DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Gradually varied flow Week #7.
Advertisements

Soal :Tekanan Hidrostatis
Mekanika Fluida II Week #3.
ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
Hidraulic Radius (Rh) = A A = Luas Penampang P P = Penampang basah
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Saluran dan Bangunan Irigasi
DAYA REMBESAN (PERMEABILITY) (1)
Pertemuan 11 Sistem Drainase Khusus
Kuliah Hidraulika Wahyu Widiyanto
HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN
[6.99] He sends down water from the sky, and with it We bring forth the plant of every thing. TL2201 Mekanika Fluida II.
Mekanika Fluida II Week #4.
Mekanika Fluida II Week #4.
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI
Hitungan Angkutan Sedimen
ALIRAN SERAGAM.
Gradually varied flow Week #8.
MEKANIKA FLUIDA DANI RAMDANI
Bangunan air Week #10.
3. Pengukuran dan Perhitungan Debit Sungai/Saluran Air
Macam-Macam Bangun Ruang
Pertemuan Hidrolika Saluran Terbuka
REKAYASA SUNGAI Nastain, ST., MT. PENGERTIAN SUNGAI adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah air dan material sedimen.
Pertemuan SALURAN TERBUKA
Ir. Mochamad Dady Ma‘mun M.Eng, Phd
Pertemuan 7 Perencanaan Saluran
Konstruksi Geometris.
Konsep Aliran Zat Cair Melalui (Dalam) Pipa
ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
Pertemuan 6a BANGUNAN SILANG DAN BANGUNAN TERJUN
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
Pertemuan 21 Pergerakan air tanah
ZUHERNA MIZWAR METFLU - UBH ZUHERNA MIZWAR
Perencanaan Hidraulis
Pengukuran Aliran Sungai
PENGUKURAN DEBIT sungai DAN saluran terbuka
[6.99] He sends down water from the sky, and with it We bring forth the plant of every thing. TL2201 Mekanika Fluida II.
Saluran Terbuka dan Sifat-sifatnya
Kuliah Hidraulika Wahyu Widiyanto
Zuherna Mizwar HIDROLIKA 1 UBH 2017 Zuherna Mizwar
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
ZUHERNA MIZWAR METFLU - UBH ZUHERNA MIZWAR
Pertemuan 6 Saluran dan Bangunan Drainase
1.4 SISTEM KOORDINAT EMPAT BIDANG
Kuliah Mekanika Fluida
BANGUNAN PEMBAWA – I: Bangunan Siku dan Tikungan Gorong-gorong
BANGUN RUANG “LIMAS”.
MELUKIS GARIS TEGAK LURUS
HIDROLIKA Konsep-konsep Dasar.
ZUHERNA MIZWAR METFLU - UBH ZUHERNA MIZWAR
HIDROLOGI ‘H I D R O M E T R I’
TUJUAN Merumuskan indikator dari SK-KD yang sesuai.
LUAS BANGUN RUANG Getrudis Jodor Gresia Dolhasair Hasrani
MELUKIS GARIS TEGAK LURUS
ASPEK HIDRAULIKA Kuliah ke-3 Drainase.
SIMBOL KONSTRUKSI, TANAH, BATU, BETON
HIDRAULIKA.
DAYA REMBESAN (PERMEABILITY) (1)
[6.99] He sends down water from the sky, and with it We bring forth the plant of every thing. TL2201 Mekanika Fluida II.
DRAINASE JALAN RAYA.
SALURAN PEMBERHENTIAN
HIDROLIKA SALURAN TERBUKA
DRAINASE JALAN RAYA.
DRAINASE PERMUKIMAN DAN JALAN RAYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN
SURVEI DAN INVESITIGASI PERENCANAAN BANGUNAN SABO
PERENCANAAN DIMENSI BANGUNAN SABO PERENCANAAN BANGUNAN SABO
Konstruksi Geometris. Untuk menggambar bentuk-bentuk geometri diperlukan ketrampilan dasar menggambar dengan menggunakan penggaris, jangka, segitiga,
Transcript presentasi:

DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA Definisi beberapa unsur geometrik dasar yang penting diberikan di bawah ini. Kedalaman aliran (h) adalah jarak vertikal titik terendah pada suatu penampang saluran sampai permukaan bebas. Lebar puncak (B) adalah lebar penampang saluran pada permukaanbebas. Luas basah (A) adalah luas penampang melintang aliran yang tegak lurus arah aliran. Keliling basah (P) adalah panjang garis perpotongan dari permukaan basah saluran dengan bidang penampang melintang yang tegak lurus arah aliran. Jari-jari hidraulik (R) adalah rasio luas basah dengan keliling basah Kedalaman hidraulik (D) adalah rasio luas basah dengan lebar puncak.

DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA Rumus Satuan Lebar dasar b (m) Lebar puncak Kedalaman air h Luas penampang basah (m2) Keliling basah penampang Jari-jari hidraulik penampang Kedalaman hidraulik b h B Penampang segiempat

DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA Rumus Satuan Lebar dasar b (m) Lebar puncak Kedalaman air h Luas penampang basah (m2) Keliling basah penampang Jari-jari hidraulik penampang Kedalaman hidraulik m B b h 1 Penampang trapesium

DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA h B m 1 Rumus Satuan Lebar dasar (m) Lebar puncak Kedalaman air h Luas penampang basah (m2) Keliling basah penampang Jari-jari hidraulik penampang Kedalaman hidraulik Penampang segitiga

DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA Rumus Satuan Lebar puncak (m) Kedalaman air h Luas penampang basah (m2) Keliling basah penampang Jari-jari hidraulik penampang Kedalaman hidraulik  B h d radian Penampang lingkaran Dimana dalam radian, yaitu

DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA Rumus Satuan Lebar puncak (m) Kedalaman air h Luas penampang basah (m2) Keliling basah penampang Jari-jari hidraulik penampang Kedalaman hidraulik h B Penampang parabola

DEBIT SALURAN TERBUKA Hukum Kontinuitas dituliskan sebagai berikut: = konstan Dimana: Q : debit aliran (m3/det) A : luas penampang basah saluran (m2) V : kecepatan aliran (m/det)

FREEBOARD (TINGGI JAGAAN) Table 9-1. Suggested Freeboard∗ Discharge (m3/s) < 0.75 0.75 to 1.5 1.5 to 85 > 85 Freeboard (m) 0.45 0.60 0.75 0.90 ∗ After Ranga Raju [1983]

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA DI LAPANGAN Metode pelampungan Dimana : = kecepatan rata-rata aliran (m/det) = jarak antara A dan B (m) t = waktu tempuh pelampung (det) A B S Pelampung

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA DI LAPANGAN Metode baling-baling Pengukuran dengan 1 titik pengukuran Pengukuran kecepatan aliran hanya dilakukan pada satu titik saja, yaitu dapat diukur pada 0,6 atau 0,5 atau 0,2 kedalaman aliran dari permukaan air. Dimana : = kecepatan rata-rata aliran (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,5 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det) = koefesien (diambil 0,96) = koefesien (diambil 0,88) Current meter

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA DI LAPANGAN Pengukuran dengan 2 titik pengukuran Pengukuran kecepatan dilakukan pada 2 titik pengukuran yaitu pada kedalaman 0,2 dan 0,8 kedalaman aliran dari permukaan air. Dimana : = kecepatan rata-rata aliran (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA DI LAPANGAN Pengukuran dengan 3 titik pengukuran Pengukuran kecepatan dilakukan pada 3 titik pengukuran yaitu pada kedalaman 0,2; 0,6 dan 0,8 kedalaman aliran dari permukaan air Dimana : = kecepatan rata-rata aliran (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA DI LAPANGAN Pengukuran dengan 5 titik pengukuran Pengukuran kecepatan dilakukan pada 5 titik pengukuran yaitu pada kedalaman 0 (permukaan); 0,2; 0,6; 0,8 dan 1,0 (dasar) kedalaman aliran dari permukaan air. Dimana : = kecepatan rata-rata aliran (m/det) = kecepatan terukur pada permukaan air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det) = kecepatan terukur pada dasar saluran (m/det)

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA DI LAPANGAN Metode Pewarnaan/Penggaraman Dimana : = kecepatan rata-rata aliran (m/det) = jarak antara A dan B (m) t = waktu yang dibutuhkan dari saat larutan dituangkan sampai terdeteksi oleh detector. A B Zat warna/ garam di masukan Detektor S

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA METODE EMPIRIS Metode Manning Dimana: R = jari-jari hidraulis saluran (m) S = kemiringan memanjang saluran n = angka kekasaran manning, tergantung bahan lapisan permukaan saluran (Tabel 3.1)

ANGKA KEKASARAN MANNING Tabel. Beberapa nilai angka kekasaran manning No Lapisan saluran n 1 2 3 4 5 6 Lapisan dari beton Pasangan batu bata Lapisan plesteran Pasangan batu kali Lapisan batu kosong Lapisan tanah 0,011-0,014 0,012-0,017 0,011-0,015 0,015-0,024 0,023-0,036 0,022-0,025

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA METODE EMPIRIS Metode Chesy Dimana: R = jari-jari hidraulis saluran (m) S = kemiringan memanjang saluran C = koefesien Chesy n = angka kekasaran manning

MENENTUKAN NILAI C SECARA EMPIRIS Rumus Kutter : Rumus Bazin : Dimana: n = angka kekasaran manning S = kemiringan memanjang saluran  = berat jenis bahan lapisan saluran.

PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN SALURAN TERBUKA METODE EMPIRIS Metode Strikler Dimana: R = jari-jari hidraulis saluran K = koefesien Strikler, tergantung dari debit dan perawatan saluran S = kemiringan memanjang saluran Tabel. Beberapa nilai koefesien Strikler Debit (m3/det) K > 10 5-10 <5 50,0 47,5 45,0