CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENCEMARAN UDARA DAN GAS
Advertisements

Oleh Putri Umang Rudilah
Pencemaran Udara Pertemuan ke-8.
Litosfir Litosfer ,diambil dari bahasa Yunani, yaitu lythos, yang berarti batuan, dan sphere, yang berarti lapisan. Secara definisi litosfer adalah lapisan.
KARAKTERISTIK DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pengelompokkan Limbah Berdasarkan:
PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA
PENGENALAN & PENANGANAN BAHAN KIMIA
PENYAKIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
DAMPAK PADA KUALITAS UDARA
Asam Anorganik dan ahidritnya, Temu. 9
DAMPAK LIMBAH B3 DAN UPAYA PENGOLAHAN
POLUSI / PENCEMARAN MELIPUTI
PENCEMARAN UDARA OLEH : NARA ISWARI (10) RIDHO YURIO K. (16) ROSELINA ARUM. A (19) YULIANA EVITA N. (31)
INSPEKSI K3.
Sumber, Jenis Limbah Cair dan Efeknya terhadap Kesehatan Masyarakat
Rabbi zidna ilmaan …….. Oh God, please opened our heart and mind, enlightened with Your light. God send of science dot which Thou own to us… Oh God… Allow.
CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes
LIMBAH B3 (BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA)
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Penanganan bahan kimia secara aman pada saat bekerja
Keamanan Kerja Lab Oleh : Dedes Amertaningtyas,S.Pt.,MP
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
Eko Suhartono Bag. Kimia/Biokimia Fak. Kedokteran UNLAM
PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
1 Pertemuan > > Matakuliah: >/ > Tahun: > Versi: >
Kimia Kelautan : PENGARUH CEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI PERAIRAN Kimia Kelautan : PENGARUH CEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI PERAIRAN Kelompok 12.
Bahan Pencemar Air Senyawa organik dan senyawa anorganik yang terdapat dalam air dapat menyebabkan pencemaran air minum, meskipun untuk keperluan industri.
EFEK BAHAN KIMIA & PENYAKIT AKIBAT KERJA
HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Limbah Padat dan Limbah Berbahaya
Sanitasi Pada Pengolahan Limbah Industri
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI INDUSTRI
Defnisi Limbah DAN RUANG LINGKUP
PENCEMARAN UDARA OLEH KELOMPOK III : DEDI DWI KRISMAWANTI
Pencemaran Lingkungan dan Toksikologi Logam Berat
THE SYMBOLS OF CHEMICALS PROPERTIES
KERUSAKAN LINGKUNGAN Depok, 2012.
Reaksi Redoks Spontan Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung serta-merta. Contohnya adalah reaksi antara logam zink dengan larutan.
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
LIMBAH BATERAI SEBAGAI B3
TEKNIK LABORATORIUM “KIMIA DI SEKITAR KITA”
Ekologi Pencemaran Tanah
Teknik Pengemasan Limbah B3
EKOLOGI DAN PENCEMARAN ilustrasi DEFINISI & PERANAN
“PENILAIAN RISIKO TERHADAP BAHAN BERBAHAYA DALAM BIDANG TOKSIKOLOGI”
Toksisitas Logam (Lingkungan Kerja) pada Pekerja yang Terpapar
BAHAN BERACUN BERBAHAYA (B3)
PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
Pencemaran Lingkungan
Klasifikasi Limbah B3.
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI JAWA TIMUR
Pengelolaan limbah B3 Kegiatan Penghasil dan Pemanfaat LB3
Bahan Kimia Berbahaya Theo da Cunha
Ekonomi Hijau.
BAHAN KIMIA BERACUN, PENGGUNAAN, KLASIFIKASI, BAHAYANYA, PENYIMPANAN
Retno Wilujeng Puspita Dewi
BAB XI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Belerang adalah salah satu unsur kimia yang tidak termasuk dalam kelompok mineral logam. Manfaat Belerang dalam Industri dan Kesehatan Belerang dalam tabel.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Sifat Kimia , Cara Pembuatan dan Kegunaan Golongan VIII A ( Gas Mulia)
Kelompok 9 Dana Novitasari Muhammad Faridzi Dosen Pengampu: Adi Syakdani, S.T., M.T Teknik Pengolahan Limbah.
PEMCEMARA N LINGKUNGA N. Perhatikan gambar dibawah ini.
PENCEMARAN AIR Ir. Moh Sholichin, MT.
PENCEMARAN AIR. AIR ADALAH KEHIDUPAN BUMI APA ITU PENCEMARAN ????? PENCEMARAN AIR…DEFINISI PENCEMARAN AIR MENGACU PADA DEFINISI LINGKUNGAN HIDUP YANGDITETAPKAN.
Prof. Dr. Endang Tri Wahyuni, MS. Jurusan Kimia F.MIPA UGM.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

PENCEMARAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

LIMBAH B3 MENURUT PP.18 / 1999 jo PP No. 85 /1999 Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup dan atau dapat membahaya- kan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsung- an manusia serta mahluk hidup lain.

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya (PP 74/2001)

Limbah B3 Limbah Radioaktif Limbah Non – B3 Limbah Industri Limbah SUMBER LIMBAH : Kegiatan Domestik Kegiatan Industri dan Jasa Rumah Sakit Pertambangan Laboratorium Kendaraan Bermotor Sisa Pemakaian Barang Off-spec Kadaluwarsa Tumpahan/bocoran, dll Limbah B3 Limbah Radioaktif Limbah Non – B3 Limbah Industri Limbah Domestik

Penentuan Limbah B3 Penentuan Limbah B3 tergantung pada aplikasi serangkaian kriteria tertentu, yaitu : - Daftar spesifik bahan kimia dan turunannya - Kriteria ditetapkan melalui pengujian Toxicity Chracteristics Leaching Procedure (TCLP) Gabungan kedua metode tersebut diatas.

Menentukan Limbah B3 Ya Identifikasi Jenis limbah Cocok dgn Daftar Limbah B3 Limbah B3 Tidak Ya Periksa Kharakteristik Limbah B3 Tidak Lakukan uji Toksikologi LD50 Ya Tidak Bukan Limbah B3 Limbah B3

Identifikasi Bahaya

Karakteristik limbah B3 Mudah meledak (eksplosif) (misal : bahan peledak) Mudah terbakar ( misal: bahan bakar, solven) Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator) Menyebabkan infeksi : (limbah bakteri/rumah sakit) Bersifat korosif (asam kuat) Bersifat irritatif (basa kuat) Berbahaya/harmful (misal logam berat) Beracun (HCN, Cr(VI)) Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (merkuri, turunan benzena) Bahan Radioaktif (Uranium, plutonium,dll) pengamatan secara langsung, yang dapat seketika maupun menunggu beberapa wakto uji toksikologi uji sifat akut uji sifat kronis

Cara zat kimia menyakiti manusia Inhalation/Menghirup Kontak dengan kulit Tertelan

Sumber dan cara penyebaran Dampak Limbah B3 No Unsur logam Sumber dan cara penyebaran Efek yang ditimbulkan Alamiah Kegiatan manusia 1 Arsen (As) Pelapukan batuan sulfida dan emisi gas panas bumi Proses pertambangan, Industri insektisida arsenik, dan Pembakaran bahan bakar minyak dan gas Sangat beracun 2 Barium (Ba) Pelarutan mineral barit (BaSO4) Limbah industri cat dan kertas, dan proses pengeboran Konsumsi dalam waktu lama menyebabkan gangguan otot dan jantung, dan merusak ginjal 3 Besi (Fe) Pelarutan kulit bumi dan bijih besi Air limbah elektroplating Menurunkan estetika (air keruh dan bau amis, warna coklat pada baju ) 4 Kadmium (Cd) Pelepasan dari sel mikroorganisme Limbah industri cat, baterai, dan plastik, dan proses elektroplating Menyebabkan karapuhan tulang dan nyeri dengan intensitas tinggi, serta beracun 5 Kobal (Co) - Air limbah industri cat dan tekstil, dan emisi pembakaran mineral Konsentrasi tinggi beracun

