Proses Terjadinya Bumi PROSES PEMADATAN BUMI Pada awalnya terbentuk Protoplanet yang bervolume besar namun dengan kerapatan yang kecil, tersusun oleh gas yang bersifat heterogen Selanjutnya kemudian terbentuk planet yang berukuran lebih kecil dari Protoplanet namun lebih rapat dan mempunyai bagian dalam yang berbeda-beda / berlapis-lapis. H dan He hilang ke ruang angkasa.
Teori perkembangan muka bumi Bumi pada awal proses pembentukkannya masih merupakan planet homogen, artinya belum memiliki lapisan-lapisan dan perbedaan unsur. Lalu setelah mengalami proses pendinginan baru bumi memiliki lapisan kerak di bagian terluarnya.
Teori Kontraksi (James Dana dan Elie Baumant) Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengkerut. Zat yang tidak sama menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara tempat satu dan tempat yang lain. Inilah yang menyebabkan daerah satu dengan yang lain berbeda, yakni terbentukknya pegunungan, lembah dan bentukkan lahan lainnya.
Teori Laurasia-Gondwana (Eduard Suess) Muka Bumi selalu mengalami perkembangan yang terus berlangsung hingga saat ini, ditunjukkan dengan adanya pergeseran/pergerakkan daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah geologi masa lalu, sebenarnya benua-benua dipermukaan Bumi ini pernah menyatu, menjadi benua besar (supercontinent) Laurasia (dibagian utara) dan Gondwana (dibagian selatan), adapun lautan besarnya Tethis (Tethys Sea). Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan belahan Bumi barat.
Teori Apungan Benua (Alfred Wegener) Bentuk muka Bumi berawal dari pergeseran benua. Berdasarkan kejadiannya, muka Bumi berawal dari satu benua besar bernama Pangea dan satu lautan bernama Panthalassa. Lalu benua tersebut bergeser ke equator dan barat.
Teori Lempeng Tektonik (Mc. Kenzie dan Robert Parker) Menyempurnakan teori-teori sebelumnya. Teori ini menjadi satu kesatuan konsep yang diterima luas oleh ahli geologi di seluruh dunia. Kerak Bumi bersama lapisan litosfer mengapung di atas astenosfer, sehingga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudera (mid oceanic).
Pangea
Tujuh lempeng besar di bumi: Eurasia Afrika Amerika Utara Amerika Selatan Pasifik Indo-Australia Antartika
Pecahnya litosfer menjadi lempeng-lempeng ini disebabkan oleh gejolak panas dari dalam bumi yang membentuk arus konveksi.
Tenaga Tektonik menyebabkan adanya gerakan tektonik yang terbagi menjadi dua yakni: Gerak Orogenesa => gerakan tektonik yang meliputi daerah yang sempit dan dalam waktu yang relatif lebih singkat => pembentukkan gunung, palung dll. Gerak Epirogenesa => gerakan tektonik yang eliputi daerah yang luas dalam waktu yang lama=> Epirogenesa positif => gerak turunnya permukaan daratan, dan menyebabkankan seolah-olah permukaan lautan naik. Epirogenesa negatif => gerak naiknya permukaan daratan dan menyebabkan seolah-olah permukaan lautan turun.
Perbatasan lempeng-lempeng tersebut dapat digolongkan ke dalam empat zona; Zona divergen (menyebar) => saling menjauhi => membentuk rangkaian pegunungan/punggungan dasar laut. Zona konvergensi (memusat) => saling bertumbukan => salah satu lempeng menujum ke bawah lapisan lempeng lainnya => membentuk palung laut, jalur gunung api. Zona kolisi (tumbukan) => saling bertumbukkan namun tidak ada yang menujum kebawah lempeng yang lain => membentuk pegunungan lipatan (Peg. Himalaya). Zona papasan (Sesar/saling geser => saling bergeser berlawanan arah => patahan/sesaran San Andreas, California.
