MATERI MINGGU KE 2 DAN 3 : PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL Y = f(X1)
Materi : - Fungsi produksi - Produksi total (PT) - Produksi marjinal (PM) - Produksi rata-rata (PR) - Elastisitas produksi - Daerah produksi I, II dan III - Optimalisasi produksi
FUNGSI PRODUKSI Menggambarkan hubungan teknis antara output (Y) dengan input (X) Y = f (X1/X2, …, Xn) Y = f (X1) dimana : Y = output (produk) X = input Contoh kasus : Berikut ini disajikan data teknis antara berat badan ayam (Y, gr) dan penggunaan pakan (X1, gr).
1 15 2 34 3 48 4 60 5 70 6 78 INPUT (X) X OUTPUT (Y) Y PM (Y/ X) PR (Y/X) 1 15 2 34 3 48 4 60 5 70 6 78
7 84 8 88 9 90 10 89 11 86 INPUT (X) X OUTPUT (Y) Y PM (Y/ X) PR
KPT = Kurva Produksi Total Y = berat ayam (gr) KPT = Kurva Produksi Total C = Titik Balik M = PT maksimum (Ym) M Ym=90 C Yc O Xc Xm = 9 X = Pakan (gr)
PRODUKSI MARJINAL (PM) Tambahan output sebagai akibat tambahan satu-satuan input variabel. PM = ∆Y/∆X = f’(X) dimana : ∆ Y = Yt – Yt-1 ∆ X = Xt – Xt-1 Contoh ilustrasi PM sebagai berikut :
1 15 19 2 34 14 3 48 12 4 60 10 5 70 8 6 78 INPUT (X) X OUTPUT (Y) Y PM (Y/ X) PR (Y/X) 1 15 19 2 34 14 3 48 12 4 60 10 5 70 8 6 78
1 6 7 84 4 8 88 2 9 90 -1 10 89 -3 11 86 INPUT (X) X OUTPUT (Y) Y PM (Y/ X) PR (Y/X) 1 6 7 84 4 8 88 2 9 90 -1 10 89 -3 11 86
KURVA PRODUKSI MARJINAL Y = Berat Ayam KPT = Kurva Produksi Total M Ym C Yc C = Titik Balik PM maksimum (D) M = PT maksimum (Ym) ; PM = 0 D Yd O Xc Xm X = Pakan KPM = Kurva Produksi Marjinal
BERBAGAI MACAM KONDISI HUBUNGAN OUTPUT DAN INPUT Y INCREASING RETURNS TO SCALE X naik Y naik KPT Y Y Y O X
Y CONSTANT RETURNS TO SCALE X naik Y tetap KPT Y Y Y O X
Y KPT DECREASING RETURNS TO SCALE X naik Y turun Y Y Y O X
PRODUKSI RATA-RATA (PR) Merupakan Produksi Total per satuan input variabel. PR = Y / X Contoh ilustrasi PR sebagai berikut :
INPUT (X) X OUTPUT (Y) Y PM (Y/ X) PR (Y/X) 1 15 19 2 34 17 14 3 48 16 12 4 60 10 5 70 8 6 78 13
INPUT (X) X OUTPUT (Y) Y PM (Y/ X) PR (Y/X) 1 6 7 84 12 4 8 88 11 2 9 90 10 -1 89 8,9 -3 86 7,8
KURVA PRODUKSI RATA-RATA Y = Output C = Titik Balik PM maksimum (D) E = PR maksimum ; PR dan PM berpotongan M = PT maksimum (Ym) ; PM = 0 KPT = Kurva Produksi Total M Ym Ya A C Yc KPR = Kurva Produksi Rata-rata D Yd E Ye O Xc Xa Xm X = Input Variabel KPM = Kurva Produksi Marjinal
HUBUNGAN PT, PM dan PR Pada saat PT maksimum, PM = 0 Pada saat PR maksimum maka PM = PR PR = Y/X = f(X)/X PR mencapai maksimum bila Y/ X = f´(X) = 0 dan 2Y/ X2 = f´´(X)< 0 (PR)/ X = 0 f(X)/X]/ X = 0 X f´(X) – f(X)]/X2 = 0 Xf´(X) = f(X) f´(X) = f(X)/X PM = PR apabila PR maksimum
ELASTISITAS PRODUKSI ()
ELASTISITAS PRODUKSI ADALAH PERSEN PERUBAHAN OUTPUT KARENA ADANYA PERUBAHAN 1 % INPUT TERTENTU, SEDANGKAN INPUT LAINNYA TIDAK BERUBAH
ELASTISITAS PRODUKSI Elastisitas produksi () mengukur kepekaan output terhadap perubahan input Y X = ── ── Y X Y X Y X = ── × ── → = ── × ── Y X X Y Dalam hal X → 0
ELASTISITAS PRODUKSI Y Y X X Y X X Y x Padahal Y/X = PM = f’ (X) dan X/Y = 1/PR = PM/PR
DAERAH PRODUKSI : Kondisi dimana proses produksi berlangsung. Terdiri dari : Daerah I (Irrasional) Daerah II (Rasional) Daerah III(Irrasional) Penjelasan masing-masing Daerah Produksi sebagai berikut :
