Penyakit Paru akibat kerja (occupational pneumoconiosis) Tri Martiana

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

PENCEMARAN UDARA DAN GAS
TUBERCULOSIS (TB PARU)
BAB 7 Sistem Pernapasan.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
PENGERTIAN Sistem Pernafasan merupakan sistem yang mengatur pertukaran gas antara organisme dan lingkungannya.
DAN SAMPLING POLUTAN UDARA Program S-2 Ilmu Lingkungan
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
TBC.
Chemical Engineering Department - UNDIP
DIFERENSIAL DIAGNOSIS SESAK NAFAS
PENCEMARAN UDARA DAN SAMPLING POLUTAN UDARA Oleh Sudrajat Program S-2 Ilmu Lingkungan UNMUL Samarinda 2010.
SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI MANUSIA)
PENCEMARAN UDARA OLEH : NARA ISWARI (10) RIDHO YURIO K. (16) ROSELINA ARUM. A (19) YULIANA EVITA N. (31)
BATUK EFEKTIF OLEH: KELOMPOK 6.
Sistem Pernafasan Manusia
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM RESPIRASI Bernafas ???? Tujuan ???.
SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA SMP NEGERI 2 REMBANG JATENG
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
PENGENDALIAN TEKNIS, ADMINISTRATIF DAN PROTEKSI PERORANGAN
DAN SAMPLING POLUTAN UDARA Program S-2 Ilmu Lingkungan
PENGERTIAN Partikel padat yg terjadi krn proses mekanis (pemecahan dan reduksi) terhadap massa padat, dimana ia masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi (Ryadi,
BEBAS TBC dan BEBAS ROKOK.
PNEUMONIA.
Sistem Kardiovaskular dan Gizi
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
Penyakit Paru Restriktif
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
Penyakit Asma Akibat Kerja
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
PNEUMOKONIOSIS.
PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
BAHAYA MEROKOK TERHADAP TUBUH
PPOK Dr. MASRUL BASYAR Sp.P.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
BAB 7 Sistem Pernapasan.
Etika batuk RS PTPN VIII SUBANG. Pengertian Batuk adalah respons alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan saluran napas jika terdapat gangguan dari.
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI (Bag.II) & FISIKA DALAM SISTEM RESPIRASI
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Manfaat Air bagi Tubuh Kita
PENGENDALIAN TEKNIS, ADMINISTRATIF DAN PROTEKSI PERORANGAN
MENUNTUT ILMU ADALAH TAQWA. MENYAMPAIKAN ILMU ADALAH IBADAH.
DINAMIKA MEDIA TRANSMISI PENYAKIT
EKOLOGI DAN PENCEMARAN ilustrasi DEFINISI & PERANAN
Toksisitas Logam (Lingkungan Kerja) pada Pekerja yang Terpapar
Paru-paru Kelompok 4 Renaldi pampaile Wahyuni padu Mirawti gobel
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
MAHASISWA/I JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Kelompok 3 PARU - PARU.
DEFINISI TUBERKULOSIS
EFEK KESEHATAN DAN TOKSIK
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Sistem Respirasi 19/09/2018 Makhrus Ali.
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
BAHAYA MEROKOK KKN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA.
Penyakit Akibat Kerja “ANTRAKOSIS”. Pendahuluan Penyakit paru dan pernapasan merupakan penyakit yang sering dijumpai di tempat kerja. Penyakit ini menyumbang.
WINDI RESKI PUSPITASARI 3C DAMPAK BERILIUM DAN MAGNESIUM.
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
Asma Bronkiale & PPOK dr. Ketut Aditya R. Puskesmas Lindi.
Human Respiratory System
SISTEM RESPIRASI Mengapa diperlukan ?
{ LINGKUNGAN DAN MANUSIA TERHADAP KESELAMATAN PASIEN Yuhana Damantalm, S.Kep.,Ns. M.Erg.
Transcript presentasi:

Penyakit Paru akibat kerja (occupational pneumoconiosis) Tri Martiana

PENGERTIAN Adalah reaksi pada paru akibat paparan debu, sehingga terjadi perubahan struktur (anatomis)paru. Kelainan tersebut umumnya permanen Bagian paru yang rusak adalah parenkim (alveolus dan sekitarnya) Bentuk reaksi paru bervariasi, bergantung jenis debu pemaparnya

Contoh Penyakit Paru akibat kerja (pnemokoniosis) : Silikosis [SiO2] Asbestosis [asbestos] Coal worker pnumokoniosis (CWP) [batubara] Byssinosis [kapas, henep, rosela] Lain-lain, akibat paparan debu berilium, barium, besi, timah putih, dll.

