Pengujian Hipotesis Parametrik 2

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISIS KORELASI.
Advertisements

Korelasi dan Regresi Ganda
Bab 7A Pengujian Hipotesis Parametrik Bab 7A.
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
Distribusi Probabilitas 1
Pertemuan 6 UJI HIPOTESIS
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
Pendugaan Parameter.
Bab 8B Estimasi Bab 8B
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
Pendugaan Parameter.
UJI HIPOTESIS Dalam kegiatan penelitian, setelah hipotesis di rumuskan, maka keterlibatan statistik adalah sebagai alat untuk menganalisis data guna.
BAB 3 PENARIKAN SAMPEL DAN PENDUGAAN
Bab 8A Estimasi 1.
Bab 17 Estimasi Melalui Pensampelan Matriks Estimasi Melalui.
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
Nonparametrik: Data Tanda
Bab 7C Pengujian Hipotesis Parametrik Bab 7C.
UJI HOMOGINITAS VARIANS
Bab 21 Teori Responsi Butir.
Nonparametrik: Data Peringkat II
Bab 8B Estimasi Bab 8B
Distribusi Probabilitas 2
Bab 11B Nonparametrik: Data Peringkat II Bab 11B
Pengujian Hipotesis Parametrik1
Bab 12 Nonparametrik: Data Tanda Bab
Pendugaan Parameter.
D0124 Statistika Industri Pertemuan 15 dan 16
Bab 5 Distribusi Sampling
Nonparametrik: Data Runtun
BIO STATISTIKA JURUSAN BIOLOGI 2014
Uji Hipotesis.
STATISTIK INFERENSIAL
STATISTIKA EKONOMI II PERTEMUAN KE- 6 Pengujian Hipotesis 20/08/2016.
Kuliah ke 9 ESTIMASI PARAMETER SATU POPULASI
PENGUJIAN PARAMETER DENGAN DATA SAMPEL
VI. ESTIMASI PARAMETER Estimasi Parameter : Metode statistika yang berfungsi untuk mengestimasi/menduga/memperkirakan nilai karakteristik dari populasi.
Estimasi Topik Pembahasan: Konsep estimasi (pendugaan statistik)
TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI)
UJI HIPOTESIS Tujuan : menentukan apakah dugaan tentang karakteristik suatu populasi didukung kuat oleh informasi yang diperoleh dari data observasi atau.
UJI HIPOTESIS (2).
Distribusi Probabilitas Pensampelan 1
STATISTIKA INFERENSI : UJI HIPOTESIS (SAMPEL TUNGGAL)
UJI HIPOTESIS.
UJI HIPOTESIS.
Bab 4. Teori Penarikan Sampel
Resista Vikaliana, S.Si.MM
TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI)
STATISTIKA INFERENSI : UJI HIPOTESIS (SAMPEL TUNGGAL)
DISTRIBUSI SELISIH PROPORSI
METODE STATISTIKA Lukman Harun.
BAB 9 PENGUJIAN HIPOTESIS
BAB 3 PENARIKAN SAMPEL DAN PENDUGAAN
BAB 14 PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL
Statistik Non Parametrik
BAB IV PENGUJIAN HIPOTESIS
STATISTIKA INFERENSI STATISTIK
UJI RATA-RATA.
PENGUJIAN HIPOTESIS Anik Yuliani, M.Pd.
Normalitas dan Hipotesis
PENGUJIAN HIPOTESIS PARAMETRIK
Pertemuan ke 12.
Bab 5 Distribusi Sampling
STATISTIKA 2 2. Distribusi Sampling OLEH: RISKAYANTO
PERTEMUAN Ke- 5 Statistika Ekonomi II
PENGUJIAN Hipotesa.
PENGUJIAN HIPOTESIS Pertemuan 10.
PENGUJIAN HIPOTESIS Pertemuan 10.
TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI)
Distribusi Sampling Menik Dwi Kurniatie, S.Si., M.Biotech.
Transcript presentasi:

Pengujian Hipotesis Parametrik 2 Bab 7B Pengujian Hipotesis Parametrik 2

PENGUJIAN HIPOTESIS PARAMETRIK 2 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B PENGUJIAN HIPOTESIS PARAMETRIK 2 A. Pengujian Hipotesis Parametrik Satu Proporsi 1. Pendahuluan Seperti pada pengujian satu rerata, di sini, kita hanya membicarakan pengujian hipotesis statistika melalui data sampel Pengujian hipotesis dapat berlangsung pada satu ujung (ujung atas dan ujung bawah) dan pada dua ujung Ukuran data cukup besar untuk mendekatkan distribusi probabilitas pensampelan ke distribusi probabibilitas normal

