Blend antara Poli-ε-Kaprolakton dengan Poly Vinyl Alkohol dan Karakterisasinya Oleh La Alio Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2006
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Poli--kaprolakton merupakan poliester yang termasuk polimer sintesis yang ramah lingkungan dan memiliki biodegradalitas yang cukup baik. Polivinilalkohol merupakan polimer sintesis larut air (water soluble) yang memiliki biodegradabilitas yang bergantung pada tingkat hidrolisis dan berat molekulnya. Untuk menggabungkan dua bentuk polimer hasil sintesis dengan sifat yang berbeda ada banyak mekanisme yang dapat digunakan, tetapi dalam penelitian ini hanya digunakan metode blending Rumusan Masalah pembuatan blend Poli--kaprolakton dengan polivinilalkohol dan blend polimer yang dihasilkan diharapkan memiliki sifat-sifat yang diperlukan yang dapat dikarakterisasi melalui analisis termal, analisis sifat mekanik, analisis struktur dan analisis kristalinitas.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil blend dari poly(caprolactone) dengan poly(vinyl alcohol) dan cara karakterisasinya serta mendapatkan informasi mengenai pengaruh komposisi polimer dalam blend tersebut terhadap karakteristik blend yang terbentuk. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : Memberikan penjelasan tentang cara mensintesis poly(caprolactone) dan poly(vinyl alcohol) dan cara karakterisasi hasil sintesis tersebut. Memberikan informasi cara blending hasil sintesis dari poly(caprolactone) dan poly(vinyl alcohol) dan karakterisasinya
Sintesis--kaprolakton Katalis Distanoksan 2. Eksperimen Sintesis--kaprolakton Katalis Distanoksan Dimasukkan dalam reaktor Dihubungkan dengan peralatan vakum Dipanaskan: 80 0C, 2 jam Ditambah ε-kaprolakton Reaktor dihampakan (degassing) Dipolimerisasi: 100 0C, 3 jam Padatan polimer Dilarutkan dengan CHCl3 Diendapkan dengan eter Disaring dengan corong Buchner Dikeringkan PCL
PVA PCL Blend antara PVA dengan PCL Komposisi Blend PVA:PCL (100:0), (95:5), (90:10), (85:15), (80:20), (75:25), dan (0:100) Dilarutkan dalam pelarut DMSO + THF Perbandingan pelarut 3:1 Diuapkan dalam Oven Vakum Selama 5 x 10 jam pada suhu 55 0C Diuapkan dalam Oven Vakum Selama 5 x 10 jam pada suhu 55 0C Blend antara PVA:PCL Karakterisasi
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Gugus Fungsi Spektrogram PCL
Spektrogaram PVA
Spektrogram blend PVA:PCL (70:30)
Titik leleh PCL, PVA dan blend PVA:PCL Analisis Termal Analisis Termal dengan DSC Titik leleh PCL, PVA dan blend PVA:PCL Komposisi PCL PVA Tm (oC) ΔHm (J.gr) PVA:PCL (0:100) 70.000 96.350 - PVA:PCL (100:0) 226.670 47.357 PVA:PCL (95:5) 65.337 2.778 227.337 245.713 PVA:PCL (90:10) 66.000 12.951 34.441 PVA:PCL (85:15) 66.670 2.278 34.127 PVA:PCL (80:20) 67.337 18.545 222.004 18.064 PVA:PCL (75:25) 41.067 220.670 14.088 PVA:PCL (70:30) 69.337 21.424 220.004 32.170
Analisis termal dengan DTA/TGA Termogram PCL
Termogram PVA
Termogram PVA:PCL (80:20)
Data hasil analisis TGA/DTA Komposisi Suhu leleh Suhu degradasi PCL Suhu degradasi PVA PCL 59.2 ºC 279.4 – 325.2 ºC - PVA 209.2 – 270.8 ºC 224 – 304.5 ºC 406.9 – 459 ºC PVA:PCL (80:20) PCL 56.8 ºC PVA 212.7 ºC 269 – 335.5 ºC 424.5 – 454.2 ºC
Analisis Sifat Mekanik Data hasil analisis uji mekanik Sampel σ (MPa) ε (%) E (MPa) PVA 25.3345 238.0250 10.6899 PVA:PCL 95:5 30.9480 313.1167 9.8680 PVA:PCL 90:10 24.2600 232.6250 10.4064 PVA:PCL 85:15 21.2918 234.0250 9.1336 PVA:PCL 80:20 16.3735 132.6250 12.5936 PVA:PCL 75:25 15.6671 92.0750 16.9412 PVA:PCL 70:30 13.8720 61.6667 26.1518
Analisis Struktur dengan XRD Difraktogram dari PCL, PVA dan blend PVA:PCL
Poliblend PVA dan PCL dapat dibuat dengan metoda casting larutan. 4. Kesimpulan Poli-ε-kaprolakton berhasil disintesis dengan menggunakan katalis 1-hidroksi-3-kloro-tetrabutildistanoksan dalam keadaan vakum selama 4 jam dengan derajat kristalinitas lebih tinggi dari pada PVA Poliblend PVA dan PCL dapat dibuat dengan metoda casting larutan. Keteraturan packing molekul pada poliblend memungkinkan terbentuknya puncak kristalin pada difraktogram. Pada kosentrasi PCL yang kecil memiliki kestabilan termal yang lebih tinggi daripada poliblend dengan kosentrasi PCL yang lebih besar.
SEKIAN TERIMA KASIH