I. PARASIT A. Parasit Eksternal Insekta. Lalat. Nyamuk. Caplak. Kutu I. PARASIT A. Parasit Eksternal Insekta Lalat Nyamuk Caplak Kutu Pinjal Tungau B. Parasit Internal Protozoa Genus Koksidia Genus Tripanosoma Genus Trikomonas Cacing Cacing Gilig Cacing Pita Cacing Daun
II. ANTIPARASITIKA A. Insektisida (diuraikan dalam toksikologi) B II. ANTIPARASITIKA A. Insektisida (diuraikan dalam toksikologi) B. Antiprotozoa 1. Anti tripanosomiasis, Ada beberapa kelompok: a.senyawa diamidin : diminazene aceturate(Berenil). Efektif pada T congolense, T vivax dan T brucei. Dosis : 3,5 mg/kg BB. Kurang efektif untuk sapi, kambing dan domba. b.senyawa fenantridium :phenidium, dimidium dll. Efektif pada T congolense dan T vivax, dosis : 1 mg/kg BB tidak efektif terhadap T brucei. Beberapa jenis berefek fosensitisasi. c.senyawa quinoline-pirimidin: quinapiramin/antrycide Efektif pada T congolense dan T vivax pada sapi. Dosis : 4,4 mg/kg BB d.suramin Efektif pada T evansi. Dosis 10 mg/kg BB IV
C. ANTHELMENTIKA 2. Golongan Piperazin Semula obat gout, antinematoda(askaris, kremi). Mekanisme kerja : diserap dalam lambung dan usus halus bagian proksimal, 60-70% akan dimetabolisme dalam hati dan 20-40 persen ekskresi ginjal. Pada cacing mencegah dan memblokade hantaran impuls neuromuskuler dan menurunkan produksi asam suksinat dari cacing. Cacing dewasa lebih peka. Spektrum anthelmintik : Ascaris vitulorum dan Oesophagostomum spp. (sapi/domba), Ascaridia galli (unggas). Dosis : Sapi 275-440 mg/kg, Domba/Kambing 400-800 mg/kg, Unggas 32 mg/kg Toksisitas: vomitus, inkordinasi, diare/konstipasi, ruptur usus.
2. Golongan tetrahidropirimidin Contohnya pirantel dan morantel, bila telah dilarutkan harus segera dihabiskan, kena sinar matahari akan mengalami fotoisomerisasi. Pirantel kurang diserap sal. Pencernaan, sulit larut air. Morantel lebih aman, larut air, terserap abomasum dan usus, efektif untuk nematoda domba, dewasa. Dosis : 10 mg/kg BB. Mekanisme Kerja : blokade kemoreseptor pada karotis dan aorta, gangglion otonom, kelenjar adrenal dan sambungan neuromuskuler sehingga cacing akan lumpuh. Spektrum anthelmintik : Haemonchus spp. Ostertagia spp. Tricostrongylus axei Nematodirus battus, Cooperia spp. dan Oesophagostomum spp. Dosis : 25mg/kg larutan 5% (Sapi, Domba, Kambing). Toksisitas: cukup aman sampai 7 kali dosis. Gejala keracunan berupa frekuensi nafas meningkat, keringat berlebihan dan inkordinasi.
3.Golongan imidazothiazol Contohnya Levamisol dan Tetramisol (nematoda, toksisitas rendah, dosis rendah). Mekanisme Kerja : menghambat enzim fumarat reduktase(mengganggu persediaan energi cacing sehingga cacing lumpuh.Tidak efektif untuk stadium larva. Spektrum anthelmintik : Haemonchus spp. Tricostrongylus spp. Dosis : Levamisol, 15 mg/kg(Sapi, Domba, Kambing). Levamisol, 3-8 mg mg/kg(Sapi) dan 7,5 mg/kg (Kambing/Domba). Toksisitas: hipersalivas, hiperperistaltik usus, dispnu, hipertensi.
4. Derivat Benzemidazol Contohnya cambendazol, mebendazol, oxfendazol, fenbendazol, albendazol dll. Membunuh cacing berbagai tingkatan, diberikan berulang, tdk untuk hewan bunting, resistensi, residu. Mekanisme Kerja : menghambat enzim fumarat reduktase (mengganggu persediaan energi cacing sehingga cacing lumpuh.Tidak efektif untuk stadium larva. Senyawa tersebut terikat pada tubulin(merupakan struktur/unit untuk proses resorpsi makanan pada cacing. Spektrum anthelmintik : broad spektrum Dosis : 5 mg/kg BB (ruminansia), Valbazen : 0,1 ml/kg bb(unggas), 2-3x pemberian. Vermox 15 mg/kg BB(ruminansia) Toksisitas: depresi, anoreksia, teratogenik.
5. Avermectin. Saat ini sudah mempunyai berbagai derivasi 5. Avermectin. Saat ini sudah mempunyai berbagai derivasi. Merupakan produk biologik jamur tanah Streptommyces avermilitis Mekanisme Kerja : mempunyai sifat vermisidal dan akarisidal, berikatan dengan GABA dan mengganggu saluran klor Spektrum anthelmintik : nematoda Toksisitas: neurotoksik Dosis : 200 ppm/kg(Sapi),