WHAFIK MUHAMMAD RIFAI, 2102405575 Simbol dan Makna Novel Candhikala Kapuranta Karya Sugiarta Sriwibawa.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DEVI DWI ASTITI, Kepribadian Tokoh dalam Novel Pawestri Tanpa Idhentiti Karya Suparto Brata.
Advertisements

SUWARSIH, Kriminalitas dalam Novel Kembang Kantil Karya Senggono.
RATIH BUDI NURANI, Cerita Jaka Setya Lan Jaka Sedya Karangan Mas Arjasuwita Dalam Kajian Greimas.
IMA ISTIANI, Tokoh Panji Dalam Serat Panji Balitar.
HERI ROHMADANI, Heroisme Dalam Serat Menak Dewi Soja.
SUCI ANGGARINI, Aspek Tokoh dan Penokohan dalam Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara Karya Daniel Tito dan Kesesuaiannya sebagai Bahan Ajar di.
RUDIANTO, NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SERAT CEMPORET KARYA R. NG. RANGGAWARSITA.
YULIA PUSPITASARI, Struktur Cerita dan Nilai Kepatuhan Masyarakat Desa Somawangi Kabupaten Banjarnegara Dalam Narasi Cerita Rakyat Raden Somawangi.
ZULNITA MUSFIANI, Intertekstual Wayang Gombal dalam Majalah Jaya Baya.
WAHYU HANDAYANI, Serat Warawurcita dalam Kajian Struktural.
PUJIANIK, Novel Panglipur Wuyung Asmara Ing Bandjir Lusi Karya JA. Setia Kajian Stilistika.
MUHAMMAD HERU WIBAWA, WATAK DAN PERILAKU TOKOH UTAMA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA.
ANDIKA RAKA DIANJAYA, Skizofrenia sebagai Fenomena Psikologis dalam Cerpen Le Horla Karya Guy de Maupassant.
HENDI ANGGORO, Stuktur Mantra Primbon Ajimantrawara.
NOR HIDAYAH, CITRA DIRI WANITA CINA DALAM NOVEL PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA.
DIANA EKA JAYANTI, Parikan Dalam Gendhing Tayub Blora.
TRIMIATI, Puitika Widodo Basuki Dalam Kumpulan Geguritan Layang Saka Paran.
YENNY NOOR AFIFA, KONFLIK BUDAYA TOKOH LELAKI DALAM NOVEL TIBA-TIBA MALAM KARYA PUTU WIJAYA.
JOKO WURYANTO, Struktur dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Lakon Dewa Ruci Versi Ki Anom Suroto dan Kemungkinannya sebagai Bahan Ajar bagi Siswa.
DEWI INDAH LESTARI, Struktur Dramatik Lakon Wayang Karna Tandhing Oleh Ki Enthus Susmono.
SHOFIYATUN, KONFLIK PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR KARYA MUHIDIN M. DAHLAN.
CHARISAH MILATILLAH, Watak Tokoh-tokoh dalam Kumpulan Crita Cekak Ajur Karya Akhir Lusono.
NOVIA FITRIANI, Kepahlawan Dalam Serat Pedhalangan Arjuna Wiwaha.
ENIK MURDIESTI, PENYIMPANGAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM KUMPULAN CERPEN CERITA PENDEK TENTANG CERITA CINTA PENDEK KARYA DJENAR MAESA.
FRANSISCUS XAVERIUS HARDANTO, Penokohan dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya N.H. Dini dan Kemungkinannya sebagai Bahn Ajar di SMA/ MA.
B.WIDIA HAYU SAMAPTA, Novel Ombak Sandyakalaning dalam Kajian A.J. Greimas.
DIDIK KUSUMA SAPUTRA, Fakta Cerita dan Tema Novel Purasani Karya Yasawidagda.
ANANG FEBRI PRIAMBADA, Bentuk dan Makna Leksikon Pembentuk Rumah Adat Kudus.
FINNA DWI ESTIANINGRUM, Cerita Rakyat Ki Sondong Majeruk dan Ki Sondong Makerti Dalam Perspektif Greimas.
