KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Kerangka Dasar Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
PENDAHULUAN LANDASAN : UUD 1945, GBHN, UU No. 20 th 2003 (Sisdiknas), UU No. 22 th 1999 (Otonomi Daerah), UU No. 25 tahun 2000 (Propenas), PP No. 25 th 2000 (Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah),
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum KERANGKA DASAR KURIKULUM BERBASISI KOMPETENSI Standar Kompetensi (SK) Komp. Lulusan Komp. Lintas Kurikulum Komp. Mata Pelajaran Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS) MBS, Kolaborasi Horizontal dan Vertikal Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Internal, Mengacu pada Kompetensi, Mengacu pada kriteria/Patokan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Berpusat pd Peserta Didik, Kontekstual, Menantang dan Menyenangkan
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Berbasisi Kompetensi berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan nasional, cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah, sekolah atau madrasah.
KONSEP DASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI Menyiapkan lulusan menguasai seperangkat kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupannya KOMPETENSI Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak STANDAR KOMPETENSI Pernyataan tentang kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran KOMPETENSI DASAR Kompetensi minimal yang mencakup pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang harus dicapai siswa pada bagian tertentu dari suatu mata pelajaran.
PRINSIP PENGEMBANGAN Orientasi hasil (output oriented) dalam bentuk kompetensi Berbasis pada kompetensi dasar sebagai national platform Penguasaan kompetensi dasar setelah siswa menyelesaikan pendidikannya Pendidikan utuh dan menyeluruh (karakter, akademik, keterampilan, kesehatan, dan apresiasi seni) Ketuntasan belajar (mastery learning) Komprehensif, berkesinambungan, belajar sepanjang hayat Diversifikasi kurikulum
SUBSTANSI PENGEMBANGAN Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan Penghayatan Nilai-Nilai Budaya Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi Pengembangan kecakapan hidup Penguatan integritas nasional
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus) Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya untuk meningkatkan mutu hasil belajar Pemantauan dan Penilaian untuk meningkatkan efisiensi, kinerja dan kualitas pelayanan terhadap peserta didik Berkolaborasi secara horizontal (sekolah lain, Komite Sekolah, Organisasi Profesi), dan vertikal (Dewan dan Dinas Pendidikan)
KOMPONEN DOKUMEN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI BUKU KERANGKA DASAR BUKU STANDAR KOMPETENSI BAHAN KAJIAN MATA PELAJARAN BUKU PEDOMAN-PEDOMAN
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Hierarki Standar Kompetensi Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional Standar Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Standar Kompetensi Bahan Kajian Standar Isi Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar Berpusat pada peserta didik Mengembangkan kreativitas Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang Kontekstual Menyediakan pengalaman belajar yang beragam Belajar melalui berbuat
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Pengertian CTL Suatu konsepsi yang membantu guru untuk mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan.
Tujuh Unsur Kunci CTL Inquiri (Inquiry) Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep. Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman lainnya. Mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berpikir kritis.
2. Bertanya (Questioning) Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan berbasis inquiri. 3. Konstruktivisme (Costructivism) Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada penga- laman sebelumnya. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman bermakna.
5. Pemodelan (Modelling) 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran adalah lebih baik dibandingkan dengan belajar sendiri. 5. Pemodelan (Modelling) Berpikir tentang proses pembelajaran Anda sendiri. Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan para siswa untuk belajar. Melakukan apa yang Anda inginkan agar siswa melakukan.
6. Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Mengukur kemampuan dan keterampilan siswa. Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau keterampilan. Penilaian produk atau kinerja. Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan. Proses dan produk dua-duanya dapat diukur.
7. Refleksi (Reflection) Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita pelajari. Merevisi dan merespon kepada kejadian, aktivitas, dan pengalaman. Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita merasakan ide-ide baru Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi, maupun hasil karya / seni.
Pendekatan Pengajaran Kontekstual Pendekatan pengajaran kontekstual haruslah menekankan hal-hal sebagai berikut. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Base Learning) Menggunakan konteks masalah dunia nyata untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
2. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction) Memungkinkan siswa belajar konteks bermakna dalam kehidupan nyata. 3. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Base Learning) Membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains. Menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
4. Belajar Berbasis Proyek / Tugas (Project- Based Learning) Membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain sedemikian agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik. 5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Base Learning) Memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.
6. Belajar Jasa-layanan (Service Learning) Memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan tersebut. 7. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning) Memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.
