ENZIM Dr. E. Bimo Aksono H, M.Kes Drh FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
REFERENSI Harper’s Illustrated Biochemistry. Murray, R.K; D.K. Granner; P.A; Mayes. V.W. Rodwell. 2003. Twenty-Seventh Edition. International Edition. Mcgraw-Hill Companies inc. Lange Medical Publication
PENDAHULUAN MAKANAN DICERNA dalam saluran pencernaan DIMETABOLISME dalam sel METABOLISME : KATABOLISME MOLEKUL YG LEBIH BESAR MOLEKUL YG LEBIH KECIL GLUKOSA CO2 + H2O + ENERGI ANABOLISME = SINTESIS MOLEKUL YG LEBIH KECIL MOLEKUL YG LEBIH BESAR GLUKOSA GLIKOGEN SEL JARINGAN ORGANISME tersusun dari molekul2 REAKSI KIMIA
REAKSI KIMIA biasa dalam laboratorium Mempercepat reaksi - PERLU PEMANASAN PERLU KATALISATOR
Organisme Suhu Tubuh Relatif Konstan Perlu Katalisator Biokatalisator ENZIM
Organisme sel molekul enzim Sel eukariot Endoplasmik retikulum ribosom inti sitosol Golgi app. peroxisom lisosom mitochondrion cytoskeleton ribosom Endoplasmik retikulum Sel eukariot
BBerkaitan dengan FUNGSI ORGANEL SEL yang bersangkutan BBerkaitan dengan FUNGSI ORGANEL SEL yang bersangkutan - ENZIM MITOKONDRIAL : Reaksi pengadaan energi, reaksi oksidasi yang menghasilkan energi - ENZIM RIBOSOMAL : Reaksi biosintesis protein ENZIM INTI : Berkaitan dengan perangkat genetika ENZIM LISOSIM : .Berkaitan dengan proses digestif intrasellular, .Destruksi hidrolitik bahan yang tak diperlukan sel - Enzim mikrosomal : . Reaksi hidroksilasi dalam sintesis hormon steroid .Metabolisme dan inaktivasi obat LETAK ENZIM dalam SEL
I. BIOKIMIA mempelajari : SUSUNAN KIMIAWI PROSES2 KIMIA ENZIM : PROTEIN BIOKATALISATOR ALUR METABOLIK A = substrat awal P = produk akhir B,C,D,E,F,G = senyawa2 antara (intermediates) E1 searah DALAM ORGANISME virus, bakteri, tumbuhan, hewan, manusia A B E1 C E2 D E3 E E4 F E5 G E6 P E7 E. regulator
KATALISATOR mempercepat reaksi LETAK ENZIM DALAM SEL BERKAITAN DGN FUNGSI ORGANEL Ybs. E. MITOKONDRIAL REAKSI PENGADAAN ENERGI Reaksi oksidasi Energi Rantai respirasi dalam mitokondria E. RIBOSOMAL SINTESIS PROTEIN KATALISATOR mempercepat reaksi IKUT SERTA DALAM REAKSI KIMIA & MEMPERCEPAT REAKSI KIMIA, TETAPI PD. AKHIR REAKSI AKAN DIDAPAT KEMBALI SEPERTI SEMULA DIBUTUHKAN DLM. JUMLAH KECIL
KATALISATOR INORGANIK H+, OH-, Pt E. aktivasi - ENZIM PROTEIN biokatalisator E aktivasi BEREAKSI SPESIFIK TIDAK TAHAN PANAS
