Industri dan Perdagangan Karet

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Graf.
Advertisements

Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
INTERAKTIF INTERAKTIF
START.
Aritmatika Sosial.
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
LATIHAN SOAL-SOAL 1. Himpunan 2. Aritmatika Sosial 3. Persamaan GL.
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERKEBUNAN PROVINSI NAD
1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Bab 11B
IMPROVING THE ENABLING ENVIRONMENT FOR SUGAR AND BIOETHANOL INDUSTRY COMPETITIVENESS Oleh : SUBIYONO Direktur Utama PTPN X (Persero) Jakarta, 21 Mei 2011.
PEMBEKALAN KKN undip KONDISI, POTENSI DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN DI KECAMATAN PAGERUYUNG KABUPATEN KENDAL Oleh: NURSALIM, SH.
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
Statistika Deskriptif
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
Presidesn SBY : “Ekonomi harus tumbuh lebih tinggi” (Direktif Presiden Percepatan & Peningkatan Ekonomi Nasional, Tampaksiring 19.
BAB 12 PERDAGANGAN MARGIN.
Makalah Kunci (Keynote Speech)
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
Aritmatika Sosial KSM Kiat Sukses Matematika Menuju Ujian Nasional.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN )
Kuliah Pertemuan ke: 10 PPh Ps. 24
Bab 11B
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
SEGI EMPAT 4/8/2017.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (PPh Pasal 21)
Sequential Decision Making
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
BIDANG INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA & ANEKA
Tata cara Penanaman Modal
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
Pertemuan 18 Pendugaan Parameter
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN
Prospek dan Kebijakan Industri Rotan Indonesia: AKAN DIBAWA KE MANA?
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
Ketahanan dan Keamanan Pangan Klaster AGRO The food chain.
PPh Pasal 25 PPh Pasal 25 mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.
KONSEP DASAR LKM Created by Jakes Sito.SP
KEBIJAKAN PUBLIK.
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
Capt. Dr. Anthon Sihombing (Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
POKOK-POKOK PIKIRAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ”SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD” DENGAN TEMA : ”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA.
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
RUANG LINGKUP INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN NEGARA
Korelasi dan Regresi Ganda
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Andri Wijanarko,SE,ME Teori Konsumsi Andri Wijanarko,SE,ME
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS HORTIKULTURA 2020
Transcript presentasi:

Industri dan Perdagangan Karet aaa Industri dan Perdagangan Karet

I. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN Areal karet Indonesia paling luas di dunia (3,3 juta ha), diikuti oleh Thailand (2,1 juta ha), Malaysia (1,3 juta ha), namun produksi Indonesia (2,6 juta ton), Thailand (2,9 juta ton), Malaysia (1,1 juta ton) Produktivitas masih rendah dibandingkan Malaysia dan Thailand yang mencapai diatas 1 ton/ha. Indonesia berpeluang untuk menjadi produsen utama di dunia karena didukung oleh besarnya potensi lahan dan produktivitas masih bisa ditingkatkan. Berbagai produk bernilai tinggi dapat dihasilkan seperti ban, sarung tangan, komponen otomotif, komponen elektronika maupun untuk keperluan rumah tangga. Pasokan karet alam dapat memenuhi kebutuhan bahan baku barang-barang karet untuk jangka panjang.

I. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN …(Lanjutan) 6. Permasalahan di bidang Karet Alam (On Farm) Masih rendahnya produktivitas tanaman, dan baru sekitar 40% yang menggunakan klon unggul. Belum terpenuhinya persediaan bibit unggul. Masih rendahnya kualitas bokar yang menyebabkan rendahnya kualitas crumb rubber Besarnya kapasitas terpasang pabrik crumb rubber jauh melebihi ketersediaan bahan olah karet (600.000 ton > kemampuan produksi bokar) Masih rendahnya kualitas SDM petani dalam budi daya, panen, pasca panen dan pengolahan primer. Masih lemahnya kelembagaan petani dan kemitraan usaha serta akses permodalan Rendahnya posisi tawar petani dalam perolehan harga (sekitar 60% FOB). Masih lemahnya dukungan prasarana dan sarana (akses ke kebun dan pelabuhan).

I. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN …(Lanjutan) 7. Permasalahan di bidang Produk Karet (Off Farm) Kurangnya informasi distribusi dan kebutuhan karet alam sebagai bahan baku industri produk karet. Masih adanya diskriminasi pembebasan PPN 10% (hanya untuk lateks dan tidak bagi produk primer karet alam lainnya). Masih kurangnya dukungan R & D yang difokuskan pada pengembangan produk karet Sulitnya pasokan gas untuk industri sarung tangan yang menyebabkan utilisasi kapasitas industri sarung tangan hanya mencapai 40%. Masih dikenakannya BMAD Carbon Black sebesar 10-17% (SK Menkeu No. 397/KMK.01/2004). Ketatnya persaingan di dalam negeri (dengan produk impor) dan di negara tujuan ekspor Masih tingginya impor sebagian barang-barang karet yang merupakan peluang pengembangan.

II. KONDISI SAAT INI 2.1. Luas Areal dan Produksi Indonesia (2000 – 2006) JENIS PENGUSA- HAAN 2002 2003 2004 2005 2006 Luas Areal (ribu ha) Prod. (ribu ton) Luas Areal (ribu ha) PR 2.826 1.223 2.773 1.365 2.748 1.656 2.767 1.839 2.796 2.186 PBN 221 189 242 195 239 238 210 219 PBS 272 218 276 232 275 222 Jumlah 3.319 1.630 3.291 1.792 3.262 2.066 3.280 2.271 3.309 2.637 Produk- tivitas (kg/ha/th) 696 765 839 862 979

Konvensional (RSS, Crepe) 2.2. Rincian Penggunaan Karet Alam Posisi tahun 2006 Ekspor Dalam Negeri Impor 61.000 ton 7.892 ton 5.287 ton Ekspor Sarung Tangan Dot Benang Kondom 90% Lateks Pekat 48.551 ton Produksi 63.605 ton Ekspor 30% 1.649 ton Ekspor 40% 10.800 ton Produksi (2006) 2.637.430 ton Ekspor 60% 2.182.133 ton Ekspor Ban Roda 4 Ekspor 70% Crumb Rubber 110.000 ton Kebun Karet Alam 1.959.018 ton Ekspor Ban Roda 2 10% SIR 3 CV SIR 10 SIR 20 Dalam Negeri 50.000 ton 223.115 ton Ban Sepeda Ekspor 50% 391.692 ton Ekspor 30.000 ton Konvensional (RSS, Crepe) 320.090 ton Vulkanisir Ekspor 0% Dalam Negeri 30.287 ton Barang Teknik Ekspor 50% 71.602 ton 23.230 ton Rumah Tangga & Olahraga Ekspor 20% Ekspor 2.287.000 ton Konsumsi DN 355.717 ton Produksi 2.637.430 ton 10.000 ton Ekspor Alas Kaki Ekspor 60% Kayu Karet 41.200 ton Dalam Negeri

2.3. Realisasi dan Proyeksi Produksi Karet Alam Dunia (Ribu Ton) Negara 2000 2005 2010 2015 2020 Thailand 2.346 2.937 3.001 3.413 3.286 Indonesia 1.501 2.271 3.072 3.656 4.428 Malaysia 928 1.126 888 770 714 India 629 771 818 789 803 China 445 428 479 486 492 Vietnam 293 469 599 713 835 Lain-lain 594 811 923 784 1.321 Dunia 6.730 8.813 9.424 10.067 10.999 Sumber : IRSG (2006)