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 2. Rumusan Hipotesis Statistika Parameter populasi adalah proporsi  Rumusan hipotesis statistika dapat berbentuk H0 : X = konstanta H1 : X > konstanta H1 : X < konstanta H1 : X  konstanta Pengujian hipotesis dilakukan dengan probabilitas keliru tipe I, menggunakan taraf signifikansi 

3. Distribusi Probabilitas Pensampelan ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 3. Distribusi Probabilitas Pensampelan

4. Pengujian Hipotesis Statistika ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 4. Pengujian Hipotesis Statistika Pada dasarnya, cara pengujian hipotesis statistika untuk satu proporsi adalah serupa dengan cara pengujian pada satu rerata Contoh 1 Peneliti berhipotesis bahwa proporsi X pada populasi terletak di atas 0,6. Untuk menguji pernyataan ini pada taraf signifikansi 0,05 ditarik sampel acak dengan pengembalian berukuran 100 dan menemukan X = 70 Hipotesis H0 : X = 0,6 H1 : X > 0,6

Sampel acak dengan pengembalian nX = 100 X = 70 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Sampel Sampel acak dengan pengembalian nX = 100 X = 70 Distribusi probabilitas pensampelan DPP : Pendekatan ke DP normal Kekeliruan baku

Pengujian satu ujung pada ujung atas Nilai kritis Z(0,95) = 1,645 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Statistik uji Kriteria pengujian Taraf sinifikansi  = 0,05 Pengujian satu ujung pada ujung atas Nilai kritis Z(0,95) = 1,645 Tolak H0 jika z > 1,645 Terima H0 jika z  1,645 Keputusan Pada taraf signifikansi 0,05, tolak H0 (terima H1)

5. Kekeliruan Baku melalui Variansi Maksimum ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 5. Kekeliruan Baku melalui Variansi Maksimum Kekeliruan baku pada distribusi pensampelan proporsi bergantung kepada kondisi populasi dan cara penarikan sampel Sekalipun demikian, telah diketahui bahwa kekeliruan baku pada pensampelan proporsi dapat dihitung melalui variansi maksimum sebesar 0,25 Melalui pendekatan distribusi probabilitas pensampelan proporsi ke distribusi probabilitas normal, kekeliruan baku dapat langsung dihitung melalui variansi maksimum 0,25 Keunggulan penggunaan kekeliruan baku dengan variansi maksimum adalah kemudahan hitungnya Kelemahan penggunaan kekeliruan baku dengan variansi maksimum adalah kita menggunakan keliru yang lebih besar dari semestinya

Kekeliruan baku (variansi maksimum) ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 2 Kita ulangi contoh 1 namun menggunakan kekeliruan baku dengan variansi maksimum Kekeliruan baku (variansi maksimum) menjadi bertambah besar Statistik uji berubah menjadi menjadi berkurang

6. Contoh Pengujian Hipotesis Contoh 3 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 6. Contoh Pengujian Hipotesis Contoh 3 Terdapat dugaan bahwa paling tinggi kurang dari 75% peserta ujian saringan masuk suatu pendidikan tidak lulus ujian. Untuk menguji dugaan ini pada taraf signifikansi 0,01 ditarik sampel acak kecil berukuran 300. Pada sampel ini terdapat 206 peserta tidak lulus ujian saringan masuk Hipotesis H0 : X = 0,75 H1 : X < 0,75 Sampel nX = 300 X = 206 pX =

Distribusi probabilitas pensampelan DPP : Kekeliruan baku ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Distribusi probabilitas pensampelan DPP : Kekeliruan baku Statistik uji z = Kriterian pengujian Pengujian satu ujung pada Tolak H0 jika Terima H0 jika Keputusan Pada taraf signifikansi

Distribusi probabilitas pensampelan Kekeliruan baku ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 4 Ulangi contoh 3 dengan menggunakan kekeliruan baku melalui variansi maksimum Distribusi probabilitas pensampelan Kekeliruan baku Statistik uji z = Keputusan Pada taraf signifikansi