keadaan awal pd suhu tertentu Reaksi kimia : A P Lab kimia : dipanasi di + katalisator Sistem biologis : - suhu konstan - + Enzim A+B C+D ΔG = 0 seimbang ΔG < 0 Rx ke kanan bersifat eksergonik ΔG > 0 Rx ke kanan bersifat endergonik KESIMPULAN : - KATALISATOR MENURUNKAN ENERGI AKTIVASI - ENZIM MENURUNKAN ENERGI AKTIVASI LEBIH BANYAK
ΔG : PERUBAHAN ENERGI BEBAS TIDAK DIPENGARUHI KATALISATOR Ea = ENERGI AKTIVASI JUMLAH ENERGI YG DIPERLUKAN UNTUK MEMBAWA SEMUA MOLEKUL DLM. 1 MOLE SUATU BAHAN PD. SUATU SUHU TERTENTU DR. KEADAAN AWAL MENUJU KEADAAN TRANSISI MENGATASI HAMBATAN ENERGI ΔG : PERUBAHAN ENERGI BEBAS TIDAK DIPENGARUHI KATALISATOR ENZIM BEREAKSI SPESIFIK artinya : SUATU ENZIM HANYA DAPAT BEREAKSI DGN. SUATU SUBSTRAT TERTENTU atau PD. SEJUMLAH KECIL SENYAWA SEJENIS CONTOH : LAKTOSA GLUKOSA + GALAKTOSA Heksokinase : - GLUKOSA - HEKSOSA LAIN: FRUKTOSA DAYA IKAT (AFINITASNYA) BEDA Laktase Km
KLASIFIKASI & TATANAMA ENZIM DULU SEDERHANA Mis: EMULSIN, PTYALIN ‘S’ + ASE Mis: UREASE, LIPASE JENIS REAKSI + ASE Mis: TRANSFERASE, DEHIDROGENASE ‘S’ + JENIS REAKSI + ASE Mis: MALAT DEHIDROGENASE ‘S’ Jenis reaksi TATANAMA ENZIM IUBMB: REAKSI & ENZIMNYA DIBAGI DALAM 6 KELAS UTAMA NAMA ENZIM T.D. 2 BAGIAN: Bgn. 1 NAMA SUBSTRAT Bgn. 2 JENIS REAKSI + ASE
KLASIFIKASI & TATANAMA ENZIM Mis: 1.1.1.1 Alkohol : NAD Oksidoreduktase = alkohol dehidrogenase INFORMASI TAMBAHAN DALAM ( ) 1.1.1.37 L-MALAT : NAD OKSIDOREDUKTASE (decarboxylating) L-MALAT + NAD+ PIRUVAT + CO2 + NADH + H+ L-MALAT + NAD+ OKSALOASETAT + NADH + H+ NOMOR KODE SISTEMATIK Mis : EC.2.7.1.1 -D-GLUKOSA -D-GLUKOSA 6-P Transferase Transfer fosfat Akseptor gugus alkohol enzim yg dimaksud : heksokinase Heksokinase/Glukokinase Mg++ ATP ADP
KELAS-KELAS ENZIM MENURUT IUBMB ADA 6 KELAS (GOLONGAN) UTAMA : OKSIDOREDUKTASE : MENGKATALISIS REAKSI OKSIDASI – REDUKSI. P.U. : ENZIM2 PD. PROSES OKSIDASI BIOLOGIS PIRUVAT + NADH + H+ LAKTAT + NAD+ TRANSFERASE : MENGKATALISIS TRANSFER/PEMINDAHAN GUGUS FUNGSIONAL (BUKAN HIDROGEN) ANTARA SEPASANG SUBSTRAT S–G + S’ S’–G + S -D-GLUKOSA+ATP -DGLUKOSA-6-P +ADP HIDROLASE : MENGKATALISIS PEMBELAHAN HIDROLITIK Contoh : Enzim - Amilase - Lipase - Karboksi peptidase A Laktat dehidrogenase Mg++ Heksokinase Glukokinase
