PENALARAN Hartanto, S.I.P, M.A..

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FILSAFAT IPTEK BAB 9 LOGIKA
Advertisements

Membangun Penalaran sebagai Basis Penulisan Ilmiah
Metode Berpikir Ilmiah
PERTEMUAN 3 PENALARAN.
BAHASA DAN KAIDAH BERPIKIR
Pertemuan XII PENALARAN INDUKTIF.
PERTEMUAN VIII PENALARAN deduktif.
Pertemuan VIII – SILOGISME KATEGORIS
Tugas Bahasa Indonesia
REPRESENTASI PENGETAHUANI
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
Merupakan unsur kedua logika.
MANUSIA ……… makhluk berpikir pencari kebenaran.
Deduksi Ati Harmoni
Menulis sebagai Proses
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Topik 10 RELASI-RELASI SILOGISME
LOGIKA INFORMATIKA.
LOGIKA INDUKTIF Metodologi penelitian dengan pendekatan Induktif
Universitas Multimedia Nusantara Robert Bala, MA, Dipl
LOGIKA.
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Pengantar logika informatika
Pengantar Kuliah Bahasa Indonesia
Pengantar Kuliah Bahasa Indonesia
ALIRAN-ALIRAN & TOKOH-TOKOH FILSAFAT ILMU
Mata Kuliah Logika Informatika Teknik Informatika SKS
LOGIKA ILMU MENALAR LOGIKA: ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat BERPIKIR: kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diterima melalui.
Dasar Penalaran & Logika Berpikir
DASAR ARGUMENTASI ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
Silogisme Kategoris Dasar-Dasar Logika
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
Doris Febriyanti M.Si 3 sks
KLASIFIKASI DALAM LOGIKA
Ilmu Penalaran atau Logika
Lanjutan……..
Oleh, Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si.
LOGIKA.
E- LEARNING MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
Materi 12 Penalaran induktif.
Materi 11 Induksi.
Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
LOGIKA.
Materi 9 Deduksi.
Ilmu Penalaran atau Logika
Penalaran Tujuan bab ini adalah agar para maha-siswa dapat bernalar dengan baik dalam penyusunan karya ilmiah yang ditulis. Penalaran yaitu proses berpikir.
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
I. Pengantar umum Logika
Filsafat Pendidikan Perenialisme
AZAS-AZAS PEMIKIRAN Fakultas Psikologi Rene Descartes Kelas D
Kurniawan Saputra, S.Kom., M.Kom Agiska Ria Supriyatna, S.Si, MTI
KLASIFIKASI DALAM LOGIKA
Filsafat ilmu dan ruang lingkup filsafat ilmu
E- LEARNING MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
BATASAN DAN RUANG LINGKUP LOGIKA
Hubungan dalam induksi
Penalaran Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi.
LOGIKA LOGIKA PENALARAN Rifai Al Ghozali Oleh: Tri Sundari.
PENYIMPULAN Kegiatan manusia yang bertitik tolak dari pengetahuan yang telah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru. Pengetahuan yang telah dimiliki = titik.
Karina Jayanti,S.I.Kom.,M.Si
UNSUR – UNSUR LOGIKA.
Penalaran dalam Penulisan Ilmiah
Pengantar logika informatika
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
KLASIFIKASI DALAM LOGIKA herwan parwiyanto, m.si
Universitas Multimedia Nusantara Robert Bala, MA, Dipl
LOGIKA Wondershare software.
KALIMAT EFEKTIF.
Transcript presentasi:

PENALARAN Hartanto, S.I.P, M.A.

Penalaran sebagai hasil kegiatan intelektual yang merupakan keunggulan dan sekaligus kekuatan manusia. Penalaran menghasilkan berbagai temuan dan karya-karya besar yang dapat merubah peradaban. Membuat manusia menjadi lebih bijak dalam menghadapi persoalan.