Sumber dan cara penyebaran No Unsur logam Sumber dan cara penyebaran Efek yang ditimbulkan Alamiah Kegiatan manusia 6 Kromium heksavalen (Cr (VI)) - Air limbah elektroplating, penyamakan kulit, industri tekstil dan pembuatan cat. Gangguan kulit, kerusakan liver dan karsinogenik 7 Mangan (Mn) Pelarutan mineral Industri pembuatan baterai 8 Merkuri (Hg) Emisi gas panas bumi Limbah industri pembuatan termometer, lampu, baterai, pembasmi serang, dan soda kostik, dan ekstraksi emas dan perak Beracun dan merusak sistem syaraf 9 Nikel (Ni) Pelarutan kulit bumi Air limbah proses elektroplating, dan pembuatan baterai kering Karsinogenik 10 Tembaga (Cu) Pelarutan mineral kalkopirit (CuFeS) dan atau malasit (Cu(OH)2CuCO3) Air limbah proses elektroplating, industri pembuatan soda kostik, cat, dan pestisida, dan kegiatan pertambangan Beracun bagi biota dan ikan. Konsentrasi tinggi menyhebabkan iritasi

Sumber dan cara penyebaran Efek yang ditimbulkan Alamiah No Unsur logam Sumber dan cara penyebaran Efek yang ditimbulkan Alamiah Kegiatan manusia 11 Timbal (Pb) Pelarutan batuan galena (PbS) Industri pembuatan cat dan soda kostik, dan kegiatan pertambangan, serta emisi kendaraan bermotor Kerusakan otak dan ginjal 12 Selenium (Se) - Industri pembuatan komponen listrik Beracun jika dihirup 13 Zenk (Zn) Pelepasan dari sel biota Air limbah proses elektroplating, industri pembuatan cat, baterai, dan soda kostik Tidak beracun bagi manusia dan ikan

Pembuangan limbah tanpa ijin dan menimbulkan pencemaran lingkungan Udara Tanah Air  Adalah tindakan kriminal ! Limbah harus dikelola dengan benar !

Prinsip Pengelolaan B3 Jangan memproduksi limbah B3 Minimisasi Limbah B3 Reduction, Recovery, Reuse dan Recycling Pembuangan secara aman (tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup)

Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3 Penghasil Limbah Perolehan Kembali Penggunaan Kembali Penyimpanan “On Site” Penyimpanan Sementara Pengumpulan Pengangkutan Pengangkutan Pengangkutan Pengolahan Pembuangan Akhir

Penanganan Limbah B3 terdiri dari : Penandaan Limbah B3 Kemasan Limbah B3 Penyimpanan Limbah B3 Pengumpulan Limbah B3 Pengangkutan Limbah B3

Label & Symbols Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3 Label Tulisan yang menunjukkan antara lain karakteristik dan jenis bahan kimia berbaya & beracun. Symbol Gambar yang menyatakan karakteristik bahan kimia berbaya & beracun.

Klasifikasi Bahan Kimia PPRI 74/2001 US – DOT NFPA 704 M HMIS/HMIG

Klasifikasi PPRI 74/2001 mudah meledak (explosive); LPG, Mg pengoksidasi (oxidizing); sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable ); sangat mudah menyala ( highly flammable ); mudah menyala (flammable); Mg amat sangat beracun (extremely toxic ); sangat beracun  ( highly toxic); beracun (moderately Toxic ); Battery berbahaya (harmful ); Chloroform korosif (corrosive); Iodine bersifat iritasi (iritant); berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); Solar, Oli bekas, CFC karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos, teratogenik (teratogenic); Smoke detektor mutagenik (mutagenic).

