Makna Hidup Pada Seorang Pesulap Oleh : Hario Setyo Wibowo
Latar Belakang Masalah Harapan Dan Kenyataan (Sulap) & Pesulap Makna Hidup Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA Makna Hidup Sulap Pesulap - Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting dan berharga, serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga. (Bastaman 2007). - Ada lima tahap proses perubahan dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi lebih bermakna melalui pengalaman tertentu (Bastaman, 1996) : Tahap Derita, Tahap Penemuan diri, Tahap Penemuan Makna Hidup, Tahap Realisasi Makna, Tahap Kehidupan Bermakna - Ada tiga faktor yang mempengaruhi kebermaknaan hidup individu, Frankl (dalam Schultz, 1991) : Spiritualitas, Kebebasan, Tanggung Jawab - Sulap sebuah seni pertunjukan yang bertujuan membuat orang penasaran, takjub dan terhibur. Sulap bukan sihir, sulap dengan sihir serupa tapi tak sama, sebab keduanya merupakan dua praktek yang berbeda. Perbedaan sangat jauh namun dapat mempunyai efek yang sama dengan sihir yaitu “keajaiban” (Asmara, 2008) - Asmara (2008) mengatakan, pesulap sebenarnya adalah orang-orang yang sangat jenius, mereka mampu memanfaatkan kemampuan alam dan menyuguhkan sesuatu yang seolah-olah berlawanan dengan hukum alam sehingga membuat siapa saja yang menontonya merasa penasaran dan heran, namun mereka menjadi takjub dan terhibur karena sebenarnya disanalah inti dari sebuah pertunjukan sulap yang dimainkan oleh pesulap. - Pesulap adalah sebuah profesi dalam bidang seni sulap, seperti halnya para pelaku-pelaku seni lainya pesulap selalu berharap di dukung dan dihargai setiap karyanya (Schindler, 2005). Sulap Pesulap
Dinamika Makna Hidup Pada Seorang Pesulap Menemukan Makna Hidup Mengenal Sulap Menjadi Pesulap Mengalami penderitaan Mengalami penderitaan
Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Wawancara dan Obsevasi tak berstruktur Pendekatan Kualitatif Studi Kasus Subjek Penelitian Keakuratan Data Penelitian Menggunakan Triangulasi : Triangulasi Sumber Triangulasi Metode Triangulasi Pengamat Triangulasi Teori Keakuratan Penelitian Alat Pengumpul Data Pedoman Wawancara, Alat Perekam dan Alat Tulis confirmabillity Analisis Intra Kasus, yaitu untuk menangkap persamaan dan perbedaan antara hasil wawancara subjek dengan significant other Koding, yaitu pemberian koding yang dilakukan ada pada hasil wawancara untuk menemukan tema dan kategori Penjodohan Pola, yaitu menjodohkan teori dengan hasil penelitian. Penjodohan pola dilakukan di pembahasan Analisis Deret Waktu, yaitu menggambarkan fenomena penelitian secara runtut dengan kronologis. Analisis deret waktu dilakukan pada dinamika psikologis, hasil wawancara , setting, hasil penelitian dan analisis intra kasus Teknik Analisis Data
Hasil Penelitian Setting Wawancara dilaksanakan pada hari Minggu sore di rumah Subjek yang lokasinya di daerah perumahan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Subjek berjualan alat sulap dan menerima panggilan sulap untuk acara-acara tertentu, subjek juga bekerja sebagai karyawan swasta namun lingkungan sekitar lebih menganal subjek sebagai pesulap. Walaupun subjek terlihat akrab dengan tetangga dan teman-teman kerjanya tetapi untuk urusan masalah pribadi atau yang berhubungan dengan pekerjaannya subjek tidak begitu akrab karena satu lain hal. Akan tetapi subjek selalu berusaha untuk tetap profesional dan berhubungan baik dengan setiap orang.
