DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FATETA-IPB HAMA DAN PENYAKIT (PESTS AND DISEASES) PENYIMPANAN/PENGGUDANGAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FATETA-IPB Pebruari 2005
Pendahuluan Hama mengambil komoditi secara langsung (fisik) Penyakit mis.: burung, serangga, rodent (tikus, dll) Penyakit mengambil komponen kimia dari komoditi merombak senyawa kimia secara enzimatis mis.: bakteri, kapang/jamur, khamir, virus?
(RODENT/PENGERAT: TIKUS) HAMA PENYIMPANAN/PENGGUDANGAN (RODENT/PENGERAT: TIKUS) 3 alasan utama tikus (rats and mice) perlu diperhatikan: komoditi Kerugian langsung Susut bobot Kerugian tidak langsung Harga jatuh krn bau urine/kotoran kebiasan Kerusakan komoditi Kerusakan struktur bangunan Kebakaran Mengerat Membuat liang Vektor penyakit berbahaya
Tikus rumah, kelabu, selokan/riol) (The brown rat, Rattus norvegicus ) JENIS/SPESIES TIKUS Tikus rumah, kelabu, selokan/riol) (The brown rat, Rattus norvegicus ) Tikus hitam, atap (The ship rat, Rattus rattus) Tikus semak/huma (The Pacific rat, Rattus exulans (Polinesian rat) Mencit rumah (The house mouse, Mus musculus) Tikus sawah (Rattus argentiventer) The Egyptian spiny mouse, Acomys cahirinus The multunammate rat, Praomys (Mastomys) natalensis Tikus wirok( The lesser bandicoot rat, Bandicota bengalensis = Bandicota indica) Dll.
Tikus rumah (The brown rat, Rattus norvegicus) Spesies tikus Tikus rumah (The brown rat, Rattus norvegicus) Seluruh dunia Perdagangan internasional Perpindahan manusia Asal : Asia Pantai, pelabuhan Di banyak negara Asia terusir oleh B. bengalensis Morfologi Warna punggung coklat kelabu, perut kelabu muda, ekor belang dua, kaki putih Panjang kepala + badan 180-250 mm, ekor lebih pendek Bobot dewasa sampai 400 grams Telinga tebal, opaque dan pendek dengan rambut halus, Moncong tumpul. Spesies paling penting vektor penyakit hama pengerat utama.
Tikus hitam, atap (The ship rat, Rattus rattus) Spesies tikus Tikus hitam, atap (The ship rat, Rattus rattus) Seluruh dunia Perdagangan internasional Perpindahan manusia Asia tenggara Masuk kontinen sampai jauh dari pantai Disebut juga tikus buah dan Alexandrine rat Morfologi Warna punggung hitam s/d merah coklat, perut kelabu gelap s/d putih, ekor belang dua, kaki putih Panjang kepala + badan 150 - 220 mm, ekor lebih panjang Bobot dewasa 150-250 grams Telinga tipis, translucent dan besar tanpa rambut Moncong meruncing. Merusak buah Masuk bangunan Ahli memanjat Vektor kutu penyebab penyakit pes.
