Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERKEMBANGAN ANAK DAN PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Advertisements

TEORI-TEORI ETIKA BISNIS
Etika Profesi Public Relations
Disajikan kembali oleh: John Suprihanto
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL
Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PANCASILA PARADIGMA PEMBANGUNAN TM 6.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Etika Bisnis dan Profesi
BISNIS DAN PERLINDUNGAN KOSUMEN. BISNIS DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN Masyarakat modern adalah masyarakat bisnis Pelaku bisnis beranggapan hanya bertanggung.
STMIK/ AMIK “PARNA RAYA” MANADO
Social Psychology Akademi Perawat Panti Waluya 19 Desember 2009.
URUTAN INVARIAN DAN KONSISTENSI INTERNAL DALAM TAHAPAN-TAHAPAN PERTIMBANGAN MORAL Oleh : Kelompok 2.
PERKEMBANGAN ASPEK MORAL
Etika Komputer Tinjauan Umum bahan utama: Etika Komputer Teguh Wahyono.
PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN MORAL
Bisnis dan Etika.
Etika Bisnis.
TEORI-TEORI ETIKA BISNIS
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI.
Pembimbing Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M.Pd
ETIKA BISNIS (BAHAN 1) MOHD. KURNIAWAN. DP.
PERKEMBANGAN MORAL: TEORI PIAGET & KOHLBERG
ETIKA BISNIS purwati.
BISNIS DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
KAIDAH DASAR MORAL (Penuntun penerapan prima facie )
PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN MORAL
Perkembangan Moral, Nilai dan Agama PSIKOLOGI REMAJA
Hasim As’ari TEORI ETIKA 1.
2 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
Materi ke-1 Oleh Sri Ayem
TEORI DAN ETIKA KOMUNIKASI MUH. ALFIAN
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
Teori Lawrence Kohlberg
TEORI ETIKA BISNIS.
Aspek Etika Bisnis dalam skb
Bab III MORALITAS.
NILAI DAN NORMA.
Bisnis dan Etika.
BAB I ETIKA DAN BISNIS. BAB I ETIKA DAN BISNIS.
Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
ETIKA PROFESI.
NILAI DAN ETIKA PEKERJAAN SOSIAL
ETHICS Kuliah MU113E Senin,
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
PROF.DR. SOESILO ZAUHAR, MS
Etika dan Profesionalisme
TEORI-TEORI ETIKA BISNIS
Etika Pancasila.
Mengelola Tanggung Jawab Sosial dan Etika By: Fani Ishlaah Heryunda Tegar Mahendra By: Fani Ishlaah Heryunda
LP3I BUSINESS COLLEGE LAMPUNG
Gaya Kerja.
BAB III. PENDEKATAN EKONOMI TERHADAP HUKUM
Nama : Ratna Dhammena Santika NPM : Kelas : 4EA10
NAMA KELOMPOK 3 : DIMAS ANGGIE LORENZA ( )
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
Citra sandhika Putri ( )
Krisis etika yang menyebabkan saya jadi begini.
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
TEORI-TEORI ETIKA BISNIS
ETIKA PROFESI.
KEADILAN DALAM BISNIS Berbagai paham dan teori mengenai keadilan :
PERKEMBANGAN MORAL REMAJA
ETIKA BISNIS & TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
Etika Komputer Tinjauan Umum bahan utama: Etika Komputer Teguh Wahyono.
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI. DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan.
Bagian 1 Tujuan dan Peran Etika Bisnis dan Profesi materi ini dapat diunduh di www://bit.ly/ebpaaykpn.
Transcript presentasi:

Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg 1927 -1987

Ada tiga level perkembangan moral: Level I: Preconventional Morality Stage 1: Punishment and obedience orientation Tahap ini disebut juga moralitas heteronomi. suatu orientasi pada hukuman dan kepatuhan. Penentuan benar atau salah didasarkan pada konsekuensi ragawi suatu tindakan. Penalaran pada tahap ini sangat egosentrik, penalar tidak dapat mempertimbangkan perspektif orang lain.

