“Sistem Sensorik” SENSASI & NYERI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Advertisements

SELAMAT DATANG DI DUNIA BIOLOGI
Regensi Melati Mas Blok B 14 Serpong Utara - Tangsel
Oleh: RETNO PURWANDARI, Skep.,Ns
SISTIM SYARAF.
SUSUNAN SARAF SENSORIK
CHARLES A SIMANJUNTAK dr, SpOT(K), MPd
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
CENTRAL NERVOUS SYSTEM
INERVASI SENSORIK Dr. Mona Amelia, MBiomed.
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SISTEM SARAF.
Perubahan-Perubahan Pada Sistem Saraf
BIOFISIK DALAM FISIOTERAPI
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
Dr. Rr. Retnanaingtyas Sugma Y.
FISIOLOGI SISTEM SARAF TEPI
Skenario 2 SUSUNAN SARAF TEPI
Sistem Saraf Pusat.
Oleh : Mathilda Claudia Dwi Subakti P
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
“Managemen Nyeri Menggunakan Metode Dry Cupping Therapy”
Perubahan-Perubahan Pada Sistem Saraf
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT
Oleh Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt
MINGGU II By: Natalia Konradus
Saraf Kranial.
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI)
Zela novriani b.
THE BODY SENSES & MOVEMENT
Process Inflammation, pain & Repair Soft Tissue
(sel saraf) neuron.
Pengukuran Nyeri.
TIM HISTOLOGI FKP 2016 JARINGAN SARAF.
SISTEM KOORDINASI DAN INDRA
REVIEW ANFIS SISTEM SARAF
ANATOMI & FISIOLOGI.
HUBUNGAN PERIODONTITIS DENGAN NYERI DI TUBUH
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
Kompetensi Dasar Ke 9 SISTEM SYARAF.
Fungsi sistem saraf pada manusia
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
Om Swastyastu.
PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM
SARAF & HORMON.
PROSES BERFIKIR.
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
KORDINASI - Penyelarasan sistem organ dalam badan.
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Kortikospinal dan Kortikobulbar
THE PAIN SYSTEM AND SOMATOSENSATION
SISTEM SARAF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MANUSIA
BAB 9 Sistem Koordinasi.
Tim blok neurobehaviour
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Bagian Aferen Organ RESEPTOR
Kompetensi Dasar Ke 9 SISTEM SYARAF.
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
TEORI RESEPSI NYERI PERTEMUAN 2 Dr. Widaningsih, S.Kp., M.Kep
Jaringan Saraf.
1 JARINGAN SARAF Kelompok 4 Ines Gusti Pebri Gressha Vionalle Ademi Hidayati Hariska Andriani Fitria Sasmita Yezi Gita Rahayu Lisa Sya’baniar Rahma Erlis.
Psychogenic pain dr. Soraya T.U, Mkes SpKj.
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
Nyeri Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk.
KONSEP DASAR KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN NYERI
Sistem Koordinasi (Sistem Saraf). Suatu pengaturan kerja sama atau urutan kerja organ dan sistem organ. Sistem Koordinasi Sistem Koordinasi.
SISTEM SARAF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMK AR-RAIHAN CIKAMPEK OLEH: DINA TRISNAWATI,Skep.
Transcript presentasi:

“Sistem Sensorik” SENSASI & NYERI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa mampu memahami terminologi ilmu saraf, struktur-struktur makroskopik dan mikroskopik dan fungsi masing-masing komponen sistim saraf termasuk organisasi hubungan utamanya, korelasi struktur dengan fungsi termasuk perilaku, efek utama dari lesi terhadap area penting secara klinis dan jalur syaraf. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, menyangkut proses patologi, gejala dan symptoma, dasar-dasar proses penyembuhan sistem neuromuskuler.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu memahami tentang komponen-komponen dari sistem saraf sensorik. Mampu memahami tentang fisiologi dari komponen-komponen sistem saraf sensorik. Mampu memahami proses patologi, gejala, sympton pada sistem saraf sensorik.

