KONSERVASI MANGROVE Oleh : DR. WINDARTI, MSc
Pengertian mangrove Mangrove: Canopy pohon Daratan/ lumpur Tumbuh-tumbuhan yang hidup di area mangrove Area yang mendapatkan pengaruh daratan dan lautan Canopy pohon Daratan/ lumpur Air (tawar dan asin)
Laut Darat Mangrove Air tawar Terumbu karang, laut dalam, laut tropis dll Darat Pesisir Hutan, gurun, gunung, padang rumput dll Mangrove Muara sungai, rawa asin Gambut, rawa-rawa, Air tawar Sungai, danau, waduk
Sebaran mangrove di Indonesia
Ciri-ciri umum lingkungan mangrove: Terdapat di pantai yang tertutup Berlumpur, substrat miskin akan oksigen Mendapatkan pengaruh yang kuat dari air tawar dan air asin Fluktuasi salinitas air, suhu dan sinar matahari sangat tinggi Perairan mempunyai kesuburan tinggi Merupakan habitat dari berbagai organisme (di darat, laut dan udara/ canopy pohon) Hanya tumbuh-tumbuhan tertentu yang tumbuh di hutan mangrove Hewan yang hidup di air mangrove mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan kondisi lingkungan
Ciri-ciri umum tumbuhan mangrove: Mempunyai daya toleransi tinggi terhadap perubahan kondisi lingkungan Mempunyai bentuk akar yang spesifik/ akar nafas Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi substrat yang miskin oksigen Mempunyai cara perkembang biakan yang spesifik (dengan membentuk propagule) Ada tumbuhan yang mampu membuang kelebihan garam A B Beberapa bentuk akar pohon mangrove. Akar lutut seperti pada Bruguiera Akar pasak seperti pada Avicennia Akar tunjang seperti pada Rhizopora C
Zonasi tumbuhan mangrove Setiap tumbuhan mempunyai daya toleransi yang berbeda terhadap kondisi lingkungan, sehingga pada suatu area, tumbuh-tumbuhan yang dijumpai sangat spesifik (terbentuk zonasi) darat laut 1 m 1000 m 2000 m salinitas
darat laut Zonasi hutan mangrove di Tanjung Bungin (Sumatra Selatan). Avicennia alba Rhizopora apiculata Bruguiera parviflora B. Gymnorrhiza Nypa fruticans Xylocarpus granatum Excoecarea agallocha Pandanus furentus Bruguiera cylindrica. 9 10 8 6 5 7 4 3 2 1 darat laut 1 m 1000 m 2000 m salinitas
Fungsi mangrove Angin Air Perumahan penduduk
Fungsi mangrove Angin Air Perumahan penduduk
Mangrove sebagai habitat
Hubungan saling bergantung antara bernagai komponen ekosistem mangrove Herbivore Bakteri Fungi Hubungan saling bergantung antara bernagai komponen ekosistem mangrove detritivore manusia Karnivor kecil Karnivor besar
Penggunaan mangrove secara langsung: Pemanfaatan mangrove Tidak langsung Penggunaan mangrove secara langsung: Bahan bakar (arang, kayu bakar) Bahan bangunan (untuk rumah, bantalan rel kereta api, perahu dll) Perikanan (perahu nelayan, kayu untuk mengasapi ikan, meracun ikan) Tekstil (bahan untuk pembuatan serat sintetis/ rayon, pewarna kain dan tannin untuk menyamak kulit) Makanan/ minuman (gula alkohol, minyak makan, cuka, buah/ sayuran) Penggunaan secara umum /domestic (lem, minyak rambut, gagang alat-alat pertukangan/ pertanian, alat musik, penumbuk padi, mainan, korek api, pembungkus tembakau, kosmetik) Pertanian (pakan ternak) Kesehatan (mengobati berbagai penyakit seperti: cacingan, sakit gigi, lepra, demam, sakit tenggorokan dll) Bahan untuk membuat kertas
Faktor-faktor penyebab kerusakan pada mangrove Penggunaan mangrove secara tidak langsung: Organisme yang hidup di mangrove seperti kerang-kerangan, ikan dan udang-udangan dapat diambil dan dimanfaatkan oleh manusia Tempat yang cocok untuk membudidayakan ikan dan udang Sebagai pelindung pantai dari erosi Sebagai tempat untuk “ecotourism/ ekoturisme” alam Faktor-faktor penyebab kerusakan pada mangrove manusia
Penyebab kerusakan alam karena ulah manusia: Penggunaan area mangrove untuk tambak udang. Pembuatan tambak meningkat sekitar 20% - 30% per tahun. Di seluruh dunia, sekitar 800 000 hektar mangrove sudah dirubah menjadi tambak udang. Meningkatkan terjadinya erosi pantai. Adanya sisa-sisa makanan udang yang terbuang ke lingkungan menyebabkan polusi. Bila tambak udang tidak lagi digunakan, lokasi tambak tersebut sulit sekali untuk dikembalikan menjadi hutan mangrove seperti semula.
Polusi: tailing, logam berat dan air panas (dari industri), pestisida (dari pertanian), sampah rumah tangga dan tumpahan minyak. Tumbuhan mangrove mungkin tidak begitu terpengaruh oleh logam berat, tetapi hewan-hewan yang hidup di mangrove tidak tahan terhadap limbah tersebut. Limbah pestisida berpengaruh negatif terhadap tumbuhan dan hewan mangrove. Limbah yang paling membahayakan mangrove adalah tumpahan minyak karena dapat membunuh tumbuhan dan hewan dalam waktu yang relatif singkat.
Penyebab kerusakan alam karena faktor alam: Hurricanes (angin puyuh/ topan). Angin puyuh yang disertai hujan lebat dapat menghancurkan mangrove karena angin tersebut menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang laut/ tsunami yang dapat menghancurkan mangrove secara fisik. Hutan mangrove yang rusak karena ngin puyuh dapat kembali seperti semula meskipun memerlukan waktu yang lama. Temperatur udara yang rendah (lebih rendah dari biasanya) dapat membunuh tumbuhan muda dari spesies tertentu (Laguncularia dan Rhizopora), tetapi Avicennia dapat bertahan.
Pertanyaan : Hutan mangrove yang rusak karena bencana alam (angin puyuh, tsunami, gempa, kebakaran hutan dll) dan hutan mangrove yang rusak karena polusi/ over eksploitasi, mana yang lebih mudah untuk diperbaiki…???
terimakasih