Hakikat Penalaran Ketika kita membentuk gagasan dengan cara memahami hakikat atau esensi suatu hal. Proses Berpikir seperti ini disebut sebagai pengertian sederhana. Proses mental dimana kita berusaha memahami unsur- unsur esensial segala sesuatu melalui kegiatan panca indera.

Penalaran Sebuah proses mental dimana kita (melalui akal budi) bergerak dari apa yang telah kita ketahui menuju ke pengetahuan baru (hal yang belum kita ketahui) Bergerak dari pengetahuan yang kita miliki menuju pengetahuan baru yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah kita miliki tersebut. Kita melakukan kegiatan penalaran bertolak dari pengetahuan kita, menalar tidak bisa dilakukan dengan bertolak dari ketidaktahuan.

Jenis-Jenis Penyimpulan Bertolak dari hal-hal yang sudah kita ketahui menuju ke pengetahuan baru Penyimpulan langsung Penyimpulan tidak langsung

PENALARAN Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut Proposisi.

Proposisi berbentuk kalimat berita netral. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak disebut proposisi. Contoh proposisi : Ayam adalah burung Indonesia menjadi negara makmur.

Penyimpulan Langsung Penyimpulan dimana kita secara langsung dan begitu saja menarik kesimpulan dari sebuah premis atau satu-satunya premis yang ada. Penyimpulan semacam ini merupakan sebuah proses dimana kita berpikir untuk menemukan sebuah proposisi baru atas dasar proposisi yang kita miliki, yang berbeda dari yang baru namun tetap merupakan proposisi yang harus mengikuti ide atau gagasan yang terdapat di dalam proposisi yang lama. Sifatnya Terbatas

Penyimpulan tidak langsung Proses Penyimpulan dimana kita menarik sebuah kesimpulan melalui dua premis atau lebih yang dipersatukan. Penyimpulan ini merupakan proses akal-budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi- proposisi yang lama. Contoh: Semua Orang Jepang Berasal dari bangsa Ainu Hayashi adalah Orang Jepang Jadi, hayashi adalah keturunan bangsa Ainu

Untuk menentukan sehat atau tidaknya penalaran, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Menentukan premis dan konklusi. Menentukan premis tersembunyi. Deduksi dan Induksi. Isi dan bentuk penalaran. Memahami kaidah pokok berpikir.

1.Menentukan premis dan konklusi Premis : alasan pendukung. Konklusi : kesimpulan dalam penalaran. Untuk menentukan sehat atau tidaknya penalaran, harus ditentukan premis dan konklusi, serta menilai apakah konklusi dan premis nya mempunyai hubungan (apakah premis mendukung konklusi)

Contoh: tentukan premis dan konklusi dari kalimat di bawah ini : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. “

2. Menentukan premis tersembunyi Benar atau tidaknya suatu pendapat, ditentukan oleh seberapa kuat konklusi didukung oleh premis. Perhatikan juga pada premis tersembunyi. Setelah premis tersembunyi ditentukan, baru dinilai sehat atau tidaknya penalaran dengan mendasarkan kepada : 1. Seberapa kuat konklusi didukung oleh premis? 2. Apakah premis sesuai dengan kenyataan?

Contoh : Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Setiap orang Indonesia berkewajiban untuk memeluk agama. Kalau sedang sakit, Anda boleh tidak hadir kuliah. Orang Jawa bisa menulis huruf Jawa. Joko adalah orang Jawa, jadi bisa menulis huruf Jawa. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia bisa berbahasa Indonesia.

3. Deduksi dan Induksi Umum : deduksi penalaran yang bergerak dari umum ke khusus, sedang induksi  penalaran yang bergerak dari khusus ke umum. Pada bahasan ini : Perbedaan antara penalaran deduksi dan induksi adalah pada dukungan premisnya terhadap konklusi.

