PENGARUH PENGERINGAN DAN FERMENTASI TERHADAP KUALITAS MINYAK NILAM MENGGUNAKAN TEKNIK DESTILASI WATER BUBBLE Oleh : VISIA QODRILAH (11612025) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015 Pengaruh Pengeringan dan Fermentasi terhadap Kualitas Minyak Nilam menggunakan Teknik Destilasi Water bubble
Destilasi Water Bubble PENDAHULUAN Minyak Atsiri Minyak Nilam Patchouli Alcohol Mutu minyak nilam Destilasi Water Bubble
Rumusan Masalah 1 Bagaimanakah pengaruh pengeringan nilam terhadap kualitas minyak nilam yang dihasilkan ? 2 Bagaimanakah pengaruh fermentasi nilam terhadap kualitas minyak nilam yang hasilkan?
Tujuan Penelitian 1 Untuk mengetahui pengaruh pengeringan nilam terhadap kualitas minyak nilam dengan metode destilasi water bubble 2 Untuk mengetahui pengaruh fermentasi nilam terhadap kualitas minyak nilam dengan metode destilasi water bubble
Manfaat Penelitian Perlakuan pengeringan atau fermentasi terhadap nilam menggunakan destilasi water bubble diharapkan dapat menghasilkan minyak nilam dengan rendemen dan kadar PA yang tinggi yang memenuhi syarat standar mutu SNI sehingga dapat meningkatkan harga jual minyak nilam. Serta masyarakat dapat mengembangkan teknologi penyulingan minyak nilam untuk memperoleh kualitas minyak nilam yang lebih baik. Memperkaya dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pemurnian minyak nilam di Indonesia.
Nurdjanah dan Ma’mun (1994) Tinjauan Pustaka Nurdjanah dan Ma’mun (1994) Daun nilam sebagian dikering anginkan di ruang saja dan sebagian lagi dijemur. Produksi minyak dari daun nilam kering pada 0 minggu ke 1 menaik, kemudian dari minggu 1 sampai minggu ke 2 terjadi penurunan kembali. Untuk itu dianjurkan tidak menyimpan daun nilam kering lebih dari 1 minggu. Setelah penyimpanan 1 minggu terjadi penurunan produksi minyak 21,3 %. Daun nilam yang tanpa dijemur atau dianginkan selama 2 minggu menghasilkan produksi lebih tinggi yaitu 29,7 mL/2 Kg bahan baku, sedangkan dengan dijemur selama 4 hari di panas matahari menghasilkan minyak nilam 27,0 mL/2 Kg bahan. Irfan (1989) pengering anginan daun nilam dengan menghamparkannya didalam ruang dengan ketebalan 5 - 8 cm selama 3, 6, 9 dan 12 hari. Pengering anginan menyebabkan terjadinya penurunan angka kadar minyak menjadi 31,41 %, bilangan ester 9,6515 %, serta komponen golongan terpen dalam minyak nilam 59,67 %. Sebaliknya bobot jenis menjadi 0,9629; indeks bias 1,5262.
Nasruddin dkk (2005) Fermentasi daun nilam menggunakan kapang Trichoderma viride selama 2, 4, 6, dan 8 hari pada daun nilam yang telah di delignifikasi dengan NaOH 0,25% pada suhu perebusan 55 dan 80oC masing-masing selama 30 menit. Hasilnya bahwa fermentasi selama 6 hari menggunakan kapang Trichoderma viride yang telah di delignifikasi dengan NaOH menghasilkan rendemen tertinggi yaitu 2,343%. Erik Setiawan (2007) Nilam yang difermentasi berada pada rentang 1,50 - 2,00 %, sedangkan yang tidak difermentasi berada pada rentang 1,88 - 2,00 %. Bobot jenis minyak nilam yang tidak difermentasi adalah 0,942 g/mL, sedangkan hasil fermentasi berada pada rentang 0,944-0,976 g/mL. Nilai indeks bias minyak nilam yang di fermentasi maupun yang tidak di fermentasi berada di bawah indeks bias minyak nilam berdasarkan SNI.