Uji hipotesis satu proporsi (sampel kecil) berikut ini ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 5 Uji hipotesis satu proporsi (sampel kecil) berikut ini (a) H0 : X = 0,05 pX : 335 dari 6000 H1 : X > 0,05  = 0,02 (b) H0 : X = 0,50 pX : 101 dari 175 H1 : X > 0,50  = 0,01 (c) H0 : X = 0,6 pX = 0,55 nX = 60 H1 : X > 0,6  = 0,02 (d) H0 : X = 0,35 pX : 950 dari 3000 H1 : X > 0,35  = 0,05 (e) H0 : X = 0,8 pX = 0,7 nX = 150 H1 : X > 0,8  = 0,05 (f) H0 : X = 0,15 pX : 22 dari 120 H1 : X > 0,15  = 0,02

B. Pengujian Hipotesis Parametrik Dua Variansi ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ B. Pengujian Hipotesis Parametrik Dua Variansi 1. Pendahuluan Seperti pada pengujian satu rerata, di sini, kita hanya membicarakan pengujian hipotesis statistika melalui data sampel Pengujian hipotesis dapat berlangsung pada satu ujung (ujung atas atau ujung bawah) dan pada dua ujung Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji kesamaan variansi pada dua populasi yang independen atau dependen Kesamaan variansi dua populasi independen ada kalanya dijadikan syarat pada pengujian hipotesis lainnya

2. Rumusan Hipotesis Statistika Parameter populasi adalah variansi 2 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 2. Rumusan Hipotesis Statistika Parameter populasi adalah variansi 2 Rumusan hipotesis statistika dapat berbentuk Pengujian hipotesis dilakukan dengan probabilitas keliru tipe I, menggunakan taraf signifikansi 

Dua variansi independen ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 3. Distibusi Probabilitas Pensampelan untuk Dua Variansi Dua variansi independen

------------------------------------------------------------------------------ Bab 6B ------------------------------------------------------------------------------ Dua Variansi Dependen

4. Pengujian Hipotesis Statistika ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 4. Pengujian Hipotesis Statistika Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini mirip dengan pengujian hipotesis statistika terdahulu Pengujian hipotesis statistika dilakukan melalui satu contoh Contoh 6 Populasi X dan populasi Y kedua-duanya berdistribusi probabilitas normal dan independen serta diduga bahwa mereka memiliki variansi yang sama. Pada taraf signifikansi 0,05 akan diuji dugaan itu. Sampel acak dengan pengembalian menunjukkan nX = 51 s2X = 2,0 nY = 41 s2Y = 1,5

Sampel acak dengan pengembalian nX = 51 s2X = 2,0 nY = 41 s2Y = 1,5 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Hipotesis Sampel Sampel acak dengan pengembalian nX = 51 s2X = 2,0 nY = 41 s2Y = 1,5 Distribusi probabilitas pensampelan DPP : DP F Fisher-Snedecor Derajat kebebasan X = nX  1 = 51  1 = 50 Y = nY  1 = 41  1 = 40

Pengujian dua ujung pada DP F Fisher-Snedecor ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Statistik uji Kriteria pengujian Pengujian dua ujung pada DP F Fisher-Snedecor Ujung bawah ½ = (½)(0,05) = 0,025 Ujung atas ½ = (½)(0,05) = 0,025 Derajat kebebasan atas X = 50 Derajat kebebasan bawah Y = 40

Tolak H0 jika F < 0,556 atau F > 1,83 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Ujung bawah F(0,025)(50)(40) = 0,556 Ujung atas F(0,975)(50)(40) = 1,83 Tolak H0 jika F < 0,556 atau F > 1,83 Terima H0 jika 0,556 ≤ F ≤ 1,83 Keputusan Pada taraf signifikansi 0,05, terima H0 f (F) X = 50 Y = 40 ½ ½ F 0,556 1,83

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 7 Pada taraf sifnifikansi 0,02 kita ingin menguji hipotesis statistika tentang kesamaan variansi di antara populasi X dan populasi Y yang independen. Dengan anggapan kedua-dua populasi itu berdistribusi probabilitas normal, ditarik sampel kecil dengan hasil nX = 5 s2X = 63450 nY = 5 s2Y = 42650 Hipotesis Sampel

Distribusi probabilitas pensampelan ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Distribusi probabilitas pensampelan Statistik uji Kriteria pengujian Keputusan

