PERANCANGAN HOOD Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc 4/17/2012

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem
Advertisements

Teori Graf.
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut. Penyebab gerak yang sering.
Pemrograman Terstruktur
START.
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
Mata Kuliah Teknik Digital TKE 113
Translasi Rotasi Refleksi Dilatasi
BAB IV ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA
Momentum dan Impuls.
Menempatkan Pointer Q 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
PERANGKAT AKREDITASI SD/MI
1suhardjono waktu 1Keterkatian PKB dengan Karya Inovatif, Macam dan Angka Kredit Karya Inovatif (buku 4 halaman ) 3 Jp 3Menilai Karya Inovatif.
GELOMBANG MEKANIK Transversal Longitudinal.
Nama : Dwi Rizal Ahmad NIM :
KETENTUAN SOAL - Untuk soal no. 1 s/d 15, pilihlah salah satu
BAB 2 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
MATRIKS Trihastuti Agustinah.
DINAMIKA FLUIDA FISIKA SMK N 2 KOTA JAMBI.
WEEK 6 Teknik Elektro – UIN SGD Bandung PERULANGAN - LOOPING.
Materi Kuliah Kalkulus II
TURUNAN DIFERENSIAL Pertemuan ke
Bipolar Junction Transistor (BJT)
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Integral Lipat-Tiga.
Integrasi Numerik (Bag. 2)
Persamaan Linier dua Variabel.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Copyright © 2007 Prentice-Hall. All rights reserved 1 Bab 2 Mencatat Transaksi Bisnis.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
: : Sisa Waktu.
Luas Daerah ( Integral ).
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
EKUIVALENSI LOGIKA PERTEMUAN KE-7 OLEH: SUHARMAWAN, S.Pd., S.Kom.
Turunan Numerik Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN
Bipolar Junction Transistor (BJT)
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Waniwatining II. HIMPUNAN 1. Definisi
TERMODINAMIKA LARUTAN:
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
Algoritma Branch and Bound
Karakteristik Respon Dinamik Sistem Lebih Kompleks
BAB XII PROBABILITAS (Aturan Dasar Probabilitas) (Pertemuan ke-27)
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit
7. RANTAI MARKOV WAKTU KONTINU (Kelahiran&Kematian Murni)
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
P OHON 1. D EFINISI Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit 2.
Dimensi Tiga (Jarak) SMA 5 Mtr.
Perancangan air cleaner (LEV)
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING
PERANCANGAN HOOD Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc 4/17/2012
Engineering Control HIGIENE INDUSTRI Ir. MUH. ARIEF LATAR, MSc
Ventilasi di Tempat Kerja
SISTIM VENTILASI LOKAL
Prinsip Umum Ventilasi
Sistem Ventilasi Lokal
SISTIM VENTILASI LOKAL
Sistem Ventilasi Lokal
General Principles of Industrial Ventilation
Transcript presentasi:

PERANCANGAN HOOD Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar.6.1 , yang mana kontaminan diisap dengan tekan isap dari dari fan, melalui ; hood, duct, dan di buang lewat stack . Hood/kap berfungsi untuk menangkap atau pengumpul kontaminan di area tempat kerja akibat dari suatu proses kerja,

4/17/2012 1.1. TYPE HOOD ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

TYPE HOOD 2.1. Enclosing hood, Secara fisik dan karakteriknya dalam prose menangkap kontaminan,hood/kap terdapat 2 (dua) type yaitu : Enclosing hood, Exterior hood 4/17/2012 2.1. Enclosing hood, ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Sistem ini dirancang untuk mengambil keuntungan dari pergerakan yang dilakukan oleh kontaminan untuk menangkapnya tanpa membutuhkan sejumlah besar udara Hood adalah tempat dimana proses emisi memasuki exhaust sistem. Sebuah lapangan udara dibuat dalam hood untuk fungsi di atas. Gbr.3-1, 3-3, ACGIH manual menunjukkan tata-nama, terkait dengan LEV

4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gbr,1.2 Enclosing hood,

Gambar .1.3 Enclosure hood, pada ruang laboratrium 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar .1.3 Enclosure hood, pada ruang laboratrium