Penyakit paru kerja : Kanker CWP Asbestosis Byssinosis Silikosis Asma Pnemonitis hipersensitif

ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU

Mukosa saluran napas

Mukosa saluran napas

Masuknya oksigen dari alveoli ke kapiler

Inding alveolus

Peranan saluran pernafasan ini penting pada lingkungan yang banyak mengandung pajanan uap, debu, gas, fume , mist yang dapat masuk melalui saluran pernafasan Reaksi yang timbul tergantung dari sifat polutan dan besar kecilnya diameter inhalant: debu/aerosol Ǿ >15 µm keluar sal.nafas atas Partikel 5-15 µm  mukosilia nasopharynx, direject Partikel 0,5-5 µm  mukosiliar alveolimakrofag  limphatik Partikel < 0,5 µm  mengambang di udara dan tidak diretensi - Serat Ǿ< 3 µm panjang hingga 100 µm dapat mencapai saluran terminalis  tdk dapat dibersihkan oleh makrofag namun akan dibungkus oleh bbrp makrofag hingga membentuk nodule

DEBU Partikel padat (yang melayang-layang di udara) yang terbentuk dari proses alami maupun buatan Proses alami : letusan gunung, badai, dll Buatan : penggilingan, penghancuran, penggerindaan, penghalusan, dll. Asal zat : anorganik (mineral), organik (tanaman, binatang)

Bentuk : bulat / lonjong, kristal, serat Dipengaruhi gaya gravitasi Ukuran : >0 – 100 mikron (mikrometer = 10-6 meter = µ) Mempunyai kepadatan (densitas) tertentu Dapat tercampur bahan lain atau mikroorganisme Bila diinhalasi : deposit (menempel) pada mukosa saluran pernapasan atau terlarut

DEPOSIT DEBU : Di mana debu akan terdeposit, dipengaruhi oleh Ukuran : ukurannya (diameter aerodinamik) Densitas debu Kecepatan bernapas Ukuran : > 20 µ : sebagian besar di hidung 5 µ : ± 50% di hidung 1 – 7 µ (terutama 2 – 4 µ) : di alveoli

Mekanisme deposit debu Sedimentasi : karena pengaruh gravitasi Inertial impaction : karena perubahan struktur (belokan) saluran pernapasan Intersepsi : biasanya pada debu berbentuk serat Diffusi : biasanya pada debu dengan ukuran sangat kecil (< 0,5 µ), terdeposit di mana saja

Pembersihan debu dari saluran napas : Rambut hidung Batuk, bersin, muntah Mucocilliary escalator : kerja sama antara gerakan silia dengan mukus (lendir) Alveolus : Fagositosis oleh makrofag, Imunoglobulin A

SILIKOSIS Agen : debu silika bebas(free-crystalline silica), (bedakan dengan silikat !) SiO2 , kristal heksagonal (bentuk amorf tak berbahaya) Mineral plg banyak di bumi Berisiko jika kandungan SiO2 >1% Sumber : pasir kwarsa, batu granit, tanah gerabah, dll Pekerja berisiko : tambang, drilling, keramik, sand blaster, industri ampelas/gerinda, pencetakan logam Penyakit yang sering menyertai : tbc, penyakit obstruktif paru, kanker

Klinis : Kasus tak banyak, sering misdiagnosis Digolongkan : kronik (simple), berkembang (accelerated) dan akut

SILIKOSIS KRONIK : Setelah terpapar > 20 tahun pada dosis rendah Umumnya tanpa keluhan. Keluhan (bila ada) : napas pendek dan batuk Dapat berkembang menjadi bentuk progresif : progressive massive fibrosis (pmf) Progresif : penurunan fungsi (restriksi), distorsi bronki. Komplikasi : kegagalan kardio-respirasi Radiologis : egg shell calcification (pengkapuran getah bening hilus)

SILIKOSIS BERKEMBANG Akibat paparan pada dosis tinggi > 5 tahun Secara cepat berkembang menjadi pmf Keluhan napas pendek muncul lebih awal Cepat mengalami hipoksia Nodul mengalami konsolidasi membesar > 1 cm

SILIKOSIS AKUT : Akibat paparan dengan dosis sangat tinggi dalam waktu beberapa minggu – tahun (1 – 3 tahun) Pekerja berisiko : sandblaster, flint crusher, keramik Keluhan & gejala : sesak, febris, batuk, berat badan turun Gejala lain : sering diserta odema paru atau extrinsic allergic alveolitis

