DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI Seksi Kerasulan Kitab Suci, Paroki St. Thomas Rasul, Jakarta, 16 Pebruari 2012
Temukan Tuhan Yang Hadir (Lukas 19: 1-10)
Latar Belakang Kisah Zakheus adalah bagaimana orang “pendek” berusaha menemukan Tuhan. Yesus Sang gembala baik mencari orang yang terkucilkan di masyarakat. Yesus tidak pernah melihat kesalahan yang pernah dibuat sebagai harga mati bagi seseorang. Pertemuan dengan Yesus dalam perjamuan Ekaristi di rumahnya menyebabkan Zakheus bertobat. Zakheus memberi separuh harta bendanya! Zakheus akan mengembalikan empat kali lipat apa yang diperasnya.
Zakheus, kepala pemungut cukai Sejak mulanya ia sudah kaya, sebab memiliki modal besar, sehingga diangkat sebagai kepala pemungut cukai. Ia menjadi semakin kaya, dengan cara memeras.
Pekerjaan Zakheus Zakheus hidup dari selisih uang antara jumlah yang ditetapkan penjajah dan jumlah yang berhasil ditagihnya. Pekerjaan memungut cukai dipandang rendah oleh pemuka agama dan dibenci rakyat, baik karena alasan keagamaan maupun alasan politik dan sosial. Zakheus pantas menerima sanksi sosial yaitu dikucilkan.
Saat Yesus berjalan melalui Yerikho, Zakheus juga mau melihat Yesus itu. Awalnya Zakheus gagal, karena perawakannya kecil dan orang sekeliling Yesus tidak mau menyingkir.
Usaha Zakheus gigih Ia mencari akal untuk melihat orang apakah Yesus itu. Zakheus berlari dan memanjat pohon untuk melihat Yesus yang akan lewat.
Akhirnya dia bukan hanya melihat Yesus, tetapi Yesus melihat Dia. Usaha keras itu dilihat oleh Yesus sebagai sebuah kehendak kuat untuk berjumpa dengan Tuhan, maka sebagai gembala baik, Yesus melihat dan bisa membaca situasi dan hati Zakheus yang ingin berjumpa dengan Tuhan.
“Hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk 19: 7) Yesus tidak menunggu Zakheus datang terlebih dahulu kepadaNya, sambil berlutut dan memohon berkat pengampunanNya. Justru Yesuslah yang mendekati Zakheus`, bahkan mencarinya, ibarat seorang gembala yang baik.
Yesus berani melanggar pengucilan Zakheus Masyarakat bersungut-sungut, sebab seseorang tinggal di rumah seorang pendosa, maka ia mengambil bagian dalam hidupnya yang salah.
Zakheus datang kepada Yesus, bahkan dengan segera, kemudian dengan sukacita ia menyambut Yesus di rumahnya.
Perjamuan Sukacita itu menjadi tanda penyelamatan. Sehingga, terjadi keajaiban besar dalam diri Zakheus. Seorang kaya melepaskan diri dari harta miliknya dan menjadi warga Kerajaan Allah.
Zakheus memberi separuh harta bendanya Zakheus memberi separuh harta bendanya! Zakheus akan mengembalikan empat kali lipat apa yang diperasnya. Kehadiran Yesus dalam hidup Zakheus tidak hanya menimbulkan pengakuan iman, pujian atau kesaksian, tetapi menjadi nyata dalam perbuatan.
Ekaristi Keselamatan = pulihnya relasi antara manusia dengan Allah. Hari ini terjadi keselamatan kepada seisi rumah ini (Luk 19:9). Ungkapan seisi rumah ini kontras sekali dengan omelan masyarakat setempat. Berkat kehadiran Yesus, rumah Zakheus menjadi semacam “gereja”, tempat diadakannya liturgi kerahiman dan ritus persekutuan. Zakheus membuka pertemuan itu dengan semacam “pengakuan dosa”. Ia tidak merasa canggung duduk di meja makan bersama Yesus. Maka terjadilah “konsekrasi”, lewat kemanusiaan Yesus tampaklah keilahianNya. Ekaristi menghasilkan perbuatan nyata dalam berbagi.
Ekaristi menghasilkan perbuatan nyata dalam berbagi. Berbagi kepada sesama yang berbeda dan membutuhkan perhatian, sumbangan pikiran, waktu, tenaga, atau uang. Bisa juga berbagi darah bagi yang membutuhkan dalam aksi donor darah.
MEMBANGUN NIAT Bagaimana saya merasakan bahwa Tuhan yang hadir dan menyapa dalam diri dan hidup saya setiap saat? Bagaimana saya sebagai murid Tuhan menemukan Tuhan yang hadir dalam pribadi orang-orang di sekitar saya, terutama mereka yang berbeda, yang saya anggap berdosa atau orang-orang yang bersalah kepada kita?