Oleh Anugraheni May Arvita A 10604224143 Persepsi Guru Penjasorkes Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Anak Tunadaksa Di Sekolah Dasar Oleh Anugraheni May Arvita A 10604224143
Latar Belakang Dalam proses pembelajaran terutama pendidikan jasmani guru yang menjadi pendidik di sekolah dasar yang salah satu siswanya ada yang berkebutuhan khusus sebaiknya tidak membedakannya ataupun tidak mengikut sertakan dalam proses pembelajran akan tetapi sebaiknya guru mengikut sertakannya walaupun santdar kopetensinya dibedakan. Dalam kenyataannya siswa tidak diikut sertakan dalam proses pembelajaran dikarenakan guru dihantui rasa khawatir,takut dan tidak mau direpotkan, padahal proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat dijadikan suatu terapi bagi anak tersebut atau kerana guru tidak tahu tentang penjas adaptif.
Identifikasi Masalah Diskriminasi ABK dalam proses pembelajaran penjas di sekolah dasar Pengetahuan guru penjas daalm menangani siswa ABK di sekolah dasar masih sangat minim. Pembatasan Masalah maka untuk dapat memperoleh penelitian yang terfokus dan mendalami masalah yang ada, penelitian ini dibatasi pada “Persepsi Guru Penjasorkes Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Siswa Tuna daksa di Sekolah Dasar.”
Rumusan masalah Tujuan Penelitian Bagaimanakah Persepsi Guru Penjasorkes Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Siswa Tunadaksa di Sekolah Dasar? Tujuan Penelitian untuk mengetahui Persepsi Guru Penjasorkes Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Siswa Tunadaksa di Sekolah Dasar. Manfaat Penelitian Secara Teoritis Secara praktis
BAB II KAJIAN PUSTAKA persepsi Pengertian Persepsi Proses Terjadinya Persepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Guru pengertian syarat menjadi guru Tuna daksa Pengertian Tuna daksa Klasifikasi Anak Tunadaksa Karakteristik Tunadaksa Proses Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Anak TunadaksaProses Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Anak Tunadaksa
Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Giyatmi (2000) dengan judul “studi kasus keberhasilan RA penyandang tuna grahita mampudidik Di SLB-c Pembina dalam pendidikan jasmani dan faktor yang mempengaruhi prestasinpada cabang olahraga tenis meja”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan RA dalam pendidikan jasmani dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi pada cabang olahraga tenis meja. Subyek penelitian ini adalah RA yang berprestasi dalam cabang olahraga tenis meja yaitu menjadi juara satu dalam acara Special Olympic World Sumner Ganes (SOWSG) di amerika serikat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberhasilan RA dalam pendidikan jasmani melalui pembelajaran individual dan faktor yang mempengaruhi adalah faktor internal dan eksternal.
Kerangka Berpikir Kecacatan pada umumnya masih dianggap faktor penyebab seorang anak tidak membutuhkan kegiatan olahraga atau tidak perlu mengikuti kegiatan belajar mengajar khususnya pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga. Seharusnya setiap manusia memiliki kewajiban yang sama tanpa terkecuali anak yang mempunyai kecacatn fisik.
BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode surve dengan pengambilan data dalam bentuk wawancara. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dibeberapa SD di Kabupaten Kebumen. Waktu penelitian ini adalah lima belas hari dimulai pada tanggal 18 november 2013 sampai dengan 03 desember 2013.
Desain Operasional Variabel Penelitian variable dalam penelitian ini adalah persepsi guru penjasoerkes terhadap anak tunadaksa di sekolah dasar. Sumber Data Penelitian Sumber data dipilih secara snowball sampling, snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Artinya jumlah responden dalam penelitian ini tidak ditetapkan, namun akan menyesuaikan kondisi data dilapangan.
Insrumen dan Tekhnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah teknik wawancara. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (Sugiyono, 2009: 89-90) menyatakan “Analisa telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”.