Perlapisan Bumi Kerak Bumi (Crust) - mengandung (SiAl) silisium alumunium dan (SiMa) silisium magnesium. - terbagi menjadi 2 lapisan, yaitu lapisan granitis dan lapisan basaltis Lapisan granitis : lapisan penyusunnya berupa granit. Umumnya di dasar laut tidak ditemukan. Lapisan basaltis : tersusun dari materi bersifat basa (kandungan silisium rendah).
Selimut (mantel) dan Kerak Bumi Litosfer: paling atas dari selimut bumi, bersama-sama dengan kerak bumi mengapung diatas astenosfer, materi penyusun silisium dan alumunium dan sima. Astenosfer: berwujud kental berwujud padat Ada Arus Konveksi
Inti (core), Barisfer Inti luar: diduga berwujud cair, tidak dapat dilalui gelombang sekunder. Inti dalam: diduga berwujud padat, tersusun dari materi nikel dan besi (NiFe).
PENAMPANG BUMI
BAB III LITOSFER
Batuan Kumpulan-kumpulan/ agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam keadaan membeku/ keras. Material berasal dari magma. Terdiri dari berbagai macam mineral. Terdiri dari tiga jenis: Batuan beku Batuan sedimen Batuan malihan/ metamorf
Batuan beku Terjadi apabila magma pijar dari magma membeku. Sebagian besar mengandung banyak mineral yang disebut mineral silikat. Terbagi menjadi 3 batuan: Batuan beku dalam Batuan beku korok/ gang Batuan beku luar
Batuan Beku dalam Ciri utama memiliki tekstur holokristalin (mengkristal) Pembekuan berjalan lambat Pembekuan magma terjadi di bagian dalam kerak bumi Contoh= granit, diorit, gabro, dan peridotit
Batuan Beku korok/ gang Pembekuannya di dalam bumi dekat permukaan. Salah satu khasnya bertekstur porfiritik, yaitu terbentuk dari hasil kristalisasi magma yang dikelilingi massa dasar batuan bersifat gelas karena proses pendinginan berjalan cepat. Oleh karena itu dalam penulisannya sering ditulis porfiri di bagian belakangnya. Contoh: andesit porfiri, diabas.
Batuan beku luar Batuan yang terbentuk dari magma yang membeku pada atau di atas permukaan bumi. Sering disebut batuan beku vulkanik. Contoh:pumis (batu apung), lapili ( pasir gunung), basalt.
Contoh Batuan Beku Andesit Diorit Basalt Granite Gabbro Tuff Pumice Peridotite Rhyolite Tuff Pegmatite Pumice Scoria Obsidian
Batuan Sedimen Karena pengaruh atmosfer, maka batuan beku di permukaan bumi akan rusak, hancur dan kemudian akan terbawa oleh aliran air, hembusan angin atau gletser->terendapkan->batuan endapan/sedimen. Berdasarkan proses pembentukkannya: Batuan sedimen klastik /mekanik => batu pasir Batuan sedimen kimiawi => stalaktit, stalakmit Batuan sedimen organik => kalkarenit
Besar kecilnya fragmen yang membentuk batuan sedimen Bongkah = 2.000 – 200 mm Kerikil besar = 200 – 20 mm Kerikil halus = 20 – 2 mm Pasir kasar 2 – 0,2 mm Pasir halus 0,2 0,02 mm Geluh/lanau 0,02 – 0,002 mm Lempung < 0,002 mm
Ada beberapa macam lingkungan tempat sedimen klastik diendapkan: Lingkungan fluvial Lingkungan teristris Lingkungan limnis Lingkungan glasial Lingkungan marine
Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya: Batuan sedimen aeolik (angin) = tanah loss, sand dune Batuan sedimen akuatik (air mengalir) = konglomerat Batuan sedimen glasial (gletser) = moraine Batuan sedimen marin (tenaga air laut) = fosfat
Konglomerat Breksi Moraine
Contoh Batuan Sediment Slate Phyllite Marble Hornfels Schist Quarzite Gneiss Amphibolite
Batuan Metamorf/ Malihan Karena penambahan suhu atau penambahan tekanan yang berarti atau keduanya secara bersamaan, maka batuan sedimen=>batuan malihan. Ada tiga macam batuan malihan: Batuan malihan termik (kontak) = penambahan suhu =>batu pualam. Batuan malihan dinamik (sintekktonik)=> batubara Batuan malihan termik pneumatolitik = penambahan suhu+zat => topas dan turmalin (kuarsa+gas borium) (batu permata).