HENI PURWATI, Gaya Bahasa dalam Cerita Sambung Sang Fotografer Karya Ay. Suharyono.
EKO WAHYU HIDAYAT, MAKNA SEMIOTIK BABAD DJALASUTRA.
DEWI KARTIKAWATI, Lagu dalam Teks yang Mengiringi Kesenian Rakyat Jatilan di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
PRABOWO BAYU ARDI, KERIS SEBAGAI SALAH SATU SIMBOL IDENTITAS PRIYAYI JAWA DI KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT.
SULIYATI, Ajaran Serat Nitiprana Dalam Kajian Struktural Semiotik Todorov.
AULIA AHMAD RITAUDDINZ, SUDUT PANDANG DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA.
PUJI MARYATI, Ekspresi Esmiet dalam Sembilan Crita Cekak di Majalah Panjebar Semangat.
WIWIT UJI SHARASWATI, Struktur Cerita Novel Kembang saka Persi Karya Soebagijo I.N.
PARAMITA MUTAQIENAH, Cerita Rakyat Ki Ageng Giring di Desa Gumelem Kabupaten Banjarnegara.
RESTU KURNIAWAN, Lamating Kewan pada Masyarakat Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.
NAUFAL ALIN, Perempuan Dalam Novel Dawet Aju Karya Widi Widajat.
FEBRIANA BUDHI PALUPI, BENTUK PERTUNJUKAN DAN MAKNA SIMBOLIS KESENIAN BABALU DI KABUPATEN BATANG.
IKA KUSUMA WARDANI, Makna Simbol Semar dan Gareng pada Dawet Ayu Banjarnegara.
NOVITA LAELLY, Sinden Dalam Cerbung Tembang Katresnan Karya Atas S. Danusubroto.
RETNO CAHYANINGTYAS, Menak Gandrung Yasadipura I dalam Kajian Struktural Semiotik.
BAGUS PRASETYO ADILUHUNG, Sirwenda Danurwenda Dalam Kajian Strukturalisme Greimas.
GANJAR TRIADI, Simbol dan Makna Pepali Adipati Wirasaba dan Relevansinya pada Masyarakat di Eks-karesidenan Banyumas.
RIZKI MAISAROH, Gaya Bahasa Dalam Cerbung Kenya Kebak Wewadi Karya Pakne Puri Di Majalah Panjebar Semangat.
DEWI MAFTUCHAH, Alur Novel Emprit Ambuntut Bedhug Karya Suparto Brata.
DEFIANA LUTFITASARI, Mitos Cerita Candi Gamelan Di Kabupaten Pekalongan.
AGUSTINA TRI LESTARI, Cerita Dewi Rayungwulan dalam Serat Babad Pati.
DIAN MUSTIKASARI, Serat Dharma Sasana Dalam Kajian Semiotik.
DEDDY DWI WIJAYA, Struktur Cerita Misteri Alaming Lelembut pada Majalah Jawa Panjebar Semangat Tahun 2010.
ENDANG MURDININGSIH, NALURI DAN REAKSI TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUKJIZAT CINTA KARYA MOHAMMAD MASYKUR A.R.SAID.
ODA SHYANTICA HANINGTYAS, DEIKSIS DALAMROMANVENDREDI OU LAVIE SAUVAGE KARYA MICHEL TOURNIER.
NGASIYATI, Gaya Bahasa dalam Novel Dom Sumurup ing Banyu Karya Suparto Brata.
KHORIDATUL MAULA, KESANTUNAN BERBAHASA DALAM WACANA SMS PEMBACA PADA KOLOM SUARA WARGA DI HARIAN KOMPAS.
EKO GUNAWAN, Penggunaan Kohesi dan Koherensi Antarkalimat Dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sapuran Kabupaten Wonosobo.
TITAH FURI HADIYANTI, Analisis Tindak Kekerasan dalam Dongeng Le Petit Poucet Karya Charles Perault.
AMNAH FALESTINA, Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Sugesti- Imajinasi Media Lagu Siswa Kelas X MA Salafiyah Karang Tengah.
YUNITA ENDARWATI, Struktur Crita Cekak (Cerkak) Majalah ''Jaya Baya'' pada Tahun 90-an.
