The Child with Special Needs Bagian 2 Mendorong Perkembangan Emosional dan Perkembangan Intelektual Desi Yubilate 069080050.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN AUD
Advertisements

“Segalanya Berbicara ; Apa Yang Kita Katakan dan Cara Mengatakannya”
DASAR-DASAR KOMUNIKASI
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM KONSELING
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K )
Anggota : 1. Ratri Wahyuning Rahayu. ( ) 2. Riska Nurdianah
Quantum Teaching and Learning (QTL)
Pada Masa ini anak sangat aktif
Keterampilan Dasar Mengajar
KOMUNIKASI EFEKTIF Dirangkum oleh: ANANG HERMAWAN.
PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Oleh : Valentin Quanti s
THE CHILD WITH SPECIAL NEEDS Nama : sigit wisnu tamtomo nim :
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ANAK
PERTEMUAN 15.
OLeh : Yuliati,SKp,MM. Komunikasi Dengan Keluarga  Proses segitiga antara perawat, orang tua dan anak  Langkah-langkah-nya; 1.Mendorong orang tua untuk.
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
Menghilangkan Rasa Takut pada Anak
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
Chapter 8 The Floor-time Approach
Kepercayaan Diri.
STKIP-PGRI Banjarmasin
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K )
KOMUNIKASI EFEKTIF.
Mengelola Dinamika Kelompok
Pengertian Microteaching
PENYEBAB KEGAGALAN DALAM PERUBAHAN
KOMUNIKASI EFEKTIF.
PENYEBAB KEGAGALAN DALAM PERUBAHAN
KOMUNIKASI EFEKTIF Dirangkum oleh: ANANG HERMAWAN.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Pendekatan Andragogi dalam Guru Pembelajar Waktu: 2 JP
Manajemen Konflik Negosiasi.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
TEKNIK PELATIHAN.
T E K N I DASAR.
BERSAHABAT DENGAN EMOSI & MENDENGAR AKTIF
Mengamati Setiap Anak: Enam Tonggak Penting
Petolongan Pertama Psikologis Psychological First Aid (PFA)
KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Keterampilan Dasar Mengajar
KOMUNIKASI EFEKTIF Dirangkum oleh: ANANG HERMAWAN.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
3 Keterampilan Dasar Bertanya
MENGENAL DAN MELAYANI ABK
KOMUNIKASI EFEKTIF Oleh: M. Noor Alamsyah Rain Suyati.
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Keterampilan Dasar Mengajar
PENYEBAB KEGAGALAN DALAM PERUBAHAN
TELECENTER SEBAGAI FASILITATOR PERUBAHAN KOMUNITAS
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Persiapan Guru sebagai Fasilitator dalam Memberikan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun.
Mengelola Dinamika Kelompok
Muhammad Nidzomuddin, S.Sos
Konseling gizi. Gema didalam/gaung/pantulan bunyi ◦ Gema adalah pikiran yang mungkin kita miliki ketika kita mendengarkan orang lain. ◦ Meskipun kita.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Mengelola Dinamika Kelompok
Transcript presentasi:

The Child with Special Needs Bagian 2 Mendorong Perkembangan Emosional dan Perkembangan Intelektual Desi Yubilate 069080050

Bab 8. Pendekatan Floor Time

Perkembangan-perkembangan terhadap terapi terdiri dari tiga bagian : Floor time : 20-30 menit yang dilalui orang tua di atas lantai bersama anak untuk berinteraksi dan bermain, membantu anak menapaki tonggak pentingnya Perkembangan-perkembangan terhadap terapi terdiri dari tiga bagian : Orang tua melakukan floor time dengan anak mereka : menciptakan berbagai jenis pengalaman bagi anak Terapis dan pendidik bekerja dengan anak menggunakan berbagai teknik khusus sesuai dengan prinsip floor time Orang tua bekerja menurut gaya dan tanggapan mereka sendiri sesuai tonggak penting yang berbeda

