4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they will be filled)
Apa hubungan antara ‘miskin di hadapan Allah’, ‘berdukacita’ dan ‘lemah lembut’? Orang yang miskin di hadapan Allah adalah orang yang menyadari bahwa ia orang yang tidak memiliki apa-apa untuk membela dirinya di hadapan Allah atau tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya sendiri sehingga Ia bergantung keselamatan dari Allah dan Allah memberikan keselamatan kepadaNya. Kesadaran ‘miskin’ ini menyebabkan kedukaan yaitu penyesalan karena telah berbuat jahat di hadapan Allah. Maka dengan lembut hati yaitu ia rela tunduk sepenuhnya di dalam kuasa Tuhan yang membentuk hidupnya. Hal ini berakibat juga ia bisa menerima kelemahan dan mengampuni kesalahan orang lain karena Tuhan sudah juga menerimanya
4. Berbahagialah orang yang lapar …. Limos (Luk. 15:14) Prospenos (Kis. 10:10) Peinao (Mat. 5:6) Kelaparan yang skalanya luas (nasional, regional/ internasional- anak yang hilang) L A P A R Kelaparan hebat yang dirasakan atau diderita oleh perorangan (Petrus kelaparan). Kelaparan yang bersifat literal/ harafiah (Mat. 4:2-Yesus berpuasa) Kelaparan yg bersifat spiritual
4. Berbahagialah orang yang haus…. Bersifat literal Metafora Kehausan karena tidak minum (Mat. 25:35, 37, 42 – penghakiman terakhir) HAUS Kehausan dalam pengertian rohani Kerinduan untuk mencari kebenaran DIPSAO
Rindu kekudusan (Benci dosa) 4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan Rindu hal-hal rohani Rindu kekudusan (Benci dosa) Janji : Rindu pada kesucian Sadar akan dosa (Mat 5:3) sedih karena dosa (Mat 5:4) keinginan untuk hidup kudus (Mat 5:6). “Akan dipuaskan” : -Akan mendapatkan kesucian (secara bertahap) - Akan bersukacita
Kebenaran rohani menurut John Stott : 1. HUKUM : pemulihan hubungan dgn Allah 2.MORAL : batiniah murni 3.SOSIAL : bebas penindasan, hak azasi manusia, keadilan & integritas
Kebenaran rohani menurut John Stott : 1.Kebenaran Hukum (memenuhi tuntutan Hukum Taurat) Yaitu pembenaran atau pemulihan hubungan manusia dengan Allah melalui iman kepada Kristus. Taat kepada kebenaran Allah berarti menerima Kristus sebagai kegenapan Hukum Taurat (Rm.9:30-10:4), karena hanya Kristus yang telah melakukan Hukum Taurat dengan sempurna. 2. Kebenaran Moral Yaitu kebenaran batiniah yang mencerminkan kebenaran hati, pikiran serta motivasi yang murni di hadapan Allah, yang nyata dalam sikap dan perilaku yang sesuai kehendak Allah. Bukan seperti kebenaran yang dilakukan orang Farisi, yaitu kebenaran yang nampak indah di luarnya saja, sementara hatinya penuh tipu muslihat yang jahat. 3. Kebenaran Sosial Yaitu kebenaran yang didasarkan pada Hukum Taurat dan kitab para Nabi, tentang keprihatinannya yang tertuju pada pembebasan manusia dari penindasan, serta usaha-usaha manusia mewujudkan hak azasi, keadilan dan integritasnya dalam bekerja dan kehidupan sehari-hari dengan sesama.
5. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan (Matius 5:7) (Blessed are the merciful, for they will be shown mercy)
Kemurahan bersumber dari sikap hati yang mengasihani dan mengampuni Samaria yang Murah Hati (Lukas 10:30-37) 1. Kemurahan hati menyembuhkan akibat dosa dalam hidup dengan sesama 2. Kemurahan hati tidak bersembunyi di belakang larangan agamawi utk melindungi diri sendiri dari pelayanan yang menuntut pengorbanan
Oiktirmos (2Kor. 1:3) Hilaskomai (Luk. 18:13b) Eleos (Mat. 5:7) Belas kasihan karena melihat penderitaan orang lain (surat Paulus kpd jemaat Korintus) MURAH HATI Belas kasihan dalam rangka memulihkan hubungan (doa pemungut cukai) Murah hati/ belas kasihan yang ditindak lanjuti dengan tindakan (bukan sekadar perasaan)
Empati Simpati Aksi ELEOS Kemampuan untuk melihat penderitaan orang lain dari sudut orang itu sehingga bisa ikut merasakan penderitaannya. ELEOS Adanya rasa belas kasihan/ simpati pada orang yang menderita itu. Tindakan menolong.
6. Berbahagialah orang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.