Mugi Wahidin., M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
Advertisements

Mungkinkah tidak punya gejala DM tapi dinyatakan menderita DM ? Mungkinkah punya gejala DM tapi dinyatakan tidak menderita DM?
Hipertensi (Darah Tinggi)
PENYAKIT KARDIOVASKULER
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes
Diabetes Melitus Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan.
DR. Robiana Modjo, SKM, M.Kes
ISU TERKINI & TANTANGAN PENGENDALIAN PTM
FAKTOR RISIKO DALAM EPTM
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA MUDA
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
SURVEILANS PENYAKIT TAK MENULAR
Oleh : Irmayanti Sirman Nim : p Kelas : B
5 Opini Yang Salah Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Dr.Hendrik SB,drg.,Mkes ANTIHIPERTENSI Dr.Hendrik SB,drg.,Mkes
FAKTOR RISIKO DALAM EPTM
Indra Primardiana Gustian Anestesia Hengki Farozi Fahrurozi Ardiansyah Irfan Imam Taufik Achmad Burhanuddin M. Suhada Al-Kahfi M. Anshar Iwan Mahmud M.
PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN FAKTOR RISIKONYA
HIPERTENSI Merupakan suatu penyakit kardiovaskular dan merupakan salah satu faktor resiko utama gangguan jantung. Adalah suatu peningkatan tekanan darah.
Tekanan Darah (TD,Tensi)
GIZI PADA REMAJA oleh : Ketut Martadiputra
DIACONT.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Mengenal Tipe Kegemukan
EPIDEMIOLOGI STROKE.
Hipertensi.
HIPERTENSI PADA LANSIA
KANKER PAYUDARA OLIVIA PUTRI GUMANTI III B.
PENYAKIT KARDIOVASKULER
Mencaritahu Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kolesterol Darah
Kurangi Asupan Garam, Cegah Hipertensi
Apriyanti Farahdita Tiana
Diabetes, Tak Hanya Soal Kadar Gula
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
CARDIOVASKULER II HIPERTENSI
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
FAKTOR RISIKO DALAM EPTM
EPIDEMIOLOGI PTM DIABETES MELITUS.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
Biopsikologi Stres Nuristighfari Masri Khaerani.,M.Psi.,Psi
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
PENYAKIT JANTUNG Chania Dwi Mentary
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
Derena Karen Adriana Mangowal
FAKTOR-FAKTOR RISIKO PTM
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
Oleh Meili rianita Skep Ners
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS KAMONJI
HIPERTENSI.
Dr. Yusmardiati Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya.
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR PERTEMUAN 7
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2018 HIPERTENSI ATAU DARAH TINGGI.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA ATTENTION PLEASE.
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN FAKTOR RISIKONYA PUSKESMAS PULO BANDRING.
dr. Denny Armin Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah lebih dari 140/90 dalam 2 waktu pengukuran Meningkatnya tekanan darah.
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
PEMBIMBING :1.dr.Marwan Nasri, M,Ked (cardio), Sp.JP 2. Dr.Kamal Kharazzi Ilyas DINI YULIDAR SIBGHATULLAH.
Hipertensi Geriatrik. Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140.
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Transcript presentasi:

Mugi Wahidin., M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI Mugi Wahidin., M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul

Pokok Bahasan Pengertian Besaran masalah Faktor risiko Patofisiologi Pencegahan Pengobatan Intervensi kesmas

Faktor Risiko PTM Cardiovascular Rokok Cancers Diet Diabetes Chronic Respiratory Osteoporosis Oral Health Kecelakaan & Tindak Kekerasan Rokok Diet Aktifitas Fisik Konsumsi Alkohol Source: WHO, Global Status Report on NCD, 2010

Penyakit Tidak Menular Faktor Risiko dan Fase Akhir FR Tidak Dapat Dimodifikasi Umur, Sex Keturunan dll Faktor Risiko / Penyakit Antara Hipertensi Diabetes Obesitas Dislipidemia Lesi pra kanker Bronkhitis kr/ emfisema paru/ efusi pleura FR Dapat Dimodifikasi Tembakau Diet tinggi lemak & rendah serat Alkohol Aktifitas Fisik Kurang Stress Fase Akhir PJK -PD Stroke Diabetes Ginjal Kronik Kanker PPOK Kondisi penyakit antara umumnya tidak memberikan gejala. Faktor risiko ini bisa dikendalikan karena itu perlu dideteksi dan diintervensi secara dini agar tidak berlanjut menjadi fase akhir terjadinya PJK, Stroke, DM, Ginjal kronik, Kanker, PPOK yang akan memberikan beban biaya kesehatan sangat mahal. Untuk itu pengendalian PTM lebih difokuskan pada faktor risiko perilaku dan penyakit antara. Namun fase akhir penyakit tetap menjadi perhatian penanggulangan. Faktor Lingkungan : Globalisasi, Sosio-ekonomi Modernisasi, Polusi dll

1

HIPERTENSI Pengertian Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap ≥ 140/90 mmHg. HT adalah level tekanan darah sistolk /diastolik yg meniingkatkan risiko sakit & kematian. Defenisi: TDS ≥ 140; TDD ≥ 90; ada riwayat HT meski TD normal Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.