AMIN JATI WALUYO, Pembelajaran Bahasa Jawa Ragam Krama Pada Masyarakat Samin Di Dukuh Tambak Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora.
NOVIA DWI TRANWATI, PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MEDIA ANGKA SISWA KELAS X SMA DIAN KARTIKA.
ASTERIA MURBANDARI, Novel Luruh Kuncup sebelum Berbunga Karya Mira W dan Kemungkinannya sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMP.
DIANA WISNANDARI, CERITA ADIPATI ONJE DALAM NASKAH-NASKAH BABAD
MIFTAH FARID, Serat Panutan Karya Mas Prawirosudirjo dalam Kajian Strukturalisme A.J. Greimas.
Identitas Mahasiswa - NAMA : IMA WULANDHARI - NIM : PRODI : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Identitas Mahasiswa - NAMA : PUJI NAWANGSARI - NIM : PRODI : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (Pendidikan Bahasa dan Sastra.
PURNANINGRUM LESTARI DAMAYANTI, Lakon Wayang Semar Mbangun Kayangan Oleh Dhalang Ki Hadi Sugito.
ABDUL ROKHIM, Menelusuri Makna Semantik dan Aspek Verbal Pada Kidung Sesingir Karya Pakubuwana IX Surakarta Hadiningrat.
SETYANINGSIH, WATAK DAN PERILAKU TOKOH MATSUMI DALAM NOVEL PEREMPUAN KEMBANG JEPUN KARYA LAN FANG.
Transcript presentasi:

WHAFIK MUHAMMAD RIFAI, Simbol dan Makna Novel Candhikala Kapuranta Karya Sugiarta Sriwibawa

Identitas Mahasiswa - NAMA : WHAFIK MUHAMMAD RIFAI - NIM : PRODI : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa) - JURUSAN : Bahasa & Sastra Indonesia - FAKULTAS : Bahasa dan Seni - sekedhap pada domain ymail.com - PEMBIMBING 1 : Yusro Edy Nugroho, S.S., M.Hum. - PEMBIMBING 2 : Drs. Sukadaryanto, M.Hum. - TGL UJIAN :

Judul Simbol dan Makna Novel Candhikala Kapuranta Karya Sugiarta Sriwibawa

Abstrak Novel Candhikala Kapuranta karya Sugiarta Sriwibawa adalah salah satu novel berbahasa Jawa yang mendapat penghargaan Rancage pada tahun Novel yang dianggap unggul dalam menampilkan nuansa budaya Jawa ini sarat akan sebuah simbol, hal itu terlihat dari kata-kata dan kalimat yang digunakan. Oleh sebab itu novel Candhikala Kapuranta menarik untuk dikaji dan diteliti agar diketahui simbol dan makna yang ada di dalamnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana simbol dan makna yang terdapat dalam Novel Candhikala Kapuranta berdasarkan teori strukturalisme semiotik A. Teeuw? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkap simbol dan makna dalam Novel Candhikala Kapuranta berdasarkan teori strukturalisme semiotik A. Teeuw. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif yaitu pendekatan yang memberi perhatian pada karya sastra atau teks sastra sebagai sebuah struktur yang otonom. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat dan simak, teknik catat untuk mencatat kata atau kalimat yang diduga sebagai simbol. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Novel Candhikala Kapuranta karya Sugiarta Sriwibawa yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya Jakarta tahun Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan simbol dan makna yang terdapat dalam novel Candhikala Kapuranta berdasarkan teori strukturalisme A. Teeuw. Teori tersebut dibagi ke dalam tiga kode, yaitu kode bahasa, kode sastra, dan kode budaya. Dari kode bahasa ditemukan istilah bahasa Jawa, pilihan kata, dan peribahasa Jawa, (1) Istilah bahasa Jawa yang maknanya sebuah gelar, yaitu Raden, Raden Mas, Raden Rara, Raden Ajeng, dan Den Bei. Istilah yang lain yaitu, ma lima. (2) Penggunaan kata ganti orang pertama dan orang kedua di dalam dan di luar keraton, yaitu abdi dalem, kula, kowe, sampeyan, panjenengan. (3) Peribahasa Jawa yang digunakan, yaitu Ilang-ilangan endhog siji, ngono ya ngono ning aja ngono. Berdasarkan simbol-simbol yang ditemukan melalui