Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KUMPULAN SOAL 4. FLUIDA H h
Advertisements

Metode Mikrobiologis-2
Pengukuran Sudut Sudut adalah bangun yang dibentuk oleh 2 sinar garis yang bersekutu pada pangkalnya. 2 sinar garis itu disebut kaki sudut. Pangkal kedua.
PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA KECAP TUTUT   Sidang Komprehensif Oleh:  EVIYANTI SIMANJORANG.
TELUR ASIN HERBAL Oleh: Iwan Setiyatmoko, S. Pt THL/TBPP Kec
Adi Magna Patriadi N. Produksi Ternak FP-UNS
TELUR & MANFAATNYA manik eirry sawitri.
PARASIT & PENYAKIT IKAN I
Pembuatan dan pengiriman spesimen PA
TEKNIK ISOLASI Ir. Woro Hastuti Satyantini, M. Si
TRANSPIRASI.
Pengamatan Morfologi Protista
Gen, Kromatin Dan Kromosom
INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Cara Membuat Yoghurt yang Benar
Transpirasi Tumbuhan Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi.
Interspecific Hybridisation
Sistem Osmosis Tujuan : - Mempelajari proses osmosis yang terjadi pada sel. - Mempelajari pengaruh osmosis terhadap perubahan bentuk sel. Pendahuluan Osmosis.
SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK
ALAT UKUR DAN PENGGUNAANNYA
Kembang Tahu Perangsang ASI
Metode Pembuatan Bioarang
PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA NAPHTOL
Jenis praktikum alat peraga jenjang SD
MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA
TUGAS DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN
PARTOGRAPH By Vetty Priscilla.
Teknologi Pengolahan Hortikultur Nata de Banana Skin
Biodesel dari Minyak Jelantah
INTERFERENSI LAPISAN TIPIS
Prosedur Pewarnaan Tulang Janin
Praktikum Mikrobiologi Lingkungan
ANALISIS SPERMA Oleh ARNI AMIR.
IDENTIFIKASI BAKTERI Zainab, M.Si., Apt.
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH
Oleh : Huwilda Hindrika Jaka Ramananda Fitri Nava Kasat Tri Hartati Uyun Matondang Edy Kurniawan Marbun Tiurma Yulita Sihombing.
STERILISASI ALAT DAN PEMBUATAN MEDIA AGAR
Peralatan Elektronika,
SIFAT FISIK KIMIA TELUR
Prosedur Pewarnaan Tulang Janin
Teknologi Pengawetan Kulit Mentah .
MANAJEMEN TELUR TETAS Keberhasilan penetasan, sangat ditentukan oleh kualitas dan manajemen telur tetas sejak dimulai dari sarang bertelur. Telur tetas.
PEMBENTUKAN TELUR DAN PENANGANAN TELUR SETELAH DITELURKAN
PERKEMBANGAN SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK (Plasentasi)
KOMPOSISI DAN STRUKTUR TELUR
TEPUNG TELUR.
PENETASAN TELUR.
FISIOLOGI DAN REPRODUKSI
Hidangan dari sayuran, telur, dan pasta
PERALATAN.
Pewarnaan kuman.
HITUNG ERITROSIT.
SALEP MATA OKSITETRASIKLIN
Teknik Pembuatan Sayatan Tipis
Sesi II Explorasi Biologi.
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2017
PEMBENTUKAN TELUR DAN PENANGANAN TELUR SETELAH DITELURKAN
Praktikum mikrobiologi
PERKEMBANGAN SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK (Plasentasi)
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
Alat pH Meter Khoirul Anam.
PEMPROSESAN ALAT.
DAYA KAPILARITAS. DAYA KAPILARITAS TUJUAN Mengetahui daya kapilaritas pada medium kertas tisu 2. Mengetahui komponen penyusun zat warna pada tinta.
Preparasi mikroteknik jaringan (histokimia) batang padi
JENE VIDA CHRISTANTI, S.Sos. PRINSIP HITUNGAN CAWAN Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari : –
Fiksasi, dehidrasi, dan clearing
Infiltrasi, embedding, dan sectioning
Transcript presentasi:

Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam Epy Muhammad Luqman Bagian Anatomi Veteriner (Anatomi Perkembangan) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Tujuan : mempelajari keadaan morfologi atau struktur hewan, kepentingan taksonomi ataupun mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada masa perkembangan hewan. Pembuatan sediaan utuh (whole mounts) embrio ayam membutuhkan tahapan-tahapan diantaranya fiksasi, rehidrasi, pewarnaan, dehidratasi, penjernihan, dan mounting.

Pembuatan sediaan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang bertahap dan berhubungan satu dengan yang lain sehingga kesalahan atau ketidaktelitian pada salah satu tahapan dapat mengakibatkan hasil akhir yang kurang baik pula. Hasil sediaan whole mounts embrio ayam dapat digunakan dalam mempelajari embriologi serta dapat digunakan dalam penelitian adanya kelainan dalam pertumbuhan embrio.