Tikus semak (The Pacific rat, Rattus exulans ) Spesies tikus Tikus semak (The Pacific rat, Rattus exulans ) Penyebaran : pulau-pulau di Pasific, Bangladesh Morfologi Warna punggung coklat kelabu, perut kelabu muda, ekor belang dua, kaki putih Panjang kepala + badan 110-130 mm, ekor lebih panjang Bobot dewasa sampai 45 grams Ahli memanjat hama pohon kelapa
Mencit rumah (The house mouse, Mus musculus) Spesies tikus Mencit rumah (The house mouse, Mus musculus) Asal : Asia Tengah Perdagangan internasional Perpindahan manusia Seluruh dunia Morfologi Warna punggung coklat s/d coklat kelabu, perut kelabu, ekor belang dua Panjang kepala + badan 70-110 mm, ekor kira-kira sama Kaki kecil Bobot dewasa sampai 15 - 30 grams Telinga besar Moncong runcing. Pintar memanjat
Tikus sawah (Rattus argentiventer) Spesies tikus Tikus sawah (Rattus argentiventer) Morfologi Warna punggung kelabu gelap, perut keputihan, ekor belang dua, kaki putih Panjang kepala + badan + ekor 270-370 mm, ekor pendek (95 % dari kepala + badan) Bobot dewasa sampai 100 - 230 grams Daya toleransi tinggi Daerah hidup luas pegunungan, perumahan, daerah basah - kering
Tikus wirok(Bandicota bengalensis = Bandicota indica) Spesies tikus Tikus wirok(Bandicota bengalensis = Bandicota indica) Asal : Pakistan dan Indonesia Di berbagai daerah berkembang dan mengusir spesies lain Morfologi Warna punggung coklat gelap atau (jarang) coklat pucat, perut kelabu gelap s/d muda, ekor gelap Panjang kepala + badan +/- 250 mm, ekor lebih pendek Bobot dewasa sampai 400 – 500 grams Bulu panjang dan lusuh merusak lantai bangunan mampu merusak sawah tergenang berpindah lewat darat atau saluran air sulit diberantas dengan rodentisida Perilaku agresif aktif membuat lubang ahli berenang tahan rodentisida
BIOLOGI, PERILAKU DAN KEBIASAN TIKUS RELEVAN DENGAN PENGENDALIAN Reprodusi Umur hanya 1 tahun dan berkembang cepat terutama pada kondisi yang sesuai Betina beranak sampai 5 kali seumur hidup R. norvegicus dan R. rattus 7 or 8 anak tiap kali beranak The multimammate rat sampai 20 anak tiap kali Mencit rumah dapat beranak setiap 4 minggu
BIOLOGI, PERILAKU DAN KEBIASAN TIKUS RELEVAN DENGAN PENGENDALIAN Indra Indra penciuman dan peraba baik Indra penglihatan lemah Sensitif cahaya Buta warna umpan berwarna Menerima ultrasonik sampai 100 KHz pengusir ultrasonik Kemampuan fisik Ada ahli panjat Ada penggali lubang Ada yang dapat meloncat 77 cm vertikal, 120 cm horizontal Ada yang ahli membuat sarang Kemampuan mengerat
BIOLOGI, PERILAKU DAN KEBIASAN TIKUS yang RELEVAN DENGAN PENGENDALIAN Kebiasaan makan Omnivora Makan 10 % bobot badan/hari Mengerat 5 x bobot badan/hari Kembali ke tempat yang sama untuk makan Menghindari tempat yang berbahaya Aktivitas Aktif dalam gelap kecuali terpaksa/kelaparan Puncak utama aktivitas sesaat setelah matahari terbenam Puncak minor aktivitas sekitar sebelum matahari terbit
BIOLOGI, PERILAKU DAN KEBIASAN TIKUS RELEVAN DENGAN PENGENDALIAN Reaksi terhadap obyek baru dan keseganan pada umpan Mampu dan mudah beradaptasi Mus musculus meng-explore obyek baru R. rattus dan R. norvegicus perlu waktu untuk mencoba Jika membahayakan/beracun tidak akan dicoba lagi Movement Mobile dan cepat menyebar Kondisi cocok tidak akan pergi jauh Jika tidak terpaksa tidak akan pergi jauh dg alasan predator dan exhaustion Kompetisi Intra dan inter spesies B. indica yang terkuat dan M. musculus yang terlemah Ada sistem hierarki dalam satu spesies
INDIKATOR KEBERADAAN TIKUS Kerusakan Lubang Jejak kaki Sebaran remah Noda Sudah ada infestasi dan secara ekonomis sudah timbul kerugian besar Indicator dini jejak pada trap disekitar lubang masuk
PENGENDALIAN TIKUS Prinsip pengendalian Tindakan pencegahan monitoring kerjasama Tindakan pencegahan sanitasi bangunan anti tikus pencegahan alami (predator) Pengendalian mekanis Jebakan mekanis/perekat ultrasonik Pengendalian kimiawi Contact dust (untuk mengetahui infestasi awal) Safety/keamanan Unwanted poisoning