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 8 Dengan anggapan bahwa populasi berdistribusi probabilitas normal dan independen, uji hipotesis statistika (a) nX = 21 sX = 13000 nY = 25 sY = 7500  = 0,01 (b) nX = 15 sX = 25 nY = 19 sY = 9  = 0,05 (c) nX = 31 sX = 1296 nY = 41 sY = 784  = 0,02 (d) nX = 10 sX = 423,4 nY = 10 sY = 755,818  = 0,02

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 9 Dengan anggapan bahwa populasi berdistribusi probabilitas normal dan independen serta sampel berukuran kecil, uji hipotesis berikut (a) Sampel X : 91 89 83 101 93 98 144 118 108 125 138 Y : 62 76 90 75 88 99  = 0,02 110 140 145 130 110 (b)  = 0,10 Sampel X : 57,4 62,6 54,6 52,4 60,5 61,8 71,4 67,5 62,6 58,4 Y : 64,5 58,2 39,5 24,7 40,2 41,6 38,4 33,6 34,4 37,8

C. Pengujian Hipotesis Parametrik Dua Rerata 1. Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ C. Pengujian Hipotesis Parametrik Dua Rerata 1. Pendahuluan Di sini hanya dibicarakan pengujian hipotesis statistika melalui data sampel Pengujian hipotesis statistika dapat berlangsung pada satu ujung (ujung bawah atau ujung atas) dan pada dua ujung Dalam beberapa hal, pengujian hipotesis statistika dua rerata ini memerlukan syarat sama atau tidak samanya variansi pada populasi Untuk mengetahui apakah variansi populasi sama atau tidak, pada tahap pertama perlu dilakukan pengujian kesamaan variansi populasi

2. Rumusan Hipotesis Statistika ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 2. Rumusan Hipotesis Statistika Baik independen maupun dependen, rumusan hipotesis statistika dapat berbentuk H0 : X  Y = konstanta H1 : X  Y > konstanta H1 : X  Y < konstanta H1 : X  Y  konstanta Pengujian hipotesis dilakukan dengan probabilitas keliru tipe I yakni taraf signifikansi  Dalam banyak hal, pengujian hipotesis diawali dengan hipotesis statistika untuk pengujian kesamaan variansi

3. Distribusi Probabilitas Pensampelan Selisih Dua Rerata Independen ------------------------------------------------------------------------------ Bab 6B ------------------------------------------------------------------------------ 3. Distribusi Probabilitas Pensampelan Selisih Dua Rerata Independen

------------------------------------------------------------------------------ Bab 6B ------------------------------------------------------------------------------ Dependen

4. Ukuran Efek (Effect Size) ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 4. Ukuran Efek (Effect Size) Taraf signifikansi hanya menunjukkan bahwa ada perbedaan di antara dua rerata dengan probabilitas keliru pengembilan keputusan Berapa besar efek selisih itu ditentukan melalui ukuran efek Ukuran efek d Cohen Selisih rerata sampel d Cohen = ---------------------------------- Estimasi kekeliruan baku Estimasi kekeliruan baku adalah kekeliruan baku tanpa

4. Pengujian Hipotesis Statistika ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 4. Pengujian Hipotesis Statistika Pada prinsipnya pengujian hipotesis statistika ini mirip dengan pengujian hipotesis statistika terdahulu Kalau belum diketahui apakah variansi populasi adalah sama atau tidak maka dalam banyak hal kita mengawalinya dengan pengujian hipotesis statistika tentang kesamaan variansi populasi Pengujian hipotesis statistika ini dapat dilakukan pada data independen dan pada data dependen Pengujian hipotesis statistika selisih dua rerata ini kita lakukan melalui satu contoh Pada contoh ini, pengujian hipotesis dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah pengujian hipotesis tentang kesamaan variansi populasi. Tahap kedua adalah pengujian tentang selisih rerata

Sampel acak kecil menunjukkan nX = 50 X = 76 nY = 75 Y = 82 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 10 Populasi hasil ujian mata pelajaran A di sekolah X dan sekolah Y berdistribusi probabilitas normal masing-masing dengan simpangan baku X = 6 dan Y = 8 Sampel acak kecil menunjukkan nX = 50 X = 76 nY = 75 Y = 82 Pada taraf aignifikansi 0,05 diuji apakah rerata mereka adalah sama atau tidak Hipotesis X  Y = 0 X  Y  0

