PERKEMBANGAN TARI KLASIK GAYA YOGYAKARTA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Sistem Pendidikan Islam di Indonesia dan Pembaharuannya
Advertisements

Assalamualaikum Wr.Wb. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم.
APRESIASI NILAI-NILAI BUDAYA INDONESIA
Art, Music and Culture Musik merupakan bagian dari seni, dan seni adalah bagian dari kebudayaan.
Sekolah Standar Nasional (SSN) Mata Pelajaran : Bahasa &stra Indonesia Selamat Datang di SMP Negeri 7 Jakarta Sekolah Standar Nasional (SSN) Mata.
TEATER RAKYAT INDONESIA
Yuk, kita bersama-sama menari
BELA NEGARA Pengertian Bela Negara
Apresiasi Wayang Orang
SENI TEATER.
B. MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH.
Guru SMA Negeri 1 Takalar
OKTI ROSIANA, Struktur Dramatik Wayang Dalam Lakon Gathotkaca Wisuda oleh Ki Mantep Soedarsono.
BAB 9 KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
JENIS-JENIS TARI Mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis tari
Herdito Sandi Pratama, M.Hum Dari beberapa sumber
Keraton Yogyakarta (Ngayogyakarta)
mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama
APLIKASI KOMPUTER Puspita Maya Sari
Hand Out Drama & teater.
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Kisah balet.
NOVIA FITRIANI, Kepahlawan Dalam Serat Pedhalangan Arjuna Wiwaha.
POTENSI WISATA PROPINSI D.I.YOGYAKARTA
Gaya Seni Rupa Indonesia Modern Pertemuan 10
MEMERANKANDRAMA.
MEMBUDAYAKAN SENI BUDAYA DAERAH BANJAR
APESIASI KARYA SENI TARI
Pengantar Apresiasi Seni
1 Pertemuan 03 Alam Pikir Manusia dan Arsitektur Matakuliah: R0022/Pengantar Arsitektur Tahun: Sept 2005 Versi: 1/1.
Pertemuan ke-5.  Budaya adalah ciptaan manusia, tapi budaya menguasai kehidupan manusia, karena itu kebudayaan disebut superorganik  Contoh: manusia.
Sastra Korea dapat dibagi menjadi :
PENGERTIAN PENDIDIKAN dan ALIRAN PENDIDIKAN
Qaniiii, ntar kamu kasih gambar-gambar dari file foto nya yaaa
Bismillahirrahmaanirrahiim Assalam’alikum Wr,wb
SENI TEATER.
Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Mengapresiasi Dan Mengekspresikan Diri Melalui Karya Seni Tari
A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
Ragam Kesenian Tradisional JOGJA
Menjelaskan mengenai kesenian mamanda
“GAGASAN TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN”
MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR UNSUR INSTRINSIK SASTRA MELAYU KLASIK kita akan membahas karakteristik dan struktur unsur instrinsik sastra.
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Pendapat Tentang Sarjana
Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.
SENI TARI DASAR SENI TARI.
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
TUGAS TEKKOM “SENI TARI SALAH SATU BAGIAN DARI KEBUDAYAAN INDONESIA”
Bahan kuliah Hukum Pemda FH UII 2015.
NILAI RELIGIUS TARI BEDHAYA KETAWANG KRATON SURAKARTA HADININGRAT
BELAJAR MEMAHAMI DRAMA
PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO Dwiyan Novriawan Drs. Tri Widiarto, M.Pd.
Membudayakan Seni Budaya Daerah Banjar
Tari Golek Manak Warisan Seni dan Budaya Yogyakarta
STRUKTUR, FUNGSI DAN TUGAS PENGURUS OSIS
BIMBINGAN KONSELING.
Putri Rosary Rezy Junio Stefanus hans Tasya Berlianna Venny Veronica
Pendekatan dalam melakukan apresiasi
Assalammualaikum WR.WB.
ASSALAMUALAIKUM BY : PANGGA ISTYAWATI.
Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia
Robiatul adawiyah XI IPS 2.
Nama : Farhan Azis.P NPM : Kelas/Semester : A2/5
PROPOSAL TUGAS AKHIR S-1 SENI KARAWITAN
Tari Pendet.
Sejarah tari sajojo Asal usul Tari Sajojo ini masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun beberapa sumber banyak yang menyebutkan ba hwa tarian ini.
DRAMA Suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan.
Silahkan tebak: Apakah aku ini?
- Dewi nur oktaviani - elfira putri nabilla - hanna sahrini - melda rahmawati - ruly habibah al ihsani.
Transcript presentasi:

PERKEMBANGAN TARI KLASIK GAYA YOGYAKARTA Oleh : Arum Yunita M NIM : 08209241024

PERKEMBANGAN PENGGARAPAN Unsur-unsur yang sudah ada dalam tari tersebut diperkaya dengan penambahan dan penciptaan unsur-unsur baru sesuai dengan tingkat kemajuan jaman, tanpa megnurangi nilai-nilai dasar yang sudah ada.  Perkembangan dalam konteks ini berhubungan erat dengan masalah kualitas seni, orientasi, inovasi, baik dari segi tehnik maupun bentuk fisik tari tersebut. Garapan  disini diartikan cukup luas, termasuk tata busana, tata pentas dan segala sesuatu yang terkait dalam satu kesatuan tari itu sendiri.  Pada saat terciptanya, Tari Klasik Gaya Yogyakarta merupakan jenis kesenian khusus dipertunjukan untuk kaum ningrat pada masa kerajaan Mataram.