Strategi Penilaian Pembelajaran Kontekstual Penilaian yang cocok adalah kombinasi dari beberapa teknik penilaian sebagai berikut. 1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Untuk mengetes kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan- nya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
2. Observasi Sistematik (Systematic Observation) Untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa. Semua siswa diobservasi secara berkala dan sering Hasil observasi dicatat untuk merefleksikan dan menginterpretasikan apakah petunjuk siswa sesuai dengan tujuan dan outcome pembelajaran. 3. Portofolio (Portfolio) Adalah koleksi / kumpulan dari berbagai keterampilan, ide minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu yang memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat.
4. Jurnal Sains (Science Journal) Sangat berguna bagi siswa dalam mengembangkan keahliannya untuk menilai diri sendiri. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan perkembangan dirinya. 4. Jurnal Sains (Science Journal) Merupakan suatu proses refleksi di mana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat, dan pengalamannya.
BUKU 1 KONSEP PENDIDIKAN BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) MELALUI PENDEKATAN BROAD BASED EDUCATION Tim Broad Based Education Departemen Pendidikan Nasional Update April, 2003 http://www.lifeskill.net E-mail : info@lifeskill.net
SKEMA LIFE SKILL LIFE SKILL KESADARAN DIRI KEC. HIDUP PERSONAL KECAKAPAN BERPIKIR KECAKAPAN HIDUP GENERIK KECAKAPAN KOMUNIKASI KEC. HIDUP SOSIAL LIFE SKILL KECAKAPAN KERJASAMA KECAKAPAN AKADEMIK KECAKAPAN HIDUP SPESIFIK KECAKAPAN VOKASIONAL
KESADARAN DIRI KECAKAPAN BERPIKIR SADAR SBG MAKHLUK TUHAN: IBADAH, JUJUR, DISIPLIN, KERJA KERAS DSB. SADAR AKAN POTENSI DIRI: MEMILIH BID YG COCOK, BELAJAR TERUS, MENJAGA FISIK KESADARAN DIRI SADAR SBG MAKHLUK SOSIAL: TOLERAN, SALING MENGHORMATI, GOTONG ROYONG SADAR SBG MAKHLUL LINGKUNGAN: MEMELIHARA DAN MEMANFAATKAN DG ARIF. KEC. MENGGALI INFORMASI KEC. MENGOLAH INFORMASI KECAKAPAN BERPIKIR KEC. MEMECAHKAN MASALAH DG KREATIF DAN ARIF. KEC. MENGAMBIL KEPUTUSAN
BAGAIMANA HUBUNGANNYA DG MAPEL? KEHIDUPAN NYATA (SEHARI-HARI) KECAKAPAN HIDUP MATA PELAJARAN MAPEL MEMBENTUK KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN HIDUP TSB YG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI KEHIDUPAN. (GRS PUTUS-PUTUS) DLM MERANCANG KURIKULUM, MAPEL DIDASARKAN KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN HIDUP DIIDENTIFIKASI BERDASARKAN POLA KEHIDUPAN NYATA SEHARI-HARI. (GARIS SOLID)
PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Penghitungan Minggu dan Jam Efektif Jumlah jam efektif = Σ minggu efektif x (…) jam per minggu Catatan : Penghitungan minggu efektif disesuaikan dengan kalender pendidikan. No. Bulan Jumlah minggu Jumlah jam efektif 1. Juli 4 2 2. Agustus … 3. September 4. Oktober 5. November 6. Desember
2 a. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar per Semester Aspek Standar Kopetensi Kompetensi Dasar Indikator Prinsip pemetaan per Semester Urgensi Tingkat Kesulitan Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan Kemampuan Prasyarat Kedekatan Budaya/Kebiasaan Dll.
2 b. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar per Semester INDIKATOR KOMP TNDK BHS PEMBENTUK WACANA KOMP. KEBAHASAAN SOSIO KULTURAL STRATEGI SIKAP YANG POSITIF
2 c. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar per Semester No Standar Kompetensi Kompetensi Indikator Aspek Dasar Prinsip pemetaan per Semester Urgensi Tingkat Kesulitan Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan Kemampuan Prasyarat Kedekatan Budaya/Kebiasaan Dll.
2 d. Pemetaan Kompetensi Dasar per Semester Aspek Standar Kopetensi Kompetensi Dasar Semtr 1 Kompetensi Dasar Semtr 2 Prinsip pemetaan per Semester Urgensi Tingkat Kesulitan Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan Kemampuan Prasyarat Kedekatan Budaya/Kebiasaan Dll.
5. Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran. : Kelas/Semester 5. Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Standar Kompetensi: Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Pengalaman Belajar Waktu Sumber Belajar Penilaian Jenis Tek - Bentuk Contoh Tagihan nik Instrumen Instrumen
Format Penilaian Penilaian Tes Nontes Kuis Jenis Tagihan Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Tes Kuis pertanyaan lisan/tertulis, isian singkat, menjodohkan, pilihan ganda, unjuk kerja dalam waktu singkat (dilengkapi rubrik). Soal dan atau perintah Tes harian Ulangan tengah semester Ulangan akhir semester Ulangan kenaikan kelas Pertanyan lisan/tertulis, isian singkat, menjodohkan, pilihan ganda, esai/uraian (dilengkapi rubrik), produk (dilengkapi rubrik), unjuk kerja (dilengkapi rubrik). Nontes Observasi Panduan observasi Perintah Angket kuisener Wawancara Panduan wawancara Tugas.-tugas Rubrik Produk/Hasil Kerja Proyek Portofolio Catatan: Jenis tagihan, teknik, dan bentuk instrumen yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan karakteristik KD dan indikator.
Pemetaan Kompetensi Dasar per Unit (Khusus Bahasa Indonesia) Prinsip Pemetaan per Unit Berdayakan momen Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Dll. Unit Wak tu Kemampuan Berbahasa Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis Kemampuan Bersastra Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis 1.
5. Distribusi KD/Indikator /Unit/Siklus per Semester KD/Unit/ Siklus/ Indikator WAKTU JULI AGUSTUS SEPT OKT NOV DES 3 4 1 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat sekurang-kurangnya: - tujuan pembelajaran - materi ajar - metode pengajaran - sumber belajar
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup untuk prakarsa, kreativitas, dan kemandirian Pelaksanaan proses pembelajaran juga harus sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Jenjang : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : … x pertemuan (… jam pelajaran) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran Materi Pokok Metode Strategi Pembelajaran Pertemuan pertama 1. Kegiatan Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi (dideskripsikan) 2. Kegiatan Inti 3. Kegiatan Penutup Pertemuan kedua dst. Catatan: pendekatan kontekstual dan pengembangan kecakapan hidup tercermin dalam strategi pembelajaran H. Sumber Belajar
Bentuk Instrumen : unjuk kerja dengan rubrik I. Penilaian Jenis tagihan : tes Teknik : tes harian Bentuk Instrumen : unjuk kerja dengan rubrik Soal/instrumen : Ceritakan tokoh seni rupa idolamu yang meliputi identitas tokoh, keunggulannya, dan alasan kamu mengidolakan. Sertakan contoh karya dan beri ulasan tentang karya tersebut. Rubrik penilaian No Aspek yang dinilai Ya Tidak 1. 2. 3. 4. 5. Identitas tokoh lengkap Ada diskripsi keunggulan tokoh Ada deskripsi alasan mengidolakan tokoh Ada contoh karya Ada ulasan contoh karya
KEGIATAN BELAJAR PEMBIASAAN
KEGIATAN RUTIN KEGIATAN SPONTAN KEGIATAN TELADAN KEGIATAN TERPROGRAM
KEGIATAN RUTIN Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler. Baik di kelas maupun di sekolah. Bertujuan untuk membiasakan anak mengerjakan sesuatu dengan baik. Upacara (assembly, gathering dll) Senam Sembahyang dhuhur Pemeriksaan kesehatan Pergi ke perpustakaan Dll.
KEGIATAN SPONTAN Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, Di mana saja, tanpa dibatasi oleh ruang. Bertujuan untuk memberikan pendidikan pada saat itu juga, terutama dalam disiplin dan sopan santun dan kebiasaan baik yang lain. Membiasakan memberi salam Membiasakan membuang sampah pada tempatnya Membiasakan antre Membiasakan mengatasi silang pendapat (pertengkaran) dengan benar Dll.
KEGIATAN TERPROGRAM Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas maupun sekolah yang bertujuan memberikan wawasan tambahan pada anak tentang unsur-unsur baru dalam kehidupan bermasyarakat yang penting untuk perkembangan anak. Seminar dan workshop: Aids, Hemat Energi, HAM/Hak Anak. Dll.. Kunjungan: panti asuhan, tempat/orang yang terkena musibah, tempat-tempat penting dll. Proyek: lomba, pentas, bazar dll.
