STATISTIKA BISNIS BY : ERVI COFRIYANTI
Pengertian Statistika Statistika adalah ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasikan data menjadi informasi untuk membantu pengambilan keputusan yang efektif.
Pengertian Statistik Statistik adalah suatu kumpulan angka yang tersusun lebih dari satu angka. Contoh : Harga saham perusahaan GDYR Rp 2.400, inflasi tahun 2002 sebesar 10,03%, pertumbuhan ekonomi 3,5%, peluang harga saham naik di BEJ 63%, jumlah pemilih PDIP tahun 1999 sebesar 35 juta orang dll. Angka-angka 2.400, 10,03%, 3,5%, 63%, 35 juta adalah contoh statistik.
Jenis-jenis Statistika Materi : -Penyajian Data -Ukuran Pemusatan -Ukuran Penyebaran -Angka Indeks -Deret Berkala dan Peramalan Statistika Deskriptif Statistika Materi : -Probabilitas dan Teori Keputusan -Metode Sampling -Teori Pendugaan -Pengujian Hipotesa Statistika Induktif
Jenis-jenis Statistika Statistika deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Statistika induktif/inferensia adalah metode yang digunakan untuk mengetahui tentang sebuah populasi berdasarkan suatu sampel atau contoh dengan menganalisis dan menginterpretasikan data menjadi sebuah kesimpulan.
Populasi dan Sampel Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian. Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.
Jenis-jenis Data -Jenis Kelamin -Warna Kesayangan -Asal suku dll. Data Kualitatif -Jumlah mobil -Jumlah TV dijual -Jumlah staf dll. Data Diskret Data Data Kuantitatif -Berat badan -Jarak Solo-Jakarta -Luas rumah dll. Data Kontinu
Pembagian Data yang Lain (1) Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau objek penelitian. Contoh : wawancara langsung kepada objek atau dengan pengisian kuesioner (daftar pertanyaan) yang dijawab oleh objek penelitian. (2) Data Sekunder yaitu data yang sudah diterbitkan atau digunakan pihak lain. Contoh : data yang diambil dari koran, majalah, jurnal, publikasi lain.
Skala Pengukuran Skala Nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Contoh : Jenis Kelamin; pria = 1, wanita = 2. (2) Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan.
Contoh Skala Ordinal : Tabel tsb menunjukkan skala ordinal, dimana saham sgt prospektif lebih baik drpd saham prospektif. Skala ordinal menyatakan ranking atau urutan namun tidak menggambarkan keadaan absolutnya. No. Peringkat Saham Jumlah 1 Sangat prospektif 2 Prospektif 5 3 Cukup Prospektif 9 4 Kurang prospektif Tidak prospektif
Skala Pengukuran (3) Skala Interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal, dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur. (4) Skala Rasio adalah skala yang mencakup semua skala yaitu nominal, ordinal dan interval disamping memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.
Skala Pengukuran Perbedaan utama antara skala interval dan rasio adalah : Data skala rasio memiliki titik nol yang mempunyai arti, dan Rasio antara keduanya juga mempunyai arti.
Contoh Skala Interval No. Kriteria Interval Jarak Jumlah 1 Sangat prospektif 736-879 143 2 Prospektif 592-735 5 3 Cukup Prospektif 448-591 9 4 Kurang prospektif 304-447 Tidak prospektif 160-303 Pada tabel terlihat skala interval, misalnya klasifikasi saham sangat prospektif mempunyai interval harga saham antara Rp 736-879 per lembarnya. Setiap interval mempunyai jarak yang sama yaitu Rp 143. Klasifikasi yang mempunyai urutan atau ranking, kemudian mempunyai interval dgn jarak yg sama, merupakan skala interval.
Contoh Skala Rasio Kondisi A Kondisi B Rasio A/B Saham BCA 5350 Saham BNI 2450 2,18 Penjualan Toyota 60638 Penjualan Isuzu 20521 2,95 Inflasi Indonesia 6,30 Inflasi AS 1,70 3,70 Saham BCA dibandingkan dgn saham BNI sebesar 2,18 kali. Rasio penjualan Toyota dibandingkan dgn Isuzu sebesar 2,95 kali dan rasio inflasi di Indonesia dibandingkan dgn AS sebesar 3,7 kali. Skala rasio contoh tsb menunjukkan bhw nilai nominalnya mempunyai arti demikian juga nilai rasionya.