Bagaimana proses menemukan makna hidup pada seorang pesulap ? Tema-tema Subjek Tema-tema Significant Other 1. Mengenal Sulap : - SD (Sekolah Dasar) - Menonton acara sulap - Mencari buku sulap - Belajar otodidak 2. Menjadi Pesulap : - Menutup rasa penasaran dan hoby - Bukan mata pencaharian pokok - Main didepan umum - Menutup identitas - Banyak yang menentang - Menjalankan profesi 3. Keuntungan dan Kerugian Menjadi Pesulap : - Sulit dana dan sarana - Diganggu dan dihina - Penyalahgunaan sulap - Hidup pesulap masih jauh dari standar - Mencukupi hidup sendiri 4. Kehidupan Pesulap : - Cara menjalani hidup - Hidup penuh keterbatasan - Semakin dekat dengan Tuhan - Sebelum kenal SO - Buku-buku sulap - Belajar sendiri - Tidak pernah cerita - Keluarga tidak suka - Dianggap ilmu hitam - Alat sulap mahal - Suka diganggu - Sepi Job - Mencukupi hidup keluarga - Proses perjalanan hidup - Hidup penuh kekurangan - Bersyukur dan berusaha
Pembahasan Dalam mengenal sulap dan ketika menjadi pesulap, hal ini sesuai dengan pendapat dari Guttmaan (dalam Iriana 2005), Mendapatkan pengalaman pastilah membuka pemahaman individu terhadap sesuatu hal yang mungkin selama ini belum diperolehnya dan ketika seorang individu membuat suatu pilihan maka yang terjadi adalah proses penyelesaian. Individu tersebut menyelesaikan berbagai hal dari berbagai perspektif, mana yang baik bagi dirinya dan mana yang tidak. Dari hal tersebut menuntun individu pada pemaknaan yang ia berikan terhadap hidupnya. Keuntungan dan kerugian menjadi pesulap, hal ini sesuai dengan pendapat Guttmaan (dalam Iriana (2005), dengan mengalami penderitaan maka individu biasanya akan merenung. Dari sanalah individu merefleksikan kejadian yang memilukan tersebut untuk kemudian diambil hikmahnya. Pengambilan hikmah inilah yang membuka jalan bagi individu untuk menemukan makna hidup Kehidupan pesulap, hal ini sesuai dengan pendapat Frankl (dalam Bastaman, 1996), ada tiga makna yang dapat membawa manusia menemukan makna di dalam hidupnya, yaitu makna kerja, makna penderitaa dan makna cinta. Pekerjaan dapat merepresentasikan keunikan keberadaann individu dalam hubunganya dengan masyarakat. Penderitaan memberikan suatu makna manakala individu menghadapi situasi kehidupan yang tidak dapat dihindari. Cinta mungkinkan individu untuk melihat inti spiritual orang lain, nilai-nilai potensial dan hakekat yang dimilikinya.
Bagaimana gambaran makna hidup pada seorang pesulap ? Tema-tema Subjek Tema-tema Significant Other 1. Mengalami Penderitaan : - Mental jatuh - Masalah keluarga 2. Cara Mengatasi Masalah : - Bersikap acuh - Meminta pertolongan Tuhan - Memanfaatkan pekerjaan lain 3. Menemukan Makna : - Dekat dengan Tuhan - Merasakan pertolongan Tuhan - Menjalani profesi dengan ikhlas dan apa adanya 4. Mengaplikasikan Makna : - Membuat alat sulap sendiri - Menjual alat dan trik sulap di kaki lima 5. Menjalani Hidup Bermakna : - Lebih bersyukur - Keluarga bahagia - Menikmati pasang surut kehidupan - Santai - Berdoa dan minta petunjuk - Bahagia - Menjalani dengan ikhlas - Jualan dipinggir jalan - Mengajarkan SO - Lebih bijak
Pembahasan - Hal ini sesuai dengan pendapat Frankl (2003) : Didalam ketidakberhasilan seseorang akan menemukan dan memenuhi makna hidup biasanya menimbulkan penghayatan hidup tanpa makna ( meaningless ), hampa, gersang, merasa tak memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tak berarti, bosan, dan apatis. Hal ini sesuai dengan pendapat Bastaman (1996), dalam proses perubahan dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi lebih bermakna dapat digambarkan dengan tahapan-tahapan melalui pengalaman tertentu seperti, tahap derita, tahap penerimaan diri, tahap penemuan makna, tahap realisasi makna dan tahap kehidupan bermakna . 