Floor time secara terperinci Peran orang tua  mitra bermain anak yang sangat aktif : penolong yang konstruktif, provokatif, membuat aktifitas anak menjadi interaksi dua orang Tugas orang tua adalah : mengikuti langkah-langkah yang dimulai anak dan bermain dengan cara apapun yang menarik minat anak Tujuan floor time adalah membantu anak menguasai tonggak emosional penting satu demi satu, dalam urutan yang teratur, mulai dari yang paling dini, yang masih belum dikuasainya Mendorong munculnya atensi dan keakraban Komunikasi dua arah Mendorong munculnya ekspresi dan penggunaan perasaan serta gagasan Pemikiran logis

Floor time secara terperinci Beberapa pedoman floor time : Pilihlah waktu 20-30 menit yang dapat anda luangkan tanpa gangguan Usahakan tetap sabar dan santai Berempatilah terhadap nada emosional anak Waspada terhadap perasaan-perasaan anda, karena dapat mempengaruhi cara anda berhubungan dengan anak Awasi nada suara dan gerak-isyarat Ikuti apa yang sedang anak kerjakan dan berinteraksilah Sesuaikan berbagai tahapan perkembangan anak sekaligus Tidak memukul, memecahkan, atau melukai Floor time : 6-10 sesi sehari, masing-masing 20-30 menit adalah optimal Libatkan saudara kandung anak

Perhatian, Keterlibatan dan Keakraban Bab 9. Floor Time I : Perhatian, Keterlibatan dan Keakraban Membantu Anak Agar Menjadi Tertarik pada Dunia Sekelilingnya dan Berinteraksi dengan Orang Lain

Floor Time I Menemukan kebahagiaan bersama Menyesuaikan dengan suasana hati anak Mempertahankan perhatian anak melalui inderanya Lakukan permainan dengan kekuatan anak anda dan bekerjalah di sekitar masalah-masalahnya

Menangkap petunjuk dari anak anda Mungkin petunjuk yang anak berikan sangat samar Bergabung saat ia memulai petunjuk tersebut, lakukan bersama-sama dengan anak, secara bertahap jadikanlah diri anda bagian dari perilaku itu Bergabunglah dengan benda yang menjadi perhatian anak Bergabunglah dengan permainan anak anda Bergabung ke dalam kegiatan kesukaan anak anda Jangan menghibur – berinteraksilah Interaksi menghasilkan keterlibatan Nikmatilah saat bersamanya : bersabar, tetap gigih, halus

Melibatkan anak yang sulit dirayu Bekerjalah mulai dari paling dasar “Tetapi anak saya tidak melakukan apapun!” Anda tidak bisa memaksakan kedekatan Usahakan mengganggu anak secara bergurau Anda bisa menyusupkan diri ke dalam kegiatannya secara bergurau yang akan membuatnya sulit mengabaikan anada Tantangan dalam mengganggu secara bergurau adalah bagaimana terlibat dengan gembira sehingga anak tidak menjadi takut atau kewalahan Salah satu hal yang harus dihindari : berusaha mengendalikan tubuh anak (kecuali anda merasa anak dalam bahaya)

Keterpakuan Keterpakuan : mengulangi gerakan atau frase, kata, bait yang sama berulang kali seakan-akan terjebak daam suatu siklus tanpa akhir Terjadi karena : Keterpakuan memberi rasa aman Anak tidak tahu bagaimana mengurutkan langkah selanjutnya, sehingga mengulangi tindakan tunggal berulang kali Keterpakuan memberi kesenangan dan merangsang diri (self stimulating) Pandanglah keterpakuan ini sebagai suatu kesempatan mengetahui minat alaminya