2.4. Kinerja Barang-Barang Karet Potensial No. HS Uraian Barang 2004 (juta US$) 2005 (juta US$) 2006 (juta US$) Ekspor Impor Neraca 1. 4003-4009 Barang dari karet untuk industri : Benang karet Tabung, pipa, selang 15.5 12.4 1.0 46.9 14.5 (34.5) 19.7 22.4 0.5 63.4 19.2 (41.0) 50.2 18.7 (27.8) 2. 4010 Belt conveyor 4.9 16.2 (11.3) 1.3 (18.4) 3.0 22.7 (19.7) 3. Belt trasmission 32.3 12.5 19.8 38.7 13.8 24.9 44.8 13.3 31.5 4. 4011-13 Ban (Roda 4, Roda 2, Sepeda) 519.0 37.4 481.6 621.7 38.1 583.6 766.4 74.8 691.6 5. 4015 Sarung tangan 95.7 1.7 94.0 138.1 3.7 134.4 154.2 3.6 148.5 6. 4016-17 Lain-lain 95.1 123.3 (28.2) 109.2 271.1 (161.9) 297.6 222.1 75.5 TOTAL 774.9 239.0 535.9 951.2 410.3 540.9 1.144.9 387.7 757.2

2.5. Perkembangan Ekspor Barang-barang Karet

2.6. Impor Barang-Barang Karet Potensial No. HS Uraian Barang 2004 (juta US$) 2005 (juta US$) 2006 (juta US$) Pertumbuhan (%) 1. 4003-4009 Barang dari karet untuk industri : Benang karet Tabung, pipa, selang 1.0 46.9 0.5 63.4 50.2 - 7,2 2. 4010 Belt conveyor 16.2 19.7 22.7 18,4 3. Belt trasmission 12.5 13.8 13.3 4. 4011-13 Ban (Roda 4, Roda 2, Sepeda) 37.4 38.1 74.8 49,0 5. 4015 Sarung tangan 1.7 3.7 3.6 13,4 6. 4016-17 Lain-lain 123.3 271.1 222.1 12,4 TOTAL 239.0 410.3 387.7 16,7

2.7. Konsumsi Pengguna Karet Alam Satuan Tahun 2006 U r a i a n Volume Produksi Barang-Barang Karet Volume Penggunaan Karet Alam (Ribu Ton) Produksi Karet Alam 2.637 Ekspor Karet Alam 2.287 Pemenuhan Kebutuhan Domestik 355 Bersumber lateks pekat Sarung tangan Benang, dot, kasur busa, kondom Milyar Pcs Ribu Ton 4,8 11 61 49 12 Bersumber karet padat Ban - Roda 4 - Roda 2 - Sepeda Vulkanisir Barang karet keperluan teknik & rumah tangga Tabung, pipa, selang, belt conveyor, belt transmision, packing, ring, dock vender dan karet keperluan rumah tangga Juta Unit 41,3 22,6 32 6 110 247 50 30 33 - Alas Kaki Juta Pasang 820 41 *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia

Industri Pengguna Karet Alam Alas kaki 11% Barang- barang Karet 9% Vulkanisir 8% Sarung Tangan, Benang, Kondom 17% Ban 55% Produksi : 2,63 Juta Ton Ekspor : 2,28 Juta Ton DN : 0,36 Juta Ton

III. STRATEGI DAN SASARAN PENGEMBANGAN 3.1. Prinsip Dasar Peningkatan nilai tambah, perolehan devisa, investasi dan penyerapan tenaga kerja Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi yang ada (eksisting) Pengembangan industri barang-barang karet (diversifikasi produk) dengan memanfaatkan potensi karet alam Pengembangan faktor pendukung berupa bahan baku, energi dan prasarana 3.2. Strategi Pengembangan Peningkatan produktivitas dan kualitas karet alam untuk menunjang pasokan bahan baku industri. Pengembangan industri barang-barang karet potensial meliputi industri ban kendaraan R-4 (radial dan sesuai permintaan negara tujuan ekspor), ban R-2 yang impornya cukup tinggi, sarung tangan (ekspor 90%). Promosi investasi industri barang-barang karet komponen otomotif yang mempunyai nilai tambah tinggi.