I III II I = Daerah Produksi I Irrasional II = Daerah Produksi II Rasional III = Daerah Produksi III Irrasional I III II
Daerah Produksi II (Rasional) OG = Nilai per satuan X dalam fisik Y Xop = X yang akan menghasilkan Y optimum Y E KPR G N KPM O Xa Xop Xm X Daerah Produksi II (Rasional)
CIRI DAERAH PRODUKSI I (IRRASIONAL) PM, PR keduanya positif (> 0) PM > PR PR sedang bertambah PR/X > 0 Terdapat keadaan PM mencapai maksimum Karena PM > PR >1 Daerah Produksi I berakhir pada saat PM = PR ( = 1)
DAERAH PRODUKSI II (RASIONAL) PM dan PR keduanya positif (> 0) PM < PR ; PM dan PR sedang turun PM/X < 0 ; PR/X < 0 Karena PM < PR maka < 1 Daerah Produksi II akan berakhir pada PM = 0 atau = 0 Pada Daerah Produksi II 1 > > 0
DAERAH PRODUKSI III (IRRASIONAL) Produksi Total menurun PM negatif (< 0) PR > 0 Karena PM bernilai negatif (< 0) maka < 0 (negatif)
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI dan KPT Perkembangan/kemajuan teknologi Penciptaan teknologi produksi yang baru yang > efisien dari teknologi sekarang akan menggunakan input yang lebih sedikit utk output tertentu; atau dengan jumlah input yang sama akan menghasilkan output lebih banyak
Perkembangan Teknologi Terhadap KPT Y = Output Ym’ M’ KPTo KPT1 N M Ym C’ KPT1 > KPTo Yc’ KPTo ; Xm Ym KPT1 ; Xm Ym’ Ym’ > Ym Ym pada KPTo Xm pada KPT1 Xm’ Xm’ < Xm Yc C O Xc Xm’ Xm X = Input Variabel
OPTIMALISASI PRODUKSI Tingkat produksi maksimum belum tentu sama dengan tingkat produksi optimum Bahasan tingkat produksi maksimum semata-mata bersifat teknis Bahasan tingkat produksi optimum menyangkut pembahasan EFISIENSI EKONOMI. Pada produksi optimum MAKSIMUM
TINGKAT PRODUKSI OPTIMUM = Y.Py – X.Px – FC (2) ” < 0 Slope NPM < Slope Px Y = Total Produksi ; Py = Harga/unit Y ; Px = Harga/unit X ; X = Jumlah input ; FC = Biaya Tetap Syarat maksimum : /X = 0 /X = f’(X).Py – Px = 0 f’(X).Py = Px PM.Py = Px NPM = Px atau PM = Px/Py
X pada Produksi Optimum NPM ; Px NPM A NPM = Px Px O X* Input pada produksi optimum X (Input)
Efek perubahan Py ; Px Apabila Py naik akan menggeser NPM ke kanan. Jika Px tetap maka jumlah X yang menghasilkan Y optimum bertambah (sebaliknya) Bila Px naik ; Py tetap X yang menghasilkan Y optimum bertambah kecil Bila Px dan Py berubah bersamaan X yang menghasilkan Y optimum tergantung pada rasio harga input (Px) dan harga output (Py)
Py & X pada Produksi Optimum NPM3 NPM2 NPM ; Px NPM1 Px O X1 X2 X3 Input pada produksi optimum X (Input)
Px & X pada Produksi Optimum NPM ; Px NPM Px3 Px2 Px1 O X3 X2 X1 Input pada produksi optimum X (Input)
Py & Px --> X pada Produksi Optimum berubah NPM ; Px NPM2 NPM1 Px2 Px1 O X1 X2 Input pada produksi optimum X (Input)
Py & Px --> X pada Produksi Optimum tetap NPM2 NPM ; Px NPM1 B NPM2 = Px Px2 A NPM1 = Px Px1 O X* Input pada produksi optimum X (Input)
Px = 32 Py = 2 X Y PM NPM C TR 1 100 32 200 168 54 2 132 64 264 23 46 3 155 96 310 214 19 38 4 174 128 348 220
Px = 32 Py = 2 X Y PM NPM C TR 16 32 5 190 160 380 220 15 30 6 205 192 410 218 13 26 7 224 436 212 12 24 8 230 256 460 204