UJI MODEL Pertemuan ke 14.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Regresi.
Advertisements

Evaluasi Model Regresi
Regresi Linear Berganda: Perkiraan Interval dan Pengujian Hipotesis
ANALISIS KORELASI.
KULIAH KE 3 METODE EKONOMETRIKA
UJI HIPOTESIS.
ANALISIS DATA Dr. Adi Setiawan.
Statistik Parametrik.
MODEL REGRESI LINIER GANDA
REGRESI LINIER SEDERHANA
VI. ESTIMASI PARAMETER Estimasi Parameter : Metode statistika yang berfungsi untuk mengestimasi/menduga/memperkirakan nilai karakteristik dari populasi.
BAB XI REGRESI LINEAR Regresi Linear.
Modul 6 : Estimasi dan Uji Hipotesis
ANAILSIS REGRESI BERGANDA
Uji Korelasi dan Regresi
Erni Tri Astuti Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER
UJI ASUMSI KLASIK.
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
ANALISIS REGRESI Pertemuan ke 12.
KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
PEMBAHASAN Hasil SPSS 21.
BAB XIII REGRESI BERGANDA.
BAB VI REGRESI SEDERHANA.
VALIDASI ROC KURVA ANALISIS REGRESI
Probabilitas dan Statistika
FILEMON MEIDIANTO DJA ( ). 1.1 Latar Belakang  BUMN merupakan perusahaan yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara.
ANALISIS KORELASI.
Anas Tamsuri UJI STATISTIK UJI STATISTIK.
Contoh Perhitungan Regresi Oleh Jonathan Sarwono.
Uji Hipotesis.
REGRESI LINIER SEDERHANA
Regresi & Korelasi Linier Sederhana
BAB VII ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA
Analisis Korelasi dan Regresi linier
UJI ASUMSI KLASIK & GOODNESS OF FIT MODEL REGRESI LINEAR
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
REGRESI LINEAR DALAM ANALISIS KUANTITATIF
Pertemuan ke 14.
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
STATISTIKA INDUSTRI I ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER (1)
Pertemuan Ke-7 REGRESI LINIER BERGANDA
Analisis Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik MULTIKOLINIERITAS 2. AUTOKORELASI
MENDETEKSI PENGARUH NAMA : NURYADI.
ANALISIS REGRESI BERGANDA
Pertemuan ke 14.
REGRESI LINEAR SEDERHANA
PERAMALAN DENGAN GARIS REGRESI
Universitas Esa Unggul
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
ANALISIS DASAR DALAM STATISTIKA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
STATISTIKA INDUSTRI I ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER (1)
ANALISIS KORELASI.
Operations Management
Estimasi.
MUHAMMAD HAJARUL ASWAD
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Disampaikan Pada Kuliah : Ekonometrika Terapan Jurusan Ekonomi Syariah
CHI SQUARE DAN UJI PERSYARATAN ANALISIS
Uji Asumsi Analisis Regresi Berganda Manajemen Informasi Kesehatan
BAB 6 MULTIKOLINIERITAS
Pengantar Aplikasi Komputer II Analisis Regresi Linier Berganda
Pertemuan 13 Autokorelasi.
UJI ASUMSI KLASIK.
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
Bab 4 ANALISIS KORELASI.
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Teknik Regresi.
Transcript presentasi:

UJI MODEL Pertemuan ke 14

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan dan menghitung R2 test Menjelaskan dan menghitung Multikolinieritas Menjelaskan dan menghitung F-test Menjelaskan dan menghitung Auto korelasi Menjelaskan dan menghitung Validasi

Dimana, Y = variabel terikat (dependent) Dari model regresi yang diperoleh baik model linier maupun model nonlinier, misalnya regresi linier Y = a + bX1 + cX2 + ..... + kXi +  Dimana, Y = variabel terikat (dependent) X = variabel bebas (independent) a = nilai konstanta b, c, .. = koefisien arah regresi (dugaan koefisien regresi)  = kesalahan pengganggu Maka dilakukan beberapa uji model, yang meliputi antara lain yaitu: Uji Koefisien Determinasi (Coefficient of Determination Test) atau R2 Test Uji multikolinearitas Uji uji f atau f-test (anova) Uji auto korelasi atau durbin-watson-test Uji validasi

Uji Koefisien Determinasi atau R² Test (Coefficient of Determination Test) Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas X (faktor yang mempengaruhi termasuk faktor kesalahan pengganggu) terhadap variasi (naik turunnya) variabel terikat Y. R² juga digunakan untuk mengukur seberapa dekat garis regresi terhadap data. Nilai R² berkisar antara 0 – 1 (0 < R² < 1). Semakin dekat nilai Y dari model regresi kepada titik-titik data, maka nilai R² semakin tinggi. Dengan kata lain. Nilai R2 semakin mendekati 1 berarti variasi peubah tidak bebas (Y) sangat dipengaruhi oleh variasi peubah bebas (X), dan sebaliknya jika nilai koefisien determinasi mendekati 0 berarti variasi tidak bebas (Y) sangat kecil dipengaruhi oleh variasi peubah bebas (X). untuk menentukan model regresi yang dipakai, dapat digunakan acuan Rsquare terbesar.