Perangsangan diri (self stimulation) Perilaku perangsangan diri (self stimulation behavior)  memberikan kesenangan sensori bagi mereka usaha mengimbangi kekurangreaktifan sensori mencari rangsangan ekstra untuk bisa menerima masukan sensori Bergabunglah dengan menyediakan pengalaman sensori yang sama dari diri anda sendiri. Ciptakanlah suatu interaksi dengan menyelipkan diri anda di antara anak anda dan perilaku perangsangannya

Keakraban melalui seluruh emosi Membantu anak mengalami perasaan-perasaan seperti marah, kecewa, cemburu, seraya tetap berinteraksi dengan anak

Menyesuaikan floor time dengan kebutuhan anak anda Bila anak anda reaktif berlebihan dan mudah teralih Bila anak anda reaktif berlebihan dan bersikap menghindar Bila anak anda kurang reaktif dan menarik diri Bila anak anda kurang reaktif, amat mencari rangsang dan mudah teralih

Gerak-Isyarat dan Ekspresi Bab 10. Floor Time II : Komunikasi Dua Arah Membantu Anak Berkomunikasi dengan Gerak-Isyarat dan Ekspresi

Dua tingkat komunikasi dua arah : Siklus komunikasi sederhana, seperti saling menganggukkan kepala, tersenyum Melibatkan komunikasi perilaku nonverbal yang rumit, seperti : menuntun pengasuh ke rak video, mununjuk video yang ingin diputar

Komunikasi sederhana melalui interaksi tatap muka yang hidup Anak yang tidak ekspresif sekalipun dapat belajar menjadi ekspresif melalui interaksi bersama orang tua mereka Menciptakan jenis percakapan tanpa kata-kata yang serupa dengan anak : Selalu bermain bersama anak dengan saling menatap muka, memungkinkan ia melihat wajah dan membaca ekspresi anda Usahakan berekspresi sehidup mungkin, agar ia terdorong menjadi hidup pula Ekspresi anda harus selalu merupakan tanggapan terhadap sesuatu yang dilakukannya

Komunikasi gerak-isyarat yang kompleks : Meningkatkan jumlah siklus yang bisa ditutup anak anda Perpanjang siklus komunikasi dengan melakukan komunikasi gerak isyarat yang kompleks Membangun interaksi berdasarkan minat alami dan maksudnya Membangun interaksi berdasarkan perilaku kesukaannya Meningkatkan kerumitan perilaku Gunakan semua sensori dan modalitas pemrosesan Gunakan saat-saat ketika motivasi sedang tinggi Hidupkan!

Anak yang tidak komutatif dan bersifat menantang Beberapa prinsip yang dapat digunakan : Gangguan dengan bergurau Berikan tantangan untuk menanggapi anda Sengaja menyalahartikan aturannya dengan tujuan mempertahankan interaksi yang sedang berlangsung Menjadi penghalang antara ia dengan sesuatu yang diinginkannya Menciptakan situasi dimana ia harus mengahadapi anda untuk memperoleh apa yang diinginkannya Pendekatan dengan cara “meruntuhkan” (The “Undoing” Approach) Ubahlah ritual

Mengkomunikasikan semua nuansa emosi Bila anda merasa ada emosi-emosi tertentu yang hilang, doronglah agar bisa muncul

Gerak isyarat sebagai landasan komunikasi dan bicara Sebelum anak fasih berkomunikasi dengan gerak-isyarat ia tidak akan siap berkomunikasi dengan bahasa simbol abstrak yang lebih sulit Bangunlah keterampilan anak dalam komunikasi gerak isyarat dua arah yang berkesinambungan Pada umumnya anak-anak siap beralih menuju bicara bila secara teratur mereka dapat menutup 30-40 siklus gerak-isyarat secara beruntun Sambil bekerja dengan komunikasi gerak isyarat, anda juga harus tetap berbicara kepada anak anda Berilah label pada gerak isyarat anda, sehingga anak dapat menghubungkan kata-kata dengan maknanya dan akan mempercepat peralihan menuju bicara bila ia telah siap