Rulianah (2012) Dalam penelitiannya menggunakan kapang phanerochaete chrysosporium dan Trichoderma viride dalam variasi waktu dilakukan dengan cara daun nilam basah dan kering masing-masing dibiodelignifikasi menggunakan kapang phanerochaete cryososporium selama 4, 6, 8, dan 10 hari dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan kapang Trichoderma viride dan hasil penelitian menunjukan bahwa produk terbaik didapat pada pemakaian daun nilam kering dengan metode fermentasi semi padat, waktu biodelignifikasi dengan phanerochaete chrysosporium selama 10 hari dan fermentasi Trichoderma viride selama 6 hari menghasilkan minyak nilam dengan kadar PA 94,75%, indeks bias tertinggi 1.50415.
Yuliana (2003) Minyak nilam dapat dihasilkan atau diisolasi dengan beberapa teknik antara lain teknik destilasi, ekstraksi dan fermentasi. Rendemen minyak nilam dari daun kering yang diperoleh dengan menggunakan teknik destilasi sebanyak 0,73%, teknik ekstraksi sebanyak 3,56% sedangkan teknik fermentasi sebanyak 6,22%. Andini (2011) Penyulingan nilam menggunakan destilasi water bubble, menghasilkan minyak nilam berwarna kuning pucat dengan rendemen sebesar 1,6765% dan kadar patchouli alcohol 43,19%. Niken dkk (2012) Dalam penelitianya, ekstraksi minyak nilam dengan teknik Hidrodifusi pada tekanan 1-3 bar menghasilkan rata-rata rendemen 3,13% dengan kadar patchouli alcohol sebesar 29,66% pada tekanan 3 bar selama 3 jam.
Dasar Teori Jenis-jenis tanaman nilam: Pogostemon cablin Benth Pogostemon heyneanus Benth Pogostemon hortensis Benth
Perlakuan pendahuluan Pelayuan dan pengeringan Pengecilan ukuran fermentasi Prinsip fermentasi pada isolasi minyak nilam adalah dengan cara memecahkan dinding sel dan rambut kelenjar daun nilam dengan menggunakan enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang tumbuh pada nilam. Hancurnya dinding sel dan rambut kelenjar mengakibatkan minyak nilam terpisah dari daun dan dapat diisolasi lebih mudah.
penyulingan dengan air (water ditillation) penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation) penyulingan dengan uap (steam distillation)
Destilasi water bubble Prinsip dari metode ini adalah adanya penghasil uap panas serta pengaduk bahan dan air disertai pemanasan untuk membantu penguapan minyak atsiri. Dengan suhu pada ketel yang berisi bahan dan air yang diaduk tidak boleh melebihi suhu penghasil uap air.
Alat dan Bahan Alat Bahan Nilam Air Natrium Sulfat anhidrat seperangkat alat penyulingan metode water bubble ( water bubble destillation) Corong pisah Termometer Gunting botol sampel timbangan gelas beker gelas ukur Pipet kompor gas gas chromatography – mass spectrophotometer (GC-MS) Nilam Air Natrium Sulfat anhidrat
Prosedur Kerja Preparasi Nilam Ditimbang dengan perbandingan daun dan batang (3:1) Dilayukan Dikeringkan Dipotong-potong Di fermentasi selama 10 jam dengan cara dipercikan Akuades 500 mL Ditimbang Nilam siap di suling
Proses penyulingan Akuades + 70 Liter Dimasukan kedalam boiler Dipasang plat kedalam ketel berisi bahan dan Masukan Akuades sebanyak 11 Liter hingga melebihi batas plat Dimasukan nilam kedalam ketel Dipanaskan dan tunggu hingga suhu ketel mencapai >100 o C Dibuka kran untuk mengalirkan destilat dan dicatat waktu pada tetesan pertama Ditampung destilat yang mengalir kedalam corong pisah penyulingan dilakukan selama 6 jam dimulai tetesan pertama destilat
Dianalisis dengan GC-MS Minyak Nilam Dihitung rendemen Dianalisis dengan GC-MS Diuji Berat jenis, Indeks bias dan bilangan asam Hasil Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan syarat standar mutu SNI
Hasil dan Pembahasan Preparasi nilam
Proses Penyulingan
Hasil GC-MS
Kesimpulan Minyak nilam fermentasi memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan minyak nilam kering Dari hasil analisis yang diperoleh pengaruh fermentasi dan pengeringan terhadap nilam, hasil yang signifikan terlihat pada rendemen yang dihasilkan namun tidak signifikan terhadap hasil kadar patchouli alcohol.
TERIMA KASIH