KEGIATAN TELADAN Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada muridnya. Bertujuan memberikan contoh tentang kebiasaan yang baik. Memberi contoh berpakaian rapi Memberi contoh memuji hasil kerja yang baik Memberi contoh datang tepat waktu Memberi contoh hidup sederhana Dll.
Penilaian Kelas Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. Penilaian Kelas
Penilaian Kelas Dilakukan oleh Guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil belajar Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui berbagai cara.
CARA-CARA Penilaian melalui Portofolio (Portfolio) Penilaian melalui Unjuk Kerja (Performance) Penilaian melalui Penugasan (Proyek/Project) Penilaian melalui Hasil kerja (Produk/Product) Penilaian melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)
Portofolio Penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode Pedoman : saling percaya, rahasia bersama guru siswa, milik bersama guru siswa, kepuasan, kesesuaian, penilaian proses dan hasil, penilaian dalam pembelajaran
Unjuk Kerja Penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Teknik: Checklist Skala Rentang skor
Penugasan/Proyek Penilaian terhadap suatu tugas yang diselesaikan dalam waktu tertentu berupa investigasi dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data Yang dipertimbangkan : kemampuan pengelolaan, relevansi, keaslian
Hasil Kerja/Produk Penilaian terhadap keterampilan membuat produk dan kualitas produk Periode penilaian: tahap persiapan, pembuatan, appraisal (penilaian) Teknik : Holistik dan Analitik
Pelaksanaan Konsep Ketuntasan Belajar Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator berkisar antara 0 % - 100 %, idealnya kriteria masing-masing indikator di atas 60 %. Tetapi sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing. Harapannya sekolah makin lama akan meningkatkan kriteria ketuntasan mendekati sempurna (100%). Jika semua indikator dalam suatu kompetensi dasar telah memenuhi kriteria, siswa dianggap telah menguasai KD, dan pada akhirnya menguasai Standar Kompetensi dan Mata Pelajaran.
Persyaratan Kenaikan Kelas untuk SMP 1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. 2. Siswa dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua mata pelajaran. 3. Siswa dinyatakan harus mengulang apabila belum mencapai kriteria ketuntasan minimal pada banyak indikator, KD, dan SK pada lebih dari empat mata pelajaran sampai batas akhir tahun ajaran. 4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
Kedudukan Nilai Harian dan Nilai Sumatif Nilai sumatif ( nilai akhir semester atau tahun) merupakan kumpulan nilai harian ( SK, KD dan indikator), sehingga penilaian sumatif setiap akhir semester atau akhir tahun tidak harus dilakukan jika sekolah telah memperoleh gambaran tentang ketuntasan belajar siswa dari nilai hariannya). Oleh karena itu penilaian sumatif tidak memiliki bobot yang lebih besar dari nilai harian.
Pelaksanaan Remedial Remedial dilakukan kepada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar pada indikator tertentu. Remedial dapat dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun di luar jam efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat berupa tes maupun penugasan yang lain. Nilai kegiatan remedial tidak melebihi nilai standar ketuntasan belajar
Pelaksanaan Pengayaan Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar siswa yang lain belum. Pengayaan dapat berbentuk tugas-tugas individual yang bertujuan untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa. Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun di luar jam efektif. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan.