HIPERTENSI Tanda dan Gejala Sakit kepala Kelelahan Mual dan muntah Sesak napas Napas pendek (terengah-engah) Gelisah Pandangan menjadi kabur Mata berkunang-kunang Mudah marah Telinga berdengung Sulit tidur Rasa berat di tengkuk

KLASIFIKASI Katagori Tek darah (mm Hg) Anjuran Pemantauan Sistolik Diastolik Normal < 120 < 80 Control 3 th Pre hipertensi 120-139 80-89 Control 3 bln Hipertensi Tk 1 140-159 90-99 Chek dlm 1 bl Hipertensi Tk 2 ≥ 160 ≥ 100 Rujuk dan kontrol 1 bln Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 < 90 Rujuk dan kontrol 1 bln Sumber: JNC- VII 2003 dan Pedoman Posbindu PTM, Kemkes

BESAR MASALAH Berkontribusi secara substansial thd: Risiko PJK, trombo-embolik, stroke, & komplikasi lanjut atherosklerosis Keusakan jantung, otak & ginjal 1986-1988, cacad akibat HT saja (31 Juta). Di AS prev meningkat sesuai dg umur pd 18-24th (4%); pd > 80 (65%) Bersama PJK & Stroke (9 juta) Kini sekitar 50 juta pddk AS alami HT turun 10 % dari 10 th yl Pd 1991, biaya ekonomi:HT $ 13.7 milyar; stroke $15,6 milyar; PJK $ 44,5 milyar

HIPERTENSI DI INDONESIA (RISKESDAS 2013)

Prevalensi Hipertensi di Indonesia Sumber: Riskesdas 2013

Hipertensi di Indonesia Gambaran Hipertensi di Indonesia Tahun 2007 - 2013 Sumber: Riskesdas 2007 Sumber: Riskesdas 2013

HIPERTENSI DI INDONESIA

HIPERTENSI DI INDONESIA

HIPERTENSI DI INDONESIA

HIPERTENSI DI INDONESIA

HIPERTENSI DI INDONESIA

HIPERTENSI DI INDONESIA

PATOFISIOLOGI 1 Hipertensi tidak diketahui penyebabnya secara pasti Kesulitan utama jelaskan mekanis spesifik HT TD diatur berbagai faktor yg saling berhubung HT diinisiasi interaksi fator lingk, perilaku & genetika. Stimulus lingk direspon melalui mekanisme psikologik, biologik, & prilaku HT berkembang dlm pengaruh kumulatif faktor neurohumoral, metabolik & hemodinamik. HT terjadi melalui mekanisme sistem saraf simpatik, ginjal, renin angiotensin & humoral.

PATOFISIOLOGI 2 Faktor genetik: mekanisme internal yg atur level TD dasar & respon berbagai stimulus. HT berlanjut dg perubahan patologi pembuluh darah & target organ (Ginjal, jantung, mata & otak). Perubahan terjadi akibat: Dampak langsung TD Dampak cedera dinding pemb darah Aselerasi perkemb plak aterosklerosis..

PATOFISIOLOGI -3

KELOMPOK RISTI Pd 1970 an, di AS: Insiden pd warga hitam pria 6,8%) wanita (5,5%), warga putih pria =wanita (2,6%) Warga kulit hitam alami HT lebih dini & labih parah daripada kulit putih. HT berbading terbalik dg kerja & status sosek. Beda antar ras dipengaruhi faktor sosek, pd warga hitam tetap ada meski sosek terkendali. TD normal tinggi kel risti, krn level TD pd awal observ adalah prediktor terkuat

DISTRIBUSI GEOGRAFI Di seluruh dunia prevalensi HT bervariasi luas Beberapa populasi tak perlihatkan peningkatan TD berarti dg umur. Di AS, negara bagian di tenggara sejak lama diidentifikasi sebagai sabuk stroke. Hal tsb cerminkan prevalens HT berat & tak terkendal yg tinggi, terutama pd warga hitam. Distribusi populasi berdasar ras & sosek cenderung temukan area risti urban miskin .

TREND WAKTU Peduli HT (51% jadi 85%; Beribat aktif (36% jadi 74%). Sejak 1970an, secara keseluruhan preval HT belum pernah turun. Selama 20 th, dari 3 survei nasional & 1 survei pd 7 neg bagian, prev HT berkisar 18-19% Perubahan utama terjadi pd HT terkendali, Peningkatan terjadi pd: Peduli HT (51% jadi 85%; Beribat aktif (36% jadi 74%). Terkendali (16% jadi 57%)

FAKTOR RISIKO

LEVEL FAKTOR RISIKO Faktor risiko Proksi Intermediet Imediet Hiper Genetik Rw keluarga Etnik Gen khusus Sex Hiper tensi Transisi Demografi Penuaan Populasi* Respon Individu Umur* Aterosklers Biologik Sindrom- Metabolik Obesitas Industriali Sosioekono Tkt Urban* Pekerjaan Penghasiln Pendidikan Tekanan Sosial Perilaku Diet Aktifi fisik Alkohol Asupan Na Dt jantung Lingk Fisik Risiko/ Kondisi kerja Perumah Psiks Stres Polusi Yankes Promosi Prevensi Intervensi perilaku/ lingkungan