Stage 2: Individualism, instrumental purpose, and exchange Tahap kedua disebut tujuan instrumental, individualisme dan pertukaran (kebutuhan dan keinginan). Tahap ini ditandai oleh pemahaman baik atau benar sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan, baik diri sendiri maupun orang lain. Kebutuhan pribadi dan kebutuhan orang lain merupakan pertimbangan utama penalaran pada tingkat ini.

Level II: Conventional Morality Stage 3: Mutual interpersonal expectation, relationship, and interpersonal conformity Tahap harapan, hubungan dan penyesuaian antarpribadi. Mengerjakan sesuatu yang benar pada tahap ini berarti memenuhi harapan orang-orang lain, loyal terhadap kelompok, dan dapat dipercaya dalam kelompok tersebut. Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain dianggap hal yang penting.

Kesadaran akan perlunya saling menaruh harapan dan saling memberikan persetujuan terhadap perasaan dan perspektif orang lain, serta minat kelompok menjadi perspektif sosial seseorang.

Stage 4: Social system and conscience (law and order) Tahap keempat adalah sistem sosial dan hati nurani. Mengerjakan sesuatu yang benar pada tahap ini berarti mengerjakan tugas kemasyarakatan dan mendukung aturan sosial yang ada. Tanggung jawab dan komitmen seseorang haruslah menjaga aturan sosial dan menghormati diri sendiri.

Level III: Postconventional Morality or Principled Stage 5: Social contract or utility and individual right Tahap ini adalah kontrak sosial dan hak individual. Yang dianggap benar menurut tahap ini adalah yang mendukung hak-hak dan nilai-nilai dasar, serta saling menyetujui kontrak sosial.

Orientasi penalaran tahap ini adalah pada upaya memaksimalkan kesejahteraan masyarakat dan menghargai kemauan golongan mayoritas, di samping menjaga hak-hak golongan minoritas.

Apabila undang-undang dan aturan yang ada dianggap tidak sesuai, misalnya bertentangan dengan hak-hak kemanusiaan, maka penalar pada tahap kelima ini dapat melakukan kritik dan mengusahakan perubahan dan mempelajari cara mengatasinya.

Tahap kelima ini memiliki sifat utilitarianism rational, yakni suatu keyakinan bahwa tugas dan kewajiban harus didasarkan pada tercapainya kebahagiaan bagi sebagian besar manusia.

Stage 6: Universal ethical principles Tahap keenam adalah prinsip etis universal. Pada tahap ini yang dianggap benar adalah bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip pilihan sendiri yang sesuai bagi semua manusia.

Prinsip-prinsip diterima oleh orang yang berada pada tahap ini bukan disebabkan oleh persetujuan sosial, tetapi prinsip-prinsip tersebut berasal dari ide dasar keadilan, yaitu persamaan hak-hak kemanusiaan dan penghargaan terhadap martabat manusia.

Penalar pada tahap ini sudah dapat membuat keputusan moral secara otonomi. Perhatian utamanya pada tercapainya keadilan melalui penghargaan terhadap keunikan hak-hak individu.

Selanjutnya, Kohlberg menggunakan dilema moral untuk mengetahui kedudukan seseorang dalam tahap-tahap perkembangan penalaran moral. Dari keputusan seseorang dalam menghadapi dilema tersebut, disertai alasan yang mendasari keputusan, akan dapat ditentukan tahap perkembangan penalaran orang tersebut.

Dalam konteks evaluasi moral, mengetahui tahap-tahap perkembangan penalaran moral seseorang tidak sama dengan mengetahui tindakan moral orang tersebut, karena antara pemikiran dan tindakan dapat terjadi tidak seiring sejalan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi lain yang dapat mengungkap aspek sikap maupun perilaku.