SOLITUDE SILENCE & STILLNESS Alone With GOD
BUSYNESS Modern world is a busy world Many people do not pray, read the Bible, join the small group, involve in the ministry because they are too busy “Busyness is the enemy of spirituality”-Eugene Peterson Indeed, part of the problem is our belief: Busyness reinforce our conviction that we are important Busyness in our culture proves value, success, and prosperity
EMPTYNESS Adanya kekosongan dalam batiniah atau jiwa kita yang tidak bisa dipuaskan oleh materi atau psikologi (Mat. 4:4, Yoh. 4: 13-14) Adanya kebutuhan akan kedamaian, sukacita dan makna hidup yang hanya bisa diisi oleh sang Pencipta manusia, melalui karya sang Juruselamat dunia (Mz. 42: 2; Mat. 1: 21; Luk. 2: 11, 14; Ro. 5: 1-11). Blaise Pascal berkata: “Hati manusia biar kecil, namun jika seisi dunia diisi kedalamnya tetap tidak akan memuaskannya, hanya sang Pencipta yang bisa memuaskannya.”
APA ITU SOLITUDE? Solitude itu aloneness (kesendirian) tapi bukan loneliness (kesepian)! “ Solitude was not simply a matter of being alone, but of being with God!” “Solitude is not only a place of aloneness, but it is a place of companionship and fellowship with the Father! It is not only a place of stillness, but conversation.” Jadi, jika loneliness itu alone without God, maka solitude itu alone with God! Jika loneliness itu inner emptiness, maka solitude itu inner fulfillment!
YESUS & SOLITUDE Sebelum Ia memulai pelayananNya, Ia tinggal sendirian di padang gurun selama 40 hari dan malam (Mat 4: 1-11) Sebelum Ia memilih murid-murid yang akan dibina untuk meneruskan pelayananNya, Ia berdoa sendirian semalaman (Luk 6: 12) Waktu Ia merasa sedih, setelah mendengar kematian Yohanes Pembaptis, Ia mengundurkan diri ke tempat sunyi (Mat 14: 13) Setelah pelayanan yang melelahkan, Ia ke bukit sendirian untuk istirahat dan berdoa (Mat 14: 23). Setelah Ia melayani sampai larut malam, keesokan harinya Ia bangun pagi-pagi dan pergi ketempat sunyi untuk berdoa (Mar 1:35) Peristiwa transfigurasi di atas gunung (Mat 17: 1) Waktu Ia alami pergumulan rohani di taman Getsemani (Mat 26: 36-46)
UNTUK APA SOLITUDE? Waktu khusus untuk bergaul dan bersekutu dengan Bapa di Sorga! Untuk memulihkan dan memelihara persekutuan kita dengan sang Pencipta dan Penebus kita Belajar melihat apa yang kita hadapi dengan perspektif Tuhan: siapa Dia, kita dan dunia Ingin mencari kehendak Allah, bimbingan-Nya, atau peneguhan dari-Nya Bisa mengalami penghiburan dan pemulihan kegirangan/sukacita serta damai dari-Nya Alami pemulihan kekuatan, kepekaan dan ketajaman kita (Lihat: Yes. 30: 15, Mar 6:31) “The fruit of solitude is growing intimacy with God”
BAGAIMANA BER- SOLITUDE? Finding a space for God (solitary & quiet) Proses Silence: absence from speech, outwardly and inwardly --> more sensitive Proses Stillness: absence from movement, outwardly and inwardly --> inner peace Atasi distraksi: catat, doa, trust and surrender Pondering , Refleksi, evaluation and planning Lectio Divina: Read the Bible with your heart for your soul --> minta bimbingan Roh Kudus Spiritual Reading: Devotional or spiritual book Journaling: spiritual writing in your notebook Pray: worship, adoration, give thanks, confession, petition, and intercession
SOLITUDE & FELLOWSHIP “Let him who cannot be alone beware of community…” “Let him who is not in community beware of being alone…” “Each by itself has profound pitfalls and perils” “One who wants fellowship without solitude plunges into the void (empty) of words and feelings” “One who seeks solitude without fellowship perishes in the abyss of vanity, self infatuation and despair” “We need the day together and the day alone”
SILENCE “In contemporary society our Adversary majors in three things: noise, hurry, and crowds. If he can keep us engaged in ‘muchness’ and ‘manyness,’ he will rest satisfied” – Richard Foster “Silence is a crucial component to solitude” “Without silence there is no solitude” –R. Foster Silence (keheningan) menolong kita untuk mendengarkan suara Tuhan dan menerima bimbinganNya
SILENCE Allah tidak berbicara pada Elia lewat angin ribut atau gempa bumi atau api, tapi Ia berbicara dengan lembut dalam keheningan (1Raj. 19:11-13) Ini masalah “attentiveness” Keheningan juga masalah penguasaan diri “Control rather than noise is the key to silence” Keheningan bukan karena hukuman, tidak berbuat apa-apa, tidak produktif Semakin kurang kita bicara, semakin kita mendengar dan ‘melihat’ lebih jelas & banyak
STILLNESS Busybodies and restlessness adalah ciri ketidak-tenangan Ketidak-tenangan tampak luar sering menunjukkan ketidak-tenangan batiniah Rasa tidak tenang yang berkelanjutan sering disebabkan karena kita berada di arah yang salah Hati yang tidak tenang bermuara pada hubungan yang tidak benar dengan Allah Carilah ketenangan yang datang dari kedamaian bersama Tuhan (Mat 11: 28)