kode bahasa tersebut, maka dapat diketahui maknanya. Novel Candhikala Kapuranta mengandung unsur-unsur budaya Jawa melalui gelar sebagai status sosial dalam masyarakat Jawa, istilah bahasa Jawa yang dipakai mempunyai makna menandakan sebuah keadaan yang dialami seseorang, kata ganti orang pertama dan kedua di dalam dan di luar keraton menandakan rasa hormat dari penggunanya, peribahasa yang digunakan mempunyai makna sebuah ajaran yang baik di dalamnya. Kode sastra novel Candhikala Kapuranta adalah penggunaan nama tokoh wayang, yaitu Janaka, Cakil, Karna, Begawan Ciptaning, Begawan Mintaraga, lakon Karna Tandhing, dan perang Baratayuda Jayabinangun. Janaka adalah lambang dari ilmu pengetahuan. Cakil menggambarkan profil rakyat kecil. Karna melambangkan norma kesusilaan. Begawan Ciptaning dan Begawan Mintaraga melambangkan kebersihan jiwa dan menyucikan diri. Karna tanding melambangkan sikap seorang kesatria. Bale Sigala-gala melambangkan kewaspadaan. Perang Baratayuda Jayabinangun melambangkan watak angkara murka dan watak mulia yang pada akhirnya dimenangkan oleh watak mulia. Penggunaan nama Puspawicitra, Sastrakusuma, dan Atmakusuma yang menggandung arti bunga, yaitu puspa, wicitra, dan kusuma melambangakan keharuman. Kata gabung sastra berarti ilmu pengetahuan dan sukma berarti nyawa melambangakan ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan jika digunakan akan mengaharumkan nama pemiliknya. Berdasarkan kode budaya ditemukan konsep ketuhanan dari hasil kebudayaan Jawa berupa tembang atau kidung, yaitu kidung Sarira Ayu dan kidung Marmarti. Kidung Sarira Ayu adalah sebuah kidung yang bertujuan meminta perlindungan diri kepada tuhan atau dengan kata lain kidung ini adalah sebuah doa. Kidung Marmarti adalah sebuah permohonan yang disampaikan kepada tuhan melalui perantara sedulur papat lima pancer. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pembaca agar dapat melestarikan ajaran-ajaran Jawa yang terdapat dalam novel Candhikala Kapuranta dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain dalam rangka pengembangan teori strukturalisme semiotik terhadap karya sastra Jawa > Novel Candhikala Kapuranta karangane Sugiarta Sriwibawa yaiku salah sijining novel Jawa sing entuk penghargaan rancage taun Novel sing dianggep unggul nampilake nuansa budaya Jawa iki kebak tanda lan simbol, perkara iki ketara saka tembung lan ukara sing digunaake. Awit saka iku novel Candhikala Kapuranta duweni daya tarik dikaji lan ditliti supaya bisa nemokake simbol lan makna sing ana ning sakjerone. Perkara sing arep ditliti yaiku kepiye simbol lan makna novel Candhikala Kapuranta nganggo srana teori struktural semiotik A. Teeuw? Anane paneliten novel Candhikala Kapuranta iki kanggo ndungkap lan nemokake simbol lan makna novel Candhikala Kapuranta nganggo dasar teori strukturalisme semiotik A Teeuw. Pendhekatan sing digunakake ing paneliten iki nganggo pendhekatan objektif yaiku pendhekatan sing nggatekake karya sastra minangka sawijining struktur. Cara sing digunakake kanggo bedah karya sastra yaiku cara catet lan semak, catet kanggo nyatet ukara utawa tembung sing diduga duweni simbol. Paneliten iki sumbere saka novel Candhikala Kapuranta karangane Sugiarta Sriwibawa sing diterbitake dening penerbit Pustaka Jaya Jakarta taun Kasil saka peneliten iki, yaiku jelasake simbol lan makna nganggo kode bahasa, kode sastra, lan kode kebudayaan. Yaiku nganggo dasar teges lan pralambang (1) teges lan pralambang nganggo gelar jeneng, yaiku Raden, Raden Mas, Raden Rara, Raden Ajeng, lan Den Bei. Istilah liane yaiku tembung ma lima (2) tembung genti wong kapisan lan wong kapindho sing digunakake ning jero kraton lan jaba