Distribusi probbilitas pensampelan DPP : DP normal Kekeliruan baku ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Sampel nX = 50 X = 76 nY = 75 Y = 82 Distribusi probbilitas pensampelan DPP : DP normal Kekeliruan baku

Pengujian pada dua ujung, tiap ujung dengan ½ = 0,025 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Statistik uji Kriteria Pengujian Pengujian pada dua ujung, tiap ujung dengan ½ = 0,025 Ujung bawah z(0,025) =  1,96 Ujung atas z(0,975) = 1,96 Tolak H0 jika z <  1,96 atau z > 1,96 Terima H0 jika  1,96 ≤ z ≤ 1,96 Keputusan Pada taraf signifikansi 0,05, tolak H0 (terima H1)

Hipotesis ini diuji dengan taraf signifikansi 0,01 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 11 Peneliti menghipotesiskan bahwa hasil belajar kelompok siswa X lebih tinggi dari hasil belajar kelompok siswa Y. Dianggap bahwa hasil belajar kelompok siswa berdistribusi probabilitas normal dan independen. Dari populasi NX = 200 dan NY = 150 ditarik sampel acak tanpa pengembalian nX = 51 dan nY = 41 dengan X = 7, s2X = 0,30 serta Y = 6,5, s2Y = 0,25. Hipotesis ini diuji dengan taraf signifikansi 0,01 Tahap Pertama Hipotesis

Sampel acak tanpa pengembalian NX = 200 nX = 51 X = 7 s2X = 0,30 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Sampel Sampel acak tanpa pengembalian NX = 200 nX = 51 X = 7 s2X = 0,30 NY = 150 ny = 41 Y = 6,5 s2Y = 0,25 Distribusi probabilitas pensampelan DPP : DP F Fisher-Snedecor Derajat kebebasan X = nX – 1 = 51 – 1 = 50 Y = nY – 1 = 41 – 1 = 40 Statistik uji

Pengujian dua ujung pada DP F Fisher-Snedecor pada  = 0,01 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Kriteria pengujian Pengujian dua ujung pada DP F Fisher-Snedecor pada  = 0,01 Ujung bawah, nilai kritis F(0,005)(50)(40) = 0,463 Ujung atas, nilai kritis F(0,995)(50)(40) = 2,23 Tolak H0 jika F < 0,463 atau F > 2,23 Terima H0 jika 0,463 ≤ F ≤ 2,23 Keputusan Pada taraf signifikansi 0,01 terima H0 atau variansi populasi adalah sama

Sampel acak tanpa pengembalian NX = 200 nX = 51 X = 7 s2X = 0,30 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Tahap kedua Hipotesis H0 : X  Y = 0 H1 : X  Y > 0 Sampel Sampel acak tanpa pengembalian NX = 200 nX = 51 X = 7 s2X = 0,30 NY = 150 ny = 41 Y = 6,5 s2Y = 0,25 Distribusi probabilitas pensampelan DPP : DP t-Student Derajat kebebasan X – Y = (nX – 1) + (nY – 1) = 50

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Kekeliruan baku

Pengujian ujung atas pada DP t Nilai kritis pada  = 0,01 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Statistik uji Kriteria pengujian Pengujian ujung atas pada DP t Nilai kritis pada  = 0,01 t(0,99)(90) = 2,368 Keputusan Pada taraf signifikansi 0,01 tolak H0 (terima H1) Ukuran efek d Cohen d = (7 – 6,5) / 0,308 = 1,62

Uji kesamaan variansi populasi Hipotesis ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 12 Secara independen, penilai X dan penilai Y memberi nilai kepada sejumlah karya yang sama. Pada taraf signifikansi 0,05 diuji apakah rerata nilai yang diberikan oleh penilai X kurang dari rerata nilai yang diberikan oleh penilai Y. Dengan anggapan bahwa distriubusi populasi adalah normal, pada sampel kecil nilai dari para penilai adalah sebagai berikut X 76 60 85 58 91 75 82 64 79 88 Y 81 52 87 70 86 77 90 63 85 83 Tahap 1 Uji kesamaan variansi populasi Hipotesis

Distribusi probabilitas pensampelan ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Sampel Distribusi probabilitas pensampelan Statistik uji

Uji selisih dua rerata independen Hipotesis ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Kriteria pengujian Keputusan Tahap 2 Uji selisih dua rerata independen Hipotesis

