BAHAN KAJIAN MK. STELA FPUB APRIL 2014 EVALUASI LAHAN PERTANIAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

MATERI-1 PERSIAPAN LAHAN (Sunarto Ismunandar + Sugeng Prijono)
Konservasi tanah dan air
SUMBER DAYA AIR DAS (Daerah Aliran Sungai)
DEGRADASI TANAH PERTANIAN
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
Pertemuan 10 Siswanto. 10 Maret 2006© Matthew Casey 2 Methodological Framework BIOPHYSICAL FACTORSSOCIOECONOMIC FACTORS TANAH A I R VEGETASI LAIN-LAIN.
EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN
Ass. Wr. Wb. PENGANTAR EVALUASI LAHAN Soemarno 2014.
Cara Evaluasi Lahan Mengumpulkan data tanah dan lahan
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
PENGANTAR EVALUASI LAHAN
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN
KESESUAIAN LAHAN Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Soemarno, 2006:
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
Evaluasi Sumberdaya Lahan
Evaluasi Sumberdaya Lahan
Anita Sisilia Silitonga Hilda Oktavia Simbolon Febri Firsandi Putra
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
PERLINDUNGAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
TANAH SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI
PRINSIP EVALUASI LAHAN
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
KUALITAS LAHAN dan ASPEK PASAR
Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
EVALUASI LAHAN PENGERTIAN DAN RISALAHNYA
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
KONSERVASI TANAH.
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
EVALUASI LAHAN KESESUAIAN LAHAN
ADAPTASI.
1. 4 MENGENDALIKAN EROSI LAHAN
PROSEDUR PEMILIHAN TEKNIK KONSERVASI TANAH
BAHAN KAJIAN MK. STELA smno fpub april 2014
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 10
LAND DEGRADATION Mengapa degradasi lahan menjadi isu global yang penting? - Berdampak buruk pada produktivitas lahan, ketahanan pangan, lingkungan dan.
BAHAN KAJIAN MK. STELA FPUB OKT 2013
A. Penjelasan umum Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan. Hasilnya memberikan alternatif penggunaan.
MANAJEMEN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PERENCANAAN ANGGARAN.
EVALUASI LAHAN Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
DASAR-DASAR ILMU TANAH UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Aspek Teknis Analisis teknis bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih itu layak, dalam arti kata ada ketersediaan lokasi, alat,
AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Faktor-faktor penting/pengungkit
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Evaluasi Kesuburan Tanah
Kesuburan Tanah.
FUNGSI POKOK TANAH DALAM USAHATANI BERKELANJUTAN
CIRI-CIRI PERTANIAN.
“KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KACANG TANAH (Arachis Hypogeae L.)”
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
Kelas Kesesuaian Lahan
1. Pengolahan Lahan 2. Persiapan Benih dan Tanaman 3. Pemupukan 4. Pemeliharaan 5. Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) 6. Panen dan Pascapanen.
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
Faktor Alam dalam Usahatani Oleh : Angelia Leovita, SP, MSi.
Transcript presentasi:

BAHAN KAJIAN MK. STELA FPUB APRIL 2014 EVALUASI LAHAN PERTANIAN Ass. Wr. Wb. EVALUASI LAHAN PERTANIAN Soemarno 2014

KAIDAH ANALISIS KESESUAIAN LAHAN Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi iklim, relief, tanah, hidrologi, dan vegetasi. Faktor-faktor ini hingga batas tertentu mempengaruhi potensi dan kemampuan lahan untuk mendukung suatu tipe penggunaan tertentu.

Tipe penggunaan lahan ("major kind of land use") adalah golongan utama dari penggunaan lahan pedesaan, seperti lahan pertanian tadah hujan, lahan pertanian irigasi, lahan hutan, atau lahan untuk rekreasi. Tipe pemanfaatan lahan ("land utilization type, LUT") adalah suatu macam penggunaan lahan yang didefinisikan secara lebih rinci dan detail dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan. Suatu LUT terdiri atas seperangkat spesifikasi teknis dalam konteks tatanan fisik, ekonomi dan sosial yang tertentu.

Beberapa atribut utama dari LUT a.l. adalah: 1. Produk, termasuk barang (tanaman, ternak, kayu), jasa (misalnya. fasilitas rekreasi), atau benefit lain (misalnya cagar alam, suaka alam) 2. Orientasi pasar, subsisten atau komersial 3. Intensitas penggunaan kapital 4. Intensitas penggunaan tenagakerja 5. Sumber tenaga (manusia, ternak, mesin dengan menggu nakan bahan bakar tertentu) 6. Pengetahuan teknis dan perilaku pengguna lahan 7. Teknologi yang digunakan (peralatan dan mesin, pupuk, ternak, metode penebangan, dll) 8. Infrastruktur penunjang 9. Penguasaan dan pemilikan lahan 10. Tingkat pendapatan.

"Karakterisik lahan" merupakan atribut lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Misalnya kemiringan, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, biomasa vegetasi, dll. "Kualitas lahan" adalah kompleks atribut lahan yang mempunyai peranan spesi­fik dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk suatu penggu­naan tertentu. Contohnya ketersediaan air, resistensi erosi, bahaya banjir, dan aksesibilitas. "Kriteria diagnostik" adalah suatu peubah yang mem-punyai pengaruh tertentu terhadap hasil (atau input yang diperlukan ) pada penggunaan tertentu, dan peubah ini juga berfungsi sebagai dasar untuk menilai kesesuaian suatu bidang lahan bagi penggunaan tersebut. Peubah ini bisa berupa kualitas lahan, karakteristik lahan, atau fungsi dari beberapa karakteristik lahan.

