PERTEMUAN 4 CONTOH SOAL ALAT SAMBUNG PAKU

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INTERAKTIF INTERAKTIF
Advertisements

Chapter 2 Math Essential 2nd week.
SOAL-SOAL RESPONSI 9 STAF PENGAJAR FISIKA.
Operations Management
TUGAS UAS LOGIKA & ALGORITMA * KNAPSACK PROBLEM *METODE GREEDY
START.
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
GAYA DALAM (INTERNAL FORCESS)
Baut Mutu Tinggi (HTB).
Struktur Baja II Jembatan Komposit
Studi Kelayakan Bisnis
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.

DETERMINAN MATRIKS Esti Prastikaningsih.
Teknik Pencarian Solusi Optimal Metode Grafis
Suku ke- n barisan aritmatika
Operations Management
Nama : Dwi Rizal Ahmad NIM :
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
1. = 5 – 12 – 6 = – (1 - - ) X 300 = = = 130.
METODE SIMPLEKS OLEH Dr. Edi Sukirman, SSi, MM
BAB 2 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SPLDV by Gisoesilo Abudi.
SRI NURMI LUBIS, S.Si.
ANALISA NILAI KELAS A,B,C DIBUAT OLEH: NAMA: SALBIYAH UMININGSIH NIM:
TURUNAN FUNGSI ALJABAR
Menggunakan Alat-alat Ukur
Oleh : Adhetya Kurniawan, M.Pd.
HITUNG INTEGRAL INTEGRAL TAK TENTU.
Dosen : Herlawati,S.SI,MM,M,KOM Bina Santika A.04 Dosen : Herlawati,S.SI,MM,M,KOM Bina Santika A.04.
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Persamaan Linier dua Variabel.
Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Soal Latihan.
Mata Pelajaran Kelas XI Semester 2
Luas Daerah ( Integral ).
SEGI EMPAT 4/8/2017.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
PERENCANAAN ELEMEN LENTUR
Penilaian Dalam Tes Bahasa
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
Bab 10 Struktur Sekor Struktur Sekor
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
Algoritma Branch and Bound
Umi Sa’adah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2012
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
DISTRIBUSI FREKUENSI.
ENDAH MELATI DEWI KELAS : A NIM ;
TRANSMISI SABUK (BELT). Roda Gigi Sabuk dan Pulley Rantai dan Sproket Tali Kabel.
JamSenin 2 Des Selasa 3 Des Rabu 4 Des Kamis 5 Des Jumat 6 Des R R S S.
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit
Pertemuan Ke-8 Perencanaan Sambungan Baut
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
Bab – V SAMBUNGAN.
Korelasi dan Regresi Ganda
DISTRIBUSI PELUANG Pertemuan ke 5.
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Oleh : SABRIL HARIS HG, MT
DESAIN SAMBUNGAN croty.files.wordpress.com/2010/10/sambungan-des-2005.ppt.
PERTEMUAN 5 ANALISIS SAMBUNGAN BAUT
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini.
Transcript presentasi:

PERTEMUAN 4 CONTOH SOAL ALAT SAMBUNG PAKU Contoh 1. Rencanakan sambungan perpanjangan seperti gambar di bawah ini dengan menggunakan alat sambung paku. Kayu penyusun sambungan memiliki berat jenis 0,5. Asumsikan nilai λ sebesar 0,8. 2,5/12 10 kN 5/12 20 kN 2,5/12 10 kN Penyelesaian : Dicoba paku 4”BWG8 = diameter = 4.2 mm dan panjang 102 mm. (tabel 10) Menghitung tahanan lateral acuan satu paku (Z) Diameter paku (D) = 4,2 mm Kuat lentur paku (Fyb) = 620 N/mm2 (tabel 9) Kuat kayu samping dan kayu utama dianggap memiliki berat jenis yang sama yaitu 0,5, maka Fes=Fem = 31,98 N/mm2(tabel 8) dan Re = Fem/Fes=1,00 Tebal kayu samping (ts) = 25 mm

Penetrasi pada komponen pemegang (p) P = 102 mm – 25 mm – 50 mm = 27 mm (hal. 46) KD= 2,2 (untuk paku dengan deameter < 4,3 mm; lihat hal.42) Tahan lateral acuan (Z) satu irisan :

Moda kelelehan Tahanan lateran acuan (N) Is 10074 IIIm 4432 IIIs 4221 IV 4302 Tahanan lateran acuan untuk dua irisan, Z = 2x4221 =8442 N Menghitung tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’) Nilai koreksi penetrasi (Cd) P=27mm >6D (6x4,2 = 25,2 mm) <12D (12x4,2 = 50,4 mm), maka Cd = p/12D=27/(12x4,2)=0,536 Z’=CdZ (Cdi, Ceg dan Ctn tidak diperhitungkan) Z’=0,536x8442 = 4525 N Menghitung tahanan lateral ijin satu paku (Zu) Zu = λØzZ’ Zu = 0,8x0,65x4525 Zu = 2353 N