Faktor Risiko yang tidak dapat diubah Umur Umur >55 tahun prevalensi hipretensi >55% Jenis kelamin Pria mempunyai reisiko 2,3 kali lebih besar peningkatan tekanan darah sistolik dibanding perempuan (karena gaya hidup) Setelah menopause, prevalensi hiperensi meningkat para perempuan (karena faktor hormonal) Keturunan (genet ik) jika kedua orang tua mempunyai hipertensi, 45% turun ke anak-anak, jika salah satu orang tua saja maka 30% turun ke anak-anaknya (Davidson

Faktor Risiko yang dapat diubah Kegemukan Risiko relatif orang gemuk (IMT >23) 5 kali lebih tinggi dari yg IMT normal 20-33% penderita HT adl org gemuk (overweight) Merokok Nikotin dan CO dari rokok memasuki darah dan merusak lapisan endotel arteri, terjadi aterosklerosis dan menjadi HT Merokok meningkatkan denyut jantung Kurang aktivitas fisik Kurang aktivitas fisik menyebabkan pembulunh darah tidak bekerja dengan optimal Konsumi garam berlebihan Konsumsi Gula lebih dari 50 gr, Natrium lebih dari 2000 mg, atau Lemak total lebih dari 67 gr per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung” (Permenkes 30/2013)

Faktor Risiko yang dapat diubah Dislipidemia Kolesterol menyebabkan aterosklerosis, peningkatan tahanan pembuluh perifer, f. Konsumsi alkohol Alkohol menyebabkan peningkatan kadar kortisol, peningkatan sel darah merah dan kekentalan darah g. Psikososial dan stress Stress merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin yang memacu jantung

RISIKO ATTRIBUTABLE POPULASI Perkiraan dg metode multivariat menemukan: Perubahan prilaku gabungan dapat turunkan: TDS sekitar 5 mmHg Kematian PJK 9%. Kematian sroke 14%; Kematian semua kausa 7%

PENCEGAHAN Strategi populasi berbasis perubahan gaya hidup. Diet rendah Natrium (1 sdt sehari atau 200 0 mg); diet rendah kalori; Aktivitas fisik 30 menit sehrri, termasuk olah raga; Tidak merokok/berhenti merokok Tidak konsumsi alkohol rendah Mengelola stress

SKRINING Skrining populasi utk deteksi semua kasus HT Skrining dilakukan melalui Posbindu PTM Obat & kendali kasus yg terdeteksi Pencegahan primer paling efektif sejak anak Lakukan deteksi mulai usia 15 tahun Kontribusi deteksi & obat HT pd CVD di populasi rendah, karena: Komplikasi dpt terjadi sblm kejadian HT Tak semua kasus HT terdeteksi & terobati Obat HT mahal (terus menerus)

PENGOBATAN Goal pengobatan agar level TD < 140/90 mmHg Awali dg terapi non-obat, olah raga turun BB, alkohol, garam, rokok, lemak & santai. Gagal → terapi obat: Obat utama yg tersedia Tinkatkan bertahap sp TD terkendali, Turunkan Intensitas obat perlahan, setelah 1 th TD terkendali

ALGORITME TERAPI Modifikasi gaya hidup reduksi BB, alkohol, garam, Rokok, OR Respon yg ↓ tak memadai Modifikasi gaya hidup; Seleksi obat awal Diuritik atau ß bloker terbukti turunan sekit & kematian Inhibitor ACE , calsium antagonis, reseptor α blocker & α ß bloker belum terbukti turunkan kesakitan & kematian Respon yg ↓ tak memadai Tingkatkan dosis obat Subtitusi obat lain Tambah agen ke dua dr klas berbeda Tambahan agen kedua & ketiga dan/ atau diurutik jika belum dpt

INTERVENSI KESMAS Memotivasi individu rentan utk ikut skrining & diobati  Posbindu PTM Siapkan nakes utk berespon secara tepat  Pelayanan PTM di Puskesmas Program berhasil tingkatkan kewaspadaan, pengobatan & keterkendalian Aspek penting lainnya adalah pengaruh pd faktor risiko CVD

INTERVENSI KESMAS Kelompok kerja cegah primer HT untuk menyarankan kompanye cegah primer HT, meliputi: Pendidikan ttg peranan gaya hidup pd etiologi HT Pendidikan utk industri makanan & institusi layanan makanan. Pendidikan & program pendukung tenaga kesehatan profesional

AREA LIBANG MASA DEPAN Evaluasi cost-efectif program komunitas. Sasaran kendali HT pd seluruh komunitas  Posbindu PTM Nilai menfaat program pencegahan primer Perubahan distribusi HT dlm populasi Frekuensi kendali HT yg efektif. Riset utk kembangkan strategi integrasi kegiatan cegah HT pd prektek yankes primer. Riset determinan HT pd tk populasi; faktor risiko kepatuhan individu & mekanismenya.

Terima Kasih