PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS SIGMUND FREUD PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
PENGANTAR Psikoanalisis Freud dibawa oleh Erich Fromn stlh 9 th Frankfurt School berdiri, dg menulis buku berjudul The Development of The Dogma of Christ (1931). Isinya mrp perpaduan pertama antara analisis Marx dg psikoanalisis Freud. Subyek dari psikoanalisis Freud adalah manusia yg menipu diri tentang dirinya sendiri, karena adanya mekanisme-mekanisme tak sadar dalam dirinya yg berupa tekanan2 psikis. Dengan menciptakan gambaran palsu, ilusi, delusi, dan melakukan mekanisme pertahanan diri tetapi sesungguhnya semua itu hanyalah penipuan diri oleh diri dan penindasan diri oleh dirinya sendiri. Dengan demikian subyek psikoanalisis Freud berada dlm situasi ketidakbebasan (sama kaum proletar Marx), hanya pasien Freud ketidakbebasannya adalah ketidakbebasan psikis
Psikoanalisis dpt dipakai untuk mempertajam kritik Marx thd masyarakat modern yg penindasannya bersifat samar. Psikoanalisis memberikan jalan kebuntuan analisis antara basis bawah dan bangun atas yg sering dipakai Marx Marx melakukan kritik thd Hegel, ide adl penentu kenyataan, shg Hegel menyebut yg rasional itu nyata dan yg nyata itu rasional. Dg berpatok pada asumsi tsb maka untuk melakukan perubahan ide & kesadaran manusia harus diubah. Menurut Marx, gagasan akan mjd kuat dan dpt terjadi dalam dunia, apabila situasi materialnya mendukung. Kegiatan kesadaran manusia itu mengalir langsung sebagai akibat kegiatan material, yaitu proses hidup manusia. Ide dlm suatu kelas pasti akan menguntungkan kelas yg menguasai alat produksi, shg teori yg dibuat kelas penguasa mau tidak mau, sadar tidak sadar pasti akan membela kelas penguasa. Jadi ideologi berasal dari ide yg telah dianggap benar, meski tujuan dari penguasa hanya satu yaitu bagaimana melakukan penumpukan kapital atau material
Psikoanalisis dpt dipakai untuk memahami alasan golongan proletar sudah tidak mempunyai jiwa revolusioner lagi. Pertama, dlm soal materi. Kehidupan kelas proletar lumayan membaik, shg akan sulit membedakan cara berpakaian, tontonan hiburan dari kelas proletar dg borjuis Kedua, mengenai ide pemikiran mereka hampir sama dg pemikiran dari golongan borjuis. Shg tujuan mereka saat ini adalah bagaimana mjd borjuis atau seakan-akan borjuis dan mrk meyakini bahwa sistem kapitalisme yg ada saat ini dipahami menindas lagi
Analisis Freud dipakai Marcuse ketika mengalami kebuntuan utk memecahkan masalah manusia yg sekarang tlh mjd satu dimensi Ketika kaum proletar sdh tdk dipakai sbg kelompok pengembang kebebasan, maka yg bisa dilakukan utk menciptakan perubahan hanyalah dekonstruksi psikis, utk membuka tabir kepalsuan Dalam analisisnya Freud mengenai id atau prinsip kesenangan ego atau prinsip realitas (organisasi sosial), menjelaskan bahwa sebenarnya telah terjadi antagonisme atau kontradiksi antara dua prinsip tsb Kondisi yg terjadi menggambarkan prinsip realitas selalu menekankan dorongan kesenangan, shg utk dpt hidup sesuai dg realitas sosial dlm masy individu hrs rela menunda atau menekan kesenangannya Penundaan akan kesenangan itu kemudian akan muncul dalam aktivitas yg tak sadar