3.3. Sasaran Pengembangan Barang-barang Karet Uraian 2006 2010 Kebutuhan Karet Alam (ribu ton) Produksi Ban Roda 4 (juta unit) Roda 2 (juta unit) Sepeda (juta unit) Sarung Tangan (milyar pcs) Benang, dot, kondom (ribu ton) Barang karet keperluan teknik & RT (ribu ton) Alas Kaki (juta pasang) 41,3 22,6 32,0 4,8 11,0 110,0 820,0 55,8 30,7 38,0 7,3 17,0 160,0 880,0 150 68 36 73 19 48 44 Total Ekspor Barang Karet (US$ Juta) 1,144 2,018 Tenaga Kerja (Orang) 62.954 68.143 *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia

IV. SKENARIO PENGEMBANGAN Skenario I : Natural Growth Produksi karet alam adalah: 2.637.430 Ton (2006) dan 3.072.633 Ton (2010) Laju pertumbuhan produksi karet alam adalah 3,3%/tahun. Laju pertumbuhan industri barang-barang karet sekitar 8,2% (Ban 8,0%, Sarung Tangan 10,7%, Komponen Otomotif 10,0%, Lain-lain 2,0%) Pemanfaatan karet alam untuk industri barang-barang karet meliputi: Lateks Pekat : sarung tangan, dot, benang, kondom Karet Padat : ban roda 4, ban roda 2, ban sepeda, selang, belt conveyor, alas kaki, dan komponen otomotif

Konvensional (RSS, Crepe) SKENARIO I (NATURAL GROWTH) 2010 Ekspor Dalam Negeri Impor 91.605 ton 8.543 ton 4.877 ton Ekspor 90% Sarung Tangan Dot Benang Kondom Lateks Pekat 72.910 ton Produksi 95.271 ton Ekspor 30% 1.000 ton Ekspor 40% 16.219 ton Produksi (2010) 3.072.633 ton Ekspor 60% 1.476 ton 2.557.672 ton Ekspor Ban Roda 4 Ekspor 70% Kebun Crumb Rubber Karet Alam 2.273.652 ton 149.654 ton Ban Roda 2 Ekspor 10% SIR 3 CV SIR 10 SIR 20 Dalam Negeri 68.024 ton 284.020 ton Ban Sepeda Ekspor 50% 419.690 ton Ekspor 30.000 ton Konvensional (RSS, Crepe) Vulkanisir Ekspor 0% 330.000 ton 32.784 ton Dalam Negeri Barang Teknik Ekspor 50% 89.690 ton 34.011 ton Target s/d 2010 Rumah Tangga & Olahraga Ekspor 20% Perluasan 50.000 ha Peremajaan 250.000 ha Produksi (2010) 3.072.633 ton Ekspor (2010) 2.612.195 ton 14.641 ton Alas Kaki Ekspor 60% Ekspor Kayu Karet 44.596 ton Dalam Negeri

1. Konsumsi Pengguna Karet Alam (Skenario 1) Satuan Tahun 2006 Tahun 2010 (Skenario 1) U r a i a n Volume Produksi Barang-Barang Karet Volume Penggunaan Karet Alam (Ribu Ton) Produksi Karet Alam 2.637 3.072 Ekspor Karet Alam 2.287 2.612 Pemenuhan Kebutuhan Domestik 355 465 Bersumber lateks pekat Sarung tangan Benang, dot, kasur busa, kondom Milyar Pcs Ribu Ton 4,8 11 61 49 12 7,3 17 92 73 19 Bersumber karet padat Ban - Roda 4 - Roda 2 - Sepeda Vulkanisir Barang karet keperluan teknik & rumah tangga - Tabung, pipa, selang, belt conveyor, belt transmision, packing, ring, dock vender dan karet keperluan rumah tangga Juta Unit 41,3 22,6 32 6 110 247 50 30 33 55,8 30,7 6,6 160 373 150 68 48 - Alas kaki Juta Pasang 820 41 880 44 *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia

Skenario II : Extra Effort IV. SKENARIO PENGEMBANGAN (lanjutan) Skenario II : Extra Effort Produksi karet alam tahun 2007-2010 didasarkan pada upaya maksimal (extra effort) Produksi tahun 2010 diperkirakan 3.166.496 Ton Pertumbuhan Barang-Barang Karet meningkat sebesar rata-rata 11,35% per tahun (ban 11,0%, sarung tangan 12,0%, produk karet 20,0%, lain-lain 2,0%) Produksi karet alam diutamakan untuk memenuhi kebutuhan industri barang-barang karet di dalam negeri Promosi investasi produk ban, sarung tangan dan barang karet otomotif