Contoh Batuan Malihan Siltstone Shale Breccia Sandstone Rock Salt Limestone Iron Ore Coal Chert
Tugas (dikerjakan dirumah) Cari berbagai macam batuan asal juga batuan metamorfosanya dan jelaskan proses kejadian masing-masing batuan! Dikumpulkan
Siklus Batuan C D D B D E A
Macam-macam bentuk muka bumi dan tenaga yang mengubahnya Tenaga Pembentuk: Tenaga Endogen => tenaga yang berasal dari dalam bumi. (tektonik dan vulkanik) Tenaga Eksogen => Tenaga yang berasal dari luar bumi. (pelapukan dan pengikisan) Gejala Vulkanisme - Gejala yang berkaitan dengan aktivitas kegunungapi-an/ naiknya magma dari dalam perut bumi.
Bentuk-bentuk gunung api Gunung api maar Erupsi bersifat eksplosif => ledakan Material yang keluar relatif sedikit Gunung api kerucut (strato) Erupsi bersifat campuran (eksplosif + efusif) Berbentuk kerucut Gunung api perisai (tameng) Erupsi bersifat efusif => lelehan Material cair (Mauna Loa, Mauna Kea di Hawaii)
Gunung Api Maar Gunung Api Perisai Gunung Api Strato
Berdasarkan Erupsinya: Erupsi Sentral Erupsi Linear/Lateral Erupsi Areal
Berdasarkan tipe lavanya:
Tektonik Peristiwa pergerakkan/pergeseran kerak bumi yang dipengaruhi oleh tenaga endogen. Gerak di bedakan menjadi dua: Gerak epirogenesa Gerak orogenesa
Seisme Berdasarkan faktor penyebabnya: Gempa Tektonik Gempa Vulkanik Gempa Runtuhan
Menurut bentuk episentrumnya: Gempa Sentral Gempa Linear Menurut kedalaman hiposentrumnya: Gempa dalam ± 300-700km Gempa menengah ± 100-300km Gempa dangkal <100km
Penentuan pusat gempa Rumus LASKA, yaitu: Delta = ((S-P) – 1’) X 1.000 Km) Delta = jarak episentral dari stasiun pengamat dalam satuan kilometer S-P = selisih waktu pencatatan antara gelombang sekunder dan gelombang primer (dalam menit) 1’ = 1 menit
Eksogen Pengikisan/ Erosi Pengendapan Pelapukan (Mekanik/fisis, biologis dan kimiawi) Pengangkutan (transportasi)
Media penghancur: Sinar matahari Air Gletser reaksi kimiawi kegiatan makhluk hidup (organisme)
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: pelapukan fisik atau mekanik pelapukan organis pelapukan kimiawi
Erosi pengikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser.
Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu : Erosi air (ablasi), Erosi gelombang laut (abrasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’, Erosi Akibat gaya berat.
Tahapan dalam Erosi Air Erosi percik -> butiran air hujan Erosi lembar,-> lap. Tanah paling atas Erosi alur, -> terbentuk alur-alur Erosi parit, -> parit/ lembah (tanah rusak)
Bentukkan lahan hasil erosi: Akibat Abrasi: Dinding pantai yang curam Relung (lekukan pada dinding tebing) Gua pantai Batu layar Cliff Notch Gua di pantai
EROSI OLEH ANGIN (deflasi) Batu Jamur Ngarai Erosi oleh es/gletser (glasial) Pantai fyord
Fyord
Batu Jamur
Ngarai Antelope (Arizona, AS)
Sedimentasi ( pengendapan ) -> oleh air dan angin Pengendapan air ( akuatik) Meander -> oxbow lake Delta Dataran banjir dan tanggul alam Pengendapan air laut ( sedimen marine) Slip dan Tombolo
Pengendapan Angin (sedimen aeolis) gumuk pasir Pengendapan oleh gletser bentuk lembah “V” -> “U”