Prinsip realitas tidak lain adalah prinsip produktivitas, prinsip ini tidak menjami akan terpenuhinya dorongan instingtif, tetapi untuk mengejar produktivitas yait pertumbuhan ekonomi. Prinsip realitas akan sangat bersifat represi untuk mewujudkannya. Sifat ini muncul karena adanya kelangkaan alat pemuas kebutuhan, shg dlm pemikiran manusia hanya ada keinginan bagaimana meningkatkan produksi, hal ini menjadikan buruh melakukan kerja, kerja dan kerja Kondisi ini mengkonstruksi dlm pemikiran masyarakat modern shg menjadi dorongan instingtif. Hal-hal mengenai kesadaran palsu tsb yg sulit untuk diterangkan dg ajaran Marx shg perlu bantuan psikoanalisis Psikonalisis dlm model kritis dipakai untuk melihat kondisi terhegemoni atau mengritik rasionalitas yg tidak bebas. Untuk melihat penindasan, Fromn menganjurkan utk melihat bagaimana manusia dlm kehidupan modern secara tidak sadar seringkali lari dari kebebasan. Perilaku ini sering tidak disadari namun perilaku ini merupakan perilaku yg tidak sehat
3 gejala kondisi manusia lari dari kebebasan: Manusia pasrah terhadap kekuatan lain dan tunduk begitu saja (terhegemoni) oleh orang lain atau sistem baik itu negara ataupun partai, atau manusia berusaha menjadi kekuasaan sendiri, dengan jalan memaksakan kehendaknya kepada orang lain Gejala perusakan diri sendiri misalnya yg paling ekstrm ketika tidak mampu menguasai dan mengatasi masalah maka manusi alari dengan bunuh diri ata yang ringan menjadi pencandu alkohol atau ganja Manusia lari dg jalan melakukan imitasi atau penyesuaian dg kondisi yg sedang popular. Orang melakukan imitasi kepada teman-teman sekelompok misal ikut organisasi kiri, memakai baju marxist,dll
Apabila seseorang berperilaku hanya karena menyesuaikan dg orang lain, cara berbicara, berpikir, berperasaan kita, seperti orang lain dlm masy maka sebenarnya Subjek Telah Mati, karena identitasnya Subjek Hilang, keakuannya menjadi lenyap, tidak ada lagi kesejatian di dalam dirinya. Kondisi ini oleh Fromn disebut Bunglon Sosial Kondisi dpt dipakai sbg pijakan dasar utk bersifat kritis di zaman modern ini. Kita tidak boleh hanya melindungi diri dari bahaya kehilangan hidup namun juga dari bahaya kehilangan akal pikiran kita. Misal Perilaku Homoseksual maka perlu dicari ke dalam kehidupan kecilnya, bagaimana hubungan dia dg ibu dan ayahnya. Hal itu ditarik ke dalam konsep umum bahwa kehidupan masa lalu menentukan kehidupan kita saat ini. Ini akan dipakai sbg salah satu unsur pijakan penelitian kritis yg selalu mensejarah
KESIMPULAN Ciri dari tradisi Teori Kritis, memberi kebebasan subjek artinya subjek dipandang sbg sesuatu yg utama (pusat realitas), manusia sbg subjek memp kehendak yg mampu merubah kondisi sosial & membuat sejarah. Teori kritis mempunyai sifat membebaskan masyarakat dari penindasan yg sifatnya semu. Hal ini harus dijelaskan dg menumbuhkan kesadaran melalui rasio kemudian dipaparkan dg analisis yg sifatnya psikologi namun dlm lingkup yg lebih luas yaitu masyarakat Teori Kritis berusaha untuk menjadi praktis untuk melakukan perubahan terhadap segala realitas yg dianggap menindas atau mengalienasi manusia. Tujuannya adalah utk menciptakan masyarakat emansipatoris bebas dari penindasan Dengan kata lain teori kritis berbeda dg teori filsafat tradisional yang hanya bersifat kontemplatif ataupun lamunan yg jauh dari kehidupan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yg nyata. Teori kritis tidak berakhir pada paparan deskriptif namun sampai pada aksi yaitu kritis transformatif