Dampak Krisis Energi Di Prancis SERI BAHAN KULIAH PENGANTAR SEJARAH PRANCIS PROGRAM STUDI PRANCIS
Sepintas Mengenai Krisis Energi Masa ketika terjadi kekurangan dalam persediaan sumber daya Energi. Krisis ini biasanya merujuk pada kekurangan minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam lainnya. Ditinjau dari sudut ekonomi, krisis ini memiliki akibat timbulnya resesi yang disebabkan oleh krisis energi dalam beberapa bentuk, terutama kenaikan biaya produksi, yang menyebabkan naiknya biaya produksi secara kesluruhan. Krisis minyak pertama kali terjadi pada tahun 1973, dimulai sejak 17 oktober 1973 ketika negara-negara Arab yang tergabung dalam OAPEC memboikot untuk mengirim minyak ke Amerika dan Eropa pasca perang Yom Kippur antara negara-negara Arab dan Israel.
Penyebab Krisis Energi Krisis minyak bumi 1973 dimulai pada tanggal 17 Oktober 1973 saat anggota OAPEC (Organization of Arab Petroleum Exporting Countries) yaitu Arab Saudi, Mesir, dan Syria mengumumkan bahwa mereka tidak lagi mengirimkan minyak kepada negara-negara yang mendukung Israel (Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat) dalam konfliknya terhadap Syria dan Mesir (Perang Yom Kippur)
Kronologi 15 September 1973, OPEC bernegosiasi untuk menekan peningkatan harga dan berhenti mendukung Israel, berdasarkan pada perjanjian Tehran pada Oktober 1973, Mesir dan Siria menyerang Israel di Yom Kippur yang mengawali perang ke-4 Arab-Israel. 16 Oktober 1973, Arab Saudi, Iran, Irak, Abu Dhabi, Quwait, dan Qatar meningkatkan harga minyak sebesar 17% atau $3,65 per barel dan mengumumkan pemotongan produksi. 17 Oktober 1973, OAPEC setuju untuk menggunkan minyak sebagai senjata untuk menghukum negara-negara barat yang telah mendukung Israel dalam perang Arab- Israel. Mereka melakukan embargo dan memutuskan ekspor ke negara-negara tersebut.
19 Oktober 1973, Arab melakukan embargo terhadap AS Oktober 1973, Arab melakukan embargo terhadap Belanda. 5 November 1973, Arab mengumumkan pemotongan produksi sebesar 25%. 23 November 1973, Arab melakukan embargo terhadap Portugal, Rhodesia, dan Afrika Selatan. 7-9 Januari 1974, OPEC memutuskan untuk membekukan harga minyak sampai 1 April. 17 Maret 1974, Arab mengumumkan penghentian embargo melawan AS.
Dampak Terhadap Tenaga Kerja Meningkatnya kriminalitas di Prancis karena banyaknya pengangguran mencapai orang pada tahun Terjadi perubahan pola hidup masyarakat Prancis akibat pengurangan jumlah konsumsi masyarakat di berbagai bidang. Terjadi penghematan energi secara besar-besaran: Mobil Jepang laku di pasaran Eropa karena lebih hemat bensin. Mulai muncul gelombang anti imigran dan xenophobia. Munculnya demo dan mogok besar-besaran para pekerja yang menuntut kesejahteraan mereka (les 35 h). Demo tersebut memakan korban jiwa dan melahirkan sekumpulan orang yang berjuang untuk kepentingan para pekerja. Masyarakat Prancis mulai beralih ke sosialis.
Terjadinya lonjakan pengangguran sebesar 1.7% dari seluruh populasi di Prancis selama tahun 1960 sampai dengan 1967 Terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebesar 2.5% di pertengahan tahun 1968 dan 1973, dan peningkatan sebesar2.8 % pada tahun 1974 ( orang tidak bekerja) Kenaikan jumlah pengangguran yang signifikan terjadi pada awal Kenaikan sebesar 5% pada tahun 1977 (1,1 juta pengangguran). Tahun 1981, terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebesar 7% (1,8 juta pengangguran). Perancis menjadi negara yang memiliki pengangguran terbesar pada tahun 1981 yaitu sebesar 6,5% dibandingkan dengan 7 negara yang tergabung dalam OCDE
Perancis menjadi negara yang memiliki pengangguran terbesar pada tahun 1981 yaitu sebesar 6,5% dibandingkan dengan 7 negara yang tergabung dalam OCDE yang hanya meningkat sebesar 2,8% pada pertengahan tahun 1960 dan 1967.