KELAS-KELAS ENZIM MENURUT IUBMB Reaksi ––– -D-GALAKTOSIDA + H2O = suatu alkohol + D-galaktosa LIASE (LYASE) : MENGKATALISIS REAKSI PEMBENTUKAN ATAU PEMECAHAN IKATAN RANGKAP DUA, ATAU PEMBELAHAN LAIN YG. MENYANGKUT PENYUSUNAN KEMBALI ELEKTRON Contoh : ALDOLASE : KETOSA-I-P ALDOSA + DIHIDROKSI ASETON-P FUMARASE : HO – CH – COOH H – C – COOH | = || + H2O CH2 – COOH HOOC – C – H MALAT FUMARAT PIRUVAT DEKARBOKSILASE : O O || || – OOC – C – CH3 + H+ CO2 + H – C – CH3 PIRUVAT ASETALDEHID
KELAS-KELAS ENZIM MENURUT IUBMB ISOMERASE : MENGKATALISIS PENYUSUNAN KEMBALI INTRAMOLEKULER All Trans – retinin 11 – cis – retinin LIGASE : MENGGABUNGKAN 2 MOLEKUL, DISERTAI PEMUTUSAN IKATAN PIROFOSFAT PD. ATP ATAU SENYAWA SEJENIS Mis : ~ PIRUVAT KARBOKSILASE : O O || || – OOC – C – CH3 + CO2 – OOC – C – CH2 – COO – ATP ADP+Pi PIRUVAT OKSALOASETAT
MEKANISME KERJA ENZIM ENZIM PROTEIN TERSUSUN DARI ASAM AMINO ASAM AMINO DALAM LARUTAN SELALU berbentuk ion tergantung pH larutan R - C - COOH RUMUS UMUM ASAM AMINO I NH2 AKTIVITAS KATALITIK ENZIM ERATHUBUNGANNYA DENGAN STRUKTUR ENZIM (PROTEIN)
_ R - C - COOH R - C - COO I I NH3+ NH3+ _ R - C - COO I NH2 _ R - C - COO I NH2
LIGAND MOLEKUL KECIL YG BISA TERIKAT PADA MOLEKUL BESAR E S S=SUBSTRAT I=INHIBITOR A=AKTIVATOR E=ENZIM E A E I S I LIGAND A
STRUKTUR PROTEIN » » H O H O H O H O | || | || | || | | || | || | || | +H3N – C – C – N – C – C – N – C – C – – – N – C – C | | | | | | | R1 H R2 H R3 H R IKATAN PEPTIDA || O | O– ujung karboksil bebas amino bebas » H | R – C – COOH NH2 asam amino ASAM AMINO DALAM LARUTAN SELALU BERMUATAN PROTEIN JUGA SELALU BERMUATAN » aa1 aa2 aa3 aa4 aa5 aa6 COO– +H3N RANTAI PEPTIDA 20 jenis a.a. dasar
STRUKTUR PRIMER PROTEIN : URUTAN ASAM AMINO PD. RANTAI PEPTIDA DR. UJUNG AMINO BEBAS SAMPAI UJUNG KARBOKSIL BEBAS (awal) (akhir) URUTAN a.a JUMLAH a.a letak ujung NH3+ letak ujung –COOH– letak suatu a.a PD. TIAP JENIS RANTAI PROTEIN TIDAK SAMA (BERBEDA) H | R – C – COOH NH3+ R – C – COO– +H+ NH2 +OH– pH < iep iep muatan=0 pH>iep pKa COOH < NH3+
STRUKTUR SEKUNDER : H H O R | | || | – N – C – C – C – C – N – | | | || – N – C – C – | CH2 S H H O ikatan disulfida R | C – C – N – || | | O H H : : H H O | | || – N – C – C ikatan Hidrogen * Helix * Lain2 : * LIPIT = - PLEATED * KUMPARAN ACAK = RANDOM COIL Cys – SH
STRUKTUR TERSIER : Contoh : MIOGLOBIN (MYOGLOBINE) MONOMER Dari satu untai rantai polipeptida monomer Contoh : MIOGLOBIN (MYOGLOBINE) MONOMER Struktur Tersier : IKATAN HIDROGEN GAYA2 VAN DER WAALS IKATAN2 YG. LEMAH
