LINGKUNGAN SOSIAL-BUDAYA BAB 3 LINGKUNGAN SOSIAL-BUDAYA Tujuan Pembelajaran: Untuk memahami pengaruh lingkungan sosial-budaya terhadap pemasaran internasional
Pengaruhnya terhadap pemasaran internasional Berpengaruh terhadap perilaku konsumen dan pebisnis. Paradigma A-B-C-D: Access (Akses) Buying behavior (perilaku pembelian) Consumption Characteristics (karakteristik-karakteristik konsumsi) Disposal (pembuangan)
Pengertian Budaya Budaya adalah cara hidup, yang dibangun oleh sekelompok manusia, yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya adalah pemograman piliran secara kolektif yang membedakan para anggota sebuah kelompok atau kategori dengan kelompok-kelompok lain. Budaya adalah seperangkat simbol-simbol yang saling terkait, dipelajari, dibagi dan dipaksakan yang makna-maknanya menyediakan seperangkat orientasi untuk para anggota masyarakat. Budaya adalah sebuah sistem yang terintegrasi dari pola-pola perilaku yang dipelajari yang membedakan karakter-karakter dari para anggota suatu masyarakat tertentu.
Unsur-unsur budaya Budaya/kehidupan material Bahasa Interaksi sosial Estetika Agama Pendidikan Sistem-sistem nilai
Perbandingan lintas budaya Homophillus Vs Heterophillus culture High- Vs Low-context culture Dimensi budaya Hofstede Power distance Individualism Uncertainty Avoidance Masculinity Long-termism
High- Vs Low-Context Culture
Dimensi Budaya Hofstede Jarak kekuasaan (power distance) mengacu kepada tingkat ketidak-seimbangan diantara anggota masyarakat yang dapat diterima. Penghindaran ketidak-pastian (uncertainty avoidance) mengacu kepada sejauh mana suatu bangsa memiliki kecenderungan untuk menghindari ketidak-pastian sehingga memerlukan mekanisme-mekanisme untuk menguranginya. Individualisme menggambarkan kecenderungan suatu bangsa bersifat individualis ataukah kolektivis (kekeluargaan). Masculinity menggambarkan kecenderungan suatu bangsa apakah ke arah sifat-sifat maskulin (kejantanan) ataukah lebih bersifat feminin (kewanitaan) Long-termism mengacu kepada pembedaan antara masyarakat-masyarakat dengan orientasi jangka panjang yang pragmatis dengan yang fokus ke jangka pendek.
Dimensi Budaya Hofstede
Perilaku-perilaku sosial Perilaku sosial yang sama dapat menimbulkan makna yang berbeda bagi bangsa-bangsa yang berbeda. Kebiasaan-kebiasaan berbisnis: Budaya imperatif adalah kebiasaan-kebiasaan dan harapan-harapan bisnis yang harus dipenuhi dan disesuaikan dengan atau dihindari jika menghendaki hubungan-hubungan berhasil. Budaya adiafora berkaitan dengan area perilaku atau kebiasaan dimana budaya-budaya orang asing diharapkan untuk menyesuaikan atau berpartisipasi dalam budaya penduduk setempat namun tidak harus dilakukan: jika dilakukan akan lebih baik namun jika tidak dilakukan juga tidak berakibat buruk. Budaya ekslusif adalah kebiasaan-kebiasaan atau pola-pola perilaku yang khusus untuk penduduk setempat dan terlarang bagi orang asing.
Pengaruh Budaya dalam Negosiasi Negosiasi-negosiasi tidak terjadi antara stereotip-stereotip nasional (bangsa) tetapi dilakukan antara individu-individu, dan faktor budaya sering kali membuat perbedaan-perbedaan yang sangat besar. Masalah-masalah dalam negosiasi bisnis internasional: Perbedaan bahasa Perilaku-perilaku non-verbal Nilai-nilai Proses-proses berpikir dan pengambilan keputusan Langkah-langkah menuju negosiasi bisnis internasional yang lebih efektif dan efisien:
Pengaruh Budaya dalam Negosiasi Langkah-langkah menuju negosiasi bisnis internasional yang lebih efektif dan efisien: Pemilihan tim negosiasi. Kriteria pemilihan: kematangan, stabilitas emosi, luas pengetahuan, optimisme, fleksibilitas, empati dan stamina. Manajemen pra-negosiasi. Meliputi: (1) penilaian situasi dan orang-orang yang terlibat, (2) fakta-fakta yang akan dikonfirmasikan selama negosiasi, (3) Manajemen negosiasi. Tahapan proses negosiasi: (1) tahap pengukuran nontugas, (2) pertukaran informasi, (3) persuasi, dan (4) konsesi-konsesi dan persetujuan Pasca negosiasi. Penelaahan kembali kontrak-kontrak yang telah dibuat, dan komunikasi untuk tindak lanjut.