Pentingnya bermain bersama teman-teman Anak sebaya menyediakan sejumlah besar latihan keterampilan sosial, karena secara alami anak-anak sangat interaktif Anak akan belajar bagaimana menggunakan kemampuan baru mereka ketika ditemani oleh teman-teman sebaya

Menyesuaikan Floor Time dengan Kebutuhan Anak Anda Bila anak anda mengalami gangguan pemrosesan auditori Gunakan ekspresi wajah dan isyarat tangan untuk menyatakan kepadanya apa yang anda inginkan Penggunaan terbatas gerak isyarat Bila anak anda mengalami gangguan pemrosesan visual-spasial Manfaatkan suara anda Saat bermain, berikan kepadanya aliran informasi auditori yang berkesinambungan Bila anak anda mengalami gangguan pemrosesan auditori sekaligus visual Gunakan dan kendalikan suara serta gerak isyarat untuk mempertahankan kontak Bicara dan bergeraklah lambat-lambat tetapi dengan cara yang lebih hidup, untuk memudahkan ia memproses pesan yang anda kirimkan Bila anak anda mengalami gangguan motorik Anak harus mengoordinasikan gerakan motorik dengan persepsi visualnya

Membantu Anak Mengembangkan Bab 11. Floor Time III : Berbagai Perasaan dan Gagasan Membantu Anak Mengembangkan dan Mengungkapkan

Pentingnya permainan pura-pura Ketika melakukan permainan pura-pura, anak akan mulai berpikir abstrak Berpikir abstrak merupakan kunci dari hampir semua tindakan kita di dunia ini : Memungkinkan kita bereksperimen dengan berbagai gagasan di dalam benak tanpa harus mewujudkannya dalam bentuk tindakan Mengonsep berbagai hal Melihat dampak tindakan-tindakan kita Melibatkan penggunaan sejumlah simbol Perminan pura-pura mengharuskan anak menggambarkan harapan atau hasratnya, mengaitkan hasrat dengan tindakan-tindakan dan simbol-simbol

Membantu anak anda belajar bermain berpura-pura Menambahkan sebuah unsur khayalan ke dalam kegiatan-kegiatan kesukaannya, cotoh : jika ia mulai menggelitik, gelitiklah ia dengan kumbang penggelitik alih-alih sekedar jari anda Mulailah memperlakukan semua permainan dengan cara berkhayal Beberapa hal yang dapat membantu dalam bermain pura-pura : Memerankan karakter dalam sebuah drama  Gagasan untuk permainan pura-pura ada di mana-mana Rincikan alur cerita agar drama berlanjut : jangan batasi gagasan anak anda karena keterbatasan fisiknya Memperkenalkan konflik atau tantangan Libatkan kemampuan mengindera, memproses, dan motorik anak anda Gunakan kata-kata saat anda bermain

Membantu anak anda menggunakan berbagai gagasan dalam percakapan sehari-hari Memberi nama pada perasaan dan gerak isyarat anak anda tidak hanya dilakukan selama bermain, namun juga dilakukan dalam kehidupan sehari-hari Beberapa hal yang dapat membantu anak menggunakan berbagai gagasan dalam percakapan sehari-hari : Tingkatkan jumlah siklus verbal Negosiasi itu penting Tiga tahapan bicara : Tahap pertama : penggunaan kata-kata secara acak sekedar memuaskan kegembiraan membuat bunyi-bunyian Tahap kedua : menggunakan kata-kata untuk maksud tertentu untuk mengatakan apa yang ia inginkan Tahap ketiga : kemampuan melakukan percakapan Mengoreksi bicara anak anda : mengarahkan anak menuju diskusi terbuka yang mengembangkan gagasan-gagasannya, tidak langsung mengoreksinya