STRUKTUR KUARTERNER : MONOMER PROTOMER DIMER TETRAMER OLIGOMER POLIMER subunit T.D. SATU UNTAI RANTAI POLIPEPTIDA HANYA SAMPAI STRUKTUR TERSIER TERMASUK STRUKTUR KUARTERNER
STRUKTUR KUARTERNER : SATU MOLEKUL T.D. > 1 RANTAI PEPTIDA T.D. 2 SUBUNIT ATAU LEBIH 1 SUBUNIT ~ 1 RANTAI PEPTIDA DIIKAT OLEH : IKATAN HIDROGEN IKATAN ELEKTROSTATIK KEGUNAAN : SUPAYA MOLEKULNYA LEBIH STABIL UNTUK MENDAPAT FUNGSI TERTENTU ENZIM IKATAN2 YG LEMAH
RANTAI POLIPEPTIDA ADA YG SAMA SEMUA, ADA YG. BEDA Hb : 22 LDH : M4 H4 M3H M2H2 MH3 gen rantai susunan a.a rantai ISOZIM MENGKATALISIS REAKSI YG SAMA
DENATURASI RUSAKNYA STRUKTUR PROTEIN TETAPI TIDAK SAMPAI MERUSAK STRUKTUR PRIMER (IKATAN PEPTIDA) IKATAN PEPTIDA tidak rusak IKATAN DISULFIDA
KERUSAKAN DAPAT DISEBABKAN : SUHU TINGGI PH TERLALU TINGGI ATAU TERLALU RENDAH (PH EKSTREM) LOGAM BERAT Hg++ mengikat gugus -SH sehingga enzim inaktif
CARA KERJA ENZIM ~ E : ENZIM S : SUBSTRAT P : PRODUK ~ UKURAN MOLEKUL E : BESAR UKURAN MOLEKUL S : KECIL ~ DALAM SISTEM BIOLOGIS : KADAR E << KADAR SUBSTRAT ~ IKATAN E–S IKATAN YG, LEMAH
KEKHUSUSAN ENZIM BILA ADA KESESUAIAN ANTARA CELAH AKTIF DGN. SUBSTRAT PD. STRUKTUR 3 DIMENSINYA MAUPUN GUGUS REAKTIF YG. DIMILIKI KEDUANYA.
~. GUGUS REAKTIF ASAM AMINO GUGUS YG ~ GUGUS REAKTIF ASAM AMINO GUGUS YG. PUNYA POTENSI UNTUK BEREAKSI, TDP. PD. RANTAI ‘R’. H R – C – COO– | NH3+ OH | CH2 H3+N – C – COO– H R Serin (Ser) S SH | CH2 H3+N – C – COO– H R Cysteine (Cys) C SISTEIN ~ GUGUS REAKTIF YG. BERPERAN LANGSUNG PD. PROSES KATALISIS ADALAH GUGUS REAKTIF PD. CELAH AKTIF – LOGAM BERAT MENGIKAT GUGUS –SH E MENJADI INAKTIF Hg++
CELAH AKTIF (ACTIVE SITE) CELAH KATALITIK CELAH PENGIKAT ‘S’ CELAH AKTIF TERBENTUK O. K. ADANYA STRUKTUR TERSIER PD. CELAH AKTIF DIDAPATKAN GUGUS2 REAKTIF DARI ASAM2 AMINO YG. AKAN MELAKUKAN REAKSI KATALITIK. ASAM2 AMINO TSB. MUNGKIN BERJAUHAN DLM. STRUKTUR PRIMERNYA, TTP. BERDEKATAN DLM. STRUKTUR TERSIERNYA. GUGUS2 REAKTIF DI CELAH AKTIF : GUGUS2 PENGIKAT S GUGUS2 KATALITIK
MOLEKUL ENZIM BESAR , SUBSTRAT UMUMNYA KECIL SEHINGGA TIDAK SELURUH PERMUKAAN ENZIM TERLETAK DALAM PENGIKATAN SUBSTRAT
MEKANISME KATALISIS ENZIM + MOLEKUL BESAR KECIL Kompleks ES E P ACTIVE SITE (BENTUK CELAH) = CATALYTIC SITE = SUBSTRATE BINDING SITE GUGUS2 PENGIKAT ‘S’ GUGUS2 KATALITIK GUGUS REAKTIF ASAM2 AMINO DI DAERAH TSB.