 2.2. Capturing Hoods Capturing hood merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menghisap udara dengan kecepatan udara yang cukup tinggi untuk menangkap kontaminan di udara yang terdapat disekitar hood Alat ini ini tidak hanya digunakan pada kontaminan yang dilepaskan searah dengan hood, tetapi juga pada kontaminan yang dilepaskan oleh sumber dengan arah yang berlawanan dari aliran hisap hood. Kecepatan tangkap minimum pada capturing hood bernilai antara 50 sampai 100 ft/menit (untuk kontaminan yang memiliki kecepatan lepas ke udara yang rendah) harus dipenuhi sehingga dapat menjangkau jarak terjauh dari hood. Namun desain kecepatan tangkap minimum bisa mencapai 500 sampai 1000 ft/menit bila kontaminan dilepaskan ke udara dengan kecepatan tinggi dengan aliran udara turbulen 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Gambar 1.3. Capturing hood 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar 1.3. Capturing hood

6.3.3.  Canopy Hoods 4/17/2012 Jenis hood ini merupakan jenis yang umum yang digunakan sebagai alat penghisap udara pada tangki pembakaran yang terbuka.   Canopy hoods umumnya digunakan untuk menghisap udara yang panas (uap pembakaran), atau untuk menurunkan nilai kelembaban yang terlalu tinggi pada suatu area tertentu. Namun alat ini juga memiliki beberapa batasan. ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Gambar 1.4. Canopy hoods Contohnya, 4/17/2012 Gambar 1.4. Canopy hoods ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Contohnya, Canopy hoods memiliki aliran udara yang lebih rendah dibandingkan pada capturing hoods, dan juga canopy hoods tidak dapat digunakan untuk menghisap kontaminan dari sumber yang tidak mengalami pemanasan

4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gbr-1.5. Type hood Dari tiga jenis hood yaitu ; enclosure, canopy hoods, dan capturing hoods, maka pada gambar 1.6. berukut ini akan ditampilkan bentuk dan tipe hood serta besarnya aliran udara  

4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar. 1.6. 6umber, American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) 1988, Figure HOOD TYPES 3-11, Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988

4/17/2012 2.2. HOOD DESAIN ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Ketiga tipe hood, yang telah disebutkan diatas memiliki metode pendimensian yang berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki konsep dan tujuan yang sama yaitu bagaimana hood yang dirancang dengan pendimensian tersebut dapat menghisap sejumlah kontaminan dalam volume, kecepatan dan luas area tertentu. Perencanaan hood ini didasarkan atas kontrol terhadap ketiga komponen tersebut. 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Volume atau tekanan udara yang diperlukan oleh hood tergantung pada: bentuk, jenis dan ukuran hood, kecepatan tangkapan yang diperlukan, jarak hood terhadap sumber kontaminan, dan suhu aliran exhaust kontaminan. Mengacu pada beberapa variabel, persamaan untuk memperkirakan volume exhaust yang diperlukan, didasarkan atas data empiris untuk satu jenis khusus hood.

Tabel -1 .Kecepatan Penangkapan dalam Berbagai Proses Kecepatan tangkapan adalah kecepatan yang diperlukan pada berbagai titik untuk membelokkan aliran udara yang berlawanan arah dan menangkap udara yang mengandung kontaminan. Tabel -1, menunjukkan kecepatan tangkapan untuk berbagai proses 4/17/2012 Tabel -1 .Kecepatan Penangkapan dalam Berbagai Proses Kondisi Penyebaran Kontaminan Contoh Kecepatan Tangkap (fpm) Dilepaskan tanpa kecepatan Penguapan dari wadah 50-100 Dilepaskan dengan kecepatan rendah menuju udara yang tenang Wadah semprot, pengisian kedalam wadah, proses transfer dengan kecepatan rendah, penglasan. 100-200 Dilepaskan secara aktif menuju zona dengan aliran udara yg cukup cepat. Proses penyemprotan cat, proses penghancuran. 200-500 Dilepaskan dengan kecepatan yang cepat menuju aliran udara yang sangat cepat Proses penggilingan, abrasive blasting, tumbling 500-2000 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

