TEORI PEMBANGUNAN
Klasik Menganalisis perekonomian sebelum tahun 1870 Klasik mengemukakan : Bahwa peranan modal penting artinya bagi pembangunan ekonomi. Penggunaan modal tersebut ditekankan untuk meningkatkan penawaran setinggi-tingginya, penawaran yang tinggi akan diikuti oleh permintaan yang tinggi pula (supply creats its own demand). Klasik
Tetapi kenyataanya tidak demikian, karena penawaran yang tinggi tidak diikuti oleh permintaan yang tinggi pula. Akibatnya, timbul: - Over produksi - Pengangguran - Deflasi
Asumsi Klasik : Perekonomian dalam keadaan full employment Tidak ada campur tangan pemerintah Pembangunan ekonomi tergantung pada mekanisme pasar
Tokoh-tokoh Klasik : David Ricardo Adanya keterbatasan dalam tingkat kesuburan tanah. Pendapatannya: walaupun produksi ditingkatkan, dengan tanah yang tetap, maka akan terjadi “The Law Of Deminishing Return”. Bisa diatasi dengan adanya teknologi, melalui extensifikasi, intensifikasi. Asumsi Ricardo: - Tanah terbatas - Modal tetap - Tidak ada teknologi
Adam Smith : Teorinya terkenal dengan “LEISSES FAIRE” Asumsi : Suatu kebijaksanaan yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan ekonomi. Meminimalkan campur tangan pemerintah
Misalnya: - kebiasaan berpikir - Pendidikan - Adat istiadat John Stuart Mill Menganalisis mengenai peranan faktor-faktor non ekonomi dalam menciptakan pembangunan ekonomi. Misalnya: - kebiasaan berpikir - Pendidikan - Adat istiadat - Corak institusi dalam masyarakat Mill berpendapat: Bahwa pertambahan penduduk yang terus menerus dengan luas tanah terbatas didalam pembangunan akan menyebabkan banyak kegiatan-kegiatan hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang.
Robert Malthus Mengemukakan bahwa penduduk akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat secara Deret Ukur sedangkan pertambahan bahan makanan berjalan secara Deret Hitung.
Teori Keynes (1937) Teorinya bertitik tolak dari teori klasik yang gagal terutama dalam sektor pengangguran. Menurut Keynes: Pentingnya peranan modal dalam pertumbuhan perekonomian dimana penggunaan modal itu ditekankan kepada permintaan yang tinggi, dan permintaan yang tinggi itu diharapkan dapat diikuti oleh penawaran yang tinggi pula. Ternyata tidak berhasil sehingga menimbulkan : -Inflasi -Depresi
Asumsi Keynes: Perekonomian bisa full employment & tidak full employment Adanya campur tangan pemerintah Perekonomian dianalisa dalam jangka pendek
Harrod Domar Teorinya lahir berdasarkan teori klasik & teori Keynes yang gagal juga berbicara mengenai penanaman modal didalam pertumbuhan perekonomian Menurut Harrod Domar peranan modal mempunyai fungsi ganda yaitu: Meningkatkan kapasitas produksi Meningkatkan daya beli
Kelemahan Harrod Domar Sangat tergantung kepada capital of value Mengabaikan teknologi Karena Indonesia mempunyai modal terbatas sedangkan untuk mengadakan pembangunan pada tahap permulaan memerlukan modal yang tinggi
Teori Neo Klasik Teorinya berdasarkan kepada teori klasik yang menitik beratkan pada kegiatan masyarakat dalam jangka pendek. Dan sedikit sekali perhatiannya kepada masalah pertumbuhan ekonomi. Kegiatan masyarakat dalam jangka pendek adalah: Kegiatan yang berlandaskan kepada mekanisme pasar Tokoh-tokoh Neo Klasik Leon Walras Alfred Marshal Knut Wicksel Cobb Douglas
Teori Pembangunan 1. Teori tahapan linier Dalam teori tahapan linier digambarkan oleh WW Rostow dan Harrod Domar Tahap-tahap pertumbuhan Rostow (The stages of economic growth) Lima tahapan ekonomi yang ada, yakni: tahapan masyarakat tradisional, penyusunan kerangka dasar tahapan tinggal landas menuju pertumbuhan berkesinambungan yang berlangsung secara otomatis, tahapan tinggal landas, tahapan menuju kematangan ekonomi, dan tahapan konsumsi massal yang tinggi.
Teori perubahan struktural (structural-change theory) memusatkan perhatiannya pada mekanisme untuk mentransformasikan struktur perekonomian, dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional ke perekonomian yang lebih modern. Aliran perubahan struktural ini didukung oleh : W. Arthur Lewis dengan model teoritisnya tentang “surplus tenaga kerja dua sektor” (two sector surplus labour) Hollis B. Chenery yang sangat terkenal dengan analisis empirisnya tentang “pola-pola pembangunan” (patterns of development).
3. Revolusi ketergantungan internasional Model ini menghubungkan keberadaan dan kelanggengan negara-negara dunia ketiga kepada evolusi sejarah hubungan internasional yang sama sekali tidak seimbang antara negara-negara kaya dengan negara-negara miskin dalam suatu sistem kapitalis internasional. Terlepas dari sengaja atau tidaknya sikap dan praktek eksploitatif negara-negara kaya terhadap negara-negara berkembang, koeksistensi Negara miskin dan kaya dalam suatu system internasional tidak bisa dipungkiri.
4. Model paradigma palsu Model ini mencoba menghubungkan keterbelakang negara-negara dunia ketiga dengan kesalahan dan ketidaktepatan saran yang diberikan oleh paar pengamat atau “pakar” internasional yang bernaung dibawah lembaga-lembaga bantuan negara-negara maju dan organisasi-organisasi donor multinasional.