TEORI KUNCI & ANAK KUNCI FISHER TEORI KESESUAIAN IMBAS (KOSHLAND) PENGIKATAN S PERUBAHAN KONFIRMASI (SUSUNAN ATOM DLM RUANG) BENTUK BERPASANGAN TERJADI SETELAH E MENGIKAT S
KOFAKTOR ENZIM : KOFAKTOR : IKATAN ENZIM – KOFAKTOR : SEDERHANA PROTEIN SAJA YG. LEBIH KOMPLEKS PROTEIN + KOFAKTOR KOFAKTOR : LOGAM SENYAWA ORGANIK NON PROTEIN YG. SPESIFIK (KOENZIM) IKATAN ENZIM – KOFAKTOR : ADA YG. KUAT (KOVALEN) ADA YG. LEMAH ENZIM YG. PERLU KOFAKTOR HARUS MENGIKAT KOFAKTORNYA TERLEBIH DAHULU SEBELUM MELAKUKAN PROSES KATALISIS. Ex. : GLUKOSA + ATP GLUKOSA–6P + ADP Mg++ Heksokinase
KOFAKTOR LOGAM ~ IKATAN KUAT / KOVALEN : METALLO-ENZIM ~ IKATAN YG. LEMAH FUNGSI : IKUT LANGSUNG PD. PROSES KATALISIS ~ GUGUS KATALITIK STABILISATOR TEMPAT KATALISIS IKATAN DGN. ‘S’ DAN ‘E’ (MENDEKATKAN ‘S’ DAN ‘E’) E – S – L L – E – S E – L – S Zn++ KARBOKSIPEPTIDASE Mg++ HEKSOKINASE Fe++ / Fe+++ SISTEM SITOKROM E L | S
KOENZIM KOENZIM + APOENZIM HOLOENZIM KOFAKTOR BERUPA SENYAWA ORGANIK NON PROTEIN YG. SPESIFIK BGN PROTEIN KATALITIK AKTIF APOENZIM : - BAGIAN PROTEIN DR. ENZIM - JK. SENDIRIAN TIDAK AKTIF IKATAN : KUAT / KOVALEN : GUGUS PROSTETIK H2O2 + H2O2 2H2O + O2 KATALASE : GUGUS PROSTETIKNYA SUATU HEME SELAMA E BEKERJA, HEME MENGALAMI OKSIDASI DAN REDUKSI LEMAH : KO-SUBSTRAT (di slide berikutnya) Katalase mengandung Fe
PIRUVAT + NADH + H+ LAKTAT + NAD+ LEMAH : KO-SUBSTRAT PIRUVAT + NADH + H+ LAKTAT + NAD+ Laktat Dehidrogenase S Ko-substrat MENGHUBUNGKAN 2 MACAM REAKSI DGN. 2 MACAM ENZIM Pd GLIKOLISIS : S + NAD+ P + NADH + H+ Gliseraldehid 3-P 1,3-Bisfosfogliserat + Pi KE R.R. (O2) Bila O2 / anaerob : PIRUVAT + NADH + H+ LAKTAT + NAD+ LDH
FUNGSI KOENZIM PERANTARA PEMBAWA GUGUS, ATOM TERTENTU ATAU ELEKTRON CONTOH: NAD+ NADP+ FMN FAD KoQ ELEKTRON : HEME GUGUS LAIN : ATP FOSFAT PIRIDOKSAL FOSFAT –NH2 VITAMIN B TERMASUK KOENZIM TPP THIAMIN NAD NIASIN NADP NIASIN FAD RIBOFLAVIN KoA ASAM PANTOTENAT R.R S NAD+ FAD KoQ Sistem sitokrom ½ O2 ATOM H