Masa Pertumbuhan  (Sri Sultan Hamengku Buwana I s/d Sri Sultan Hamengku Buwana VII, Tahun 1775 s/d 1921) Tari klasik gaya yogyakarta lahir bersama tumbuhnya Kasultanan Yogyakarta pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana I. Beliau sangat mencintai seni, sehingga beberapa guru tari terkemuka dari Surakarta dibawa pasa saat beliau memerintah Kasultanan Yogyakarta.  Setelah Perjanjian Giyanti, Sri Susuhunan Paku Buwono III menganjurkan kepada Sri Sultan Hamengku Buwana I melanjutkan pelestarian tari klasik gaya Mataram. Sedang Paku Buwono III akan memulai corak gaya tari yang baru.  Itulah sebabnya Tari Klasik Gaya Yogyakarta disebut Beksa/Joget Mataram, karena tari tersebut bermula dari Kraton Mataram sebelum pecah menjadi dua kerajaan.

Beberapa pertunjukan kraton

Ciptaan Sultan Hamengku Buwana I antara lain  : Beksan Trunojoyo, Lawung Alus, Entheng dan beberapa beksan lainnya. Beberapa hal penting yang patut dicatat pada masa periode ini adalah  :  Segi Orientasi yang kemudian akan tetap menjadi dasar perkembangan dari joget Mataram dan wayang wong Mataram.  Dalam hal ini Sultan ingin mempergelarkan pertunjukan yang dapat memberikan contoh sikap ksatria serta kepahlawanan seperti yang tercermin dalam cerita wayang.  Menanamkan sikap gagah berani dalam melawan musuh dan keangkara murkaan.  Hal ini dapat dilihat dalam gaya joget Mataram yang lugas, serius dan kenceng.  Kostum penari pada periode ini masih sangat sederhana.  Meskipun demikian justru dengan kostum tersebut, penari dituntut lebih berat dalam masalah penjiwaan.

Contoh kostum

Perkembangan kostum Sebagai contoh untuk hiasan pada penari laki-laki hanya dipergunakan 3 macam corak, yaitu : -         Destar tepen untuk peran prajurit dan ksatria -         Songkok untuk peran raja -         Udeng gilik dengan topeng untuk peran raksasa Sedangkan untuk peran wanita hanya jamang, sumping ron dengan gelung bokor.

Pola pertunjukkan Pola pertunjukan : menggunakan pola wayang kulit dengan bentuk panggung sempit tapi panjang.  Pementasan diistana biasanya dilangsungkan di Tratag Bangsal Kencana, yang merupakan sebuah bangunan beratap tapi tanpa dinding. 

Pola gerak Pola Gerak  :  berdasarkan pola gerak wayang kulit, gerak tangan dan terbukanya tungkai secara garis hanya mengarah kesamping kiri atau kanan badan.  Begitu pula untuk gerakan perang, dilakukan dengan gerakan maju kesamping kiri dan kanan lantai pentas.  Ada dua gerak pokok dalam perang, yaitu “jeblosan” dan “nitir”.  Jeblosan adalah gerak berpapasan, sedang nitir adalah gerak maju kesamping bagi penyerang atau mundur kesamping bagi yang diserang Disamping itu gerak gerik khusus diluar pola wayang kulit dan menunjukan ciri ari peran yang dibawakan oleh orang tersebut diciptakan pula antara lain : ukel, pacak gulu dan sebagainya.  Cerita disampaikan melalui “pocopan” (dialog) antara tokoh dalam cerita atau diceritakan oleh dhalang.  Namun karena perkembangan dan usia dhalang yang semakin tua, maka cerita yang semula dibawakan tanpa teks kemudian dicatat dalam buku

Periode pembakuan (zaman Sultan HB VIII s/d tahun 1960) Pada masa Sultan HB VIII ini boleh dikatakan bahwa Tari klasik gaya Yogyakarta mengalami kemajuan pesat.  Banyak sekali diadakan pembaharuan-pembaharuan dalam kesenian Joget Mataram.  Mulai dari tata busana sampai dengan penambahan ragam tari dengan penyempurnaan gerak-geraknya.  Pada masa ini berdiri pula HABIRANDA, sebuah sekolah pedalangan yang didirikan dengan sponsor Java Institut dan memperoleh ijin serta perlindungan dari Sultan sendiri.

Periode pengembangan/pembaharuan (1960 – 2000) Dengan lahirnya dua lembaga pendidikan tari, yaitu KONRI (1961) yang kemudian bernama SMKI dan ASTI (1963), tari klasik gaya Yogyakarta mengalami perkembangan dan pembaharuan dalam banyak segi.  Antara lain masuknya unsur-unsur teatre modern dalam corak garapan, lebih berkembang gendhing gendhingnya, beraneka ragam busananya dan sebagainya.  

Perkembangan masa kini PERKEMBANGAN DALAM ARTI PENYEBARLUASAN Tari klasik gaya Yogyakarta bermula tumbuh di dalam lingkurangan istana.  Setelah Perang dunia I timbul cetusan kaum muda di Jawa untuk mengembangkan tari tersebut di kalangan masyarakat umum.  Mereka menyadari bahwa kehidupan kraton besaerta kerabat bangsawan sebagai pemimpin telah dikucilkan dari realita kehidupan masyarakat jelata. Keadaan inilah  yang dipakai oleh kaum penjajah untuk memecah belah masyarakat demi kelangsungan niat agar seluruh bangsa ini tetap dalam genggaman penjajah tanpa tahu kapan berakhirnya keprihatinan.  JONG JAVA atas dasar kesadarannya mengirimkan utusan menemui tokoh-tokoh tari kraton Yogyakarta dan mendorong agar mengadakan pelajaran/sekolah tari dan karawitan

trimakasih