Dakwah Rasulullah di Madinah Aghnia Lutfi I. (01) Amalia Khusnun A. (02)
Pengertian Dakwah Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam.
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Sebelum Islam datang, Kota Madinah disebut dengan nama Yatsrib. Penduduk asli : suku Aus dan suku Khazraj, dan ada sebagian orang Yahudi juga yang menetap di sana.
Faktor-faktor yang mendorong Nabi Hijrah ke Madinah Ada tanda-tanda perkembangan Islam yang baik di Yatsrib, karena Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Yatsrib menemui Nabi Muhammad saw. di Bukit Aqabah dan berikrar untuk masuk Islam. Kejadian tersebut dinamakan perjanjian Aqabah I. Tahun 622 N, datang lagi 73 orang Yastrib (suku Aus dan Khazraj) ke Mekah. Saat itu mereka datang dengan tujuan melaksanakan ibadah haji, namun sesungguhnya mereka ingin bertemu dengan Rasulullah dan mengajak Rasulullah untuk pindah ke Yatsrib dan berjanji akan membela, mempertahankan, dan melindungi Rasulullah saw. beserta pengikutnya. Disebut perjanjian Aqabah II Akhirnya Rasulullah saw. menyuruh para sahabat untuk pindah ke Yatsrib.
Perjanjian Aqabah I : 1) Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad saw. 2) Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa 3) Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang di anutnya 4) Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah 5) Mereka menyatakan tidak akan membunuh 6) Mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan Perjanjian Aqabah II : 1) Penduduk Yastrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad saw. 2) Penduduk Yastrib ikut berjuang dalam membela islam dengan harta dan jiwa. 3) Penduduk Yastrib ikut berusaha memajukan agama islam dan menyiarkan kepada sanak keluarga mereka. 4) Penduduk Yastrib siap menerima segala resiko dan tantangan.
Rasulullah mendengar kabar tentang rencanya pembunuhan atas dirinya oleh kaun Quraisy. Rencana pembunuhan tersebut dikarenakan kaum Quraisy khawatir jika Nabi Muhammad SAW menguasai Madinah. Rencana pembunuhan dilakukan oleh semua suku, di mana setiap suku diwakili oleh seorang pemudanya yang terkuat.
Setelah Rasulullah Sampai di Madinah Setelah Nabi SAW tiba di Madinah dan diterima penduduk Madinah, Nabi SAW menjadi pemimpin penduduk kota itu. Ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan yang kokoh bagi pembentukan suatu masyarakat baru.
Dasar-Dasar : Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di dalam Islam). Nabi SAW mempersaudarakan individu-individu dari golongan Muhajirin dengan individu-individu dari golongan Anshar. Tempat pertemuan, sebagai sarana terpenting untuk mewujudkan persaudaraan tersebut. Sarana yang dimaksud adalah masjid, tempat untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT secara berjamaah, yang juga dapat digunakan sebagai pusat kegiatan untuk berbagai hal, seperti belajar-mengajar, mengadili perkara-perkara yang muncul dalam masyarakat, musyawarah, dan transaksi dagang. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.
Strategi dan Substansi Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah Pekerjaan besar yang dilakukan Rasulullah SAW dalam periode Madinah adalah pembinaan terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Dalam membina masyarakat Islam di Madinah strategi dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW antara lain :
Mendirikan Masjid. Beliau dahulukan mendirikan masjid sebelum bangunan-bangunan lainnya selain kediaman beliau sendiri, karena masjid mempunyai potensi yang sangat vital dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan mereka lahir dan batin untuk membina masyarakat Islam atau daulah Islamiyah berlandaskan semangat tauhid. Masjid tersebut dibangun oleh Rasulullah SAW bersama kaum muslimin. Masjid ini kemudian dikenal dengan nama Masjid Nabawi.
Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor. Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak saudara dan kampung halaman mereka, di pererat oleh beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Ansor yang telah menolong mereka dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan yang bersifat materi, melainkan hanya karena mencari keridhaan Allah SWT semata. Sebagai contoh Abu Bakar dipersaudarakn dengan Harits bin Zaid, Ja’far bin Abi Thalib dengan Muadz bin Jabal, Umar bin Khattab dengan Itbah bin Malik, begitu seterusnya tiap-tiap kaum Ansor dipersaudaran dengan kaum Muhajirin.
Perjanjian Perdamaian dengan kaum Yahudi Disebut îsâq Madînah atau Piagam Madinah. Fungsinya adalah guna menciptakan suasana tentram di kota baru bagi Islam (Madinah) Diantara isi perjanjian yang dibuat oleh Nabi SAW dengan kaum Yahudi antara lain : a) Bahwa kaum Yahudi bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. b) Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk melawan siapa saja yamg memerangi mereka.
c) Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati, tolong menolong, melaksanakan kebajikan dan keutamaan. d) Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. e) Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya, kecuali orang-orang yang zalim dan bersalah, sebab Allah SWT menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.
Meletakkkan dasar-dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk masyarakat Islam. Dalam periode perkembangan agama Islam di Madinah inilah telah turun wahyu Allah SWT yang mengandung perintah berzakat, berpuasa, dan hukum-hukum yang bertalian dengan pelanggaran atau larangan, jinayat (pidana) dan lain-lain. Dengan ditetapkannya dasar-dasar politik, ekonomi, sosial dan lainnya, maka semakin teguhlah bentuk-bentuk masyarakat Islam, sehingga semakin hari pengaruh agama Islam di kota Madinah semakin bertambah besar.
Negara Madinah Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah menjadi resah. Untuk memperkokoh dan mempertahankan keberadaan negara yang baru didirikan itu, Nabi SAW mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota, baik langsung di bawah pimpinannya maupun tidak. Hamzah bin Abdul Muttalib membawa 30 orang berpatroli ke pesisir L. Merah. Ubaidah bin Haris membawa 60 orang menuju Wadi Rabiah. Sa'ad bin Abi Waqqas ke Hedzjaz dengan 8 orang Muhajirin. Nabi SAW sendiri membawa pasukan ke Abwa , kemudian ke Buwat dengan membawa 200 orang Muhajirin dan Anshar, dan ke Usyairiah. Ekspedesi-ekspedisi tersebut sengaja digerakkan Nabi SAW sebagai aksi-aksi siaga dan melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk.
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah saw antara lain: Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dapat memberikan rasa aman dan tentram. Persatuan dan saling menghormati antar agama. (QS Ali man/3:76) Menumbuh-kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin. Memahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah swt memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah swt dan antara manusia dengan manusia. (QS. Al-Baqarah/2:190) Kita mendapatkan warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat. Menjadikan Rasulullah saw. sebagai inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam. Terciptanya hubungan yang kondusif
Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Penghayatan Terhadap dakwah Rasulullah saw. Mencintai Rasulullah saw. dengan konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al-Qur’an dan sunah sebagai bukti merawat dan melestarikan ketakwaan. Gemar membaca buku termasuk buku sejarah, khususnya sejarah Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya. Memelihara silaturahim dan rukun sesama manusia, khususnya sesama manusia yang melaksanakan Rukun Islam Senantiasa berjihad di jalan Allah SWT. dengan mengikuti petunjuk Al-Qur’an, bersikap sabar dan tidak merusak.