Dasein The Guiding Question: the question of the meaning of Being (Sein). (Philosophy has emphasized the knowledge. Being is understood as the most universal concept, undefinable, or as self-evident and so needing no explication).
Departing from the structure of the question Ketika kita menanyakan suatu pertanyaan, kita menanyakan sesuatu. Berarti kita harus sudah sekurang-kurangnya memiliki sedikit pengertian tentang apa yang sedang kita tanyakan. Ketika kita menanyakan sebuah pertanyaan kita bertanya kepada seseorang atau sesuatu Ketika kita menanyakan sesuatu kita ingin menemukan atau mengetahui sesuatu Pertanyaan filosofis Heidegger: makna BEING.
Question of the meaning of Being Dasein adalah entitas yang bisa mempertanyakan makna atau hakekat dari BEING. Karena hanya Dasein itu sendiri yang mempunyai pengertian secara samar-samar tentang Being. Yang diinterogasi/ditanyan tentang hakekat dari Being adalah Dasein itu sendiri. Yang ingin diketahui adalah makna Being of Dasein. Note: Menjawab arti “being of Dasein” tidak mudah, karena kita ingin menemukan jawaban yang bukan metafisis-statis. Kita ingin mengerti makna Being of Dasein yang sedang berproses. Kita bisa mengerti arti Being, ketika kita menghidupi dan mengkonstruksi diri kita dalam dunia.
Untuk memahami arti Being of Dasein yang berproses menjadi tersebut, sebagai langkah pertama kita harus menganalisis struktur Dasein dalam keseharian. Jadi langkah pertama adalah menganalisis struktur ontis dari Dasein, lalu baru bergerak ke tataran ontologis. …..EKSISTENSIALISME…..
Metode Fenomenologi Bukan ilmu tentang apa itu fenomenon; tetapi metode bagaimana fenomenon didekati Selain menolak imposisi struktur pemahaman atas “hal itu sendiri”, fenomenologi juga menolak skema dualisme subjek-objek, yang membuat objek semakin tertutup-terasing dari Subjek. Fenomenologi adalah hermeneutik. Merupakan teori penafsiran “Dasein’s Being”. Fenomenologi sebagai hermeneutik merupakan proses “self-understanding of Dasein.” Dasein tidak mencari hakekat dirinya, bukan juga propertinya, tetapi mencari tahu possibilitas eksistensinya. Karena itulah Fenomenologi mengurai struktur Dasein secara eksistensial.
Tidak terpisah dari dunia atau entitas yang lain di dunia. Analisis Dasein Being-in-the-world Berada di dunia Tidak terpisah dari dunia atau entitas yang lain di dunia. Sudah selalu ada di dunia dan bagian dari dunia. Tidak punya posisi di luar dunia untuk memahami-meneropong dunia. Tidak terpisah dari entitas-entitas yang ada di dunia.
Dasein mengalami entitas-entitas Analisis Dasein Dasein mengalami entitas-entitas Besorge (circumspective concern). Dasein mengalami entitas-entitas tidak dari jarak objektif, tetapi dengan cara terlibat. Heiddeger membuat distingsi: ZUHANDENS (things-are-handy); VORHANDENES (Things-are-present-at-hand). Heidegger juga memberi deskripsi bagaimana Dasein disituasikan oleh dunia, yang berbeda dengan cara entitas-entitas berada di dunia. Dasein mengalami dunia dengan bergaul dengan entitas-entitas “concenfully and with familiarity”
Dasein mengalami Dasein lain Analisis Dasein Dasein mengalami Dasein lain Dasein bukan merupakan individu atau self yang terisolasi, tetapi selalu dalam relasi dengan dasein-dasein yang lain. Dasein berbagi dunia dengan dasein yang lain Hakekat Dasein adalah “being-with”. Cara Dasein berada di dunia adalah berada dengan. Heiddeger menggunakan istilah “concern” (Besorge) untuk melukiskan cara dasein berelasi dengan benda-benda di dunia; dan menggunakan “solicitude” (perhatian, kecemasan, kekhawatiran) (Furesorge) untuk melukiskan bagaimana dasein berelasi dengan orang lain. Dasein bisa terserap dalam dunia orang-orang lain (THEY).
This being-with-one-another dissolves one’s own Dasein completely into the kind of Being of ‘the Others’, in such a way, indeed, that the Others, as distinguishable and explicit, vanish more and more. In this inconspicuousness and unascertainability, the real dictatorship of the ‘they’ is unfolded. We take pleasure and enjoy ourselves as they take pleasure; we read, see, and judge about literature and art as they see and judge; likewise we shrink back from the ‘great mass’ as they shrink back; we find ‘shocking’ what they find shocking (BT 126-27)
Dasein yang otentik adalah Dasein individual yang membongkar “they”, dan membentuk suatu identitas otentik. Kita selalu lahir dalam suatu komunitas; karenanya pengertian, selera, opini-opini kita terbetuk dalam komunitas. Kita kehilangan kesadaran atau pengertian tentang bagaimana menjadi manusia dalam proses-proses hidup keseharian. “The call to authenticity is not simply a call to individual authenticity. It also a call to human in community. To be human is to recognize the need to discover how this “they-self” functions to conceal what it is to be Dasein.
Mengalami Dasein Filsafat sebelumnya mendefinisikan apa yang fundamental dalam eksistensi manusia: rational animals, religious beings, thinking things. Phenomenology aims to let Dasein reveal itself, interpret itself. Struktur-struktur fundamental dan saling terjalin dari manusia adalah: disposisi, pengertian, penafsiran, dan bahasa. Masing-masing unsur tersebut membantu untuk menguak Dasein, dan membantu kita memahami Dasein, atau memahami diri kita.
Struktur Fundamental dan saling terjalin dari Dasein Disposition or Mood (Befindlichkeit) Understanding (Verstehen) Interpretation (Auslegung) Language (Sprache)