Distribusi probabilitas pensampelan ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Sampel Distribusi probabilitas pensampelan Statistik uji

Kriteria pengujian Keputusan Ukuran efek d Cohen ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Kriteria pengujian Keputusan Ukuran efek d Cohen

Dari populasi besar, ditarik sampel acak dengan hasil ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 13 Sejumlah siswa diuji pada mata pelajaran X dan Y. Distribusi probabilitas populasi adalah normal. Menurut hipotesis, rerata hasil belajar X lebih tinggi dari rerata hasil belajar Y. Pada taraf signifikansi 0,01, hipotesis ini diuji. Dari populasi besar, ditarik sampel acak dengan hasil Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X 72 77 89 78 69 70 77 73 65 75 Y 71 75 65 69 73 66 68 71 79 68 Catatan: Karena berasal dari siswa yang sama, maka data X dan Y adalah dependen

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 14 Dengan anggapan bahwa populasi berdistribusi probabilitas normal dan independen, untuk sampel kecil, uji hipotesis Pada  = 0,05, hipotesis H0 : 1 – 2 = 0, H1 : 1 – 2 > 0 untuk sampel (a) X1 9 9 5 10 6 8 6 7 9 6 X2 6 7 5 8 5 6 7 5 4 7 (b) X1 13 6 10 8 9 8 X2 7 9 5 7 5 6 (c) X1 4 8 5 7 6 6 5 7 X2 4 3 4 5 4 3 4 5

Pada  = 0,05, H0 : 1 – 2 = 0, H1 : 1 – 2 < 0 untuk sampel ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 15 Dengan anggapan bahwa populasi berdistribusi probabilitas normal dan independen, untuk sampel kecil uji hipotesis Pada  = 0,05, H0 : 1 – 2 = 0, H1 : 1 – 2 < 0 untuk sampel (a) X1 2,5 0,5 1,0 1,5 2,0 1,5 X2 2,0 1,5 1,0 1,0 2,5 4,0 (b) X1 5 17 10 12 8 10 20 15 9 14 X2 28 15 19 10 10 20 26 18 9 25 (c) X1 550 210 300 600 426 250 380 X2 700 590 560 400 642 610 530

Pada  = 0,05, H0 : 1 – 2 = 0, H1 : 1 – 2  0 untuk sampel ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 16 Dengan anggapan bahwa populasi berdistribusi probabilitas normal dan independen, untuk sampel kecil uji hipotesis Pada  = 0,05, H0 : 1 – 2 = 0, H1 : 1 – 2  0 untuk sampel (a) X1 20 20 15 18 19 14 17 16 20 16 18 17 X2 15 14 19 16 10 18 11 17 16 16 10 18 (b) X1 60 52 25 38 24 35 40 44 33 X2 27 36 25 66 51 41 32 55 45 (c) X1 2,0 1,5 0,0 0,5 3,1 2,7 1,4 1,2 1,0 X2 1,5 2,5 1,7 3,0 2,4 1,8 3,2 3,8 2,0

D. Pengujian Hipotesis Parametrik Dua Proporsi ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ D. Pengujian Hipotesis Parametrik Dua Proporsi 1. Pendahuluan Di sini hanya dibicarakan pengujian hipotesis statistika melalui data sampel Pengujian hipotesis statistika dapat berlangsung pada satu ujung (ujung bawah atau ujung atas) dan pada dua ujung Pada sampel yang sangat kecil, pengujian hipotesis dilakukan pada distribusi probabilitas binomial Pada sampel cukup besar (20 atau lebih), pengujian hipotesis dapat didekatkan ke distribusi probabilitas normal Di sini dibicarakan sampel yang cukup besar

H1 : X  Y > konstanta ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 2. Rumusan Hipotesis Statistika Baik independen maupun dependen, rumusan hipotesis statistika dapat berbentuk H0 : X  Y = konstanta H1 : X  Y > konstanta H1 : X  Y < konstanta H1 : X  Y  konstanta Pengujian hipotesis dilakukan dengan probabilitas keliru tipe I yakni pada taraf signifikansi 

3. Distribusi Probabilitas Pensampelan untuk Selisih Dua Proporsi ------------------------------------------------------------------------------ Bab 6B ------------------------------------------------------------------------------ 3. Distribusi Probabilitas Pensampelan untuk Selisih Dua Proporsi Independen

------------------------------------------------------------------------------ Bab 6B ------------------------------------------------------------------------------ Dependen