Membantu anak anda mengungkapkan berbagai perasaan Saat anak semakin verbal dan permainan pura-puranya semakin berkembang  menggunakan kedua keterampilan tersebut untuk mengungkapkan berbagai perasaannya Beri nama perasaan-perasaan yang diungkapkan anak anda kepada anda Tugas anda bukan untuk mengubah perasaan-perasaan anak anda melainkan membuatnya tahu bahwa anda melihatnya, merasa nyaman dengan hal itu, dan bisa berkomunikasi mengenai hal itu berdua

Memperdalam dan memperluas ungkapan berbagai perasaan Sebelum anak memiliki bahasa yang luas, anda bisa memperdalam dan memperluas berbagai perasaannya dalam permainan pura-pura dengan melibatkan diri anda dalam drama tersebut Menyisipkan beberapa kalimat pada alur cerita, barangkali menggunakan kata tunggal agar dapat memperdalam drama Memperkenalkan tema-tema atau emosi-emosi baru dengan menyisipkan pengalaman-pengalaman hidup yang nyata, misal : boneka terluka

Memperluas kisaran tema dan emosi Tantangan anda ialah membantu anak merasa nyaman dengan seluruh nuansa perasaan, dengan perlahan-lahan dan lembut membantunya memperkenalkan semua emosi ke dalam permainan pura-puranya

Beralih dari mewujudkan perasaan dalam bentuk tindakan menjadi mengungkapkannya dalam kata-kata Melalui permainan pura-pura dan menamakan berbagai pengalamannya dengan kata-kata, anak anda bersiap-siap untuk memahami sensasi-sensasi tubuhnya dengan cara yang lebih abstrak Jika anak memperlihatkan perasaannya, anda bisa membantunya melalui peralihan tersebut dengan menanyakan perasaannya, menyisipkan dialog tentang perasaan ke dalam permainan pura-puranya untuk membantunya memberi nama berbagai perasaannya

Beberapa saran Pantaulah perasaan-perasaan anda sendiri Perhatikan hal-hal yang harus dihindari dalam bermain pura-pura

Menyesuaikan floor time dengan perbedaan individual anak anda Jika anak mengalami gangguan proses auditori Sebuah tanggapan dalam bentuk gerak isyarat akan lebih dipahami daripada kata-kata Jika anak mengalami gangguan pemrosesan visual-spatial Membantu anak mengintegrasikan ruang-ruang visual dan tematiknya Jika anak mengalami gangguan perencanaan motorik Biarkan anak memilih apa yang akan dilakukan selanjutnya Menghormati pilihan sensorik anak anda Tidak membuat anak kewalahan Jika anak anda kurang reaktif dan menarik diri Bermainlah secara berlebih-lebihan, hidupkan suasana Jika anak anda kurang reaktif, amat mencari rangsang dan mudah teralih Berbagai kegiatan motorik yang bersemangat Jika anak anda terlampau peka dan bersifat menghindar Buatlah para tokoh pura-pura mengganggunya secara bergurau untuk menariknya ke dalam interaksi Jika anak anda terlampau peka dan mudah kewalahan Anak membutuhkan suara-suara yang menenangkan dan kegiatan-kegiatan yang menyerupai gerak-lambat

Pemahaman Logis Tentang Dunia Bab 12. Floor Time IV : Berpikir Logis Membantu Anak Anda Mengaitkan Gagasan dan Mengembangkan Pemahaman Logis Tentang Dunia

Berpikir logis Menutup siklus-siklus simbolik Membangun jembatan antar berbagai gagasan. Misal dengan menciptakan tokoh kompleks dalam permainan anak Berpikir abstrak tingkatan yang lebih tinggi Mengungkapkan perasaan