SOAL – SOAL YANG DIPECAHKAN Data berikut ini menunjukkan adanya hubungan (korelasi) linier antara pengalaman bekerja dengan tingkat produktivitas pekerja Pengalaman (tahun) X Produktivitas ( % ) Y 10 3 1 5 4 8 7 6 60 100 80 65 75 70 95 85

Rumus dari Rsquare adalah : Yi = y data Yc = y estimasi dari persamaan regresi Yr = y rata-rata

UJI MULTIKOLINEARITAS Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terjadi maka dinyatakan terdapat problem multikolinearitas (multiko). Pendekatan adanya multiko adalah : Besaran VIF dan Tolerance bernilai 0,95 < X < 1,05. Koefisien korelasi antar variabel bebas harus lemah (r < 0,5).

UJI UJI F ATAU F-TEST (ANOVA) Uji F digunakan untuk menguji apakah rata-rata dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak. Untuk menguji suatu variabel harus digunakan F signifikan (X < 0,5). Jika F signifikan lebih besar dari 0,5 maka pemodelan tersebut tidak bisa diterima karena dua data tersebut sama.

UJI AUTO KORELASI ATAU DURBIN-WATSON-TEST Hasil model regresi dianggap bahwa kesalahan pengganggu  merupakan variabel acak yang bebas yang mempengaruhi variabel teterikat (auto korelasi). Jila terjadi auto korelasi, maka dapat dinyatakan bahwa estimasi estimasi parameter populasi akan lebih tidak tepat (precise). Durbin-Watson-test, dilakukan untuk menguji ada tidaknya auto korelasi antara variabel-variabel yang diteliti.

Pengujian dilakukan dengan rumus: Statistik pengujian Durbin-Watson untuk hipotesis (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut: H0 : ada autokorelasi positif dan negatif Ha : tidak ada autokorelasi positif dan negatif Kriteria pengujian: H0 akan diterima atau nilai d adalah nyata (significant) dan tidak ada korelasi (positif atau negatif) jika : d > du dan d < (4 – du) H0 akan ditolak atau ada autokorelasi jika : d < dl dan d > (4 – dl) Hasil pengujian tidak dapat disimpulkan jika dl < d < du dan (4 – du) < d < (4 – dl)

UJI VALIDASI Uji selanjutnya dari model regresi adalah uji validasi, digunakan untuk menguji apakah nilai dari koefisien variabel yang diteliti masih terdapat dalam selang prediksi apablia dilakukan pengujian terhadap n sampel yang tidak dimasukkan ke dalam analisis regresi tersebut dan diambil secara acak. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menilai apakah model yang terbentu tersebut dapat mewakili populasinya. Dari model yang terbentuk ada 2 macam pendugaan yang diperoleh, yaitu pendugaan confidence interval untuk nilai rata-rata Y dan prediction interval untuk nilai tunggal Y Pendugaan inteval untuk nilai rata-rata Y X Y Pendugaan inteval untuk nilai tunggal Y Model Regresi

1. Uji Nilai Rata-rata Y Dimana: Y0 = Nilai Y dari model t/2 = Nilai distribusi t dengan derajad kebebasan n-k-1 SE = Standard error of the estimate X = Matriks data variabel bebas sampel yang membentuk model X’ = Matriks transpose X X0 = Matriks baris dari variabel bebas sampel yang divalidasi X0’ = Matriks transpose X0 Kuantitas dari disebut standard error of prediction dan standard error of the estimate, yang diperoleh dari:

2. Uji Selang Kepercayaan untuk Nilai Tunggal Y0 Pengujian dilakukan apakah nilai tunggal Y0 dari sampel yang divalidasi untuk nilai variabel Xi tertentu (nilai Xi dari sampel yang divalidasi) masuk dalam prediction interval yang terbentuk. Apakah nilai Y berada di dalam prediction interval model ini valid untuk meramalkan nilai Y tunggal populasi keseluruhan. Nilai prediction interval untu nilai Y0 didapat dengan rumus: Dimana nilai-nilai Y0, t/2, S, X, X0 adalah sama dengan nilai-nilai pada uji confidence interval untuk nilai rata-rata Y.