PSIKODIAGNOSTIK II OBSERVASI 1 PSIKODIAGNOSTIK II OBSERVASI Bima Pusaka Semedhi (105120307111019) Ratih Ayu P(105120301111019) Ristanti kharisma(105120301111013) Michelle(105120301111039)
Jenis-Jenis Observasi 1. Partisipasi VS Nonpartisipasi Observasi pertisipasi observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Observasi nonpartisipasi observer tidak terlibat secara langsung dengan objek yang diteliti. 2. Sistematis VS non sistematis Observasi sistematis atau observasi berkerangka adalah observasi yang sebelumnya sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka observasi berisi faktor-faktor yang akan diobservasi sesuai dengan katagori. 3. Eksperimental VS noneksperimental Observasi eksperimental observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.
Participant Observation Berpartisipasi secara lengkap. Peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati sehingga peneliti mengetahui dan menghayati secara utuh dan mendalam sebagaimana yang dialami subjek yang siteliti lainnya. Berpartisipasi secara fungsional. Maksudnya peneliti sebenarnya bukan anggota asli kelompok yang diteliti, melainkan dalam peristiwa – peristiwa tertentu bergabung dan berpartisipasi dengan subjek yang diteliti dalam kapasitas sebagai pengamat. Berpartisipasi sebagai pengamat. Peneliti ikut berpartisipasi dengan kelompok subjek yang diteliti, tetapi hubungan antara peneliti dan subjek yang diteliti bersifat terbuka, tahu sama tahu, akrab, bahkan subjek yang diteliti sebagai sponsor penelitian itu sendiri. Kepentingan penelitian tidak hanya bagi peneliti, melainkan juga bagi subjek yang diteliti.
Non - Participant Observation Observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan. Jadi observer berlaku sebagai penonton. Pada observasi jenis ini kelemahannya adalah apabila yang diobservasi tahu bahwa dirinya sedang diobservasi akan bertingkah laku tidak wajar/dibuat-buat. Cara mengatasinya adalah jendaknya observer dapat mengatur sedemikian rupa, sehingga observasi itu berlangsung secara tidak formal, seakan-akan tanpa kesengajaan.
Alat Observasi alat bantu yang digunakan dalam observasi Daftar riwayat kelakuan (anecdotal record) Catatan berkala Daftar catatan (check list) Ratting scale pencatatan gejala menurut tingkatannya Alat-alat optik dan elektronik
Kesalahan yang sering terjadi dalam observasi Hallo effects observer terpengaruh dengan hal-hal baik atau buruk dari observee Generosity effects observer cenderung bermurah hati kepada observee, sehingga cenderung memberikan penilaian yang menguntungkan.
Kecermatan observasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: Prasangka dan keinginan (obsesi) observer Keterbatasan kemampuan pancaindera dan ingatan Kecenderungan observer membandingkan perhatiannya dengan peristiwa lain Kemampuan observer dalam menangkap hubungan sebab akibat Kemampuan menggunakan alat bantu Pemahaman observer terhadap gejala yang diukur
Keuntungan observasi: Alat langsung yang dapat meneliti gejala Observee yang sibuk lebih suka diteliti melalui observasi dibanding dengan angket/wawancara Pencatatan bisa dilakukan secara serempak dengan menggunakan alat bantu dan observer lain. Tidak tergantung pada self report.
Kelemahan observasi: Relatif lama Faking good faking bad Rawan mendapat gangguan dari luar yang tak terencana (cuaca, bencana, dan situasi tak terduga lainnya) Tidak adanya keterbukaan dari observee (penyembunyian rahasia)
a. Uncontrolled Observation (tidak terstruktur) acc Pauline Young Dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan bantuan alat-alat Tanpa pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi. Lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan sangat sederhana, berisi garis besar pedoman saja tanpa suatu rancangan yang kompleks. Biasanya dilakukan untuk mengamati gejala-gejala sosial seperti suasana kerja di pabrik, gerakan-gerakan yang menyangkut tingkah laku massa, mengamati upacara-upacara keagamaan yang sangat suci (sacred). Diperlukan sikap apresiatif & identifikasi diri dari observer agar tidak memberikan interpretasi pribadi
b. Controlled Observation (terstruktur) Studi Pendahuluan : 1. Mengamati gejala, setting dan participant di dalam situasi sosial atau penampilan tingkah laku yang diperkirakan menyerupai atau identik dengan gejala yang akan diobservasi pada penelitian yang sesungguhnya. 2. Mencoba menggolongkan penampilan yang muncul dengan participant yang ada. 3. Mencoba menuangkan butir 1 dan 2 di atas dalam suatu lembar rekaman (recording sheet) yang mempunyai format tertentu.
c. Experimental Observation Pada dasarnya EXPERIMENTAL OBS adalah dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu untuk dapat diobservasi. Hal-hal yang harus diobservasi dalam situasi eksperimen telah ditentukan agar observasi lebih langsung mengenai sasaran. Pada observasi ini observer bertindak bukan hanya sekedar peninjau tapi yang penting dapat mengendalikan/mengatur arus jalannya situasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tujuan riset. Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk menyelidiki pengaruh kondisi – kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor – faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat – cermatnya, sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi – dimensi tertentu terhadap tingkah laku.