Chromosomes
Jumlah chromosom Individu pada spesies yang sama mempunyai jumlah kromosom yang sama Species yang berkerabat dekat jumlah kromosomnya juga hampir sama. Individu yang jumlah set kromosomnya lengkap disebut euploidy (termasuk haploids, diploids, triploids, tetraploids dll) Gamet biasanya mempunyai satu set Kromosom yang disebut Haploid (monoploid) Sel somatik mempunyai dua set kromosom 2n : Diploid
Jika jumlah set kromosom lebih dari 2 set disebut Polyploidy 3n – triploid 4n – tetraploid Jika jumlah set kromosom lebih dari 2 set disebut Polyploidy Jika jumlah kromosom pada setiap set tidak lengkap menyimpang dari diploid disebut Aneuploidy. Misal : Monosomics (2n-1) Trisomics (2n+1) Nullisomics (2n-2) Tetrasomics (2n+2)
Organisme kromosom Bawang merah /Onion 16 Wortel /Carrot 20 Tomat /Tomato 24 Tembakau/Tobacco 48 Padi /Rice 24 Jagung /Maize 20 Gandum /Wheat 42
Morfologi kromosom dibedakan berdasarkan letak centromer. Centromere membagi kromosom menjadi dua bahagian /lengan Centromer adalah tempat dimana spindle fibers menempel satu sama lain saat pembelahan sel Metacentric : centromer berada tepat ditengah kedua lengan kromosom Acrocentric atau submetacentric : jika centromere lebih dekat kepada salah satu ujung lengan kromosom Telocentric : centromer berada pada ujung lengaan kromosom
LINKAGE (TAUTAN GEN)
Morgan dan Sutton mendapatkan bahwa setiap kromosom terdiri dari banyak gen. Pada keadaan normal (menurut pewarisan Mendel) kromosom yang sehomolog akan berpisah ke arah kutub yang berbeda. Pada keadaan tertentu gen yang berdekatan lokus pada kromosom yang sama dan sehomolog tidak dapat memisah secara bebas (linkage)
Secara fisik gen tersebut bertaut pada kromosom, namun kombinasi baru dapat terjadi dengan adanya pindah silang (crossing over) Bila tautan sempurna : gen-gen tersebut selalu diwariskan bersama-sama, berasal dari tetua yang sama Biasanya tautan gen tidak sempurna : sebagian dapat bergabung secara bebas
Posisi Gen Berangkai Pada Kromosom Hukum pemisahan gen Mendel; gen yang tidak bertaut/berangkai
Bukti adanya linkage Bateson and Punnet (1905) Tetua PPLL X ppll Sifat P = bunga ungu L = pollen panjang p = bunga merah l = pollen bulat Bateson and Punnet (1905) Tetua PPLL X ppll ungu panjang merah bulat F1 PpLl : ungu panjang F2 Penotip Diamati Harapan Ungu panjang 296 240 Ungu bulat 19 80 Merah panjang 27 80 Merah bulat 85 27 Jumlah 427 427 Rasio Pada F 2 harusnya 9 : 3 : 3 : 1 Ungu 315 : Merah 112 Panjang 323 : bulat 104
Persilangan lain Tetua PPll X ppLL ungu bulat merah panjang F1 PpLl : ungu panjang F2 Penotip Diamati Harapan Ungu panjang 226 235 Ungu bulat 95 78 Merah panjang 91 78 Merah bulat 1 26 Jumlah 413 413 Rasio Pada F 2 harusnya 9 : 3 : 3 : 1 Ternyata hasil tidak sesuai dengan harapan
Setelah dilakukan uji silang : PpLl x ppll Ungu panjang merah bulat Keturunan: Persilangan 1 Persilangan 2 harapan Ungu panjang 1 1 1 Ungu bulat 7 7 1 Merah panjang 7 7 1 Merah bulat 1 1 1 Jadi rasio penotip juga tak sesuai dengan teori Mendel
Lingkage dibedakan menjadi : Coupling (Sis) : Satu tetua menyumbang dua gen dominan; tetua lain menyumbang dua gen resessif Pada Persilangan PPLL x ppll P L l p
Contoh pada persilangan PPll x ppLL Repulsion (trans) : satu tetua menyumbang satu gen dominan dan satu gen resesif, tetua lain menyumbang satu dominan dan satu resessif lain. Contoh pada persilangan PPll x ppLL P l p L
Penyebab linkage adalah karena terjadinya pindah silang pada kromosom yang sehomolog PL/PL x pl/pl P L L Gametnya PL Pl pL pl P P l p L l p p l
Persilangan di atas akan menghasilkan : F1 : PL/pl x plpl Keturunan : berdasarkan frekuensi 7:1:1:7 yang diperoleh Bateson dan Punnet Fenotipe Genotipe Frekuensi Tipe Ungu, Panjang PL/p1 0.4375 Tetua Ungu, Bulat Pl/pl 0.0625 Rekombinan Merah, Panjang pL/p1 Merah, bulat pl/pl
Pindah Silang Gen-gen menampakkan tautan karena gen-gen terletak sangat dekat satu sama lain pada kromosom yang sama Rekombinasi dapat terjadi apabila bagian-bagian kromosom saling bertukar (pindah silang) Pindah silang terjadi selama pembelahan meiosis pertama
Proses Pindah silang tunggal
Proses Pindah Silang Ganda Pada pindah silang ganda ada dua kiasmata menyangkut tiga gen yang diketahui
Pemetaan Kromosom Morgan menduga bahwa frekuensi pindah silang sangat ditentukan oleh jarak antar gen Kemungkinan terjadinya pindah silang antara dua gen makin besar apabila jarak antar gen itu makin jauh Faktor lain yang menentukan misalnya jarak dangan sentromer, umur organisme, suhu, nutrisi dan zat kimia Ahli genetika menggunakan persentase pindah silang untuk menggambarkan jarak antar gen yang bertaut
Jarak peta dan Frekuensi Rekombinan F1 heterozigot : PL/pl x plpl (coupling) (ungu, panjang) (merah, bulat) Keturunan : Fenotipe Genotipe Jumlah Ungu, panjang PL/pl 123 Ungu, bulat Pl/pl 18 Merah, panjang pL/pl 17 Merah, bulat pl/pl 122
Frekuensi Rekombinan = x 100% Tipe tetua + rekombinan 35 = x 100% 245 + 35 = 12.5%