Klasifikasi US - DOT

Klasifikasi NFPA 704 M HMIS/HMIG

Hazard Labels NFPA 704 M HMIS/HMIG

Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA) Flammability (merah) Reactivity (kuning) 4 2 3 Oxy Health Hazard (biru) Other Hazards (putih)

Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA) Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4 untuk menjelaskan tingkat bahayanya. Health Hazards (bahaya thd kesehatan) Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran) Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan) Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 1 : Bahan-bahan mudah meledak (Explosives) Contoh : Amunisi, Amonium Picrate.

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 2 : Gas-gas Gas yang mudah terbakar (Flammable Gas) Contoh : Gas Alam Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (Non Flammable Compressed Gas) Contoh : Nitrogen

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 3 : Flammable Liquids (Cairan mudah menyala) Bahan kimia cair yang mudah terbakar Contoh : Acetonitrile, Acetone, CS2, LPG.

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 4 : Bahan kimia padat yang mudah menyala (Flammable Solid) Contoh : Benlate dan Benomyl Composition.

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 5 : Oxidizing Agents & Organic Peroxide (Cairan mudah menyala) Contoh : Calcium Hypochlorite, H2O2, Acetyl Peroxide.

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 6 : Bahan Beracun (Toxic/Poison) Bahan kimia beracun (Toxic Substances) Contoh : Lannate 25 WP, Methomyl Comp, Chloroform, CCl4, Dimethyl Sulphate.

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 7 : Bahan Radioaktif (Radioactive Materials) Bahan Radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dgn aktivitas jenis lebih besar dari 0.002 microcurie/gram

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 8 : Bahan Korosif (Corrosive Substances) Yaitu bahan kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan hidup atau bahan lainnya. Contoh : Asam asetat, HCl, H2SO4, HNO3, NaOH, KOH, NH4OH.

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 9 : Bh Kimia Lainnya (Miscellaneous), yaitu yg bersifat membahayakan lingkungan : Misalnya : Marine Pollutant, Environmentally hazardous substance.

Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung Botol baja/tabung gas untuk gas-gas yang menyebabkan tercekik/kekurangan zat asam berwarna abu-abu. Contoh : Nitrogen, Karbondioksida, Gas Mulia (Argon, Helium) Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas-gas mudah terbakar dan atau meledak dicat berwarna merah kecuali untuk botol baja gas minyak cair/elpiji dicat warna biru dengan tanda warna merah pd bag sekeliling valvenya. Contoh : Hidrogen, Asetilen, Metana, dll.

Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas beracun dicat warna kuning tua. Contoh : Arsine, Pestisida, Asam klorida, dll Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas yang menyengat dicat warna kuning muda. Contoh : Amoniak, Boron Trichlorida, Metil Chlorida, dll. Botol baja/tabung gas bertekanan untuk zat asam dan gas-gas pengoksida dicat warna biru muda.

Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung Botol baja/tabung gas untuk gas-gas campuran dicat warna gabungan dr masing-2 kelompok gas yg dicampurkan. Contoh : campuran 10% CO dan 90% Argon digunakan warna untuk gas mudah terbakar dengan gas beracun. Botol baja/tabung gas bertekanan kelompok gas untuk keperluan rumah sakit dicat warna putih. Contoh : Oksigen, Steril gas, dll Pada bag badan botol diberi tulisan sablon hitam nama gas.