Kebijakan Pemerintah dalam Menangani Pengangguran Diberlakukannya kebijakan ekonomi yang diputuskan oleh Fourcade tahun 1974, yaitu : Bantuan kredit, pemotongan pajak yang tinggi, kenaikan pajak pertambahan nilai, kenaikan harga energi untuk mengurangi konsumsi, Jacques Chirac memutuskan kebijakan penting, yakni penghapusan fiskal, menaikkan dana alokasi umum, perlindungan investasi yaitu sebesar 45 milliar franc. Hal ini menimbulkan tingkat inflasi yang rendah dibandingkan negara lain, yang menyebabkan tenaga kerja menginginkan kenaikan gaji sebesar 20% pada tahun 1974, 18,1% pada tahun 1975 dan 16,3% pada tahun 1975 sehingga menyebabkan negara menderita defisit. Pengeluaran terbesar juga diakibatkan oleh besarnya perdagangan luar negeri sehingga R. Barre selaku Perdana Menteri menetapkan kebijakan Politik Ekonomi baru yang memprioritaskan masalah inflasi, APBN, kebutuhan pokok.
Kebijakan R. Barre baru dijalankan pada 22 September 1976 Kebijakannya yaitu penurunan inventaris publik, menaikkan pajak pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri, mengurangi kenaikan dana moneter ( 16% tahun 1976 dan 12,5% tahun 1977), penetapan harga selama 3 bulan terakhir setiap tahun. Menormalisasi kenaikan gaji sampai 6,5% pada tahun 1977 sehingga kebijakan ini menghasilkan stabilitas ekonomi dengan penurunan tingkat inflasi antara 8-10% pada tahun 1978 yang ditambah dengan kenaikan produksi dalam negeri sebesar 3,5%.
Kebijakan ini diikuti oleh banyak perusahaaan yang berbisnis dengan prinsip perdagangan bebas pada tahun 1978, membantu perusahaan- perusahaan yang mengalami kesulitan yang dinamakan “ vérité des prix” Kebijakan itu membuahkan hasil pada tahun 1980 sampai 1981 menurunkan tingkat inflasi, menurunkan tingkat pengangguran, menurunkan pengeluaran luar negeri, sehingga Prancis mengalami kekurangan tenaga kerja dan mengambil para imigran untuk dijadikan tenaga kerja.
Dampak terhadap Sosial Budaya Prancis Krisis minyak juga berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Masyarakat yang merupakan société de consommation pada masa les trente glorieuses sudah mulai mengurangi konsumsi mereka, sehingga terjadi perubahan pola hidup dalam masyarakat. Masyarakat mulai melakukan penghematan energi secara besar-besaran: Mobil Jepang mulai masuk pasar Eropa karena lebih hemat bahan bakar.
Tingkat kesejahteraan masyarakat menurun: tingkat pengangguran mencapai orang pada tahun 1975 sehingga mulai muncul istilah SDF (Sans Domiciles Fixes). Hal ini memicu solidaritas terhadap «orang miskin baru » sehingga Abbé Pierre mendirikan organisasi Le Resto du Coeur. Mulai muncul gelombang anti imigran dan xenophobia. Munculnya demo dan mogok besar-besaran para pekerja yang menuntut kesejahteraan mereka (les 35 h). Demo tersebut memakan korban jiwa dan melahirkan sekumpulan orang yang berjuang untuk kepentingan para pekerja. Masyarakat Prancis mulai beralih simpati pada kelompok sosialis.
Meningkatnya angka pengangguran akibat banyaknya tenaga kerja yang diberhentikan dalam upaya penghematan energi yang dilakukan oleh Prancis. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya angka kriminalitas. Orang-orang mulai memikirkan berbagai penyebab mengenai kerusakan lingkungan dan berkurangnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, khususnya minyak bumi dan gas alam Banyak perusahaan yang gulung tikar akibat kesulitan mendapat bahan bakar untuk kelangsungan proses produksi dan distribusi, sehingga menyebabkan naiknya pengangguran akibat berkurangnya lahan pekerjaan
Demi menghemat bahan bakar, diberlakukan batas kecepatan maksimum berkendaraan di jalan; Banyak demonstrasi di negara-negara Eropa yang menuntut bertambahnya lapangan pekerjaan
Meningkatnya penggunaan mobil-mobil Jepang karena lebih hemat bahan bakar