2.2.1. Canopy Hood Qh = 4.7 (Dh)2.33(ΔT)0.417 ……………….(1) Perancangan hood untuk jenis circular canopy hoods , dengan jarak  rendah, memiliki  perhitungan aliran udara sebagai berikut 4/17/2012 Qh = 4.7 (Dh)2.33(ΔT)0.417 ……………….(1) Dimana ;  Qh = aliran exhaust hood (cfm) Dh = diameter hood (ft) ΔT = perbedaan temperatur antara sumber panas dengan udara ambient,°F ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Perhitungan aliran udara untuk jenis rectangular canopy hoods , dengan jarak  rendah adalah, 4/17/2012 Qh = 6.2 L (W)1.33(ΔT)0.417 ……………..(2) Dimana ; L = panjang dari hood,ft W = lebar dari hood, ft ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Dengan kriteria desain, bahwa dimensi L dan W harus dilebihkan 1 sampai 2 ft dari dimensi sumber

bentuk aliran udara yang masuk ke hood seperti digambarkan pada Gambar 1.7 dan Gambar 1.8 berikut ini. 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Dua hal utama penting digambarkan pada gambar 6.8. Pertama penurunan kecepatan yang cepat terjadi dengan peningkatan jarak dari permukaan hood. Sehingga makin dekat hood ke dalam sumber, makin efektif dan efisien tangkapan polutannya. Kedua, udara mengalir masuk dari semua arah, berarti makin besar udara masuk yang diperluikan . Flanges dapat digunakan untuk mengeliminasi dorongan udara dari area yang tidak mengandung polutan. Gambar 6.9. menunjukkan efek penambahan flange pada kontur dan streamlines. Dalam banyak kasus diperkirakan bahwa flange dapat menurunkan kebutuhan aliran udara sebesar 25% dan membutuhkan tidak lebih dari 6 inci tambahan dari masukan hood. Persamaan desain sistem hood berikut ini diklasifikasikan menurut bentuk hood. Semua persamaan digunakan untuk aliran kontaminan dengan suhu rendah kecuali telah ditentukan.  

2.2.2. Enclosure Hood Q = V . A . Fs ----------------- (3) 4/17/2012 Dalam perancangan Enclosure hood, jenis hood ini dirancang dalam bentuk booth, sehingga dapat dihitung besar Q untuk setiap hood dengan menggunakan rumus: Q = V . A . Fs ----------------- (3) Dimana ; Q = aliran udara (cfm) V = capture velocity (fpm) A = luas bukaan hood yang di desain (ft2) Fs = konstanta safety, biasa berkisar antara 1-1,5 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

2.2.3. Capturing Hoods Vu = 0.09 Vmax (0.63 + 0.36y) ……………. (4) Dalam merancang jenis capturing hoods, terdapat dua jenis yaitu untuk proses panas dan dingin. Capturing hoods yang diterapkan ditempatkan sedekat-dekatnya dengan sumber emisi (side-draft hoods).Berikut ini adalah persamaan perhitungan debit dan kecepatan hisap yang dibutuhkan untuk setiap hood  pada proses panas (1) 4/17/2012 Vu = 0.09 Vmax (0.63 + 0.36y) ……………. (4) ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Dimana ; Q = total volume hisapan (cfm) Ta = suhu udara ambien (R) Tu = suhu udara yang keluar dari sistem (R ) Vmax = kecepatan centerline pada satu titik sumber diatas hood X = jarak max dari sumber emisi ke hood (ft) Y = ketinggian max menuju hood (ft)

Gambar , 1.9. Sumber Titik Pengisapan 4/17/2012 Gambar , 1.9. Sumber Titik Pengisapan ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Jarak antara Hood dan sumber yang pendek kecepatan tangkap(CFM) kontaminan lebih efektif. Hood, gambar 6.11 pindah dari dua inci jauhnya dari sumber ke empat inci jauhnya dari sumber akan memerlukan empat kali jumlah volume udara yang di hisap melalui sistem untuk memberikan gelar yang sama ambil. Gambar .1.10 Flow Rate as Distance From Hood