PROENZIM=ZYMOGEN ENZIM YG. DISEKRESI DALAM BENTUK YG. BELUM AKTIF TUJUAN : MELINDUNGI ORGAN TUBUH MENYEDIAKAN BAHAN SETENGAH JADI CONTOH : PEPSINOGEN UNTUK MENGAKTIFKAN DIGUNAKAN ENZIM PROTEOLITIK ATAU H+ PEPSINOGEN PEPSIN H+ / PEPSIN PEPSINOGEN PEPSIN H+ / Enzim proteolitik
ISOZIM ISOZIM LDH ADA 5 : M & H : SUSUNAN ASAM AMINO BERBEDA MENGKATALISIS REAKSI YG. SAMA CONTOH : LAKTAT DEHIDROGENASE (LDH) T.D. 4 RANTAI POLIPEPTIDA 2 JENIS RANTAI : H M ISOZIM LDH ADA 5 : I1=H4 I2=H3M I3=H2M2 I4=HM3 I5=M4 M & H : SUSUNAN ASAM AMINO BERBEDA DISTRIBUSI ISOZIM DLM. JARINGAN BERVARIASI DAPAT MEMBANTU DIAGNOSIS PENYAKIT SIFAT FISIK, KIMIA, IMUNOLOGIS SEDIKIT BEDA
+ – 5 4 3 2 1 A B C Jant N Hati Katoda (-) Anoda (+) A B C 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 A B C Jant N Hati + – Katoda (-) Anoda (+) I5: M4 I1=H4 A B C 5 4 3 2 1 A – Infark miokard B – N C – penyakit hati LDH Elektroforesis Selulosa asetat pH 8,6
KINETIKA ENZIM UNTUK : - FAHAMI FUNGSI KATALITIK ENZIM UNTUK : - FAHAMI FUNGSI KATALITIK ENZIM - GEJALA BIOLOGIK SISTEM BIOLOGI (SEL) PEKA PERUBAHAN : - SUHU - pH SIFAT ENZIM (PROTEIN)
PENGUKURAN AKTIVITAS ENZIM BERDASARKAN AKTIVITAS KATALITIKNYA YAITU: KECEPATAN REAKSI YANG DIKATALISISNYA DIBANDINGKAN KECEPATAN REAKSI ENZIMATIK YANG DIKATALISIS OLEH ENZIM MURNI YANG KADARNYA DIKETAHUI g
MENGUKUR KECEPATAN REAKSI ENZIMATIK IUBMB : 1 IU ENZIM JUMLAH ENZIM YANG MENGKATALISIS PEMBENTUKAN 1 MIKROMOL PRODUK PERMENIT PADA KONDISI TERTENTU MENGUKUR KECEPATAN REAKSI ENZIMATIK DINYATAKAN DALAM : - JUMLAH SUBSTRAT YANG DIUBAH ATAU - JUMLAH PRODUK YANG TERBENTUK PERSATUAN WAKTU
KURVA PERJALANAN SUATU REAKSI ENZIMATIK atau P 0 t
KURVA PERJALANAN REAKSI ENZIMATIK GRAFIK BERBELOK DENGAN BERTAMBAHNYA WAKTU OLEH KARENA : JUMLAH SUBSTRAT MAKIN LAMA MAKIN KURANG PRODUK YANG TERBENTUK HAMBAT KERJA ENZIM UNTUK MENCEGAH PENUMPUKAN PRODUK
S atau P C tg B A t KECEPATAN SESAAT A B C KECEPATAN SESAAT PADA SUATU TITIK MERUPAKAN TANJAKAN (SLOPE) YAITU : TANGENS DARIPADA GARIS SINGGUNG TERHADAP GRAFIK PADA TITIK TERSEBUT KECEPATAN SESAAT A B C KECEPATAN SESAAT TITIK A KECEPATAN AWAL S atau P C tg B A t
