Pemerintah dan Nilai Tukar
Sistem Nilai Tukar Sistem nilai tukar tetap (fixed) Sistem nilai tukar mengambang bebas (freely floating) Sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed float) Sistem nilai tukar terpatok (pegged)
Sistem Nilai Tukar Tetap Sistem Nilai Tukar Tetap merupakan: Sistem moneter dimana nilai tukar dibuat konstan atau dibolehkan berfluktuasi hanya dalam batas-batas yang sangat sempit. Nilai tukar dibuat konstan atau hanya dibiarkan berfluktuasi dalam batas-batas yang sangat sempit.
Kelebihan Dan Kelemahan Sistem Nilai Tukar Tetap Kelebihan sistem nilai tukar tetap: Terbatasnya ruang gerak untuk berspekulasi. Mampu memberikan kepastian mengenai nilai tukar Kelemahan sistem nilai tukar tetap: Kurangnya fleksibilitas mata uang jika terjadi perubahan-perubahan dalam pasar internasional. Otoritas moneter harus memiliki cukup dana untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uangnya. Pemerintah harus memiliki cadangan devisa yang besar untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan untuk melakukan intervensi pasar.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas merupakan sistem moneter dimana nilai tukar dibiarkan bergerak mengikuti kekuatan-kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
Kelebihan Nilai Tukar Mengambang Bebas Fleksibilitasnya yang tinggi dalam melakukan penyesuaian terhadap kondisi pasar. Otoritas moneter tidak perlu mempunyai cadangan dana untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uangnya. Masalah dari negara lain (seperti inflasi dan tingkat pengangguran) tidak akan merambat (contagion effect) Tidak ada masalah surplus atau defisit-neraca pembayaran Tidak ada pembatasan penggunaan valuta asing Tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan. Jadi, tidak ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya
Kelemahan Nilai Tukar Mengambang Bebas Sangat besarnya peluang untuk berspekulasi, sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali merupakan sistem nilai tukar dimana nilai tukar dibiarkan berfluktuasi tanpa batas-batas yang eksplisit, tetapi bank sentral bisa melakukan intervensi untuk mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali Fleksibilitasnya yang cukup tinggi dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi pasar. Lebih memberikan kepastian yang lebih baik bagi para eksportir dari importir tentang besarnya nilai tukar yang akan berlaku untuk satu periode. Sistem yang sanggup memadukan kelebihan-kelabihan system kurs tetap dan system kurs mengambang Perlunya otoritas moneter memiliki cadangan dana yang cukup untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uangnya. Tidak selamanya mampu mengatasi ketidakseimbangan pada neraca pembayaran Otoritas moneter bisa jadi tidak berada pada posisi yang tidak baik ketimbang para spekulan, investor dan pedagang uang professional dalam menduga-duga kecenderungan kurs dalam jangka panjang.
Sistem Nilai Tukar Terpatok Sistem Nilai Tukar Terpatok merupakan dimana valuta suatu negara dipatokkan atau dikaitkan ke satu valuta lain, atau ke satu unit perhitungan. Walaupun nilai valuta lokal tetap dalam hubungannya dengan valuta asing (atau unit perdagangan) yang menjadi patokan, valuta tersebut bergerak mengikuti valuta relatif terhadap valuta-valuta lain.
Intervensi Pemerintah Alasan-Alasan Intervensi: Mengurangi fluktuasi nilai tukar Membentuk batas-batas implisit bagi nilai tukar Bereaksi terhadap gangguan-gangguan temporer
Intervensi Langsung Intervensi atau campur tangan langsung untuk mendepresiasi nilai rupiah, misalnya dapat dilakukan dengan menukarkan rupiah dengan mata uang asing, atau membanjiri pasar dengan rupiah, memborong dolar, membuat orang tidak mau memegang rupiah, dan sebagainya. Sebaliknya agar rupiah terapresiasi maka rupiah dibeli/diborong dengan cadangan devisa yang ada, membuat orang mencari rupiah. Bank sentral bisa mengapresiasi rupiah dengan melakukan pertukaran mata uag (currency swaps) dengan bank sentral lain.
Intervensi Langsung Campur tangan langsung biasanya sangat efektif apabila ada usaha terkoordinir dari bank sentral. Ada campur tangan langsung yang bersifat steril dan non steril. Campur tangan yang sifatnya steril adalah campur tangan di pasar mata uang asing dengan mempertahankan supply uang. Campur tangan yang sifatnya non steril dapat dilihat jika bank sentral melakukan intervensi tanpa penyesuaian dalam penawaran uang.
Intervensi Tidak Langsung Bank sentral dapat mengintervensi nilai rupiah secara tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor yang menjadi penyebab naik turunnya rupiah. Contoh : tingkat suku bunga, penetapan pajak impor, kuota barang impor,
Dampak Valuta Lokal yang Lemah atas Perekonomian Dapat merangsang permintaan luar negeri atas produk domestik. Dapat meningkatkan ekspor. Menciptakan lapangan kerja secara signifikan. Inflasi.
Dampak Valuta Lokal yang Kuat atas Perekonomian Dapat merangsang para konsumen dan produsen domestik membeli produk-produk dari luar negeri. Laju inflasi rendah. Dapat menaikkan tingkat pengangguran.