4. Pengujian Hipotesis Statistika ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ 4. Pengujian Hipotesis Statistika Pada prinsipnya pengujian hipotesis statistika ini mirip dengan pengujian hipotesis statistika terdahulu Pengujian hipotesis statistika ini dapat dilakukan pada data independen dan pada data dependen Pengujian hipotesis statistika selisih dua proporsi ini kita lakukan melalui satu contoh Pengujian hipotesis ini menggunakan sampel lebih dari 20 sehingga distribusi probabilitas pensampelan dapat didekatkan ke distribusi probabilitas normal Jika dikehendaki, kekeliruan baku dapat dihitung melalui variansi maksimum (namun dengan demikian biasanya kita memperbesar kekeliruan baku)

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 17 Sampel acak (kecil) 200 siswa X dengan latihan sekali seminggu menghasilkan 82 siswa tak lulus ujian. Sampel acak (kecil) 400 siswa Y (independen dari siswa X) dengan latihan dua kali seminggu menghasilkan 116 siswa tak lulus ujian. Pada taraf signifikansi 0,01, uji hipotesis yang menyatakan bahwa proporsi tak lulus ujian pada siswa X lebih besar dari proporsi tak lulus siswa Y Hipotesis H0 : X – Y = 0 H1 : X – Y > 0 Sampel nX = 200 nY = 400 X = 82 Y = 116 pX = 82 / 200 pY = 116 / 400 = 0,41 = 0,29

Distribusi probabilitas pensampelan DPP : Pendekatan ke DP normal ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Distribusi probabilitas pensampelan DPP : Pendekatan ke DP normal Kekeliruan baku Statistik uji

Pengujian satu ujung pada ujung atas untuk  = 0,01 ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Kriteria pengujian Pengujian satu ujung pada ujung atas untuk  = 0,01 Nilai kritis z(0,99) = 2,3263 Tolak H0 jika z > 2,3263 Terima H0 jika z  2,3263 Keputusan Pada taraf signifikansi 0,01, tolak H0 (terima H1)

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 18 Pengumpulan pendapat sebelum pemilihan menunjukkan bahwa pada sampel acak kecil 42 dari 100 pria (X) menyukai calon A serta pada sampel acak kecil 92 dari 200 wanita (Y) menyukai calon A. Pada taraf signifikansi 0,05, uji apakah ada perbedaan proporsi di antara pria dan wanita yang menyukai calon A. Hipotesis Sampel

Distribusi probabilitas pensampelan ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Distribusi probabilitas pensampelan Statistik uji Kreiteria pengujian Keputusan

Dengan anggapan sampel kecil, uji hipotesis selisih proporsi ------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 19 Resep minuman akan diubah. Sebelum diubah diadakan uji coba. Sebelum diubah, 120 dari sampel 500 orang (X) menyukai minuman lama daripada minuman lain. Setelah diubah, 300 dari sampel 1000 orang (Y) menyukai minuman baru daripada minuman lain. Dengan anggapan bahwa ini adalah sampel kecil, pada taraf signifikansi 0,02 apakah ada peningkatan proporsi orang yang menyukai perubahan resep minuman. Contoh 20 Dengan anggapan sampel kecil, uji hipotesis selisih proporsi (a) H0 : 1 – 2 = 0 n1 = 120 p1 = 0,45 H1 : 1 – 2 > 0 n2 = 150 p2 = 0,36  = 0,01

------------------------------------------------------------------------------ Bab 7B ------------------------------------------------------------------------------ (b) H0 : 1 – 2 = 0 p1 = 160 dari 400 H1 : 1 – 2 > 0 p2 = 205 dari 380  = 0,01 (c) H0 : 1 – 2 = 0 n1 = 50 p1 = 0,100 H1 : 1 – 2 < 0 n2 = 75 p2 = 0,133  = 0,15 (d) H0 : 1 – 2 = 0 n1 = 400 p1 = 0,4150 H1 : 1 – 2 < 0 n2 = 380 p2 = 0,5395 (e) H0 : 1 – 2 = 0 n1 = 200 p1 = 0,52 H1 : 1 – 2  0 n2 = 150 p2 = 0,40  = 0,04 H0 : 1 – 2 = 0 n1 = 150 p1 = 0,46 H1 : 1 – 2  0 n2 = 175 p2 = 0,40  = 0,02