SENSASI Bag sistem saraf yang memberikan informasi kepada otak tentang dunia luar Pesan neuronal secara aktif diseleksi Beberapa pesan dapat dipercepat atau diperlambat Reseptor sensori Serabut saraf  CNS Sensasi memungkinkan berespon thd rangsang dengan presisi dan kesadaran

Jalur Informasi kedalam dan keluar SSP/CNS

Persepsi sensasi (=”subjektif”) Melibatkan : organ reseptor pada kulit, otot, sendi /viskus sistem saraf perifer jalur pada medula spinalis koneksi pada korteks serebri – dipengaruhi emosi dan proses berfikir

Proses Seleksi Sensasi Adaptasi organ sensibel thd stimulus Inhibisi presinaptik oleh neuron tetangga Mekanisme supresi involunter umumnya dengan gerak motorik atau regulasi transmisi Dengan mempergunakan kesadaran merubah persepsi thd sensasi Sensasi tidak menyenangkan ~ nyeri – terdpt “threshold”

Peran reseptor dan saraf kutaneus thd persepsi Terdapat 2 macam saraf kutaneus Ø 1-16 mm bermielin: 6 – 16 Aalpha, beta 2 - 6 Agama, delta Ø < 2mm tidak bermielin Serabut gama Badan sel – pada ganglia Reseptor berkapsul : daerah sensitif: ujung jari, bibir, areola mamae, genitalia tidak berkapsul (bebas): “high threshold” respons hanya untuk nyeri - cornea

Sensasi Raba Ringan Alat testing : kapas: merangsang serabut Abeta/delta dan C Med S: mel. Kolumna dorsalis – nukleus Kuneatus/Grasilis Burdach Neuron 2: menyilang (Lemniskus medialis) – thalamus Neuron 3: Thalamo kortikal – girus postcentralis korteks serebri Cara testing: stereognosis, diskriminasi 2 ttk dan menulis bentuk/angka

Sensasi posisi sendi dan vibrasi Reseptor: pada ligamen dan kapsul sendi dan otot Med S : sebag. besar melalui kolumna dorsalis Cara testing : Perubahan posisi dan dengan garpu tala Ke2 diatas: fungsi proprioseptif

Jalur Proprioceptif

Sensasi rasa termal, geli dan gatal (eksteroseptif) Rasa panas dan dingin mel serabut Adelta/C Med S: mel tr spinothalamikus, dekat serabut nyeri Cara testing : dengan sensasi nyeri

Jalur Eksteroceptif/Nyeri

Sensasi rasa nyeri (eksteroseptif) Reseptor: mekanis- tusukan jarum, cubitan dan tekanan thermal – temperature panas/dingin melalui Adelta bermielin (10-20m/dt), C tak bermielin (1-2m/dt) lambat beradaptasi. Med S:Traktus spinothalamikus + tersebar pada seluruh masa putih Korteks serebri : umumnya pada somato sensori sekunder

Peran Neurotransmitter Axon – Otot Axon - Neuron

Peran NT (neurotransmitter) pada nyeri Nyeri dapat dihilangkan dg opiate: Reseptor khusus pada otak. Substansi yg melekat: Enkephalin menghalangi pelepasan substan P Menghalangi transmisi impuls nyeri Endorphin berfungsi seperti opiate

Kontrol endogen thd nyeri Dapat dg stimulasi pada periakuduktus/nukleus raphae Teori kontrol gerbang (“Gate control theory Melzack/Wall”): Aktivitas serabut  >> menginhibisi transmisi nyeri Bila serabut  << dg/tanpa mielin banyak terstimulasi, transmisi diteruskan (menghilangkan nyeri dg akupungtur/rgs listrik) Inhibisi juga dapat oleh mekanisme desenden (inhibisi dg rgs elektrode pada kol dorsalis) Terdpt pengaruh lb frontalis dan temporalis

Nyeri viscera Viscera insensitif thd rabaan, pemotongan dan cubitan Sensitif thd peregangan, kontraksi berlebihan, iritasi (toksin/kimia) Nyeri viscera sering bersamaan dg nyeri somatik. Transmisi thoracic/abd=simpatis, pelvis=parasimpatis Rasa lapar, begah, kenyang transmisi oleh NX

Rujukan Nyeri Viscera

Nyeri rujukan Nyeri visera terasa pada bag badan pada segmen yang sama Nyeri jantung = T1-5, Hati/intestin = T6-12, Pelvic organ = S2-4 Sering lokalisasi kabur Kompresi pada pangkal saraf, nyeri rujukan pd organ dalam

Dermatome/sklerotome pada lengan dan kaki Dermatome : regio khusus kulit yang dipersarafi saraf spinal ttt Sklerotome : regio dalam dengan persyarafan sama

Distribusi Dermatome Dermatome = regio khusus kulit yang dipersarafi saraf spinal ttt