Konvensional (RSS, Crepe) SKENARIO II (EXTRA EFFORT) 2010 Ekspor Dalam Negeri Impor 95.985 ton 8.883 ton 5.079 ton Sarung Tangan Dot Benang Kondom Ekspor 90% Lateks Pekat 76.396 ton Produksi 99.789 ton Ekspor 1.095 ton 30% Ekspor 40% 16.994 ton Ekspor 60% Produksi (2010) 3.166.496 ton 1.500 ton 2.633.919 ton Ekspor Ban Roda 4 Ekspor 70% Kebun Crumb Rubber 161.051 ton Karet Alam 2.308.424 ton Ban Roda 2 Ekspor 10% SIR 3 CV SIR 10 SIR 20 Dalam Negeri 78.676 ton 325.495 ton Ban Sepeda Ekspor 50% 432.788 ton Ekspor 36.465 ton Konvensional (RSS, Crepe) 330.000 ton Vulkanisir Ekspor 0% 36.814 ton Dalam Negeri Barang Teknik Ekspor 102.788 ton 50% 48.170 ton Target s/d 2010 Rumah Tangga & Olahraga Ekspor 20% Perluasan 50.000 ha Peremajaan 250.000 ha Produksi (2010) 3.166.495 ton Ekspor (2010) 2.647.306 ton 20.736 ton Alas Kaki Ekspor 60% Ekspor Kayu Karet 46.371 ton Dalam Negeri

2. Konsumsi Pengguna Karet Alam (Skenario 2) Satuan Tahun 2006 Tahun 2010 (Skenario 2) U r a i a n Volume Produksi Barang-Barang Karet Volume Penggunaan Karet Alam (Ribu Ton) Produksi Karet Alam 2.637 3.166 Ekspor Karet Alam 2.287 2.647 Pemenuhan Kebutuhan Domestik 355 524 Bersumber lateks pekat Sarung tangan Benang, dot, kasur busa, kondom Milyar Pcs Ribu Ton 4,8 11 61 49 12 7,6 17 96 77 19 Bersumber karet padat Ban - Roda 4 - Roda 2 - Sepeda Vulkanisir Barang karet keperluan teknik & rumah tangga - Tabung, pipa, selang, belt conveyor, belt transmision, packing, ring, dock vender dan karet keperluan rumah tangga Juta Unit 41,3 22,6 32 6 110 247 50 30 33 60 35 38 7,4 230 428 161 79 36 37 69 - Alas kaki Juta Pasang 820 41 920 46 *) Khusus sarung tangan, apabila pasokan gas tersedia

3. Hasil Simulasi Skenario NO URAIAN 2006 (Existing) Skenario I (2010) Skenario II 1 PRODUKSI KARET ALAM (ton) 2.637.430 3.072.633 3.166.496 2 EKSPOR KARET ALAM (ton) NILAI (Ribu US$) 2.287.000 4,360,388 2.612.195 4,980,404 2.647.306 5,047,346 3 KONSUMSI KARET ALAM DN (ton) NILAI (Ribu US$) 350.430 678,149 465.315 887,168 524.268 999,568 4 NILAI EKSPOR BARANG KARET (Ribu US$) 1,144,000 2,018,000 2,320,000 5 NILAI IMPOR KARET ALAM DAN BARANG KARET (Ribu US$) 400,399 446,100 6 PEROLEHAN DEVISA (2+4-5) 5,103,989 6,552,304 6,921,246