Pelarian yang umum Kekonyolan atau khayalan Terpenggal-penggal

Tahapan-tahapan dalam berpikir abstrak Tahap pertama : membangun jembatan nsebab akibat antara dua gagasan. Contoh : « kamu licik, jadi aku marah » Tahap selanjutnya : memungkinkan anak membayangkan dirinya di masa yang akan datang dan membayangkan suatu pemecahan yang melibatkan orang atau objek yang tidak berada langsung di depannya. Contoh : « kamu licik, aku marah, aku akan mengatakkannya kepada ayah » Tahap ketiga : mampu memahami dua realitas dalam dirinya : realitas tentang apa yang dirasakan dengan cara tertentu saat ini dan realitas lain yang bisa merefleksikan perasaan-perasaan tersebutndalam hubungannya dengan perasaan yang lebih stabil mengenai dirinya sendiri dan anda. Contoh : « kamu licik dan aku marah, tetapi aku orang baik jadi aku tidak akan membalas, dan seringnya kamu baik kepadaku, jadi kukira aku bisa memaafkanmu » Tahap terakhir : anak mampu membentuk gambaran dirinya dan gambaran dunia yang lebih kompleks dan abstrak; terjadi saat ia beranjak dari masa remaja menuju kedewasaan

Membantu anak berpikir logis Memperluas pengalaman untuk mendorong berpikir abstrak Membantu anak anda menumbuhkan kesadaran diri Membantu anak anda menyadari dan mengatasi berbagai masalahnya Membantu anak anda berfungsi pada puncak kemampuannya

Beberapa hal yang harus diperhatikan Mempertahankan kemajuan perkembangan Memperkuat tahap-tahap yang lebih awal Bantulah anak untuk menolerir frustasi

Pedoman melakukan kegiatan floor time mengarungi tahapan-tahapan perkembangan Selaraskan dengan tingkat perkembangan anak anda saat ini, dan secara bertahap bantu ia untuk sampai di tingkat tertinggi yang bisa dicapainya Kenali perbedaan-perbedaan individualnya dan sesuaikan interaksi anda berdasarkan hal tersebut Ikuti arahannya; cari cara-cara berinteraksi dengannya seputar kegiatan yang sedang ia lakukan. Biarkan ia sering mengambil inisiatif Berusahalah meningkatkan jumlah dan kerumitan siklus komunikasi anda Berusahalah meningkatkan kedalaman dan kisaran nuansa emosinya Gunakan motivasi dan minat alamiah anak sebagai alat untuk membantu anda menutup siklus komunikasi Jika perlu, ganggulah secara bergurau untuk menciptakan interaksi

Memperkuat Kemampuan Pemrosesan Bab 13 Memperkuat Kemampuan Pemrosesan yang Pada Dasarnya Bersifat Biologis

Beberapa prinsip penting : Ciptakan tantangan-tantangan dengan motivasi kuat Mulailah dengan pola-pola sederhana dan meningkat menuju yang lebih rumit Ciptakan permainan-permainan dan latihan-latihan, yang memungkinkan anak secara bertahap lebih banyak mengambil prakarsa dan mengalami kegembiraan serta kesenangan dalam memecahkan masalah Buatlah sebanyak mungkin pengalaman yang melibatkan anak dalam hubungan dan interaksi Aktifkan kapasitas perkembangan dasar anak sebisa anda

Regulasi diri Regulasi diri : kemampuan memodulasi masukan rangsang, mencapai keadaan tenang, dan memusatkan perhatian Bantu anak mengatur pola sensori dan motoriknya dengan memainkan permainan yang dipusatkan pada modulasi kegiatan dan pengalaman. Pada saat anak menggerakkan sistem motorik dan sistem sensorinya melalui berbagai tingkat kegiatan, ia belajar bertanggung jawab atas pengalaman sensori dan pengalaman motoriknya sendiri, ia juga mempelajari regulasi diri

Proses auditori dan visual Bermacam-macam permainan berpusat pada pemrosesan dan pemahaman informasi visual dan auditori, dan menghubungkan informasi tersebut dengan kemampuan merencanakan dan mengurutkan tindakan-tindakan Dalam permainan-permainan, baik petunjuk auditori maupun visual, bisa diubah menjadi lebih rumit secara bertahap, seperti dalam permainan panas-dingin Kunci keberhasilan dari semua kegiatan ini, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, adalah adanya motivasi tinggi mengingat apa yang diperolehnya saat berhasil