Bahan yang digunakan : telur ayam bertunas (TAB), larutan fiksasi Bouin, pewarna Acetocarmine, larutan NaCl fisiologis (0.75%), aquadest, Alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 90%, 100% dan absolut, xylol dan Entelan. Peralatan yang digunakan : petridish, karton yang dilubangi sebagai pemegang embrio, gunting, gelas obyek dan penutup, pipet Pasteur, gelas piala dan inkubator.

Metode 1. Isolasi Telur bertunas dieramkan di dalam inkubator suhu 38oC dengan masa inkubasi jam ke : 16 - 72. Dengan hati-hati kerabang dibuka, dimulai dari bagian tumpul, diusahakan kuning telur tidak pecah dan selaput khorio alantois tidak rusak. Disiapkan karton yang telah dibentuk menyerupai ring dengan garis tengah kira-kira 2-3 cm dan diletakkan diatas embrio. Karton akan melekat pada selaput khorio allantois. Permukaan karton untuk melekatkan embrio dibuat kasar atau dilapisi kertas saring. Gunting selaput tersebut mengelilingi karton dan angkat embrio yang melekat pada ring karton tersebut. Masukkan dalam petridish dan cuci dengan NaCl fisiologis sehingga sisa-sisa kuning telur tidak ada.

2. Fiksasi Setelah bersih, embrio dimasukkan dalam larutan fiksatif Bouin, diusahakan embrio merentang sempurna (tidak ada lipatan). Fiksasi dilakukan selama 24-48 jam. Setelah fiksasi, embrio dimasukkan dalam alkohol 70%, direndam sampai warna kuning hilang. Alkohol dapat diganti beberapa kali sampai warna kuning hilang. Didalam alkohol 70% embrio dapat disimpan sampai beberapa hari.

3. Rehidrasi Setelah warna kuning, embrio dimasukkan ke dalam alkohol berturut-turut 50%, 30% dan aquadest masing-masing 10 menit. 4. Pewarnaan Embrio dimasukkan ke dalam zat warna Acetocarmin selama 1 malam. Setelah itu embrio dicuci dengan aquadest agar kelebihan zat warna hilang, bila perlu dilakukan pewarnaan kembali.

5. Dehidratasi Dilakukan dehidratasi berturut-turut ke dalam alkohol 30%, 50%, 70%, 80% dan 90% masing-masing 30 menit kemudian alkohol 100% dua kali berturut-turut. 6. Penjernihan/Clearing Penjernihan dilakukan dengan xylol dengan campuran alkohol 100% secara bertingkat sebagai berikut : xylol : alkohol = 1 : 3 (selama 10 menit), xylol : alkohol = 1 : 1 (selama 10 menit), xylol : alkohol = 3 : 1 (selama 5 menit), xylol : alkohol = 3 : 1 (selama 2menit).

7. Mounting Preparat kemudian diletakkan di atas gelas obyek yang telah dibubuhi entelan atau Canada balsam dan letaknya diatur agar preparat tidak melipat, kemudian ditutup dengan gelas penutup, diusahakan tidak ada gelembung udara lalu periksa dibawah mikroskop.

Pelabelan pada telur ayam berembrio (TAB)

Melubang TAB dengan bor diameter 1 mm

Memasukkan zat uji dalam yolk TAB

Menutup lubang TAB dengan parafin cair

Inkubator elektrik kapasitas 50 TAB

Alat dan posisi saat koleksi embrio ayam

Struktur embrio ayam setelah inkubasi 24 jam Struktur embrio ayam setelah inkubasi 24 jam. Embrio ayam tepat di atas nucleus of pander (warna putih di tengah

Struktur 2 embrio ayam setelah inkubasi 24 jam Struktur 2 embrio ayam setelah inkubasi 24 jam. Embrio ayam tepat di atas nucleus of pander (warna putih di tengah

Karton tebal permukaan kasar untuk memfiksasi embrio (selaput tipis)

Pembilasan koleksi selaput berembrio menggunakan NaCl fisiologis 0.09% (Inkubasi 24 jam)

Struktur embrio ayam setelah inkubasi 72 jam Struktur embrio ayam setelah inkubasi 72 jam. Embrio ayam sudah mempunyai vesikel otak, jantng berdenyut & terdapat vaskularisasi

Pembilasan koleksi selaput berembrio mengguna kan NaCl fisiologis 0 Pembilasan koleksi selaput berembrio mengguna kan NaCl fisiologis 0.09% (inkubasi 72 jam

Embrio yang sudah bersih dari yolk, siap difiksasi menggunakan lar Embrio yang sudah bersih dari yolk, siap difiksasi menggunakan lar. Bouin

Pewarnaan embrio ayam menggunakan zat warna acetocarmin

Struktur vesikel otak Somite 72 jam inkubasi 24 Jam