Ketentuan penempatan alat sambung paku : Menghitung jumlah paku (nf) Nf = P/Zu = 20000/2353 = 8,5 paku; dipasang 10 paku 3 d 6 b 5/12 3 d c c a 7,5 7,5 5 cm x 4 Ketentuan penempatan alat sambung paku : Spasi dalam satu baris (a) : 10xD = 42 mm ≈ 50 mm Jarak antar baris (b) : 5xD = 21 mm ≈ 30 mm Jarak ujung (c) : 15xD = 63 mm ≈ 75 mm Jarak tepi tidak dibebani (d) : 5xD = 21 mm ≈ 30 mm

Menghitung tahanan lateral acuan satu batu (Z) Contoh 2 : Hitunglah gaya tari P maksimum yang diijinkan dari sambungan satu irisan dibawan ini, jika paku yang dipergunakan adalah 3’BWG10, berat jenis kayu adalah 0,55 dan faktor waktu sebesar 1,00. 5/12 3/12 3x4 P P 5x3 7 7 Penyelesaian : Menghitung tahanan lateral acuan satu batu (Z) Paku 3’BWG10 memiliki diameter 3,4 mm dan panjang 76 mm Kuat lentur paku (Fyb) = 689 N/mm2 Kuat tumpu kayu ; Fes=Fem = 38,11 N/mm2 dan Re = 1,00 Tebal kayu penyambung (tebal kayu terkecil) = 30 mm Kedalaman penetrasi (p) = 76 mm - 30 mm = 46 mm KD = 2,2 (diameter paku < 4,3 mm)

Moda kelelehan Tahanan lateran acuan (N) Is 5831 IIIm 3126 IIIs 2163 IV 1622 Menghitung tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’) Nilai koreksi penetrasi (Cd) P=46 mm>12D(12x3,4=40,8 mm) maka Cd = 1,00 Z’=CdZ = 1,00x1622 = 1622 N Menghitung gaya tarik maksimum sambungan (P) P ≤ nfλØzZ’ P ≤ 12x1,00x0,65x1622 P ≤ 1261 N Jadi Gaya tarik P maksimum adalah 12, 6 kN

Contoh 3 5/12 4 2x3 2x3/12 4 3x4 Tampak Atas Tampak Samping Hitunglah besarnya gaya tarik P dari sambungan buhul di atas yang tersusun dari kayu dengan berat jenis o,6 dan paku 2,5”BWG11. Asumsikan nilai faktor waktu (λ) sebesar o,8.

Menghitung tahanan lateral acuan satu baut (Z) satu irisan Penyelesaian : Menghitung tahanan lateral acuan satu baut (Z) satu irisan Paku 2,5”BWG11 memiliki diameter =3,1 mm dan panjang = 6,3 mm Kuat lentur paku (Fyb) = 689 N/mm2 Kuat tumpu kayu ; Fes=Fem = 44,73 N/mm2 dan Re = 1,00 Tebal kayu penyambung (tebal kayu terkecil) = 30 mm Kedalaman penetrasi (p) = 63mm - 30 mm = 33 mm Kontrol overlapping : V=2x(p-0,5tm)=2x(33-25)=36 mm> 4D (4x3,1=12,4 mm) …(hal 46) KD = 2,2 (diameter paku < 4,3 mm) Moda kelelehan Tahanan lateran acuan (N) Is 6240 IIIm 2441 IIIs 2248 IV 1461 Karena penempatan paku pada dua sisi, makan tahanan lateral acuan : Z = 2x1461 = 2921 N

Menghitung tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’) Nilai koreksi penetrasi (Cd) P=33 mm>6D(6x3,1 = 18,6 mm <12D )12x3,1=37,2 mm) maka Cd = p/12D=33/37,2 = 0,89 Z’=CdZ = 0,89x2921 = 2599 N Menghitung gaya tarik maksimum sambungan (P) P ≤ nfλØzZ’ P ≤ 9x0,8x0,65x2599 P ≤ 12163 N Jadi Gaya tarik P maksimum adalah 12 kN

TERIMA KASIH

12,5 kN 3/12 6/12 25 kN 3/12 12,5 kN Rencanakan sambungan perpanjangan seperti gambar di atas dengan menggunakan alat sambung paku. Kayu penyusun sambungan memiliki berat jenis 0,6 dan λ = 0,4.