Perencanaan dan pengurutan motorik Dalam berlatih keterampilan mengurutkan, anak perlu meningkat maju melalui beberapa tahapan perkembangan perhatian : Pertama : mampu terlibat Kemudian dapat menyelesaikan masalah gerak-isyarat sederhana satu langkah Kemudian dapat menyelesaikan masalah gerak-isyarat beberapa langkah, spasial dan motorik

dan Masalah-Masalah Sulit Lainnya Bab 14. Tidur, Toilet Training dan Masalah-Masalah Sulit Lainnya

Enam langkah yang bisa digunakan untuk membantu anak mengatasi tantangan-tantangan sulit : Langkah-langkah kecil Floor time Memecahkan masalah secara simbolis Berempati Menetapkan harapan dan batasan Aturan emas

Langkah 1 : Langkah-langkah kecil Semua masalah akan lebih mudah dikelola anak jika dipecah menjadi beberapa langkah Anda bisa membuat perilaku baru bisa dilakukan jika anda memecahnya menjadi langkah-langkah kecil sehingga setiap langkah baru hampir-hampir tidak bisa dibedakan dari langkah sebelumnya Perlahan dan mantap

Menyelesaikan beberapa masalah dengan Langkah 1 Masalah-masalah yang terkait dengan tidur Masalah-masalah yang terkait dengan makan Disiplin Latihan menggunakan WC (toilet training) Sifat keras kepala dan membangkang Ketakutan-ketakutan yang tidak lazim Perilaku-perilaku motorik dan merangsang diri yang tidak lazim

Langkah 2 : Floor time Jika anda sedang melatih anak anda mengatasi tantangan tertentu, berikan floor time yang lebih banyak daripada biasanya, dengan tetap menerapkan aturan-aturan floor time yang biasa Perasaan-perasaan yang dipicu oleh tantangan tersebut tidak lah nyaman dan bisa membuatnya kewalahan jika tidak menemukan penyaluran Sesi floor time tambahan akan memberinya rasa aman yang lebih, dan pada saat yang sama memberinya kesempatan mengungkapkan kecemasan-kecemasan dan perasaan-perasaan negatif tersebut

Langkah 3 : Memecahkan masalah secara simbolis Diskusi-diskusi dan latihan-latihan untuk memecahkan masalah, yang berlangsung antara 20 sampai 30 menit, akan membantu anak untuk mengantisipasi tantangan-tantangan sebelum muncul dan mempersiapkan beberapa tanggapan yang lebih baik dibandingkan yang biasa ia lakukan Lakukan saat anak sedang melakukan permainan, kaitkan dengan tema yang sedang dilakukannya. Misal anak sedang menyuapi boneka, diskusikan mengenai hal makan.

Langkah 4 : Berempati Tunjukkan bahwa anda berempati, pengetahuan bahwa ia dimengerti akan sangat meningkatkan rasa amannya Hanya mendengarkan ungkapan berbagai perasaannya, bisa membantu anak meredakannya, dan mendengarkan anda sendiri mengungkapkannya akan mengingatkan anda bahwa anak bukanlah seorang tiran, namun hanya seorang anak kecil yang dikuasai oleh emosi-emosi yang sangat kuat

Langkah 5 : Menetapkan harapan dan batasan Tetapkan harapan yang realistis Komunikasikan harapan anda dengan jelas kepada anak, dapat dilakukan dengan permainan masalah Jika anak masih sulit memenuhinya, harapan anda mungkin terlalu tinggi. Pecahkan tantangan tersebut menjadi langkah-langkah yang lebih kecil lagi Tetapkanlah sejumlah batasan