Analisis Hasil Simulasi Pada Skenario II penggunaan karet alam diutamakan sebagai bahan baku industri dengan tidak mengganggu pasar ekspor karet alam. Pengembangan industri barang-barang karet diproyeksikan dapat mengurangi volume impor untuk memenuhi kebutuhan domestik. Parameter yang digunakan adalah laju pertumbuhan produksi industri barang karet dan peningkatan perolehan devisa dari kenaikan volume ekspor. Penerapan Skenario II akan menghasilkan laju pertumbuhan industri barang karet sekitar 11,35% dan perolehan devisa sebesar US$ 6.92 milyar, dibandingkan pada Skenario I yang akan menghasilkan laju pertumbuhan industri barang karet sekitar 5,70% dengan perolehan devisa sekitar US$ 6.55 Milyar. Berdasarkan perhitungan di atas, penerapan skenario II akan menghasilkan dampak langsung berupa economic benefit sekitar US$ 368 Juta, setara dengan Rp. 3,38 Trilyun, serta multiplier effect peningkatan pendapatan pajak, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah produsen karet alam/barang karet. Perlu dukungan penciptaan iklim usaha yang kondusif untuk mendukung upaya peningkatan daya saing dan promosi investasi

V. REKOMENDASI Program K e b i j a k a n Keluaran Penanggung Jawab Target Waktu Peningkatan Produktivitas Percepatan penyediaan bibit unggul penghasil lateks dan kayu, potensi produksi > 1 ton/ha/th dan kayu >100 m3/ha/siklus. Revitalisasi perkebunan seluas 250 ribu hektar peremajaan dan 50 ribu hektar perluasan. Pemanfaatan kembali kebun karet terlantar di 16 propinsi di Sumatera, Kalimantan, Jabar & Banten Tersedianya sarana produksi lainnya (pupuk, pestisida dan peralatan) dalam jumlah cukup dengan tingkat mutu dan harga bersaing. Penerapan Good Agricultural Practices (perbaikan teknik sadap, dll), GHP, GMP Tersedianya 60 juta bibit klon baru (generasi ke 4). Mulai berproduksi sekitar tahun 2013. Tersedianya revitalisasi 300 ribu hektar Dimanfaatkannya 400 ribu hektar kebun terlantar, tahap pertama baru bisa ditanami seluas 300 ribu hektar Tersedianya pupuk 400 kg/ha/thn Diterapkannya aturan budidaya sesuai anjuran Deptan 2007-2010 2002-2010 2007- 010 Peningkatan Mutu Peraturan Menperind No. 19/M-IND/PER/5/ 2006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri, tanggal 1 Mei 2006 Penerapan UU No 18/2004, SNI Bokar No. 06-2047-2002 dan Penerbitan Permen Pertanian tentang mutu bokar sesuai SNI dan UU No. 18/2004 Penerapan SK Menperindag 616/MPP/Kep/X/99 dengan mendorong pedagang pengumpul memiliki SIUP Pemberdayaan kelembagaan antara petani dan pedagang pengumpul Penyusunan dan penerbitan SNI barang-barang karet (selang radiator, selang kompor gas, sarung tangan) Pemberlakuan SNI wajib bagi ban vulkanisir Partisipasi peningkatan kerjasama bidang standar di tingkat ASEAN dan internasional Diterapkannya Peraturan Menperind No. 19/M-IND/PER/5/2006 Terbitnya Surat Edaran pengawasan mutu komoditi bokar Terbitnya Surat Edaran penertiban pedagang memiliki SIUP Adanya upaya penguatan kelembagaan petani dan pengguna karet alam Terbitnya SNI dan Permen Perind tetang pemberlakuan SNI wajib produk barang-barang karet Terbitnya SNI wajib bagi ban vulkanisir Berpartisipasinya Indonesia dalam harmonisasi standar internasional ACCSQ (ASEAN), UN-ECE (Europe) Depperind Deptan, Depperind Depdag 2007-2008 2008 2008-2010