KECEPATAN AWAL KECEPATAN RATA-RATA V0 = tg = b a V RATA-RATA = S t S t PADA SAAT PROGRESS CURVE MASIH LURUS PENGARUH BERKURANGNYA KADAR SUBSTRAT ATAU BERTAMBAHNYA PRODUK TERHADAP KECEPATAN REAKSI ENZIMATIK MASIH DAPAT DIABAIKAN
PENGARUH KADAR ENZIM PADA KECEPATAN REAKSI ENZIMATIK GAMBAR KANAN GRAFIK HUBUNGAN V RATA-RATA PADA t0 , t1 , t2 dengan jumlah enzim GAMBAR KIRI KURVA PERJALANAN REAKSI ENZIMATIK YANG BERBEDA DALAM JUMLAH ENZIM KETERANGAN : I 1 UNIT II 2 UNIT III 3 UNIT
- KECEPATAN RATA-RATA TIDAK BERBANDING LURUS DENGAN KADAR ENZIM KECEPATAN AWAL BERBANDING LURUS DENGAN KADAR ENZIM
PENGARUH KADAR SUBSTRAT PADA REAKSI ENZIMATIK atau P C tg B t A
GRAFIK HUBUNGAN (S) DENGAN (V) BERBENTUK HIPERBOLA DI TITIK A B ENZIM BELUM JENUH DENGAN SUBSTRAT DI TITIK C ENZIM SUDAH JENUH DENGAN SUBSTRAT PENINGKATAN KADAR SUBSTRAT TIDAK MENAIKKAN HARGA V
PERSAMAAN MICHAELIS MENTEN VMAX . [S] V= V0 = kecepatan awal V = Km + [S] V MAX = kecepatan awal maksimum = V0 MAX [S] = kadar substrat Km = konstanta Michaelis Menten
BILA [S] Km , MAKA V BERBANDING LURUS DENGAN (S) BILA [S] = Km , SEHINGGA V = 1/2 VMAX BILA [S] Km , MAKA V = VMAX
HARGA Km MENUNJUKKAN AFFINITAS (DAYA IKAT) ENZIM TERHADAP SUBSTRAT APABILA SUATU ENZIM BEKERJA TERHADAP LEBIH DARI 1 MACAM SUBSTRAT HARGA Km UNTUK MASING-MASING SUBSTRAT BERBEDA, CONTOH : ENZIM HEKSOKINASE
ENZIM HEKSOKINASE : SUBSTRAT Km (mM) Glukosa 0,15 Fruktosa 1,15 ARTINYA HEKSOKINASE MEMPUNYAI AFFINITAS TERHADAP GLUKOSA LEBIH BESAR DARIPADA TERHADAP FRUKTOSA
PENGARUH PH PADA REAKSI ENZIMATIK + H+ + OH- R-C-COOH R-C-COO- R-C-COO NH3+ NH3+ NH2 PHPH PH PHPH ISOELEKTRIK ISOELEKTRIK ISOELEKTRIK
- PH TERLALU TINGGI RENDAH DENATURASI - PH PENGARUHI MUATAN ENZIM SUBSTRAT PH PENGARUHI KONFORMASI ENZIM
KURVA BERBENTUK GENTA (BELL-SHAPED CURVE) KARENA : 1. PH TERLALU TINGGI ATAU RENDAH DENA- TURASI ENZIM 2. PENGARUH PH PADA MUATAN ENZIM ATAUPUN SUBSTRAT 3.PERUBAHAN KONFORMASI / STRUKTUR ENZIM KARENA PERBAHAN MUATAN
PENGARUH SUHU PADA STABILITAS DAN AKTIVITAS ENZIM REAKSI KIMIA BERJALAN LEBIH CEPAT DENGAN NAIKNYA SUHU DISEBABKAN KENAIKKAN Ek MOLEKUL-MOLEKUL SUHU YANG MENINGKAT : KECEPATAN REAKSI ENZIMATIK MENINGKAT (V0) TETAPI DENATURASI LEBIH MUDAH TERJADI