Q = V.A ……….. (5) Q = V (10 X2 + Af) ………… (6) Perhitungan debit untuk proses dingin dinyatakan dengan persamaan berikut ini: Q = V.A ……….. (5) 4/17/2012 Q = V (10 X2 + Af) ………… (6) Dimana : Q = debit hisapan hood (cfm) V = kecepatan tangkap (fpm) X = jarak axis (ft) (Catatan : persamaan hanya dapat digunakan untuk jarak X yang terbatas, yaitu dengan jarak X max = 1,5 D) Af = area bukaan hood, ft2 D = diameter bukaan hood/sisi terpanjang hood persegi, ft A = Area hisapan ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Gbr, 1.12. Btk ttk terjauh dan btk aliran simetris 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gbr, 1.12. Btk ttk terjauh dan btk aliran simetris

Sebelum merancang hood perlu diketahui informasi mengenai : Q = V.A ----- dimodifikasi dg persamaan2 dibawah ini : Ac = {(10X2 + 2Af)/2} = 5X2 + Af ……………. (7) 4/17/2012 Ac = {(10X2 + nAf)/n} = (10X2/n) + Af …n = 1,2,3 … (8) Q = V (10X2 + n* Af)/n ……… (9) Sebelum merancang hood perlu diketahui informasi mengenai : sifat & karakteritik partikulat, jenis kontaminan, posisi ergonomic pekerja, dan leteratur yang mendukung desain hood ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Pada gambar ; 1.13, 1.14, 1.15, 1,16, dan 6.17, memperlihat bermacam bentuk aliran udara dan kecepatan tangkap serta besar debit hisapan hood. 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar, 1.14, Flow Capture/Velocity : Sumber : American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) 1988, Figure 3-8 Flow Capture/Velocity Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988

Gambar, 6.16, Flow Capture/Velocity 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar, 6.16, Flow Capture/Velocity Sumber : American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) 1988, Figure 3-10 Flow/ Capture Velocity Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988

Gambar, 6.17, Flow Capture/Velocity 4/18/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L Gambar, 6.17, Flow Capture/Velocity Sumber : American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) 1988, Figure 3-12 Distribution Techniques Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988

4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar, 6.18, Flow Capture/Velocity Sumber : American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) 1988, Figure 3-13 Distribution Techniques Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988  

1.5. KEHILANGAN TEKANAN PADA HOOD 4/17/2012 1.5. KEHILANGAN TEKANAN PADA HOOD ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Kehilangan tekanan yang terjadi pada hood sangat berhubungan dengan : ukuran hood, bentuk dan kecepatan udara pada duct yang meninggalkan hood. tekanan kecepatan (VP). Dari duct tekanan statis (SP), kehilangan tekan pada saat masuk di hood (Fh), 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Tabel 6.2 Faktor kehilangan tekan dan kehilangan tekanan statis hood 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Sumber : (Cooper ,1992)

4/17/2012 Gambar.6.19. Relationship between Hood Static Presure and flow rate entering Hood ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Laju alir udara ke dalam hood meningkat, meningkat pada tekanan statis hood (lihat gambar 6.19). Dalam gambar ini faktor kehilangan tekan pada saat masuk di hood (Fh), = 0,49, di asumsikan dalam perhitungan. Faktor kehilangan tekan pada saat masuk di hood (Fh), ditentukan oleh bentuk hood lihat tabel.6.3.

4/17/2012 TYPE HOOD ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Sumber, American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) 1988, Figure HOOD TYPES 3-11, Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988

5.1.1. Bentuk Hood Sederhana Pada gambar 6.20, yang dituangkan dalam persamaan 6.11 di bawah ini sangat berguna selama desain awal sistem local exhaut ventilasi/ventilasi setempat untuk menentukan tekana statis hood dan dilanjutkan dengan tekanan sistem secara keseluruhan. 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar. 6.20. Contoh sederhana dari Hood

Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 6. 20,dan persamaan 6 Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 6.20,dan persamaan 6.11, tekanan statis hood ditentukan oleh dua hal yaitu ;: (i) tekanan kecepatan dari duc/system pemipaan, dan (ii) Kehilangangn entri loss hood/transition loss,yaitu kehilangan yang terjadi antara hood dengan duct (lihat gambar.6.20) Maka untuk menghitung pada Hood Static Pressure (SPh) adalah, 4/17/2012 SPh = VPd + hed ................. (6.11) Dimana : SPh = Tekanan Statis Hood/Hood Static Pressure, in wg H ed = Entri loss, diambal pada gambar.6.22 (ACGIH figure 5-15, p.5-30) , = Fh * VPd VPd = Tekanan kecepatan dari pipa/Duct velocity pressure, in Wg ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Contoh Soal, VPd = (Vd/4005)2 = 0,56 in wg   Bila diketahui, Kecepatan Permukaan/Face Velocity (Vf) = Q/Aface = 250 fpm Kecapatan dari pipa/Duct Velocity (Vd) = Q/Aface = 2.000 fpm 4/17/2012 VPd = (Vd/4005)2 = 0,56 in wg   Fh = 0,25 ----- diambil gambar 6.22 (ACGIH figure 5-15, p.5-30) SPh = hed + VPd = (0,25 * 0,56) + 0,56 = 0,70 in wg ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Kehilangangn entri loss hood/transition loss,yaitu kehilangan yang terjadi antara hood dengan duct Maka untuk menghitung pada Hood Static Pressure (SPh) adalah terjadi kehilangan ganda, sperti pada persamaan.6.11 ditambah kehilangan dari slot/slot entry loss, lihat persamaan 6.12 4/17/2012 SPh = hes + hed + VPd.......................................... (6.12)   ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar.6.21 Kehilangan ganda

Contoh : Bila diketahui : Slot velocity = 2,000 fpm VPs = 0,25 in wg   Bila diketahui : Slot velocity = 2,000 fpm VPs = 0,25 in wg hes = VPs hes ,yaitu kehilanagn pada slot/ slot entry loss Duct velocity = 3.500 fpm VPd = 0,76 in wg hed = 0,25 VPd SPh = hes + hed + VPd = 1.78(0.25) + 0.25(0.76) + 0,76 = 1.40 in wg 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR

Hood Entry Loss Factors 4/17/2012 Hood Entry Loss Factors ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Gambar.6.22, Hood Entry Loss Factors Sumber : American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) 1988, Figure 5-15- Hood Rntry Loss Factors Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988

Daftar Pusataka,   American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH®), 1998 Industrial Ventilation : A Manual of Recommended Practice, 23rd Edition. Copyright 1988. Reprinted with permission    American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH®), 2007 Industrial Ventilation: A Manual of Recommended Practice for Design, 26th Edition Feb 1, 2007 - 680 pages Barbara A. Plog, National Safety Council, 1999 Fundamentals of Industrial Hygiene Study Guide and Answer Book National Safety Council, 1999-356 pages Stoecker, W. 1968 Design of Industrial Ventilation Systems. 5th ed. Industrial Press, New York. 3.. Principles for Air Conditioning Practice. Industrial Press, New York. 4. DallaValle, J. M. 1952. Exhaust Hoods, 2nd ed. Industrial Press, New York  William A. Burgess, Michael J. Ellenbecker, Robert D. Treitman 0 Reviews. 2004 Ventilation for Control of the Work Environment, John Wiley & Sons, Jul 12, 2004 - Science - 575 pages  Robert Jennings Heinsohn 1991 Industrial Ventilation: Engineering Principles Wiley, Feb 6, 1991 - Technology & Engineering - 720 pages Wesley Chester Lincoln Hemeon, D. J. Burton0 Reviews, 1998, Hemeon's Plant and Process Ventilation Lewis Publishers, Jul 1, 1998 - Architecture - 388 pages John Leslie Alden ,2007 Design of industrial exhaust systems - University of Wisconsin – Madison 252 pages Wesley Chester Lincoln Hemeon, 2007 Plant and process ventilation Industrial Press, 1963 the University of Michigan 481 pages 4/17/2012 ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR