PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BEKERJASAMA DENGAN TIM o l e h: ALWY RAHMAN & RAHMAT MUHAMMAD PELATIHAN KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA DARI ALOKASI DANA BOPTN TAHUN 2013 UNTUK.
Advertisements

Oleh : Kokom Komariah  Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang.
HASIL PEMBAHASAN DISKUSI KELOMPOK C-2 SDM KESEHATAN: DALAM RANGKA PENINGKATKAN UPAYA KESEHATAN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL, AKSES DAN MUTU PELAYANAN.
Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)
CIRI CIRI SEKOLAH MELAKSANAKAN MBS
PAU-PPAI-UT 1 2 Peserta dapat menjelaskan strategi pengembangan pendidikan tinggi Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Peserta dapat.
PRINSIP-PRINSIP SISTEM MANAJEMEN MUTU
UNSUR UNSUR MASALAH PENELITIAN
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
SISTEM MANAJEMEN K3 LANJUTAN P.P. NO.50 TH.2012 ( PASAL.9 ) MATERI 3
Macam (KTI) Karya Tulis Ilmiah
1 FILOSOFI PENYULUHAN (2) FILOSOFI  VISI  MISI.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
PELAKSANAAN PENUGASAN AUDIT
Peserta mampu memahami cara memecahkan masalah yang efektif dan menerapkannya untuk menghadapi kendala di sekolah sesuai dengan peran masing-masing.
Asesmen Autentik Oleh: Dra. Destrinelli, M.Pd.
BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN
Konsep Sistem Informasi
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN PARTISIPATIF
Komunikasi dan Penyuluhan Agribisnis ( )
KEBIJAKNAN PELATIHAN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL
PSIKOLOGI BELAJAR Pertemuan II
Teknologi Pendidikan 1 Urun Rembug pada Seminar Pengembangan Teknologi Pembelajaran, yang diselenggarakan oleh Pustekom Diknas, Bogor, 6-7 Nopember 2007.
TELAAH HASIL UJIAN NASIONAL SMA/MA
PENYULUHAN PERTANIAN.
Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
HUKUM BENDA MILIK NEGARA III
1. Apa pun yang dilakukan manusia selalu dilakukannya demi tujuan. Akhir Sementara 2.
KEMANDIRIAN DESA BERBASIS IT
Fungsi Vocational Education and Training
Kepemimpinan Dalam Pembelajaran
EMPAT PILAR PROSES BELAJAR
Dr. H. Pudjo Sumedi AS., SE., M.Ed.
Berbagi Pengalaman Upaya Meningkatkan Akreditasi Program Studi
PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF
MANAJEMEN PELAKSANAAN KBK
PENDIDIKAN NON FORMAL DAN PENDIDIKAN INFORMAL.
RAPAT KERJA program KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT NASIONAL
KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PERAN PENGAWAS DALAM MEMOTIVASI KERJA KEPALA DAN GURU TAMAN KANAK-KANAK SRAGAN Oleh: Suyatminah Kulsum Nur Hayati.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI Disajikan oleh Margono Slamet Institut Pertanian Bogor.
SISTEM SOSIAL PERDESAAN DEFISIENSI PETANI SEBAGAI MANAJER USAHATANI
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (PSSI).
Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA
2. Pengertian Penyuluhan
Manajemen Umum PERTEMUAN 7 Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Keragaman dan Karakteristik Negara Berkembang
Tujuan materi ini Untuk memahami istilah-istilah dasar digunakan dalam PSSI Untuk memahami komponen PSSI Untuk memahami filosofi yang mendasari mengapa.
Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang Ekonomi Pembangunan.
Modul / Tatap Muka 11 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Pendahuluan
POKOK PEMBAHASAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
PENDEKATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI ERA OTONOMI DAERAH (Lanjutan)
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
PENDAHULUAN Mendefinisikan Riset Operasi (operation research) meru-
RESTRUKTURISASI & REORIENTASI PENYULUHAN PERTANIAN
Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial
Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UGM
DITULIS OLEH : AFRIYANDI, S.Pd.SD NIP
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN
FILOSOFI PENYULUHAN (2)
1  Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses pengembangan potensi dan kemampuan sehingga tumbuh kapasitas untuk memecahkan masalah- masalah yang mereka.
PENDAHULUAN Mendefinisikan Riset Operasi (operation research) meru-
PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA. CATATAN: Pembelajaran orang dewasa (POD) melibatkan 8 prinsip dasar yang disusun berdasarkan lingkungan belajar orang.
Transcript presentasi:

PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK DISKUSI PANEL NASIONAL PENYULUHAN PEMBANGUNAN PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK Oleh Margono Slamet Program Mayor Penyuluhan Pembangunan Departemen Komunikasi & Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, IPB

PERKEMBANGAN PENYULUHAN SEBAGAI ILMU Diskusi Panel Nasional tentang Penyuluhan Pembangunan PERKEMBANGAN PENYULUHAN SEBAGAI ILMU Sejak habis Perang Dunia II  banyak masalah sosial perlu diatasi Tinjau literatur dunia  Ilmu-ilmu Sosial berkembang pesat Untuk mengatasi perlu pelibatan dan partisipasi masyarakat luas. Masalah kekurangan pangan  peningkat-an produksi. Masalah sosial : kesehatan, kemelaratan, pendidikan, keterbelakangan, pengang-guran, dll I.P.B. 23 Februari 2008

Situasi itu merangsang pemikiran2 para ilmuwan  Ilmu2 Sosial tumbuh pesat termasuk Ilmu Penyuluhan  intinya parti-sipasi memecahkan masalah yg dihadapi. Ilmu2 Sosial berkembang tidak sekedar menjelaskan atau mendiskripsikan feno-mena-2 sosial, tetapi juga untuk mencari solusi thd masalah2 sosial yang ada. Masalah pertanian bukan hanya masalah teknologi bagaimana meningkatkan pro-duksi pangan dll, tapi juga bagaimana men-diseminasikan informasi sampai ke petani yang jumlahnya banyak dan tersebar luas, hingga petani berpartisipasi meningkatkan produki.

Yang penting juga bagaimana caranya agar para petani mampu dan mau menerapkan teknologi baru itu. Ini masalah sosial yang komplek. Ilmu-ilmu Sosiologi, Psi.Sosial, Komunikasi, CD, Mikro Ekonomi, Pendidikan Nonformal, Antropologi, dll berkembang pesat. Ilmu Penyuluhan meramu dan meracik prin-sip2 & pokok2 ilmu2 itu untuk dapat meng-gerakkan dan memberdayakan masyarakat melalui partisipasi aktif mereka dalam pro-gram2 dan gerakan2 pembangunan yang bertujuan memecahkan masalah2 sosial.

Membangun masyarakat tak mungkin dilaku-kan oleh orang luar saja, tetapi harus bersa-ma orang-orang dari masyarakat itu sendiri. Ilmu Penyuluhan tidak hanya untuk bidang pertanian, tetapi untuk semua bidang yang menghendaki adanya partisipasi aktif seca-ra sukarela dalam memecahkan masalah2 sosial yang mereka hadapi  Ilmu Penyu-luhan Pembangunan. Memang kenyataannya saat ini ilmu ini be-lum berkembang luas di Indonesia, yang akibatnya belum banyak diterapkan dalam pelaksanaan program2 dan gerakan2 pemba-ngunan yang keberhasilannya mensyaratkan adanya partisipasi aktif secara luas.

Inti dari Tujuan Penyuluhan Pembangunan adalah munculnya partisipasi aktif masyarakat dalam program atau gerakan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial yang mereka hadapi. Menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat itu ternyata tidaklah sederhana dan mudah. Perlu analisis ilmiah bagaimana agar masyarakat mau dan mampu berpartisipasi aktif. Tiap masyarakat pada dasarnya berbeda kun-cinya. Tetapi secara umum mereka perlu diberdayakan agar mereka MAMPU dan MAU berpartisipasi.

Cara memberdayakan masyarakat dan apa yang perlu diberdayakan berbeda-beda antar masyarakat tergantung kondisi masyarakat-nya masing-masing. Disini memerlukan ada-nya analisis ilmiah yang tepat agar pemberda-yaan itu berhasil efektif. Untuk dapat mengadakan analisis dan mene-mukan cara pemberdayaan yang tepat diper-lukan adanya SDM Penyuluh di lapangan yg memiliki kompetensi untuk itu. Untuk itu di-perlukan adanya sistem pendidikan dan latihan yang khusus dan efektif, yang benar-benar dapat menghasilkan tenaga penyuluh yang profesional.

PENYULUHAN DALAM PRAKTEK Usaha masyarakat dan pemerintah untuk menolong dan memberdayakan warga ma-syarakat yang kurang beruntung telah sejak lama dilakukan. Tetapi program2nya tak berkelanjutan dan tuntas. Gerakan zakat, sedekah, arisan, “jumputan”, membiarkan orang membantu panen di sawah, dan membantu pekerjaan lain di rumah dan di ladang, dll. Semua itu didasari sebagian atau sepenuh-nya oleh rasa kemanusiaan. Sayangnya ban-tuan semacam itu sifatnya “ad hoc”.

“Ad hoc”  tak berjangka panjang dan ber-kelanjutan, sehingga tidak menyelesaikan akar permasalahannya. Usaha-2 itu umumnya hanya mengatasi kon-disi darurat, tetapi tidak sampai melepaskan orang dari ketergantungannya pada bantuan fihak lain. Pepatah: “Jangan beri ikan, tapi beri dia pancing dan cara menangkap ikan”. Cara-2 “penyuluhan” yang selama ini diprak-tekkan kebanyakan hanyalah “memberi ikan”, sehingga kalau ikannya habis kembali lagi mereka pada kondisi semula. Motivasi untuk menolong sebenarnya ada pada masyarakat maupun pada memerintah, tapi caranya masih tradisional.