GANGGUAN /HILANGNYA AKTIVITAS KATALITIK ENZIM ENZIM MERUPAKAN MOLEKUL PROTEIN KOMPLEKS JIKA MENGABSORPSI ENERGI TERLALU BANYAK STRUKTUR ENZIM TERGANGGU DENATURASI GANGGUAN /HILANGNYA AKTIVITAS KATALITIK ENZIM
-SUHU OPTIMUM 50 derajat Celsius PADA KURVA TERSEBUT -SUHU OPTIMUM TERGANTUNG WAKTU PENENTUAN -ENZIM STABIL PADA SUHU RENDAH (DINGIN) LABIL SUHU TINGGI (PANAS)
PENGUKURAN KADAR ENZIM DLM. PLASMA UNTUK MEMBANTU DIAGNOSIS ENZIM PLASMA FUNGSIONAL (YG. BERFUNGSI DLM. PLASMA) MIS. : ENZ.2 PROSES PEMBEKUAN DARAH LIPOPROTEIN LIPASE KADAR : GANGGUAN PROSES SINTESIS DI HATI / (-) : KELAINAN GENETIK DEFISIENSI F VIII : HEMOFILIA ENZIM PLASMA NON FUNGSIONAL (YG. BERFUNGSI DI JARINGAN LAIN, TIDAK DLM. PLASMA) N : PERGANTIAN SEL (SEL MATI DIGANTI SEL BARU) DIFFUSI PASIF : SEL MATI RADANG Ca TRAUMA PENYAKIT GENETIK (CONTOH: DMD) GEN : SUATU SEGMEN DNA YG. BERISI INFORMASI/KODE GENETIK SUSUNAN ASAM AMINO, SUATU RANTAI POLI- PEPTIDA/PROTEIN mRNA POLPEPTIDA/PROTEIN
PEMERIKSAAN ENZIM PD. PENYAKIT GENETIK : DEFISIENSI FENILALANIN HIDROKSILASE FENIL KETON URIA DMD = DUCHENNE MUSCULAR DISTROPHY BMD = BECKER M. DISTROPHY x°y GEN DISTROFIN CACAT DISTROFIN CACAT SEL OTOT RUSAK CREATIN KINASE PEMERIKSAAN [E] DALAM SERUM
KELAINAN GENETIK : DEFISIENSI G6PD PD. ORANG NORMAL ENZIM G6PD >> TDP. PD : KELENJAR ADRENALIS, JARINGAN LEMAK, ERITROSIT & KELENJAR MAMMAE (LAKTASI) DLM. SERUM SEDIKIT SEKALI DEFISIENSI G6PD : ERITROSIT MUDAH HEMOLISIS BILA TERPAPAR BAHAN OKSIDAN (Mis : PRIMAQUIN) PEMERIKSAAN KADAR G6PD : DLM. ERITROSIT DEFISIEN-SI G6PD KADAR G6PD DLM. DARAH . G6PD NADPH (HMP SHUNT) GSH MENGHILANGKAN H2O2
CACAT ENZIMATIK GENETIK A B C D E P BILA GEN ENZ. 4 CACAT [ENZ. 4] < PENUMPUKAN METABOLIT D,C,B,A FENIL KETON URIA : DEFISIENSI ENZ. FENILALANIN HIDROKSILASE PENUMPUKAN METABOLIT () KERUSAKAN SEL2 SARAF MENTAL RETARDASI KELAINAN GENETIK ? PREMARITAL COUNSELLING PRENATAL COUNSELLING HAMIL amniosintesis dsb NEONATUS SCREENING TEST (UJI SARING) PERAWATAN KHUSUS DIET KHUSUS mis : FENIL KETONURIA TERAPI GEN ? MASIH TAHAP PENELITIAN