Paradigma-paradigma dalam ilmu hubungan internasional perkembangan ilmu hubungan internasional dapat dilacak dari perkembangan paradigma / aliran-aliran pemikiran dalam hubungan internasional itu sendiri Paradigma / Aliran Tradisional - Aliran Idealis - Aliran Realis Paradigma / Aliran Perilaku - Aliran perilaku (Behaviouralis) - Aliran paska-perilaku (Post-Behaviouralis)
Paradigma tradisional Tiga pemikiran dasar pada aliran tradisional : Pemikiran mengenai aksi – reaksi : studi mengenai pola-pola aksi dan reaksi antar negara berdaulat melalui para elit pemerintah identik pada kegiatan diplomatik dan militer (hubungan kerjasama dan konflik) Pemikiran mengenai tawar menawar : bahwa konflik yang dimunculkan oleh reaksi negara-negara yang bertikai memiliki sifat tawar - menawar Pemikiran tentang adanya variabel dalam HI : adanya variabel-variabel yang turut menentukan tindakan yang diambil negara dalam pola hubungan kerjasama atau konflik.
Paradigma Perilaku Aliran Perilaku (Behavioral) atau Scientific : “Studi Hubungan Internasional terlalu luas dan kompleks untuk bisa disesuaikan dengan batas-batas ilmu politik atau displin ilmu lainnya. Dimana titik konsep dan permasalahannya tidak hanya terletak pada ilmu politik saja…” Post Behavioralis “menggunakan metode-metode statisktik dan memunculkan bukti-bukti untuk memunculkan sebuah hipotesis” dekade 1976 – 1986 Aliran Interdepedensi dan Aliran Depedensi
Bentuk interaksi Cooperation ( kerjasama ) Conflict ( konflik ) Competition ( kompetisi )
Perkembangan Diplomasi Akibat timbulnya kebingungan dalam soal-soal preseden dan protokol pada masa abad ke-17 di eropa mendorong lahirnya kongres Wina (1815) dan Aix-la-Chapelle (1818) untuk menyederhanakan klasifikasi agen-agen diplomatik serta memformulasikan fungsi-fungsi diplomatik konferensi Wina (1961) dibahas mengenai hubungan dan kekebalan diplomatik, hubungan konsuler dan hukum perjanjian/traktat
Pengertian Hubungan Internasional Defenisi Ilmu Hubungan Internasional Perdebatan dalam Studi Hubungan Internasional Hubungan Internasional dalam kehidupan sehari – hari Aliran Pemikiran dalam ilmu Hubungan Internasional
Defenisi Hubungan Internasional Nicholas J Spykman (Dougherty & Pfaltzgraff, 1990 : 13) : “International Relations is interstate relations” “International Relations are relations between individuals belongings to different states …” Dougherty & Pfaltzgraff (1990 : 13) : “International Relations could encompass many different activities – international communications, bussiness transactions, athelitc contest, tourism, scientific conferences, educational exchange programs, and religious missionary activities”
Mohtar Mas’oed hubungan internasional itu sangat kompleks karena didalamnya terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit daripada hubungan antar kelompok manusia di dalam suatu negara.Ia juga sangat kompleks karena setiap hu bungan itu melibatkan berbagai segi lain yang koordinasinya tidak sederhana J.C.Johari Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang berlangsung diantara negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara (non-state actors), yang perilakunya memiliki akibat terhadap tugas- tugas negara-bangsa 8
Secara umum hubungan internasional bisa didefenisikan sebagai : “ sebuah aksi, reaksi dan interaksi antara aktor-aktor hubungan internasional yang dilakukan melalui instrumen – instrumen kebijakan politik luar negeri dan melintasi batas – batas yuridiksi negara untuk mencapai kepentingan nasional ”
Perdebatan dalam studi Hubungan Internasional Great Debate 1. debate 1 Realisme Versus Liberalisme 2. Debate 2 Tradisional versus behavioralis 3. Debate 3 Neo realism / Neo Liberalism VS Neo Marxism 4. Debate 4 ….. ? Tradisi yang mapan VS pendekatan baru…. ?
Perdebatan dalam studi Hubungan Internasional First Mayor Debate In IR Utopian Liberalism Realist Response 1920s 1930s – 1950s Focus Focus International Law Power Politics International Organization Security Interdepedence Aggression Cooperation Conflict Peace War Jackson, Robert & Georg Sorensen, Introduction to International Relations 11
Perdebatan dalam studi Hubungan Internasional Second Mayor Debate In IR Traditional Approach Behavioralist Response Focus Focus Understanding Explaining Norms and Values - Hypothesis Judgement - Collection of Data Historical Knowledge - Scientific Knowledge Theorist Inside Subject Theorist Outside subject Jackson, Robert & Georg Sorensen, Introduction to International Relations 12
Perdebatan dalam studi Hubungan Internasional Third Mayor Debate In IR Realism / Neorealism Neo – Marxism Liberalism / NeoLiberalism focus - Capitalist world system - Dependency - Underdevelopment Jackson, Robert & Georg Sorensen, Introduction to International Relations 13
Perdebatan dalam studi Hubungan Internasional A Fourth Mayor Debate In IR Established Traditions New Voices Realism / Neorealism - Post Positivist Liberalism / neoliberalism Methodologist International Society - Post – Positivist Issues International Political Economy (IPE) Jackson, Robert & Georg Sorensen, Introduction to International Relations 14
Pendekatan dalam Hubungan Internasional Pendekatan Realis : Politik harus dimainkan dalam corak realistis essensi Power, pendekatan ini bersifat normatif preskriptif yaitu menganjurkan kepada para pemimpin untuk menggunakan teknik-teknik yang berorientasi kepada power, dan hal ini mengejar kepada kepentingan sebagai sebuah prioritas Pendekatan idealis : pendekatan ini bersifat normatif : membuang perilaku yang tidak efektif, menggantikannya dengan tindakan yang dilandasi dengan pengetahuan, keadilan, kasih sayang dan pengekangan diri.
Pendekatan dalam Hubungan Internasional Pendekatan marxis : Pendekatan ini menempatkan isu-isu ekonomi sebagai basis politik dan beranggapan bahwa hubungan-hubungan antar manusia dapat dijelaskan melalui perjuangan antara kaum kapitalis dan kelas pekerja (working class ) untuk memperoleh kontrol atas alat-alat produksi Pendekatan Empiris / scientifict : bahwa politik itu adalah mengamati dan melaporkan apa yang terjadi, keobyektifan, dan bersifat deskriftif, eksplanatori, dan deskriptif. 16