Sistem, metoda atau cara yg digunakan untuk menolong biasanya hanya berdasar-kan pengalaman atau “Try and Error”, dan sering tidak berkelanjutan dan hanya ber-jangka pendek. Bicara ttg Penyuluhan sering orang hanya melihat pada apa yang dilakukan oleh para Penyuluh yang ada di lapangan yang berhadapan dgn orang yang perlu dibantu. Maaf kalau saya katakan bahwa para penyu-luh lapangan yg ada sekarang itu ibarat bo-neka atau wayang, dibelakangnya ada da-langnya atau “actor intelectual”-nya.

Di era otonomi daerah dimana kewenangan dan tanggung jawab penyuluhan ada pada pemda masing-2, kebutuhan akan adanya “actor intelectual” itu semakin besar jumlah dan kompetensinya. Idealnya penyuluh lapangan itu juga profesi-onal yang mampu berimprovisasi secara ber-tanggung jawab sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang dihadapi. Tenaga2 yang profesional semacam itu pada saat ini belum cukup tersedia. Lembaga2 pendidikan yg mampu menghasilkan tenaga profesional itu ada, tetapi sejauh ini belum terangkai sebagai bagian dari sistem penyu-luhan sehingga belum bisa berfungsi.

Penyuluh Lapangan (di bidang apapun) ibarat-nya prajurit yg bertempur di medan perang. Seprofesional dan sebanyak apapun penyuluh itu tak akan mampu memenangi peperangan bila mereka tidak disuplai dengan amunisi dan logistik. Lembaga2 penghasil dan pemasok amunisi dan logistik itu harus difungsikan, untuk dapat menghasilkan amunisi yang sesuai keperluan. Lembaga2 ini adalah lembaga2 penelitian dan perguruan tinggi. Berdasar telaahan akademik lembaga2 itu secara struktural perlu dimasukkan ke dalam SISTEM PENYULUHAN.

Kalau bisa disimpulkan apa kelemahan dari penyuluhan yang sekarang banyak dilakukan ialah: Masih tradisional, tidak berdasar ilmu penge-tahuan tetapi lebih berdasar pengalaman masa lalu. (Kurang memperhatikan perubahan2) Masih terlalu mengandalkan tenaga penyuluh di lapangan yang tidak profesional. Kurang didukung tenaga intelektual/profesi-onal. Belum bekerja sebagai sistem penyuluhan yang mencakup fungsi penelitian, pendidikan/ latihan, kebijaksanaan, dan komponen pendu-kung lainnya.

REKOMENDASI Program2 Penyuluhan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mereka mampu meningkatkan kesejah-teraan dan kualitas hidupnya haruslah direncanakan untuk jangka panjang. Agar program2 penyuluhan dapat berke-lanjutan dalam jangka panjang, untuk masing-masing bidang (pertanian, kese-hatan, sosial, UKM, dll) perlu dibangun suatu SISTEM PENYULUHAN.

3. Sistem Penyuluhan itu mencakup Unsur Pembuat Kebijakan, Unsur Pelaksana, Unsur Penelitian, Unsur Ketenagaan (ter-masuk Pendidikan & Pelatihan), Unsur Pendukung & Logistik (termasuk materi, media), dll. Semua unsur itu perlu diawaki oleh te-naga2 profesional di bidang masing2 dan memahami hakikat penyuluhan. Semua unsur itu harus mampu bekerja secara senergis menuju terselenggaranya penyu-luhan secara efisien dan tercapainya tujuan penyuluhan secara efektif. Semua unsur ikut bertanggung jawab ter-hadap tercapainya tujuan penyuluhan.

Perlu difahami bersama bahwa kegagalan suatu sistem tentu disebabkan oleh kegagal-an atau kurang berfungsinya salah satu atau beberapa unsur yang membentuk sistem itu. Sambil membangun sistem secara utuh dan memperkuat unsur2-nya yang sangat men-desak untuk ditata adalah unsur pendidikan dan pelatihan yang akan menyiapkan SDM untuk unsur lainnya. Yang perlu ditata tidak hanya lembaga2 Diklat yang ada di masing2 Departemen, tetapi juga dengan memperhi-tungkan dan memanfaatkan lembaga2 pendidikan lain yang banyak terdapat di negara ini.

Penyuluhan Pembangunan hendaknya di-laksanakan dengan berbasis pengetahuan (knowledge based) dan berbasis penelitian (research based), baik prosesnya maupun materinya. (Agar lebih menjamin efektivitas, efisiensi dan berkelanjutan) Penyuluhan Pembangunan hendaknya di-laksanakan dengan mengikut sertakan unsur-unsur masyarakat (LSM, orkemas, or-mas, dll), secara sukarela dengan terlebih dahulu memberdayakan mereka sehingga mereka akan mampu berpartisipasi secara optimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.

S E K I A N SELAMAT BERDISKUSI