Monitoring Kerjasama Prinsip pengendalian Untuk mengetahui keberadaan tikus, jenis dan asalnya Laporan monitoring harus berisi: Waktu/tanggal monitoring; Jumlah, tipe dan posisi tanda-tanda keberadaan tikus; Kondisi bangunan (pipa/dinding retak etc., kondisi produk dan kebersihannya); Kondisi sekitar bangunan sebagai potensi sumber tikus; Laporan-laporan dari pihak lain; Waktu/tanggal pemberian umpan; Jumlah stasiun umpan dan peletakannya; Jumlah umpan dan tenaga kerja; Rekomendasi perbaikan mis.: perbaikan bangunan atau aksi lebih lanjut Kerjasama Pengendalian mesti dilakukan secara bersama-sama dalam satu lingkungan
Pengendalian kimiawi Kelemahan: Rodentisida akut langsung membunuh Rodentisida kronis (Anti koagulan) tidak langsung keracunan Dosis tunggal Multi dosis Peletakan tidak terus menerus Pengumpanan pada jalur masuk Fumigasi Kelemahan: Rodentisida akut menyebabkan keengganan makan umpan Perlu waktu sampai umpan beracun dimakan tikus Bahaya bagi manusia dan hewan piaraan Hanya efektif jika diimbangi dengan sanitasi yang baik
Diagram untuk perencanaan pengendalian tikus
HAMA PENYIMPANAN/PENGGUDANGAN (SERANGGA) 3 ordo serangga hama utama gudang Coleoptera (kumbang) Sayap depan keras (elytra), metamorfosis sempurna Lepidoptera (moth/ngengat) Punya sayap depan dan belahan, metamorfosis sempurna Psocoptera (psocid/kutu buku) Sering tidak bersayap, antena panjang beruas banyak, ukuran sangat kecil, transparan (sering salah identifikasi dianggap tungau, tungau sendiri kelompok mana?), metamorfosis tidak sempurna
Ordo serangga lain Hymenoptera (semut dan tawon) Diptera (lalat) Bersifat parasit, jika jarang disemprot pestisida, metamorfosis sempurna Diptera (lalat) Terutama pada ikan (saat pengeringan) atau ada yang busuk, metamorfosis sempurna Hemiptera (kepik) Metamorfosis sempurna, pada komoditi dengan kadar lemak tinggi, penyebab peningkatan FFA Isoptera (rayap) Metamorfosis tidak sempurna, hidup berkoloni, tidak bersayap kecuali akan membentuk koloni baru, tidak merusak komoditi tetapi merusak bangunan kayu Dictyoptera (kecoak) Metamorfosis tidak sempurna, ada yang bersayap ada yang tidak, pada penyimpanan kecil (RT) dengan sanitasi kurang baik
Serangga hama penyimpanan bijian tropis COLEOPTERA: (kumbang) ANOBIIDAE BOSTRICHIDAE BRUCHIDAE CUCUJIDAE CURCULIONIDAE DERMESTIDAE SILVANIDAE TENEBRIONIDAE Lasioderma serricorne (F) Rhyzopertha dominica (F) Prostephanus truncatus (Horn). Acanthoscelides obtectus (Say) Callosobruchus spp. Zabrotes subfasciatus Boheman Cryptolestes spp. Sitophilus oryzae (L) S. zeamais Motschulsky Trogoderma granarium Everts Dermestes spp. Oryzuephilus surinamensis (L)* Tribolium castaneum (Herbs") LEPIDOPTERA: (moth=ngengat) GELECHIIDAE PYRALIDAE Sitotroga cerealella (Olivier) Ephestia cautella (Walker) Plodia interpunctella (Hubner) Corcyra cephalonica (Stainton)
Spesies Serangga pada bijian yang kurang kering COLEOPTERA: ANTHRIBIDAE BOSTRICHIDAE BRUCHIDAE CLERIDAE CRYPTOPHAGIDAE DERMESTIDAE LATHRIDIIDAE MYCETOPHAGIDAE NITIDULIDAE OSTOMIDAE PTINIDAE SILVANIDAE TENEBRIONIDAE Araecerus fasciculatus Degeer Dinoderus spp. Bruchidius spp., Specularius spp. Necrobia rufipes Degeer Thaneroclerus buqueti Lefevre Henoticus californicus (Mann) Cryptophagus spp Attagenus spp., Dermestes spp. Corticaria spp., Lathridius spp. Typhaea stercorea (L) Carpophilus spp. Tenebroides mauritanicus (L) Ptinus spp.*, Trigonogenius spp., Gibbium spp. Cathartus quadricollis (Guerin) Alphitobius spp., Gnatocerus spp. Palorus spp. LEPIDOPIERA: OECOPHORIDAE Endrosis sarcitrella (L) PSOCOPTERA: (Psocid) LIPOSCELIDAE Liposcelis spp. Note: Common only in cool upland tropics.