Fenomena berhubungan dengan nyeri Rangsang nyeri : R fleksor, Respons bersilangan ektensor ~ proteksi Nyeri viscera dapat menimbulkan spasmus otot (terus menerus) Pada kasus ekstrem – opistotonus R spasmus otot pada otot paravertebral ~inflamasi sendi vertebra Hipesthesia kulit akibat proses organ viscera – ggn otonom

Pola macam-macam nyeri Pembengkakan jar – deformitas reseptor – nyeri + edema/ dilatasi vascular – berdenyut. Berkurang dengan elevasi organ/posisi istirahat

Nyeri kepala e – dilatasi/penekanan vas intracranial: SOL, toksin Dilatasi/inflamasi vas ekstrakranial : migrain Iritasi meningen: Stroke Kompresi saraf kranial: N V Nyeri rujukan: gigi, sinus, servikal atas Kontraksi kronik otot kepala

Nyeri kardiak Umumnya e: ishemia otot jantung pd keadaan: tekanan perfusi a coronaria kurang kapasitas oksigen darah kurang kerja jantung berlebihan Nyeri dada tertekan atau teremas, menjalar kelengan ttt ki dalam dan leher/rahang bawah atau keabdomen.

Nyeri pleura e. inflamasi pleura Nyeri bertambah dg pernafasan dan terlokalisir Bila diaph terlibat, nyeri rujukan ke bahu atau intercostal/abd atas

Nyeri GIT Ulkus peptikum e.: Kandung empedu e.: distensi Inflamasi/edema, kontraksi, prod HCl ↑ Nyeri berhub dg waktu makan, kadang hilang waktu lambung penuh Lokasi epigastrium Kandung empedu e.: distensi Nyeri rujukan ke hipokondrium dan belakang atau ke bahu Bowel e.:kontraksi berlebihan Nyeri diatas/dibawah umbilicus, pd radang + gejala local Ginjal dan ureter. Nyeri pada punggung bawah, kontr ureter nyeri pada L1, fossa iliaka dan testis Kandung kencing. Nyeri pada S234 dg rujukan ke ujung penis

Nyeri pada system otot dan saraf Nyeri otot ssd latihan – suplai darah kurang/ akumulasi metabolit - (“claudicatio intermitten”) Nyeri + nyeri tekan otot akibat neuritis perifer - << vit B1 dan B12, alc dan DM Causalgia = nyeri difus akibat kerusakan saraf – terasa sepanjang saraf Contoh: kompresi saraf Median pada Carpal tunnel Nyeri sering terasa terus menerus Phantom limb = nyeri sesudah amputasi, mungkin akibat mispersepsi sistem saraf

Nyeri pada lesi radiks posterior e.: proses inflamasi dan kompresi radiks Nyeri rujukan pada sklerotom + paresthesi pada dermatom Nyeri bertambah dg membungkuk – tek CSF / (batuk, bersin, mengedan) HNP, nyeri menjalar kelipat paha – diskus dipersarafi L1 Herpes Zoster, ggn pada ganglion dan dapat menetap ssd sakit hilang “Lightning pains“ (nyeri tajam – ggn ganglion) pada lues, DM

Nyeri pada lesi Med Sp dan Batang otak e.: lesi pada tr spinothalamikus/rgs neuronal paroksismal Nyeri membakar pada ½ badan kontralateral lesi Lesi pada tabes – nyeri viseral hebat Nyeri NV (trigeminal neuralgia)/glosopharingeal : nyeri kilat repetitif Lesi thalamik – nyeri difus + hiperpatia (“nyeri thalamik ”)

Nyeri yg berhub dg ketakutan dan depresi Sering berhubungan dg kontraksi otot berlebihan Otot kulit kepala – nyeri kepala tegang otot Otot leher, punggung, - nyeri pinggang ,bahu, nyeri kepala Otot intercostal – nyeri precordium/infra mamary ~ ansietas

Insensitivitas terhadap nyeri Bila kongenital umumnya ~ defek mental/ pasca ensefalitis Dibedakan dengan ggn jalur nyeri Contoh: Syringomyeli, Lepra, Neuropati diabetik Dapat disertai ggn refleks :- “Charcot’t joints, ggn trophi sendi

Anamnesa pada kasus nyeri Lokasi dan penjalaran dan kualitas nyeri Frekuensi, durasi, saat dan onset Penyerta: enek, muntah, berkeringat Faktor presipitasi:nafas, batuk, lapar, capek, emosi bak, sikap badan, leher dan tungkai Faktor penolong: postur, istirahat, makan, kompres, obat Penting:persepsi pasien tt penyebab nyeri