Oleh: 1. Bernadeta Bertiyanti 2. Ardina Yulintasari 3. Terry Ayuk Desiana 4. Agatha Risky Ratri 5. Marcellino Fiki Susanto 6. Wahyu Bintoro Sumardani.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penalaran, Asumsi, Konteks dan Peta Berpikir
Advertisements

METODOLOGI PENELITIAN
Panji Bahari Noor Romadhon
BerFikir Kritis (Critical Thinking)
CRITICAL THINKING (BERFIKIR KRITIS)
Konstruktivisme dalam Pembelajaran Oleh: Tim Penelitihan dan Pengembangan Pendidikan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur.
METODE BERPIKIR KRITIS
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial
Metodologi Penelitian
Ade Panji Rukmana Nursiddik TriAndika M. Hatif Hibatullah Randy Dwira Danang Pambudi M. Ikhwan
Hakekat Ilmu Pengetahuan
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
 Seseorang dengan ketrampilan yang baik cenderung mampu memperlihatkan sedikit kesalahan dibandingkan yang kurang terampil dalam tugas yang sama  Ketrampilan.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Pembelajaran yang Menyenangkan
Metodologi Penelitian
BAB 1. RISET ILMIAH Dr. Lana Sularto.
Konsep Etika Ilmu dan Metode Ilmiah
Bahasa Indonesia.
Abdulkadir Rahardjanto
Penelitian Ilmiah (Scientific Research)
CRITICAL THINKING Dedy Djamaludin Malik.
KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN
MATA KULIAH SEMINAR TUJUAN MATA KULIAH SEMINAR , 2 SKS DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBEKALI MAHASISWA AGAR TERBIASA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENYELESAIKAN MASALAH.
PENGUATAN SOFT SKILLS TINGKAT TINGGI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PPM) SEBAGAI UPAYA PENEGUHAN KARAKTER PEKERJA BIDANG BOGA Siti Hamidah.
Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA di SD
Higher Order Thinking ( HOT )
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
Etika Dan Regulasi Maria Christina.
Esensi Pekerjaan Manajer
Hubungan Ilmu, Penelitian
Model discovery learning
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
CREATIVE AND CRITICAL THINKING
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Eksperimen Sains dan Peranannya
Oleh: Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
BAB 1. RISET ILMIAH.
FILOSOFI METODA PENELITIAN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL
1. Sudah tentu anda pernah SMP dan SMA !
PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM.
Konsep Berfikir Kritis Dalam Keperawatan
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
ASPEK PENILAIAN DALAM MATEMATIKA
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Tugas Konsep Membaca Kritis dan Kreatif
Pertemuan III Filsafat Ilmu Dan Logika
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
CRITICAL THINKING (BERFIKIR KRITIS)
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds. Prodi Desain Interior - FDIK
KETRAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Berpikir Kritis, Trend, dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan.
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS Dosen : Agus prayitno Bobot : 3 sks
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
HOTS (Higher Order Thinking Skills)
Reseach methode Julio Skom.,MMSi.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PPK, LITERASI, 4C, DAN HOTS REVISI KURIKULUM 2013 TAHUN PEMBELAJARAN
Transcript presentasi:

Oleh: 1. Bernadeta Bertiyanti 2. Ardina Yulintasari 3. Terry Ayuk Desiana 4. Agatha Risky Ratri 5. Marcellino Fiki Susanto 6. Wahyu Bintoro Sumardani

Menurut Plato, Common Sense adalah pendapat umum yaitu suatu pengetahuan yang merupakan hasil persepsi kebanyakan orang.

Aristoteles berpendapat bahwa common sense adalah suatu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang berupa kemampuan utama untuk memutuskan suatu pengetahuan tentang realitas konkret yang sifatnya dapat diinderai oleh banyak orang.

Bertrand Russel mengartikan common sense sebagai kemampuan menyimpulkan secara langsung yang sifatnya instingtif terhadap objek pengetahuan dalam kehidupan keseharian

Common sense merupakan generalisasi satu atau dua fakta yang kemudian diambil kesimpulan tanpa melalui pemikiran yang kritis dan tanpa banyak pertanyaan.

a. Pandangan yang diyakini sehingga menjadi kebiasaan yang berulang-ulang b. Ambigu dan tidak jelas c. Keyakinan yang tidak teruji d. Tanpa disertai penjelasan pasti dan terperinci

Dalam kehidupan manusia common sense tidak ada jaminan kebenaran yang pasti.

“Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah” (Chance, dalam Murti, 2012).

 Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis  Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, and mencari sumber- sumber informasi yang relevan untuk dirinya.

 Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain  Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat digunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif  Pemikir kritis mampu melakukan introspeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya

 Interpretasi – kategorisasi, mengklarifikasi makna  Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argument  Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argument  Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternative (misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan  Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argument  Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri

Pemikir kritis  Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan  Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan Bukan pemikir kritis  Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya  Tidak melihat, menangkap

Bacon membagi idols menjadi 5 macam : 1. Idols of the tribe 2. Idols of the cave 3. Idols of the market place 4. Idols of the theatre 5. Idols of authority

 Berpikir kritis memungkinkan seseorang memanfaatkan potensi nya dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.  Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun, jadi merupakan asset berharga bagi karir seorang  Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.

 Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk memahami  Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bila perlu.

 Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri.  Berpikir kritis merupakan meta-thinking skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai dan keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks membuat hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

DEMIKIAN PRESENTASI KAMI…..