Kemasan Limbah B3 Prinsip-prinsip kemasan B3 : Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh disimpan dalam kemasan yg sama ; Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik, bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali; Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan perluasan, formasi gas atau tekanan

Prinsip-prinsip kemasan B3 : Kemasan yang memuat limbah B3 harus ditandai dan disimpan secara konsisten menurut peraturan BAPEDAL untuk pengemasan; Kemasan yang memuat limbah B3 harus diinspeksi minimum 1 X / minggu, dimaksudkan untuk mnegaskan bahwa kemasan tidak rusak dan tidak bocor; Kemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dicatat sebagai bagian normal dari aktivitas pengolahan limbah B3

Pra Kemasan B3 : Setiap produsen/pengumpul limbah B3 harus mengetahui sifat-sifat bahaya dari seluruh limbah yang dihasilkan atau dikumpulkan; Sifat kemasan dan bahan yang dipakai harus sesuai dengan sifat limbah yang dikemas : - Dalam kondisi baik - Tidak rusak - Bebas karat - Tidak bocor

Persyaratan Kemasan B3 : Bentuk, ukuran, dan bahan yang dipergunakan untuk kemasan harus sesuai dengan sifat limbah dalam hal keamanan, kemudahan penggunaannya; Kemasan dapat terbuat dari : - Plastik : HDPE, PP, PCV, Teflon - Logam : Baja karbon, SS304, SS316 dan SS440 - Bahan lainnya yg tak bereaksi dgn limbah yg termuat

Handling / Penyimpanan B3 dlm Tangki Harus ijin ke BAPEDAL (Kep 01/Bapedal/09/1995) dengan rincian : - Sifat limbah B3 yg akan disimpan - Rancangan sistem tangkai dgn peralatan tambahan yang akan dipasang - Evaluasi kemungkinan karat - Masa hidup operasional yang diprakirakan - Rencana penghentian dan pasca penggunaan

Handling Ruang Penyimpanan Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat yang cukup dingin. Mempunyai ventilasi udara yang cukup. Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan. Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia. Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan bahan yang bersifat oksidator. Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan kuat. Keran silinder harus ditutup (diberi cup) . Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS). Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau). Adanya tanda larangan untuk merokok. Gunakanlah system FIFO.

Pengumpulan Limbah B3 Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 : Paling tidak berukuran 1 Ha; Lokasi bebas banjir; Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt - 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain - 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran) - 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi, sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll. - 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan lindung, dsb.

Fasilitas Lokasi Pengumpulan Limbah B3 Bangunan pengumpulan dgn laboratorium dan fasilitas pencucian Pemuatan dan pembongkaran kendaraan Tanggap darurat dan pengelolaan tumpahan

Pengangkutan Gunakan alat transport yang sesuai untuk memindahkan bahan kimia. Memastikan bahwa bahan kimia yang diangkut tidak mengalami kebocoran.

Pengangkutan Mempersiapkan & memeriksa alat bongkar muat dan peralatan pengaman darurat. Kendaraan dioperasikan oleh awak kendaraan yang memiliki kualifikasi dibidang angkutan Kendaraan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan. Periksa apakah bahan kimia telah dilengkapi dengan dokumen! Nomor emergensi & personel yang perlu dihubungi. Ketahuilah cara menangani bila terjadi tumpahan. Jangan meninggalkan kendaraan tanpa adanya pengawasan. Jangan menyalakan mesin bila sedang menaikkan atau menurunkan barang, serta tidak berada dalam kabin. Jangan merokok bila sedang menaikkan atau menurunkan barang.

Pengangkutan Pengangkutan KepMenHub No.KM 69/1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan

PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) “Returning the Environment to the People of Indonesia” Prosedur Penerimaan Limbah di PPLi

Penyimpanan Limbah B3 Manajemen Penyimpanan Limbah di PPLi: Memisahkan berdasarkan karakteristik limbah masing-masing. Limbah disimpan di drum storage dengan pelabelan Dihindarkan dari panas Limbah berupa ceceran akan dimasukkan ke dalam bangunan pengolah limbah. Limbah organik disimpan digudang penyimpanan selama +/- 2-3 hari.

Pemantauan Lingkungan Pemantauan pasca operasi Upaya Pengelolaan Lingkungan PT. PPLi Audit Lingkungan Unit Tanggap Darurat Pemantauan Lingkungan Pemantauan pasca operasi Program pelatihan

SEKIAN… TERIMAKASIH