(iii) ketersediaan hara, Beberapa macam kualitas lahan yang berhubungan dengan produktivitas PERTANIAN adalah: (i) hasil tanaman, (ii) ketersediaan air, (iii) ketersediaan hara, (iv) ketersediaan oksigen dalam zone perakaran, (v) kondisi bagi perkecambahan benih, (vi) kemudahan pengolahan tanah, (vii) salinitas atau alkalinityas, (viii) toksisitas tanah, (ix) ketahanan terhadap erosi, (x) bahaya banjir, (xi) rejim suhu, dan (xii) Fotoperiodik.

(iii) faktor lokasi yang mempengaruhi perkembangan tanaman muda, Beberapa kualitas lahan yang berhubungan dengan produktivitas HUTAN adalah (i) bahaya kebakaran, (ii) hama dan penyakit, (iii) faktor lokasi yang mempengaruhi perkembangan tanaman muda, (iv) tipe dan jumlah jenis kayu indigenous.

Dalam konteks evaluasi sumberdaya lahan dikenal ada dua macam istilah, yaitu "kapabilitas" (kemampuan) lahan dan "suitabilitas" (kesesuaian) lahan. Kemampuan lahan dianggap sebagai kapasitas inherent dari sumberdaya lahan untuk mendukung penggunaannya secara umum; Kesesuaian lahan mencerminkan kesesuaian bidang lahan bagi penggunaan yang spesifik. Pendapat lain menyatakan bahwa kemampuan lahan lebih mengarah kepada aspek konservasi, sedangkan kesesuaian lahan lebih mengarah kepada produktivitas.

Evaluasi Sumberdaya Lahan Kegiatan evaluasi lahan dan survei tanah, sangat dianjurkan dalam rangka untuk merencanakan dan mengkoordinir upaya perbaikan dan pengelolaan lahan pada masing-masing tipe penggunaan lahan . Kegiatan evaluasi lahan ini mesuplai pengguna (petani) dengan informasi secara tepat dan akurat tentang apa yang seyogyanya dikerjakan, dan perbaikan apa saja yang diperlukan untuk pengelolaan lahannya. Termasuk ke dalam evaluasi tersebut adalah penilaian tentang tekstur tanah lapisan atas, tekstur tanah lapisan bawah, kedalaman solum dan subsoil, warna tanah lapisan atas, struktur tanah, keadaan batu-batuan, mudahnya diolah, permeabilitas subsoil, drainase permukaan, drainase internal profil tanah, kemiringan, derajat erosi, bahaya erosi bila tanah diolah, faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan kelas lahan, dan kelas kapabilitas lahan. Disamping itu, semua tanah-tanah pertanian diuji kesuburan, reaksi tanah, dan kondisi alkalinitas/ salinitasnya.

Parameter evaluasi lahan Sebagian besar teknik evaluasi lahan adalah seragam dalam melukiskan sifat lahan internal dan eksternal. Berikut adalah beberapa parameter yang lazim digunakan. Tekstur lapisan atas Keadaan Adanya Batu: Erosi Tanah : Kasar Bebas Tanpa-sedikit Sedang Sedikit Sedang Halus Sedang Parah Banyak Sangat parah Tekstur subsoil Hambatan pengolahan Bahaya erosi bila diolah Kasar Tidak sulit Tidak ada Sedang Sulit Ringan Halus Sangat sulit Sedang Parah

Klasifikasi Kesesuaian Lahan Metoda FAO (1976) "Kesesuaian lahan" adalah keadaan tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu bidang lahan ini dapat berbeda-beda tergantung pada tataguna lahan yang diinginkan. Metode FAO ini dapat dipakai untuk klasifikasi kuantitatif maupun kualitatif tergantung dari data yang tersedia.

Kerangka dari sistem klasifikasi kesesuaian lahan ini terdiri dari empat kategori, yaitu: 1. Order: keadaan kesesuaian secara global 2. Kelas: keadaan tingkatan kesesuaian dalam order 3. Sub-Kelas: keadaan tingkatan dalam kelas didasarkan pada jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan. 4. Unit: keadaan tingkstan dalam sub kelas didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

Kesesuaian lahan pada tingkatan kelas Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari order dan menggambarkan tingkat-tingkat kesesuaian dari suatu order. Simbol Kelas ini berupa nomor urut yang ditulis di belakang simbol order, dimana nomor urut ini menunjukkan tingkatan kelas yang menurun dalam satu order. Banyaknya kelas dalam setiap order sebenarnya tidak terbatas, tetapi dianjurkan hanya memakai tiga kelas dalam order S dan dua kelas dalam order N. Jumlah kelas tersebut harus berdasarkan kepada keperluan minimum untuk mencapai tujuan-tujuan penafsiran.

Kelas S1: Sangat sesuai (Highly suitable). Lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata berpengaruh terhadap produk­sinya dan tidak akan menaikkan masukan di atas yang telah biasa diberikan. Kelas S2. Cukup Sesuai (Moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas tersebut akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas S3 : Hampir Sesuai (Marginally suitable). Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mem­pertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas N1 : Tidak sesuai pada saat ini (Currently not suitable). Lahan mempunyai pembatas yang lebih serius, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki pada tingkat pengelolaan dengan modal normal. Keadaan pembatas sedemikian seriusnya sehingga mencegah penggunaan secara berkelangsungan dari lahan. Kelas N2 : Tidak sesuai untuk selamanya (Permanently not suitable). Lahan mempunyai pembatas permanen untuk mence­gah segala kemungkinan penggunaan berkelangsungan pada lahan tersebut. 18