Komplikasi : Tuberkulosis dan infeksi aportunis Pnemotoraks Rematoid dan penyakit kolagen lain Penyakit ginjal Kanker paru

SILIKOTUBERKULOSIS Silikosis disertai tbc Risiko tbc pararel dengan keparahan silikosis Nodul yang semula kecil cepat membesar, cavitation, jaringan fibrotik di daerah apikal Dx : sputum dan radiologis Timbul demam dan penurunan berat badan Gambaran Ro tampak lebih parah dp silikosis simple

Gambaran radiologik : Fungsi paru ; Khas : mikrononoduler di bagian atas paru Kadang2 gambaran “eggshell” di daerah hilus Progresif : meluas Fungsi paru ; kapasitas vital paru dan FEV1 menurun bersama-sama restriktif

COAL WORKER PNEUMOCONIOSIS (CWP) Agen : debu batubara Pada tahap awal : tanpa keluhan Adanya napas pendek dan batuk produktif menandakan adanya komplikasi bronkitis Dapat berkembang menjadi pmf, lebih sering dp silikosis Klinis : simple (sederhana) dan complicated (progressive massive fibrosis = pmf)

Simple cwp : diagnosis berdasar radiologis : nodul2 kecil di paru bagian atas Pada pmf : nodul bergabung opacity > 1 cm dengan bentuk yang khas, bilateral, progresif, dapat mengalami kalsifikasi Pada keadaan pmf baru terjadi penurunan fungsi paru Hipertensi pulmonar terjadi pada keadaan lanjut

PMF Insidens tbc meningkat Risiko kanker lambung meningkat Nodule membesar : > 1 cm Sering disertai gangguan pada sendi (rematoid)

Coal worker pneumoconiosis

Progressive massive fibrosis (PMF)

ASBESTOSIS Agen : debu asbes Asbes (asbestos) : senyawa silikat, mineral berbentuk serat, tahan panas tinggi dan bahan korosif Bentuk asbes : Amfibole : serat berbentuk lurus dan tajam menyerupai jarum : Anthophyllite, crocidolite, amosite, tremolite Serpentin : serat berbentuk garis belok-belok seperti ular Crysotile (white asbestos)

Pekerja berisiko : tambang, penggalian dan transportasinya, industri pengguna : bahan bangunan, kanvas rem Asap rokok dan asbestos bekerja sinergis (risiko kanker 90x pada perokok dan 9x pada bukan perokok) Masuk lewat inhalasi, dapat tertelan dan masuk usus Penyakit lain : pleura Juga menyebabkan kanker : pleura, bronkus maupun lambung

Klinis : fibrosis paru, lobus bawah, subpleura Faktor risiko : lama dan konsentrasi debu, umur muda ketika paparan pertama, asbes jenis amfibol Keluhan : napas pendek yang progresif, batuk kering Auskultasi : suara krepitasi Jari tabuh Fungsi paru : restriktif Penyakit dapat muncul setelah paparan sudah lama dihentikan

Penyakit pleura : Macam penyakit : Pleural plaque Pleural effusion Pleural fibrosis Kanker : mesotelioma Lesi : daerah midzone lateral & posterior dan di atas diafragma Kanker : 20 – 40 tahun setelah paparan

NILAI AMBANG BATAS ACGIH 1 serat per cc udara untuk asbes putih (chrysotile) 0,5 fiber per cc (amosite, human carcinogen) 2 fiber per cc (chrysotile, human carcinogen) 0,2 fiber per cc (crocidolite, human carcinogen) 2 fiber per cc (other form, human carcinogen) OSHA 2 serat/cc selama 8 jam sehari dan menjadi 1 serat/cc selama 8 jam/hari Untuk crocidolite NABnya 0,2 serat/cc.

Serat asbes :

Kanker pleura

Silikosis :

PENANGGULANGAN : Sebagian besar penyakit akibat kerja sukar disembuhkan, tetapi potensial dicegah Prinsip penanggulanagan : meniadakan paparan atau menghindarkan orang berisiko tinggi terhadap paparan : 1. Teknik (enginering) 2. Administratif 3. Alat Pelindung Diri (APD)

Teknik : Substitusi : asbes diganti fiber glas Ventilasi lokal (local exhauster) Administrasi : Ketatrumah-tanggaan (housekeeping) yang baik : 5 S Menempatkan pekerja pada job yang sesuai dengan dengan keadaan fisik / mental nya Higiene individu Pemeriksaan kesehatan berkala / khusus APD : Masker atau respirator yang sesuai