V. REKOMENDASI (lanjutan) Program K e b i j a k a n Keluaran Penanggung Jawab Target Waktu Peningkatan Daya Saing Penghapusan PPN untuk semua jenis karet sebagai bahan baku (PP No. 7 tahun 2007 hanya diberlakukan untuk lateks) Pemenuhan pasokan gas untuk industri sarung tangan Penghapusan BMAD Carbon Black yang sudah diberlakukan 3 tahun Penyusunan dan penerapan standar kompetensi Perbaikan infrastruktur akses ke kebun dan pelabuhan Penghapusan Perda-perda yang tidak kondusif Terbitnya peraturan penghapusan PPN untuk semua jenis karet alam Adanya jaminan pasokan gas yang selama ini dipasok PT. PGN Dihapuskannya BMAD Carbon Black sesuai Keputusan Menkeu No. 397/KMK.01/2004 Tersusunnya standar kompetensi SDM Terbangunnya jalan produksi, saluran irigasi Berkurangnya peraturan yang tidak mendukung iklim usaha Depkeu Dep. ESDM Depkeu, KADI Deptan, Asosiasi Dep. PU Depdagri 2007-2008 2007-2010 2007 Penguatan Struktur Industri Pengembangan Industri barang-barang karet keperluan industri (diversifikasi) untuk produk bernilai tambah tinggi (komponen otomotif, teknik dan elektronika) Promosi investasi dan fasilitas untuk Penanaman modal di bidang usaha tertentu dan atau daerah tertentu (PP No. 1 Tahun 2007) Industrialisasi pedesaan melalui pembangunan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Teralokasinya dana untuk diversifikasi pengembangan barang-barang karet Tersosialisasinya peraturan (termasuk insentif) untuk promosi investasi Terbentuknya Unit-unit Pengolahan Hasil (UPH) di tiap sentra Depperind BKPM Deptan 2008 2008-2010 Permodalan Bantuan sertifikasi lahan untuk mendapatkan kredit bank Penyediaan Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pengembangan usaha bersama (pengolahan dan pemasaran). Kemudahan untuk mendapatkan fasilitas kredit bank Tersalurkannya kredit bank kepada petani karet BPN, Depkeu, BI Meneg UKM, Depkeu, BI

Peta Lokasi Industri Ban Lampiran 1 Peta Lokasi Industri Ban Bekasi/Cikampek PT.Bridgestone R4 = 9.142 rb, PT.Sumi Rubber R4 = 8.722 rb, R2 = 2.603 rb PT.Hung A R2 = 1.500 rb Sumut PT. Industri Karet Deli R4 = 3.900 rb, R2 = 1.808 rb Bogor PT.Goodyear R4 = 3.120 rb, PT.Elang Perdana R4 = 1.500 rb, PT.Suryaraya Rubb IndR2 = 5.500 rb, PT. Banteng Pratama R2 = 500 rb Tangerang PT.GT R4 = 12.400 rb R2 = 9.867 rb, 2. PT.United Kingland R2 : 270 rb

Kinerja Industri Sarung Tangan Lampiran 2 Kinerja Industri Sarung Tangan Dprin

Industri Sarung Tangan Lampiran 3 Peta Lokasi Industri Sarung Tangan Sumut PT.Latexindo Tobaperkasa, PT.WRP Buana Multicorporation, PT.Gotong Royong Jaya, PT.Medisafe Technologies, PT.Shamrock Manufacturing Co, PT.Intan Hevea Industry, PT.Indo Rubber Industry, PT.Healthcare Glovindo Banten PT.Saptindo Surgica Jabar PT. Arista Latindo Jatim PT.Abergumi Medical, PT.Deltawaru Rubber Industry

Industri Belt Conveyor & Belt Transmission Lampiran 4 Industri Belt Conveyor & Belt Transmission

Peta Lokasi Industri Barang Karet Lainnya Lampiran 5 Peta Lokasi Industri Barang Karet Lainnya Sumatera Utara PT. P III (benang karet) PT. Indo Yakin Maju Batam PT. Polymertech Rubberindo Tanamas PT. James Produkct Company Banten -PT.Pluto Tech PT. Mitsubishi Belting Indonesia Supreme Belting Perkasa Jawa Barat -PT. Mirea Indonesia -CV. Kalibaru -PT. Aresda -PT. Bando Indonesia -PT. Marga Jaya Jawa Timur -PD. Karet Ngagel PT. Indotama Mega Indah Rubber PT. Surya Perkasa Permai