Langkah 6 : Aturan emas Aturan emas sangatlah sederhana namun tidak boleh dilanggar Setiap kali anda menambahkan harapan atau batasan terhadap anak anda, tambahkan pula floor time

Di mana memulai Tantangan-tantangan di masa akhir kanak-kanak Manfaatkan bantuan profesional

Bab 15. Sindroma-sindroma Berkebutuhan Khusus

Semua anak perlu mengembangkan beragam komponen pikirannya, seperti kemampuan mengurutkan tindakan atau membentuk kata-kata Anak memerlukan seorang pemimpin orkestra, seorang kondktor untuk mengelola, memberi tujuan dan sasaran Emosi atau niat yang berasal dari relasi-relasi interaktif dini, memberikan rasa memiliki tujuan dan pengelolaan ini

Komponen keterampilan-keterampilan Komponen keterampilan berdasarkan bidang fungsional : Perencanaan motorik : memungkinkan kita melaksanakan apa yang dikatakan niat atau afek/perasaan kita Kemampuan memproses dan memahami apa yang kita dengar Memahami hubungan-hubungan visual-spasial/ruang : pemahaman tentang diri kita bergantung pada peta-peta spasial dan temporal yang berhubungan dengan manusia, perasaan atau benda

Gangguan spektrum autistik (ASD) dan gangguan perkembangan multisistem (MSDD) Banyak komponen keterampilan yang sangat terganggu, yang harus diperbaiki Kuncinya adalah : menciptakan sebuah pemahaman tentang niat pada bagian-baigan komponen yang berfungsi Sasarannya adalah : menarik anak ke dalam sebuah interaksi sehingga emosi-emosi mereka terkait kepada orang lain

Celebral palsy Kemampuan mengaitkan emosi atau niat dengan tindakan berfungsi dengan baik, namun terdapat kekurangan pada komponen keterampilan Anak ini memiliki tonus otot yang lemah dan perencanaan motorik yang sangat buruk Latih anak menggunakan sistem motoriknya dengan berniat dan bertujuan Dengan cara ini kita mengaitkan sistem niat dan memastikan bahwa ‘sang konduktor orkestra’ dalam dirinya bekerja dengan baik

Berat badan lahir rendah, fragile X syndrome, maternal substance abuse, fetal alcohol syndrome, dan beberapa gangguan pemusatan perhatian yang parah Berhubungan dengan gangguan modulasi sensori Berhubungan dengan pemrosesan visual-spasial atau auditori Sedikit banyak berhubungan dengan gangguan perencanaan motorik dan pengurutan Penting untuk mendiagnosis pla regulasi sertiap anak

Down syndrome Tonus otot lemah, gangguan motorik parah Lamban menangkap bunyi Bermasalah pada pemrosesan auditori dan visual-spasial Anak-anak ini seringkali memiliki sikap hangat dan sangat terlibat Sistem emosional mereka biasanya bekerja dnegan sangat baik Doronglah perkembangan kognitif anak lebih tinggi dengan memberi mereka tantangan. Misal : mengajari matematika dengan urutan sederhana

Kelainan visual Memerlukan bantuan dalam melatih gerak-isyarat vokal Melatih dalam koordinasi persepsi anak Bergantung pada pendengarannya mengenai suatu objek

Kelainan auditori : Harus lebih bergantung pada penglihatan Gunakan komponen seperti : sentuhan, pola gerakan, dan irama Latih anak agar dapat menggunakan gerak-isyarat emosional dan motorik Jika anak bisa mengenali suara : latihlah untuk mengenali pola bunyi motorik, kaitkan untuk meningkatkan kemampuan integrasi dan koordinasi persepsi motorik

Mendukung kreativitas, kemandirian, dan sikap asertif anak, memungkinkan ia menoler nuansa-nuansa emosi yan glebih luas lagi, mengubah emosi menjadi simbolik, visual atau auditori, dan merefleksikan emosi-emosi tersebut

Thank You