Penalaran deduksi adalah penalaran yang konklusinya dimaksudkan sebagai penegasan apa yang tersirat dalam premisnya. Untuk menentukan sehat atau tidaknya, dengan menyelidiki semua premisnya. Jika semua premisnya betul maka penalarannya Sahih Penalaran induksi adalah penalaran yang konklusinya dimaksudkan sebagai perluasan dari apa yang terkandung dalam premisnya. Konklusinya melampaui apa yang telah dikatakan oleh premis-premisnya. Untuk menentukan sehat atau tidaknya, bukan dengan Sahih atau tidak Sahih, namun dengan Kuat atau Lemah. Cara menentukan suatu penalaran deduktif atau induktif adalah dengan menambah premis baru yang sejenis pada penalaran tersebut.

Jadi : Hasil penalaran deduktif : Sahih dan Tidak Sahih Hasil penalaran induktif : Kuat dan Lemah Validitas Contoh : Penalaran A : Angsa yang kita lihat di Surabaya berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Yogyakarta berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Kediri berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Semarang berwarna putih. Jadi : Semua angsa yang pernah kita lihat berwarna putih.

Penalaran B : Angsa yang kita lihat di Surabaya berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Yogyakarta berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Kediri berwarna putih. Angsa yang kita lihat di Semarang berwarna putih. Jadi : Semua angsa berwarna putih.

4. Isi dan bentuk penalaran Isi penalaran : cocok kah gagasan-gagasan (baik premis maupun konklusinya) dengan kenyataan?. Bentuk penalaran : rangkaian gagasan yang menggambarkan hubungan antara premis dan konklusi. Contoh : 1. Setiap presiden adalah kepala negara. Ir. Soekarno adalah kepala negara RI pertama. Jadi Ir Soekarno adalah presiden.

2. Setiap presiden adalah kepala negara 2. Setiap presiden adalah kepala negara. Alimudin adalah kepala negara RI pertama. Jadi Alimudin adalah presiden. 3. Setiap presiden adalah kepala negara. Ir. Soekarno pernah menjadi presiden RI Jadi Ir Soekarno pernah menjadi kepala negara.

5. Kaidah Pokok Berpikir Dalam kegiatan berpikir, terjadi kegiatan membedakan (menganalisis) dan juga mencari hubungan antara hal- hal yang dibedakan itu, serta mencari kesamaannya (sintesis).

Berkaitan dengan kegiatan membedakan dan menyamakan dalam berpikir, dalam logika dikenal beberapa kaidah pokok berpikir : Principium Identitas (asas Identitas) Principium Excidencae Contradictionis (Asas menyingkirkan kontradiksi) Principium Exclusi Tertii (asas menutup kemungkinan ketiga) Principium Ratio Sufficientis ( Asas alasan yang memadai)

a. Principium Identitas (asas Identitas) Asas : Samakan hal-hal yang memang sama Contoh : Jika Ir Soekarno sudah wafat maka Guntur tidak berayah lagi. Presiden RI pertama sudah wafat. Jadi, Guntur tidak berayah lagi.

b. Principium Excidencae Contradictions Asas : Bedakan hal-hal yang memang beda Contoh : Setiap bintang jauh dari bumi.Christine Hakim adalah bintang layar perak. Jadi Christine Hakim jauh dari bumi.

c. Principium Exclusi Tertii Asas : Jika sesuatu dipilahkan ke dalam dua kelompok, misalnya A dan bukan A, maka sesuatu yang tergolong pada kelompok yang satu, pasti tidak tergolong pada kelompok yang lain ( Benar atau salah, positif atau negatif) .

Contoh : Jika tidak benar bahwa Ir Soekarno masih hidup, maka Ir Soekarno sudah meninggal . Jika tidak benar bahwa semua mahasiswa Logika pandai, maka pasti ada mahasiswa Logika tidak pandai.

d. Principium Ratio Sufficientis Asas : Setiap perubahan pasti ada penyebabnya. Setiap konklusi atau pendapat harus didukung oleh alasan- alasan yang memadai. Contoh : Agus perokok dan suka minum kopi Agung perokok dan suka minum kopi Jadi, semua perokok suka minum kopi.

TUGAS Buat 2 contoh penalaran induksi dan deduksi

SEKIAN DAN TERIMAKASIH