DAFTAR KD/INDIKATOR (Untuk siswa) Semester … Kelas … NO MATA PELAJARAN KD/INDIKATOR SKBM 1. Bhs. Indonesia Mendengarkan Mendengarkan dan memahami isi berita yang dibacakan 70% ASPEK
DAFTAR NILAI Aspek : NILAI KD/INDIKATOR Nama No. Nilai Rapor 1 R1 R2 P 2 R1 R2 P 3 R1 R2 P dst Rerata No. Nama
CONTOH RUBRIK PENILAIAN CHECKLIST SKALA RENTANG SKOR
Penggunaan Mikroskop Komponen Kerja Ya Ti- dak Membawa mikroskop pada tangkainya v b. Meletakkan mikroskop dengan cermin tidak mengarah langsung ke matahari c. Menaruh preparat pada meja benda dan menguncinya D. Mengamati dengan perbesaran lemah dulu e. Menjaga kebersihan mikroskop dan tempatnya f. Menaruh kembali mikroskop dalam posisi tegak Skor total 5
Format Penilaian Pidato Contoh checklists Format Penilaian Pidato NO ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK 1. BERDIRI TEGAK V 2. MEMANDANG SEMUA HADIRIN 3. SISTEMATIKA BAIK 4. PENYAMPAIAN GAGASAN JELAS 5. MIMIK BEREKSPRESI 6. INTONASI BAIK 7. LAFAL JELAS JUMLAH SKOR 5 Nilai: Jumlah Ya/Skor Total 5/7 X 100 = 71
Format Penilaian Pidato Contoh Skala Format Penilaian Pidato NO ASPEK YANG DINILAI SKALA SKOR 1 2 3 1. SIKAP BERDIRI 3 2. MEMANDANG HADIRIN 2 3. SISTEMATIKA 4. PENYAMPAIAN GAGASAN 5. MIMIK 6. INTONASI 1 7. LAFAL JUMLAH SKOR 1 8 6 1 2 3 Nilai: Jumlah skor/Total Skor 15/21 X 100 = 71
Format Penilaian Pidato Contoh Rentang Skor Format Penilaian Pidato NO ASPEK YANG DINILAI RENTANG SKOR SKOR 1. SIKAP BERDIRI Berdiri tegak sepanjang waktu Berdiri tegak lebih dari setengah waktu Berdiri tidak tegak 0 - 1 1 0,5 2. MEMANDANG HADIRIN 3. SISTEMATIKA 0 - 2 4. PENYAMPAIAN GAGASAN 0 - 3 5. MIMIK 6. INTONASI 7. LAFAL NILAI= JUMLAH SKOR
NILAI KD/INDIKATOR Tes uraian bebas, unjuk kerja, produk, proyek No. Nama Aspek yang dinilai Nilai 1 2 3 4 5 6 7 dst. Skor 1 2 3 4 5 6 7 Skor
CONTOH PENGHITUNGAN NILAI KOMPETENSI DASAR Indikator Kriteria Ketuntasan Belajar Nilai Peserta Didik Ketun- tasan Bertelepon Mampu bertelepon dengan kalimat yang efektif 2. Mampu menggunakan bahasa yang santun 75% 80 70 Tuntas Belum tuntas Nilai KD Bertelepon (80+70) : 2 = 75
DAFTAR NILAI Aspek : Nama No. NILAI KD/INDIKATOR Nilai Rapor 1 R1 R2 P 2 R1 R2 P 3 R1 R2 P dst Rerata No. Nama
DAFTAR NILAI (Tanpa mid dan akhir semester) Aspek : NILAI KD/INDIKATOR Nilai Rapor 1 2 3 4 dst. Rerata Nama No.
DAFTAR NILAI (Dengan mid dan akhir semester) Aspek: Nilai KD/Indikator Bbt Tengah Sm Bbt Akhir Sm Bbt Nilai Rapor 1 2 3 dst Rerata No. Nama
Catatan Bila sekolah mengadakan ulangan midsemester dan semester, pembobotan nilai kedua ulangan tersebut diserahkan kepada pihak sekolah, tapi tidak lebih besar dari nilai harian. Bila ulangan midsemester dan semester menggunakan cara pilihan ganda, hanya KD tertentu dan aspek tertentu yang dapat diujikan.
REFLEKSI
MARI MENYUNTING Perasaan saya sehubungan dengan adanya perubahan kurikulum adalah sangat senang sekali, karena saya sebagai guru diberikan mendapat kebebasan untuk mengembangkan kreatifvitas di kelas sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya.-potensi yang ada di dalam dirinya masing-masing. Dengan adanya kurikulum 2004. Dan di dalam Kurikulum 2004 betul-betul melibatkan siswa anak-anak sehingga guru hanya sebagai fasilitator. di kelas
BANDINGKANN YA! Tentu saja saya merasa senang sekali. Saya mulai merasa ada pencerahan. Selama ini pemahaman tentang kurikulum masih remang-remang, membingungkan, dan tidak menentu. Setelah pelatihan ini saya lebih memahami dan mengerti tentang kurikulum.
Renungkan Perubahan kurikulum bagi saya tidak terlalu mengalami kesulitan atau mengagetkan, karena dalam proses belajar mengajar di kalas, saya sudah mencoba minilai kompetensi siswa. Walaupun menggunakan kurikulum 1994, saya selalu berusaha agar siswa di kelas aktif dan saya selalu mengajak siswa untuk kreatif. Hanya saja, saya sering terbentur dengan masalah klasik yaitu, guru senior tidak suka kalau kelas ribut atau berjalan-jalan ke luar, atau belajar di luar.
Sekian Terima kasih