“Sistem Sensorik” SENSASI & NYERI
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa mampu memahami terminologi ilmu saraf, struktur-struktur makroskopik dan mikroskopik dan fungsi masing-masing komponen sistim saraf termasuk organisasi hubungan utamanya, korelasi struktur dengan fungsi termasuk perilaku, efek utama dari lesi terhadap area penting secara klinis dan jalur syaraf. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, menyangkut proses patologi, gejala dan symptoma, dasar-dasar proses penyembuhan sistem neuromuskuler.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu memahami tentang komponen-komponen dari sistem saraf sensorik. Mampu memahami tentang fisiologi dari komponen-komponen sistem saraf sensorik. Mampu memahami proses patologi, gejala, sympton pada sistem saraf sensorik.
SENSASI Bag sistem saraf yang memberikan informasi kepada otak tentang dunia luar Pesan neuronal secara aktif diseleksi Beberapa pesan dapat dipercepat atau diperlambat Reseptor sensori Serabut saraf CNS Sensasi memungkinkan berespon thd rangsang dengan presisi dan kesadaran
Jalur Informasi kedalam dan keluar SSP/CNS
Persepsi sensasi (=”subjektif”) Melibatkan : organ reseptor pada kulit, otot, sendi /viskus sistem saraf perifer jalur pada medula spinalis koneksi pada korteks serebri – dipengaruhi emosi dan proses berfikir
Proses Seleksi Sensasi Adaptasi organ sensibel thd stimulus Inhibisi presinaptik oleh neuron tetangga Mekanisme supresi involunter umumnya dengan gerak motorik atau regulasi transmisi Dengan mempergunakan kesadaran merubah persepsi thd sensasi Sensasi tidak menyenangkan ~ nyeri – terdpt “threshold”
Peran reseptor dan saraf kutaneus thd persepsi Terdapat 2 macam saraf kutaneus Ø 1-16 mm bermielin: 6 – 16 Aalpha, beta 2 - 6 Agama, delta Ø < 2mm tidak bermielin Serabut gama Badan sel – pada ganglia Reseptor berkapsul : daerah sensitif: ujung jari, bibir, areola mamae, genitalia tidak berkapsul (bebas): “high threshold” respons hanya untuk nyeri - cornea
Sensasi Raba Ringan Alat testing : kapas: merangsang serabut Abeta/delta dan C Med S: mel. Kolumna dorsalis – nukleus Kuneatus/Grasilis Burdach Neuron 2: menyilang (Lemniskus medialis) – thalamus Neuron 3: Thalamo kortikal – girus postcentralis korteks serebri Cara testing: stereognosis, diskriminasi 2 ttk dan menulis bentuk/angka
Sensasi posisi sendi dan vibrasi Reseptor: pada ligamen dan kapsul sendi dan otot Med S : sebag. besar melalui kolumna dorsalis Cara testing : Perubahan posisi dan dengan garpu tala Ke2 diatas: fungsi proprioseptif
Jalur Proprioceptif
Sensasi rasa termal, geli dan gatal (eksteroseptif) Rasa panas dan dingin mel serabut Adelta/C Med S: mel tr spinothalamikus, dekat serabut nyeri Cara testing : dengan sensasi nyeri
Jalur Eksteroceptif/Nyeri
Sensasi rasa nyeri (eksteroseptif) Reseptor: mekanis- tusukan jarum, cubitan dan tekanan thermal – temperature panas/dingin melalui Adelta bermielin (10-20m/dt), C tak bermielin (1-2m/dt) lambat beradaptasi. Med S:Traktus spinothalamikus + tersebar pada seluruh masa putih Korteks serebri : umumnya pada somato sensori sekunder
Peran Neurotransmitter Axon – Otot Axon - Neuron
Peran NT (neurotransmitter) pada nyeri Nyeri dapat dihilangkan dg opiate: Reseptor khusus pada otak. Substansi yg melekat: Enkephalin menghalangi pelepasan substan P Menghalangi transmisi impuls nyeri Endorphin berfungsi seperti opiate
Kontrol endogen thd nyeri Dapat dg stimulasi pada periakuduktus/nukleus raphae Teori kontrol gerbang (“Gate control theory Melzack/Wall”): Aktivitas serabut >> menginhibisi transmisi nyeri Bila serabut << dg/tanpa mielin banyak terstimulasi, transmisi diteruskan (menghilangkan nyeri dg akupungtur/rgs listrik) Inhibisi juga dapat oleh mekanisme desenden (inhibisi dg rgs elektrode pada kol dorsalis) Terdpt pengaruh lb frontalis dan temporalis
Nyeri viscera Viscera insensitif thd rabaan, pemotongan dan cubitan Sensitif thd peregangan, kontraksi berlebihan, iritasi (toksin/kimia) Nyeri viscera sering bersamaan dg nyeri somatik. Transmisi thoracic/abd=simpatis, pelvis=parasimpatis Rasa lapar, begah, kenyang transmisi oleh NX