yang RELEVAN DENGAN PENGENDALIAN EKOLOGI SERANGGA yang RELEVAN DENGAN PENGENDALIAN Ciri umum Ukuran tubuh relatif kecil Reproduksi sejak mulai dewasa Tingkat perkembangbiakan sangat tinggi Menghasilkan banyak telur setiap kali bertelur Faktor biotik lingkungan yang berpengaruh kompetisi antar spesies food web Faktor fisik lingkungan yang berpengaruh suhu keberadaan oksigen RH udara kadar air komoditi pengolahan awal
DETEKSI SERANGGA HAMA curahkan bjian dicari dijebak secara fisik analisis protein dengan ELISA pengukuran karbondioksida (respirasi) dijebak dengan jebakan sinar UV dijebak dengan feromon
PENGENDALIAN SERANGGA HAMA Sanitasi gudang dan komoditi (deteksi) Pendinginan Disinfestasi dengan panas Rotasi stok Impact, pneumatic augers Residual insecticides Fumigasi (metil bromida (CH3Br), Fosfin (PH3)) Karbondioksida
PENDINGINAN PEMBALIKAN TUMPUKAN AERASI PENDINGINAN/CHILLING Rusty grain beetle - 5 oC selama 8 minggu - 10 oC selama 6 minggu - 15 oC selama 4 minggu
Acute mammalian toxicities (LD50 - mg/kg body weight) for contact insecticides currently of use in stored-Brain insect control
Maximum residue limits (MRL) and acceptable daily intake Levels (ADI) (mg/kg or ppm) recommended by FAD/WHO as at April 1992
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN FOSFIN DAN METIL BROMIDA FUMIGASI KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN FOSFIN DAN METIL BROMIDA Phosphine Methyl bromide Easy to transport Refillable cylinders are expensive to transport Easy to apply Difficult to apply, requiring special equipment and skill Good penetration and distribution Distribution rather poor Taint, residues and loss of viability in treated seeds are generally negligible Sorption occurs and may cause taint, bromide residues and loss of viability in treated seeds Slow acting, particularly at low temperatures and humidities* Rapidly toxic and widely effective even at lower temperatures Flammable: spontaneously explosive ignition can occur in some circumstances Non-flammable High acute mammalian toxicity but low chronic toxicity Dangerous acute and chronic poison with delayed symptoms Fairly easy to detect Very easy to detect Rapidly lost by leakage unless fumigation space is well sealed and gas tight soon after application Needs very good seeing before application * Not recommended for use at temperatures below 12°C. Source: Adapted from Pest Control for Food Security, FAO Plant Production and Protection Paper 63 (Prepared for FAO by ODNRI), FAO, Rome (1985).
Average concentrations of phosphine (mg/l) required to give 100 per cent mortality of all developmental stages of insects under experimental conditions
Pest control techniques: current options
PENYAKIT PENYIMPANAN
Source: IRI
26 26 28