kraton, yaiku abdi dalem, kula, kowe, sampeyan, panjenengan. (3) paribasan sing digunakake, yaiku ilang-ilangan endhog siji, ngono ya ngono ning aja ngono. Saka kode bahasa yaiku nandakake kahanan wong antarane wong cilik lan wong panggedhe saka gelar jenenge, rasa hormat sing diwujudake nganggo tembung genti wong kapisan lan wong kapindho, dene paribasan lan bebasane duweni piwulangan Jawa ning sajerone crita. Kasil saka kode sastra yaiku carane gunakake jeneng lakon wayang, yaiku Janaka, Cakil, Karna, Begawan Ciptaning, Begawan Mintaraga, lakon Karna Tandhing, lan Baratayuda Jayabinangun. Janaka yaiku lambang saka ngelmu. Cakil yaiku pralambang saka wong cilik, Karna yaiku lambang saka norma kasusilan, Begawan Ciptaning lan Begawan Mintaraga pralambang saka jiwa kang suci. Karna tandhing duweni lambang saka sifate satria. Bale sigala-gala pralambang saka sikap waspada. Baratayuda Jayabinangun yaiku lambang saka angkara murka lan watek kamulyan. Pralambang liane nganggo jeneng sing nganggo jeneng kembang nandakake wangine sawijining jeneng. Tembung sastra lan sukma nandakake ngelmu sing bisa nguripi. x Dene saka kode kabudayan yaiku, ananing konsep ketuhanan saka kasil kabudayan Jawa, yaiku kidung Sarira Ayu lan kidung Marmarti. Kidung Sarira Ayu duweni karep dongga manungsa marang gusti. Kidung Marmarti yaiku duweni sawijining ajaran Jawa jaluk sambat karo sedulur papat lima pancer. Saka kasil paneliten iku, nyaranake supaya sing maca bisa nglestarekake ajaran Jawa iku lan uga bisa dadi tuladha ngembangake analisis sastra strukturalisme semiotik modhel A. Teeuw.

Kata Kunci Simbol, makna, semiotik, Novel Candhikala Kapuranta.

Referensi Aminuddin Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Balai Bahasa Yogyakarta Kamus Bahasa Jawa (Bausastra Jawa). Yogyakarta: Kanisius. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia: edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widya Tama. Herusatoto, Budiono Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita. Jabrohim Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Khakim, Indy G Mutiara Kearifan Jawa. Yogyakarta: Pustaka Kaona. Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta: Djambatan. …… Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka. Kuntowijoyo Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana. Luxemburg, Jan Van, Mieke, dan Weststeijn Pengantar Ilmu Sastra (diIndonesiakan oleh Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia. M.H, Nanda Wayang. Yogyakarta: Bintang Cemerlang. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poespaningrat. R.M. Pranoedjoe Nonton Wayang Dari Berbagai Pakeliran: Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat. Prabowo, Dhanu Priyo Glosarium Istilah Sastra Jawa. Yogyakarta. Narasi. Ratna, Nyoman Kutha Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sobur, Alex Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sriwibawa, Sugiarta Candhikala Kapuranta. Jakarta. Pustaka Jaya. Sudaryanto, Metode Dan Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudjiman, Panuti, dan Zoest, Aart van Serba-serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia PustakaUtama. Suharianto, S Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta. Suseno, Frans Magnis Etika Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Teeuw, A Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Tirtohamidjojo, S Wayang Ilmu Pengetahuan Hidup. Jakarta: Wiratama Prasetya Sakti. Utomo, Sutrisno Sastro Kamus Lengkap Jawa-Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. ` Wellek, Rene dan Austin Warren Teori Kesusastraan (diIndonesiakan oleh Melani Budianta) Jakarta: Gramedia.

Terima Kasih