Online PR Judhie Setiawan Cyber Branding Online PR Judhie Setiawan
Pemahaman Konsep E-Commerce; aktivitas perdagangan di dunia maya. Cyber Branding; penerapan cyber marketing untuk keperluan pembangunan dan pencitraan merek.
E-Commerce & Cyber Marketing E-Commerce tanpa cyber marketing, mungkinkah?
Faktor Kompetitif dari Komunikasi Merek melalui Internet Di Internet, bisnis kecil bisa terlihat besar, begitu pula bisnis besar bisa terlihat kecil – bergantung pada seberapa besar mindshare- nya. Hal yg sama juga terjadi di banyak perusahaan. Situs web korporat tidak lain dan tidak bukan hanya sekadar brosur pasif yang tidak atau sedikit dikunjungi dan tidak mampu menangkap prospek, apalagi pelanggan.
Paradigma dalam menjalankan E-Commerce Siapa yg bertanggung jawab, bila sebuah situs web hanya mampu berperan sebagai brosur pasif? Era internet mendatangkan paradigma baru sekaligus tantangan bagi pebisnis dan pemasar. Mereka harus cepat belajar memaksimalkan kekuatan teknologi, dalam hal ini khususnya ‘internet’, untuk membangun brand yang kuat.
Segmentasi Pasar On-line “.....metode untuk mengenali sekelompok konsumen on-line dalam pasar yang lebih luas, yang mempunyai karakteristik dan kebutuhan yang mirip dan/atau sama”. Dengan pesatnya pertumbuhan internet, dunia adalah “sekelompok konsumen” yg dapat dijumpai secara on- line dan bisa menjadi pasar bagi perusahaan. Untuk dapat mengidentifikasi segmen pasar yg baru ini, perusahaan harus mengenal dan mengimplementasikan berbagai macam strategi dan teknik baru sebagai tambahan dari strategi pemasaran konvensional.
Strategi Komunikasi Merek melalui Internet Promosi berbasis testimonial di situs web. Komunikasi pemasaran melalui situs pencari. Pay per click. Viral marketing. Affiliate marketing.
Cyber Branding Branding (pembangunan dan pencitraan merek) di dunia online adalah gabungan kemampuan marketing komunikasi, pemahaman online behavior dan online media, serta penguasaan teknologi informasi
Cyber Branding through Cyber Marketing
Online Customer Behavior “Mereka sudah berubah” Pertama, perilaku mengkonsumsi media. Kedua, pengguna Internet adalah konsumen aktif. Ketiga, pengguna Internet juga publisher, bukan sekadar reader.
Kebutuhan Sosial Teori hirarki kebutuhan Maslow yang dicetuskan 64 tahun lalu menyebutkan bahwa manusia memiliki lima kebutuhan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, serta kebutuhan biologis), keamanan (bebas dari ancaman, penjajahan, teror, dan sejenisnya), sosial (berteman, berkeluarga, cinta), penghargaan (pujian, penghargaan, tanda jasa) serta aktualisasi diri (bertindak sesuka hati sesuai bakat dan minatnya).
6 Kebutuhan Sosial Online Mengekspresikan Identitas Personal. Status dan Penghargaan (self-esteem). Saling Memberi dan Menolong. Berafiliasi dan Saling Memiliki. Rasa Komunitas (communispace). Keyakinan terhadap Nilai Diri.
Pemetaan Kebutuhan Sosial Online
Bagaimana Pengaruh Blog Terhadap Buying Behavior 50% pembaca blog mengatakan bahwa blog sebagai tempat yang tepat untuk mendapatkan informasi produk Pengunjung rutin blog lebih mempercayai blog sebagai sumber untuk pengambilan keputusan membeli ketimbang content di social media (seperti facebook, myspace, friendster, dan lainnya) Semakin fokus sebuah blog, semakin besar perannya dalam mempengaruhi pembelian. 56% responden mengatakan bahwa blog yang fokus merupakan sumber penting informasi produk. Pengaruh blog bukan hanya untuk produk teknologi saja. Informasi di blog juga penting untuk keputusan pembelian yang berkaitan dengan entertainment (15%), games/toy/sporting goods (14%), travel (12%), otomotif (11%), kesehatan (10%) dan lain-lain (30%).
Di Bagian Mana Blog Berpengaruh Dalam Proses Pembelian? Menentukan produk/jasa yang akan dibeli (21%) Menyaring berbagai pilihan (19%) Mendapatkan support dan jawaban (19%) Mencari produk/jasa (17%) Jaminan (14%) Menginspirasi pembelian (13%) Mengeksekusi pembelian (7%)
Teknologi Informasi, Era-nya Web 2.0 ! Majalah Information Week memberi definisi; Web 2.0 is all the Web sites out there that get their value from the actions of users. Ouriel mendefinisikan Web2.0 . “Web2.0= Web1.0 + Web1.0,” katanya. Jika Web1.0 adalah mengenai diri kita sendiri, maka Web2.0 adalah mengenai saling interaksi antara diri kita sendiri dan orang lain. Jadi kuncinya adalah keterlibatan user. Jika Web1.0 adalah dunianya web programmer dan web designer, maka Web2.0 adalah dunianya user. Karena itulah, user bisa membuat content, yang menghasilkan istilah user generated content.
Perlukah Perusahaan Membangun Situs Web untuk Bisnis? Pahami kebutuhan, produsen dan konsumen? Situs web sebagai alat komunikasi pemasaran. Nilai praktis.
www.slideshare.net/judhie