Rujukan Nyeri Viscera
Nyeri rujukan Nyeri visera terasa pada bag badan pada segmen yang sama Nyeri jantung = T1-5, Hati/intestin = T6-12, Pelvic organ = S2-4 Sering lokalisasi kabur Kompresi pada pangkal saraf, nyeri rujukan pd organ dalam
Dermatome/sklerotome pada lengan dan kaki Dermatome : regio khusus kulit yang dipersarafi saraf spinal ttt Sklerotome : regio dalam dengan persyarafan sama
Distribusi Dermatome Dermatome = regio khusus kulit yang dipersarafi saraf spinal ttt
Fenomena berhubungan dengan nyeri Rangsang nyeri : R fleksor, Respons bersilangan ektensor ~ proteksi Nyeri viscera dapat menimbulkan spasmus otot (terus menerus) Pada kasus ekstrem – opistotonus R spasmus otot pada otot paravertebral ~inflamasi sendi vertebra Hipesthesia kulit akibat proses organ viscera – ggn otonom
Pola macam-macam nyeri Pembengkakan jar – deformitas reseptor – nyeri + edema/ dilatasi vascular – berdenyut. Berkurang dengan elevasi organ/posisi istirahat
Nyeri kepala e – dilatasi/penekanan vas intracranial: SOL, toksin Dilatasi/inflamasi vas ekstrakranial : migrain Iritasi meningen: Stroke Kompresi saraf kranial: N V Nyeri rujukan: gigi, sinus, servikal atas Kontraksi kronik otot kepala
Nyeri kardiak Umumnya e: ishemia otot jantung pd keadaan: tekanan perfusi a coronaria kurang kapasitas oksigen darah kurang kerja jantung berlebihan Nyeri dada tertekan atau teremas, menjalar kelengan ttt ki dalam dan leher/rahang bawah atau keabdomen.
Nyeri pleura e. inflamasi pleura Nyeri bertambah dg pernafasan dan terlokalisir Bila diaph terlibat, nyeri rujukan ke bahu atau intercostal/abd atas
Nyeri GIT Ulkus peptikum e.: Kandung empedu e.: distensi Inflamasi/edema, kontraksi, prod HCl ↑ Nyeri berhub dg waktu makan, kadang hilang waktu lambung penuh Lokasi epigastrium Kandung empedu e.: distensi Nyeri rujukan ke hipokondrium dan belakang atau ke bahu Bowel e.:kontraksi berlebihan Nyeri diatas/dibawah umbilicus, pd radang + gejala local Ginjal dan ureter. Nyeri pada punggung bawah, kontr ureter nyeri pada L1, fossa iliaka dan testis Kandung kencing. Nyeri pada S234 dg rujukan ke ujung penis
Nyeri pada system otot dan saraf Nyeri otot ssd latihan – suplai darah kurang/ akumulasi metabolit - (“claudicatio intermitten”) Nyeri + nyeri tekan otot akibat neuritis perifer - << vit B1 dan B12, alc dan DM Causalgia = nyeri difus akibat kerusakan saraf – terasa sepanjang saraf Contoh: kompresi saraf Median pada Carpal tunnel Nyeri sering terasa terus menerus Phantom limb = nyeri sesudah amputasi, mungkin akibat mispersepsi sistem saraf
Nyeri pada lesi radiks posterior e.: proses inflamasi dan kompresi radiks Nyeri rujukan pada sklerotom + paresthesi pada dermatom Nyeri bertambah dg membungkuk – tek CSF / (batuk, bersin, mengedan) HNP, nyeri menjalar kelipat paha – diskus dipersarafi L1 Herpes Zoster, ggn pada ganglion dan dapat menetap ssd sakit hilang “Lightning pains“ (nyeri tajam – ggn ganglion) pada lues, DM
Nyeri pada lesi Med Sp dan Batang otak e.: lesi pada tr spinothalamikus/rgs neuronal paroksismal Nyeri membakar pada ½ badan kontralateral lesi Lesi pada tabes – nyeri viseral hebat Nyeri NV (trigeminal neuralgia)/glosopharingeal : nyeri kilat repetitif Lesi thalamik – nyeri difus + hiperpatia (“nyeri thalamik ”)
Nyeri yg berhub dg ketakutan dan depresi Sering berhubungan dg kontraksi otot berlebihan Otot kulit kepala – nyeri kepala tegang otot Otot leher, punggung, - nyeri pinggang ,bahu, nyeri kepala Otot intercostal – nyeri precordium/infra mamary ~ ansietas
Insensitivitas terhadap nyeri Bila kongenital umumnya ~ defek mental/ pasca ensefalitis Dibedakan dengan ggn jalur nyeri Contoh: Syringomyeli, Lepra, Neuropati diabetik Dapat disertai ggn refleks :- “Charcot’t joints, ggn trophi sendi
Anamnesa pada kasus nyeri Lokasi dan penjalaran dan kualitas nyeri Frekuensi, durasi, saat dan onset Penyerta: enek, muntah, berkeringat Faktor presipitasi:nafas, batuk, lapar, capek, emosi bak, sikap badan, leher dan tungkai Faktor penolong: postur, istirahat, makan, kompres, obat Penting:persepsi pasien tt penyebab nyeri