inovasi

Fokus Prioritas 4. Perlindungan Sosial Sistem jaminan sosial nasional Perlindungan tenaga kerja migran

Terima Kasih