1. Tahap penderitaan : mengalami penderitaan Diganggu ketika bermain didepan umum sehingga pertunjukannya gagal. Penderitaan terberat yang subjek alami adalah masalah ekonomi keluarga dengan istrinya. 2. Tahap penerimaan diri : cara mengatasi masalah Disaat banyak menghadapi masalah dalam hidup subjek selalu meminta pertolongan Tuhan dengan berdoa dan selalu berusaha mencari kesempatan untuk menghasilkan sesuatu yang berarti bagai keluarganya dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya. 3. Tahap penemuan makna : menemukan makna Hal yang berarti bagi subjek dan keluarganya adalah mereka merasakan pertolongan Tuhan yang sangat besar ketika keluarga meraka dalam masalah, khususnya masalah ekonomi. Dengan begitu, subjek merasa menjadi lebih ikhlas dalam menjalani profesinya dan hidup dengan apa adanya. 4. Tahap realisai makna : mengaplikasikan makna Subjek menemukan solusi dengan membuat alat sulap sendiri dan menjualnya di kaki lima. Semakin lama subjek terbiasa dengan kondisinya dan mencoba menjalani apa adanya serta menikmatinya. 5. Tahap kehidupan bermakna : menjalani hidup bermakna Subjek merasa lebih bersyukur dengan segala yang didapatnya saat ini dan menikmati pasang surut kehidupan, meraka menjadi lebih bahagia terutama istri subjek menjadi lebih mengerti dan menerima dengan kehidupan yang dijalansaat ini.
Tema-tema Significant Other Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan makna hidup dari seorang pesulap ? Tema-tema Subjek Tema-tema Significant Other 1. Faktor Pribadi (personal) - Sifat - Pandangan positif - Spritualitas 1. Faktor Pribadi (personal) : Pembahasan Hal ini sesuai dengan pendapat Frankl (dalam Schultz, 1991), ada tiga faktor yang mempengaruhi kebermaknaan hidup individu yaitu, spiritualitas, kebebasan dan tanggung jawab : Subjek memiliki sifat ingin bebas dalam setiap menentukan jalan kehidupanyanya subjek tidak mau dibatasi atau dipaksa untuk menolak atau memilih sesuatu didalam hidupnya. Subjek mengetahui tentang segala macam resiko dan kendala yang akan dihadapinya ketika memutuskan untuk menekuni dunia sulap dan itu dibuktikan oleh subjek dengan tanggung jawabnya yang besar terhadap profesinya. Subjek juga merasa dengan sulap ia dapat lebih mudah bersosialisasi kepada masyarakat dan banyak teman, subjek merasa benar-benar menjadi makhluk Tuhan (semua hal tersebut masuk kedalam faktor pribadi atau personal).
SARAN Ada beberapa saran yang ingin peneliti berikan : 1. Para pesulap disarankan : a. Dapat lebih memasyarakatkan sulap agar pandangan-pandangan miring tentang sulap dapat dihilangkan. b. Lebih menghargai profesinya sebagai pesulap dan menghindari dari pembajakan. c. Menggunakan keahliannya dalam bermain sulap sebagaimana mestinya untuk hiburan bukan untuk tindakan kejahatan. 2. Kepada subjek kiranya dapat : a. Meningkatkan usahanya dalam mengembangkan kemampuan diri baik dalam hal pengetahuan umum maupun dalam pengetahuan keagamaan. b. Mempertahankan untuk selalu memberikan contoh dan nasihat yang baik kepada keluarga dan orang-orang terdekat dalam menjalani kehidupan. c. Mempertahankan sikap optimisme dan kemampuan mengevaluasi diri dalam menjalani setiap tantangan kehidupan demi memenuhi tujuan hidup agar tercapai kehidupan yang lebih baik. 3. Saran untuk peneliti berikutnya Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan bahan penelitiannya, sehingga penelitiannya dapat mengulas lebih dalam mengenai bagaimana gambaran seseorang memaknai kehidupannya dilihat dari profesi yang dijalaninya yang mungkin dianggap kurang umum dimata masyarakat. Untuk dapat memperoleh hasil yang lebih memuaskan, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mencari subjek penelitian yang hanya berprofesi sebagai pesulap dan lebih mempersiapkan diri, materi serta bahan-bahan yang dapat menunjang dalam pelaksanaan penelitiannya.